pptpjr2015 151215104717
pptpjr2015 151215104717
Truk 2 as 13 ton = 0,5 x 60,78 x 1,0648 32.357 dimana : E angka ekivalen masing - masing kendaraan
Truk 3 as 20 ton = 0,5 x 36,47 x 1,0375 18.916 C koefisien distribusi kendaraan
Truk 5 as 30 ton = 0,5 x 12,16 x 1,3195 8.019 j jenis kendaraan yang melintasi jalan
TOTAL LEP 93,421 ctt : LHR yang dipergunak an adalah LHR awal pelaksanaa n
Batu Pecah D2 = 20 cm
( CBR 100)
Sirtu
D3 = 25,6 cm
( CBR 50)
Tanah Dasar
PERKERASAN
LENTUR
1. Menentukan umur rencana
dari Tabel 2-1 :
Umur Rencana Perkerasan
Dari tabel 2.1 ditentukan bahwa umur rencana jalan
lapisan aspal dan lapisan berbutir dan CTB ditentukan
yaitu 20 tahun.
(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013
halaman 9)
2. Menentukan nilai CESA4 untuk umur
desain yang telah dipilih.
Sambungan : Dowel
Bahu Jalan : Beton
305
Tebal Lapisan : 1) Tebal Pelat Beton : = 305 mm
1,0
150
2) Lapis Pondasi LMC : = 150 mm
1,0
3) Lapis Pondasi Agregat kelas A :
150
= 150 mm
1,0
DESAIN PERKERASAN KAKU
ANALISIS KOMPONEN (Pd T-14-
2003)
PERHITUNGAN TEBAL PELAT BETON
SEMEN
Data dan Parameter Perencanaan :
CBR : 7.5%
Fcf : 4 Mpa (fc = 285 kg/cm2 , silinder)
Bahan pondasi bawah : stabilitas
Mutu baja tulangan : BJTU 39 (fy : 3900kg/cm2) untuk BMDT dan BJTU 24 (fy : 2400
kg/cm2) untuk BBDT
: 1,3
Bahu jalan : ya
Ruji (dowel) : ya
Data lalu-lintas harian rata- rata :
- Mobil Penumpang : 1000 buah/hari
- Bus : 350 buah/hari
- Truk 2as kecil : 50 buah/hari
- Truk 2as besar : 25 buah/hari
- Truk 3 as : 10 buah/hari
- I : 6 % per tahun
- UR : 40 th
PERHITUNGAN TEBAL PELAT BETON SEMEN
Direncanakan perkerasan beton semen untuk 2 lajur 2 arah untuk Jalan Kolektor
Perencanaan meliputi :
A. Analisis lalu-lintas
Konfigurasi beban sumbu (ton) Jml. STRT STRG STdRG
Jenis Jml.
Jml. Kend Sumbu
Kendar Sumbu JS BS JS BS JS
RD RB RGD RGB (bh) Per Kend BS (ton)
aan (bh) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton)
(bh)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]
MP 1 1 - - 1000 - - - - - - - -
Bus 3 5 - - 350 2 700 3 350 5 350 - -
Truk
2 50 - - - -
2as 2 4 - - 50 2
Kecil 100 4 50 - - - -
Truk
2as
Besar 5 8 - - 30 2 60 5 30 8 30 - -
Truk
3as Td 6 14 - - 10 2 20 6 10 - - 14 10
MP : mobil penumpang dimana beban sumbu adalah 2 ton, kemudian di distribusi ke roda depan 1 ton dan
roda belakang 1 ton (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
Untuk bus 2as dan truk 3as pembagian konfigurasi beban sumbunya sama, menyesuaikan beban sumbu
masing-masing kendaraan (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
Untuk truk gandeng distribus beben sumbu di bagi pada empat roda, yakni roda depan 6 ton, roda belakang
14 ton, roda gandeng depan dan belakang masing-masing 5 ton. (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman
Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
Jumlah kendaraan di ketahui dari data yang ada
Jumlah sumbu per kendaraan, untuk mobil tidak ada ; untuk bus dan truk 3 as yakni 2 sumbu, kecuali truk
gandeng 4 sumbu. (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
Jumlah sumbu kendaraan diperoleh dari perkalian antara jumlah kendaraan dan jumlah sumbu per
kendaraan
Beban Sumbu (BS) untuk jenis STRT di ambil dari konfigurasi beban depan, kecuali truk 2 as (roda depan
& roda belakang) dan truk gandeng (roda depan, roda gandeng depan, dan roda gandeng belakang)
Jumlah sumbu (JS) untuk STRT,STRG,STdRG yakni jumlah kendaraan yang ada berdasarkan data
Beban sumbu (BS) untuk STRG di ambil dari konfigurasi beban belakang, hanya untuk jenis kendaraan bus
dan truk 2 as besar
Beban sumbu (BS) untuk STdRG di ambil dari konfigurasi beban belakang, hanya untuk jenis truk gandeng
Perhitungan Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga
(JKSN)
Keterangan :
R : factor pertumbuhan lalu-lintas berdasarkan Umur Rencana (UR) dan
laju pertumbuhan per tahun (i) (table 3 factor pertumbuhan lalu-lintas
Pd T-14-2003 tentang pedoman perencanaan perkerasan jalan beton
semen)
Angka 0,5 pada perhitungan JKSN Rencana merupakan factor koefisien
distribusi dari perencanaan jalan 2 lajur 2 arah (Pd T-14-2003 tentang
pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen)
B. Repitisi Sumbu Yang Terjadi
Perhitungan Repitisi Sumbu Rencana
Beban Sumbu Lalu-lintas Repitisi yang
Jenis Sumbu Jumlah Sumbu Proporsi Beban Proporsi Sumbu
(ton) Rencana terjadi
[7] = [4] x [5] x
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [6]
STRT 6 10 0,02 0,58 2,29 x 107 2,7 x 105
5 25 0,05 0,58 2,29 x 107 6,7 x 105
4 70 0,15 0,58 2,29 x 107 19 x 105
3 300 0,63 0,58 2,29 x 107 83 x 105
2 70 0,15 0,58 2,29 x 107 19 x 105
Total 475 1,00
STRG 8 25 0,08 0,4 2,29 x 107 7,3 x 105
5 300 0,92 0,4 2,29 x 107 84 x 105
Total 1080 1,00
STdRG 14 10 1,00 0,012 2,29 x 107 2,7 x 105
Total 10 1,00
Komulatif 224,4 x 105
Keterangan Perhitungan Repitisi Yang
Terjadi
Jumlah sumbu : akumulasi dari jumlah sumbu
masing-masing konfigurasi beban sumbu
kendaraan yang beratnya sama
Proporsi Beban : Jumlah sumbu masing-masing
beban/total jumlah sumbu (STRT/STRG/STdRG)
Proporsi Sumbu : Jumlah total sumbu
(STRT/STRG/STdRG) dibagi total jumlah sumbu
(STRT+STRG+STdRG)
Lalu lintas rencana : JKSN Rencana
Repitisi yang terjadi : Proporsi beban x Proporsi
sumbu x Lalu-lintas rencana
Sumber data beban : Hasil survey
Jenis perkerasan : BBTT dengan ruji
Jenis bahu : beton
Umur rencana : 40 tahun
JSK : 2,29 x 107
Faktor keamanan beban : 1 (tabel 4 Pd T-14-2003 tentang
pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen)
fcf umur 28 hari : 4 Mpa
Jenis & tebal lapisan pondasi : Stabilisasi semen 15 cm
CBR tanah dasar : 7,5%
CBR efektif : 20%
Tebal taksiran pelat beton : 15 cm
(diambil nilai minimum (150 mm) karena data yang ada tidak ada di
dalam grafik)
Kesimpulan
Berdasarkan Analisis analaisis di atas,
persen rusak fatik lebih kecil (mendekati)
100% maka tebal pelat di ambil 15 cm.