Anda di halaman 1dari 22

REFARAT

Nurul Annisa Firman (N 111 16 036)

PEMBIMBING:
dr. Dewi Suryani Angjaya , Sp.KJ
Gangguan obsesif kompulsif merupakan suatu
kondisi yang ditandai dengan adanya
pengulangan pikiran obsesif atau kompulsif,
dimana membutuhkan banyak waktu (lebih dari
satu jam per hari) dan dapat menyebabkan
penderitaan. Gangguan ini prevalensinya
diperkirakan 2-3% dari populasi.
Gangguan obsesif komopulsif menduduki peringkat
keempat dari gangguan jiwa setelah fobia, gangguan
penyalahgunaan zat dan gangguan depresi berat.
Kebanyakan pasien dengan gangguan obsesif
kompulsif datang ke beberapa dokter sebelum
mereka ke psikiater dan umumnya 9 tahun mendapat
terapi, baru kemudian mendapat diagnosis yang
benar. Hal ini menunjukkan bahwa dokter selain
psikiater penting untuk mendapat diagnosis yang
benar.
* Obsesi adalah pikiran, perasaan, gagasan, atau sensasi yang
berulang dan mengganggu. Sedangkan kompulsi adalah
perilaku yang disadari, standar, dan berulang seperti
menghitung, memeriksa, atau menghindar.
* Gangguan obsesif kompulsif (obsessive-compulsive
disorder; OCD) adalah gangguan dengan gejala obsesi atau
kompulsi berulang yang cukup berat hingga menimbulkan
penderitaan yang jelas pada orang yang mengalaminya.
Pasien dengan OCD dapat memiliki obsesi atau kompulsi
atau keduanya.
Epidemiologi
Prevalensi dari gangguan obsesif kompulsif pada populasi
umum adalah 2-3%. Pada sepertiga pasien obsesif kompulsif,
onset gangguan ini adalah sekitar usia 20 tahun, pada pria
sekitar 19 tahun, dan pada wanita sekitar 22 tahun.
Perbandingan yang sama dijumpai pada laki-laki dan
perempuan dewasa, akan tetapi remaja laki-laki lebih mudah
terkena daripada remaja perempuan.
Etiologi
* Faktor biologis
Banyak penelitian yang mendukung adanya hipotesis bahwa
disregulasi serotonin berpengaruh pada pembentukan gejala
gangguan obsesif kompulsif, tetapi serotonin sebagai penyebab
gangguan obsesif kompulsif masih belum jelas. Genetik juga
diduga berpengaruh untuk terjadinya gangguan obsesif kompulsif
dimana ditemukan perbedaan yang bermakna antara kembar
monozigot dan dizigot.
* Faktor perilaku
Menurut teori, obsesi adalah stimulus yang terkondisi. Sebuah
stimulus yang relatif netral diasosiasikan dengan rasa takut atau
cemas melalui prroses pengkondisian responden yaitu dengan
dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa yang menimbulkan rasa
cemas atau tidak nyaman.
Kompulsi terjadi dengan cara yang berbeda. Ketika
seseorang menyadari bahwa perbuatan tertentu dapat
mengurangi kecemasan akibat obsesif, orang tersebut
mengembangkan suatu strategi penghindaran aktif dalam
bentuk kompulsi atau ritual untuk mengendalikan
kecemasan tersebut. Secara perlahan, karena efikasinya
dalam mengurangi kecemasan, strategi penghindaran ini
menjadi suatu pola tetap dalam kompulsi.
*Faktor Psikososial
Riset mengesankan bahwa OCD dapat dicetuskan oleh
sejumlah stresor lingkungan, khususnya yang melibatkan
kehamilan, kelahiran anak, atau perawatan anak oleh
orang tua. Pengertian akan stresor tersebut dapat
membantu klinisi dalam rencana terapi keseluruhan yang
mengurangi peristiwa yang membuat stres itu sendiri
atau maknanya bagi pasien.
Gambaran Klinis
Pada umumnya obsesi dan kompulsi mempunyai gambaran
tertentu seperti :
* Suatu gagasan atau impuls yang memaksakan dirinya secara
bertubi-tubi dan terus-menerus ke dalam kesadaran seseorang.
* Suatu perasaan ketakutan yang mencemaskan yang menyertai
manifestasi sentral dan seringkali menyebabkan orang
melakukan tindakan kebalikan melawan gagasan atau impuls
awal.
* Obsesi dan kompulsi adalah asing bagi ego (ego-alien), yaitu
dialami sebagai suatu yang asing bagi pengalaman seseorang
tentang dirinya sendiri sebagai makhluk psikologis.
* Tidak peduli bagaimana jelas dan memaksanya obsesi atau
kompulsi tersebut, orang biasanya menyadarinya sebagai
abstrak dan tidak masuk akal.
* Orang yang menderita akibat obsesi dan kompulsi biasanya
merasakan suatu dorongan yang kuat untuk menahannya.
Gejala klinis pasien gangguan obsesif
kompulsif mungkin berubah sewaktu-waktu
tetapi gangguan ini mempunyai empat pola
gejala yang paling sering ditemui, yaitu :
*Kontaminasi
*Keraguan Patologis
*Pemikiran yang Mengganggu
*Simetri
*Pola Gejala Lain
Diagnosis
Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR Gangguan Obsesif Kompulsif :
* Salah satu obsesi atau kompulsif.
Obsesi didefinisikan sebagai berikut :
* Pikiran, impuls atau bayangan yang pernah dialami yang
berulang dan menetap yang intrusive dan tidak serasi, yang
menyebabkan ansietas dan distress, yang selama periode
gangguan.
* Pikiran, impuls atau bayangan bukan ketakutan terhadap
problem kehidupan yang nyata.
* Indvidu berusaha untuk mengabaikan dan menekan pikiran,
impuls atau bayangan atau menetralisir dengan pikiran lain
dan tindakan.
* Individu menyadari bahwa pikiran, impuls, bayangan yang
berulang berasal dari pikirannya sendiri (tidak disebabkan
factor luar atau pikiran yang disisipkan)
Kompulsi didefinisikan :
*Perilaku yang berulang (misalnya: cuci tangan,
mengecek) atau aktifitas mental (berdoa,
menghitung, mengulang kata tanpa suara) yang
individu merasa terdorong melakukan dalam
respon dari obsesinya, atau sesuai aturan yang
dilakukan secara kaku.
*Perilaku atau aktifitas mental ditujukan untuk
mencegah atau menurunkan distress atau
mencegah kejadian atau situasi; walaupun
perilaku atau aktifitas mental tidak berhubungan
dengan cara realistik untuk mencegah atau
menetralisir.
*Pada waktu tertentu selama perjalanan penyakit, individu
menyadai bahwa obsesi dan kompulsi berlebihan dan tidak
beralasan.
*Obsesi dan kompulsi menyebakan distress, menghabiskan
waktu (membutuhkan waktu lebih dari satu jam perhari)
atau menganggu kebiasaan, fungsi pekerjaan atau
akademik atau aktifitas sosial.
*Bila ada gangguan lain pada aksis I, isi dari obsesi dan
kompulsi tidak terkait dengan gangguan tersebut.
*Gangguan tidak disebabkan efek langsung dari penggunaan
zat (misalnya penyalahgunaan zat,obat) atau kondisi medis
umum.
Dengan tilikan buruk: jika untuk sepanjang episode individu
tidak menyadari bahwa obsesi dan kompulsinya berat dan
tidak beralasan.
Diagnosis Banding
* Keadaan Medis
Persyaratan diagnostik DSM-IV-TR pada distress pribadi dan
gangguan fungsional membedakan OCD dengan pikiran dan
kebiasaan yang sedikit berlebihan atau biasa. Gangguan
neurologis utama untuk dipertimbangkan dalam diagnosis
banding adalah gangguan Tourette, gangguan tic lainnya,
epilepsi lobus temporalis, dan trauma serta komplikasi pasca
ensefalitis.
* Gangguan Tourette
Gejala khas gangguan Tourette adalah tik motorik dan vokal yang
sering terjadi bahkan setiap hari. Gangguan Tourette dan OCD
memiliki hubungan dan gejala serupa. Sekitar 90% orang dengan
gangguan Tourette memiliki gejala kompulsif dan sebanyak 2
pertiga memenuhi kriteria diagnosis OCD.
* Pertimbangan psikiatri utama di dalam diagnosis banding OCD
adalah skizofrenia, gangguan kepribadian obsesif kompultif,
fobia dan gangguan depresif. OCD biasanya dapat dibedakan
dengan skizofrenia yaitu tidak adanya gejala skizrofrenik lain.
Sifat gejala yang kurang bizar, dan tilikan pasien terhadap
gangguannya. Gangguan kepribadian obsesif kompulsif tidak
memiliki derajat hendaya fungsional terkait dengan OCD. Fobia
dibedakan yaitu tidak ada hubungan antara pikiran obsesif dan
kompulsi. Gangguan depresi berat kadang-kadang dapat disertai
gejala obsesif tetapi pasien yang hanya dengan OCD gagal
memenuhi kriteria diagnosa depresif berat.
* Keadaan psikiatri lain yang terkait dengan OCD adalah
hipokondriasis, gangguan dismorfik tubuh, dan mungkin
gangguan impuls lain seperti kleptomania dan judi patologis.
Pada semua gangguan ini pasien memiliki pikiran berulang atau
perilaku berulang.
Terapi
*Farmakoterapi
Pendekatan standarnya adalah memulai dengan
SSRI atau clomipramine (Anafranil) dan kemudian
berpindah ke strategi farmakologik lain
*SSRI
Obat medis yang digunakan dalam pengobatan OCD
seperti; Selective serotonin reuptake inhibitors
(SSRI), jenis obat SSRI ini adalah Fluoxetine
(Prozac), sertraline (Zoloft), escitalopram
(Lexapro), paroxetine (Paxil), dan citalopram
(Celexa). Penelitian tentang Fluoxetine dalam
gangguan obsesif-kompulsif menggunakan dosis
sampai 80 mg setiap hari untuk mencapai manfaat
terapeutik.
*Clomipramine
Dari semua obat trisiklik dan tetrasiklik, clomipramine
adalah obat yang paling selektif untuk reuptake serotonin
versus reuptake noreprineprin, dan dalam hal ini hanya
dilebihi oleh SSRI. Karena Clopramine adalah suatu obat
trisiklik, obat ini disertai dengan efek samping berupa
sedasi, hipotensi, disfungsi seksual dan efek samping
antikolinergik, seperti mulut kering.
*Obat lain
Jika pengobatan dengan Clomipramine atau SSRI tidak
berhasil, banyak ahli terapi menambahkan lithium
(Eskalith). Obat lain yang dapat digunakan dalam
pengobatan gangguan obsesif kompulsif adalah inhibitor
monoamin oksidase (MAOI = monoamine oxidase
inhibitor), khususnya Phenelzine (Nardil).
*Terapi perilaku
Terapi perilaku sama efektifnya dengan farmako
terapi pada OCD, dan sejumlah data
menunjukkan bahwa efek menguntungkan
bertahan lama dengan adanya terapi perilaku .
terapi perilaku dapt dilakukan di lingkungan
rawat inap dan rawat jalan. Pendekatan perilaku
yang penting di dalam OCD adalah pajanan dan
pencegahan respon, Desensitisasi, penghentian
pikiran , pembanjiran, terapi implosi, dan
pembiasaan tegas juga telah digunakan pada
pasien gangguan obsesif kompulsif. Di dalam
terapi perilaku,pasien harus benar-benar
berkomitmen terhadap perbaikan.
*Psikoterapi
Psikoterapi suportif jelas memiliki bagiannya,
khususnya untuk pasien gangguan obsesif-kompulsif,
walaupun gejalanya memiliki berbagai derajat
keparahan, adalah mampu untuk bekerja dan membuat
penyesuaian sosial.
*Terapi lain
Terapi keluarga seringkali berguna dalam mendukung
keluarga, membantu menurunkan percekcokan
perkawinan yang disebabkan gangguan, dan
membangun ikatan terapi dengan anggota keluarga
untuk kebaikan pasien. Terapi kelompok berguna
sebagai sistem pendukung bagi beberapa pasien.
Prognosis
Suatu prognosis buruk dinyatakan oleh mengalah
(bukannya menahan) pada kompulsi, onset pada
masa anak-anak, kompulsi yang aneh (bizzare),
perlu perawatan di rumah sakit, gangguan depresif
berat yang menyertai, kepercayaan waham,
adanya gagasan yang terlalu dipegang
(overvalued)-yaitu penerimaan obsesi dan
kompulsi, dan adanya gangguan kepribadian
(terutama gangguan kepribadian skizotipal).
Prognosis yang baik ditandai oleh penyesuaian
sosial dan pekerjaan yang baik.
Kesimpulan
*Gangguan obsesif kompulsif merupakan suatu kondisi
yang ditandai dengan adanya pengulangan pikiran obsesif
atau kompulsif, dimana membutuhkan banyak waktu
(lebih dari satu jam perhari) dan dapat menyebabkan
penderitaan (distress). Untuk menegakkan diagnosis
pasti, gejala gejala obsesif atau tindakan kompulsif,
atau kedua duanya, harus ada hampir setiap hari selama
sedikitnya 2 minggu berturut turut.
* Beberapa faktor berperan dalam terbentuknya gangguan
obsesif-kompulsif diantaranya adalah faktor biologi
seperti neurotransmiter, pencitraan otak, genetika,
faktor perilaku dan faktor psikososial, yaitu faktor
kepribadian dan faktor psikodinamika.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai