Anda di halaman 1dari 28

Pemicu 1

Josep Pandapotan Manik


Menjelaskan prinsip hemopoises
Hemopoesis atau hematopoiesis ialah proses
pembentukan darah. Tempat hemopoesis pada
manusia berpindah-pindah sesuai dengan umur
meurut teori polifelitik :
a) Janin : umur 0-2 bulan (yolksack)
: umur 2-7 bulan (hati, limpa)
: umur 5-9 bulan (sumsum tulang)
b) Bayi : Sumsum tulang
c) Dewasa : vertebra, tulang iga, sternum,
tulang tengkorak, sacrum dan pelvis,
ujung proksimal femur.8
Teori lain:
- Unitaris (monofiletik) : semua sel berasal dari
satu induk (hemositoblast)
- difiletik : - Limfoblast : monosit dan limfosit
- mieloblast : eritrosit, laukosit,
granular dan trombosit.
Darah terdiri dari
Bagian padat : eritrosit, trombosit, dan
leukosit.
Bagian cair : plasma dan serum.

BAGIAN PADAT TERDIRI ATAS 3 KOMPONEN:


- sel induk pluripoten
-sel bakal terkait tugas
-sel matur/sel dewasa
1. Sel induk hemopoetik (hematopoietic stem
cell)

berkembang menjadi sel-sel darah, eritrosit,


lekosit, trombosit, dan juga beberapa sel
dalam sumsum tulang seperti fibroblast. Sel
induk yang paling primitif sebagai pluripotent
(totipotent) stem cell.
Sel induk pluripotent mempunyai sifat
a. Self renewal : kemampuan memperbarui diri
sendiri sehingga tidak akan pernah habis
meskipun terus membelah
b. Proliferative : kemampuan membelah atau
memperbanyak diri
c. Diferensiatif : kemampuan untuk
mematangkan diri menjadi sel-sel dengan
fungsi-fungsi tertentu.
Menurut sifat kemampuan
diferensiasinya
a. Pluripotent (totipotent)stem cell :kemampuan
untuk menurunkan seluruh jenis sel-sel darah.
b. Committeed stem cell : sel induk yang
mempunyai komitmet untuk berdiferensiasi
melalui salah satu garis turunan sel (cell line).
Sel induk yang termasuk golongan ini ialah sel
induk myeloid dan sel induk limfoid.
c. Oligopotent stem cell : sel induk yang dapat
berdiferensiasi menjadi hanya beberapa jenis
sel. Misalnya CFU-GM yang dapat berkembang
hanya menjadi sel-sel granulosit dan sel-sel
monosit.
d. Unipotent stem cell : sel induk yang hanya
mampu berkembang menjadi satu jenis sel
saja. Contoh CFU-E hanya dapat menjadi
eritrosit, CFU-G hanya mampu berkembang
menjadi granulosit.
Sel bakal terkait Tugas
sel induk pluripoten dapat berdifrensiasi
menjadi sel bakal terkait pada tugas
menurunkan turunan turunan sel darah
yaitu jalur turunan mieloid dan limfoid.
Sel matur/sel dewasa
komponen ini terdiri atas golongan granulosit
( eosinofil, basofil, neutrofil ), golongan-
golongan monosit , trombosit, eritrosit, dan
limfosit T dan limfosit B.
Lingkungan mikro (microenvirontment).
Lingkungan mikro sumsum tulang adalah
substansi yang memungkinkan sel induk
tumbuh secara kondusif. Komponen
lingkungan mikro ini meliputi :
a) Mikrosirkulasi dalam sumsum tulang
b) Sel-sel stroma : Sel endotel, Sel lemak,
Fibroblast, Makrofag,Sel reticulum
c) Matriks ekstraseluler : fibronektin,
haemonektin, laminin, kolagen, dan
proteoglikan.
Macam-macam zat yang dapat menstimulasi
pertumbuhan sel induk, bakal, dan sel darah
lain dinamakan colony stimulating factor
(CSF) atau hemopoitik growth factor (HGF)
Lingkungn mikro sangat penting dalam
hemopoesis karena berfungsi untuk :
a. Menyediakan nutrisi dan bahan hemopoesis
yang dibawa oleh peredaran darah mikro
dalam sumsum tulang.
b. Komunikasi antar sel (cell to cell
communication), terutama ditentukan oleh
adanya adhesion molecule.
c. Menghasilkan zat yang mengatur hemopoesis
: hematopoieticgrowth factor, cytokine, dan
lain-lain.
Bahan-bahan pembentuk darah
1. Asam folat dan vitamin B12 : merupakan
bahan pokok pembentuk inti sel.
2. Besi : sangat diperlukan dalam pembentukan
hemoglobin.
3. Cobalt, magnesium, Cu, Zn.
4. Asam amino.
5. Vitamin lain : vitamin C. vitamin B kompleks
dan lain-lain.
Mekanisme regulasi
Mekanisme regulasi sangat penting untuk
mengatur arah dan kuantitas pertumbuhan sel
dan pelepasan sel darah yang matang dari
sumsum tulang ke darah tepi sehingga
sumsum tulang dapat merespon kebutuhan
tubuh dengan tepat. Produksi komponen
darah yang berlebihan ataupun kekurangan
(defisiensi) sama-sama menimbulkan
penyakit. Zat-zat yang berpengaruh dalam
mekanisme regulasi ini adalah :
a. Faktor pertumbuhan hemopoesis (hematopoietic growth factor) :

i. Granulocyte-macrophage colony stimulating factor (GM-CSF)

ii. Granulocyte colony stimulating factor (G-CSF)

iii. Macrophage-colony stimulating factor (M-CSF)

iv. Thrombopoietin

v. Burst promoting activity (BPA)

vi. Stem cell factor (kit ligand)


b. Sitokon (Cytokine) seperti misalnya IL-3
(interleukin-3), IL-4, IL-5, IL-7, IL-8, IL-9, IL-9, IL-
10.

Growth factor dan sitokin sebagian besar


dibentuk oleh sel-sel darah sendiri, seperti
limfosit, monosit, atau makrofag, serta sebagian
oleh sel-sel penunjang, seperti fibroblast dan
endotil. Sitokin ada yang merangsang
pertumbuhan sel induk (stimulatory cytokine),
sebagian lagi menekan pertumbuhan sel induk
(inhibitory cytokine). Keseimbangan kedua jenis
sitokin ini sangat menentukan proses hemopoesis
normal.
c. Hormon hemopoetik spesifik yaitu Erythrpoietin :
merupakan hormon yang dibentuk diginjal
khusus merangsang precursor eritroid.

d. Hormon nonspesifik
Beberapa jenis hormone diperlukan dalam
jumlah kecil untuk hemopoesis, seperti :
Androgen : berfungsi menstimulasi eritropoesis.
Estrogen : menimbulkan inhibisi eritropoesis.
Glukokortikoid.
Growth hormon
Hormone tiroid
LO 2
Eritropoesis
Pembentukan eritrosit (eritropoiesis)
merupakan suatu mekanisme umpan balik. Ia
dihambat oleh peningkatan kadar eritrosir
bersirkulasi dan dirangsang oleh anemia.
Eritropoiesis dikendalikan oleh suatu hormon
glikoprotein bersirkulasi yang dinamai
eritropoietin yang terutama disekresikan oleh
ginjal.
Setiap orang memproduksi sekitar 1012
eritrosit baru tiap hari melalui proses
eritropoiesis yang kompleks dan teratur
dengan baik.
Eritropoiesis berjalan dari sel induk menjadi
prekursor eritrosit yang dapat dikenali
pertama kali di sumsum tulang, yaitu
pronormoblas.
Pronormoblas adalah sel besar dengan
sitoplasma biru tua, dengan inti ditengah dan
nucleoli, serta kromatin yang sedikit
menggumpal
Pronormoblas Menyebabkan terbentuknya
normoblas yang makin kecil melalui sejumlah
pembelahan sel.
Normoblas ini juga mengandung sejunlah
hemoglobin yang makin banyak (yang berwarna
merah muda) dalam sitoplasma, warna
sitoplasma makin biru pucat sejalan dengan
hilangnya RNA dan apparatus yang mensintesis
protein, sedangkan kromatin inti menjadi makin
padat. Inti akhirnya dikeluarkan dari normoblas
lanjut didalam sumsum tulang dan menghasilkan
stadium retikulosit yang masih mengandung
sedikit RNA ribosom dan masih mampu
mensintesis hemoglobin.
Membran Eritrosit
Membran eritrosit terdiri atas lipid dua lapis
(lipid bilayer), protein membran integral, dan
suatu rangka membrane. Sekitar 50%
membran adalah protein, 40% lemak, dan 10
% karbohidrat. Karbohidrat hanya terdapat
pada permukaan luar sedangkan protein
dapat diperifer atau integral, menembus lipid
dua lapis.
Craiteria eritrosit normal
Mempertahankan bentuk bikonkaf untuk
memaksimalkan pertukaran gas.
Lentur agar dapat masuk kedalam kapiler
mikrosirkulasi yang halus.
Memiliki lingkaran internal yang konstan
Kelangsungan hidup sel darah merah harus
normal.
Sifat fisik maupun kimia diperthankan.
Faktor-faktor eritropoesis
Oksigenasi jaringan yang ditentukan oleh:
-aliran darah
-kadar Hb
-saturasi oksigen darah
-afinitas Hb terhadap oksigen
Eritropotin
Besi
Vitamin : B12 dan asam folat
Asam amino
Mineral : Cu ( membantu pengikatan fe dengan
transferin), Fe
Eritropoietin
- Dihasilkan Ginjal 90%, hati dan tmpt lain 10%
- Stimulus : tekanan oksigen dalam jaringn ginjal
- Penyebab hipoksia jaringan
-kadar Hb rendah
-gangguan pembebasan oksigen dari Hb
-gangguan pertukaran oksigen respirstorik|
-gangguan aliran darah.
- Merangsang eritropoesis dengan meningkatnya
jumlah sel progenitor yang terikat eritopoesis
LO 4
Trombopoesis
Proses pembentukan trombosit terjadi di sumsum
tulang yang dimulai dari pluripotent stem cell yang
berdiferensiasi menjadi colony forming granulocyte,
erythroid, monocyte, megakaryocyte (CFU-GEMM)
dengan bantuan thrombopoetin. CFU-GEMM
berdiferensiasi lagi menjadi CFU-MEG yang dipengaruhi
oleh IL-3, IL-6, IL-11, GCFS, dan thrombopoetin.
Kemudian CFU-MEG berkembang menjadi
megakarioblast dibantu oleh TPO, EPO, IL-3, IL-6, dan
IL-11. Selanjutnya megakarioblast berkembang menjadi
megakariosit, sitoplasma megakariosit terfragmentasi,
dan terbentuklah trombosit. Sebuah sel megakariosit
mampu menghasilkan 4000 trombosit.
Interval waktu dari diferensiasi stem sel
sampai dihasilkan trombosit sekitar 7-10 hari
dan dalam keadaan normal angka trombosit
menunjukkan 150.000-400.000/L. Volume
trombosit berkurang saat matang dalam
sirkulasi karena trombosit muda dapat
memakan waktu 24-36 jam dalam limfa
setelah dibebaskan dari sumsum tulang dan
sampai sepertiga pengeluaran trombosit
sumsum tulang dapat dijerat pada satu waktu
dalam limfa normal.
LO 5

Anda mungkin juga menyukai