Anda di halaman 1dari 58

Jalan terletak di Kecamatan Ngadirojo,

Wonogiri. Jalan ini merupakan jalan


yang menghubungkan antara desa
Blimbing ke desa Tenglek.

Jalan yang digunakan adalah jalan


Kolektor IIIA, dengan lebar jalan 7 meter.
(2 jalur 2 arah)
PERKERASAN LENTUR
Data Lalu Lintas Tahun 2010 sebagai berikut :
Kendaraan ringan 2 ton 1000 Kendaraan
Bus 8 ton 350 Kendaraan
Truk 2 as 13 ton 50 Kendaraan
Truk 3 as 20 ton 30 Kendaraan
Truk 5 as 30 ton 10 Kendaraan

Jadi total LHR 2011 = 1440 Kendaraan/hari/2 jalur

Perkembangan Lalu Lintas selama pelaksanaan (i) = 5%


Perkembangan lalu lintas untuk umur rencana 20tahun = 6%
Curah Hujan > 900 mm/th
Kelandaian < 6%
Bahan bahan perkerasan :
1. Asbuton (MS 744) a1 = 0,35
2. Batu Pecah (CBR 100) a2 = 0,14
3. Sirtu ( CBR 50 ) a3 = 0,12

Jumlah yang sama atau Persen (%) yang sama


CBR
lebih besar atau lebih besar
7 11 100.00
7 - -
8 9 81.82
8 - -
9 7 63.64
10 6 54.55
10 - -
10 - -
10 - -
11 2 18.18
12 1 9.09
Dari grafik CBR
disamping,
Didapatkan
CBR yang dapat
mewakili
sebesar 7,5 %
Menghitung LHR (Lintas Harian Rata-Rata)
1. LHR pada tahun 2011 (awal umur rencana)

Kendaraan Ringan 2 = 1000 (1+5%)4


1215.51
ton
Bus 8 ton = 350 (1+5%)4 425.43
Truk 2 as 13 ton = 50 (1+5%)4 60.78
Truk 3 as 20 ton = 30 (1+5%)4 36.47
Truk 5 as 30 ton = 10 (1+5%)4 12.16
Menghitung LHR (Lintas Harian Rata-Rata)
1. LHR pada tahun 2015 (akhir umur rencana)
akhir tahun
20 tahun

Kendaraan Ringan 2 ton = 1000 (1+6%)20 3898.29


Bus 8 ton = 350 (1+6%)20 1364.40
Truk 2 as 13 ton = 50 (1+6%)20 194.91
Truk 3 as 20 ton = 30 (1+6%)20 116.95
Truk 5 as 30 ton = 10 (1+6%)20 38.98
Menghitung LHR (Lintas Harian Rata-Rata)

Kendaraan Ringan 2 = 0,002 + 0,002 0,0004


ton
Bus 8 ton = 0,0183 + 0,1410 0,1593
Truk 2 as 13 ton = 0,1410 + 0,9238 1,0648
Truk 3 as 20 ton = 0,2923 + 0,7452 1,0375
Truk 5 as 30 ton = 1,0375 + 2(0,1410) 1,3195
Menghitung LEP (Lintas Ekivalen Permulaan)

Kendaraan Ringan 2 = 0,5 x 1215,51 x 0,0004 0.243


n
ton
LEP LHRj x CjxEj
Bus 8 ton = 0,5 x 425,43 x 0,1593 33.885 i1

Truk 2 as 13 ton = 0,5 x 60,78 x 1,0648 32.357 dimana : E angka ekivalen masing - masing kendaraan
Truk 3 as 20 ton = 0,5 x 36,47 x 1,0375 18.916 C koefisien distribusi kendaraan
Truk 5 as 30 ton = 0,5 x 12,16 x 1,3195 8.019 j jenis kendaraan yang melintasi jalan
TOTAL LEP 93,421 ctt : LHR yang dipergunak an adalah LHR awal pelaksanaa n

Untuk jalan 2 jalur 2 arah, koefisien distribusi


kendaraan (C) kendaraan ringan maupun berat
sebesar 0,5 (Daftar II koefisien distribusi
kendaraan (C) NSPM DEPARTEMEN PEKERJAAN
UMUM)
Menghitung LEA (Lintas Ekivalen Akhir)

Kendaraan Ringan 2 = 0,5 x 3898,29 x 0,0004 0.780


ton n
LEA LHRj (1 i) UR
x CjxEj
Bus 8 ton = 0,5 x 1364,4 x 0,1593 108.675 j1

dimana : E angka ekivalen masing - masing kendaraan


Truk 2 as 13 ton = 0,5 x 194,91 x 1,0648 103.773 C koefisien distribusi kendaraan
j jenis kendaraan yang melintasi jalan
Truk 3 as 20 ton = 0,5 x 116,95 x 1,0375 60.667 UR Umur Rencana,
catatan : LHR yang dipergunak an adalah LHR akhir
Truk 5 as 30 ton = 0,5 x 38,98 x 1,3195 25.719
TOTAL LEA 299,613

Menghitung LET Menghitung LER


(Lintas Ekivalen Tengah) (Lintas Ekivalen Rencana)

LET20 = (LEP + LEA) LER20 = LET x UR/10


= ( 93,421 + 299,613) = 196,517 x 20/10
= 196,517 = 393,034
Mencari Nilai ITP
CBR tanah dasar = 7,5 %
IP = 2
FR = 2
DDT = 5,4
Berdasarkan monogram 4, Ipo = (3,9
3,5)
Nilai ITP = 8,5
Mencari Nilai ITP
Menetapkan Tebal Perkerasan
Diketahui dari tabel:
D1 = 7,5 cm
D2 = 20 cm
D3 = ???

ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3

8,5 = 0,35.7,5 + 0,14.20 + 0,12.D3


D3 = 25,6 cm
Asbuton MS 744 D1 = 7,4 cm

Batu Pecah D2 = 20 cm
( CBR 100)

Sirtu
D3 = 25,6 cm
( CBR 50)

Tanah Dasar
PERKERASAN
LENTUR
1. Menentukan umur rencana
dari Tabel 2-1 :
Umur Rencana Perkerasan
Dari tabel 2.1 ditentukan bahwa umur rencana jalan
lapisan aspal dan lapisan berbutir dan CTB ditentukan
yaitu 20 tahun.
(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013
halaman 9)
2. Menentukan nilai CESA4 untuk umur
desain yang telah dipilih.

Untuk menentukan nilai CESA4 terlebih dahulu menghitung


ESA
jenis kendaraaan VDF 4 jumlah perhari CESA

Kendaraan ringan 0,3 1000 300


bus besar 1 350 350
truk 2 sumbu 1,6 50 80
truk 3 sumbu 7,6 30 228
truk 5 sumbu 19 10 190
1440 1148
Kemudian menghitung pertumbuhan lalu
lintas (R)

(Manual Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013


halaman 9)
i = 2,75 %
Ur = 20 tahun
R = (1+0,01i)ur-1
0,01i
R = 26,1974
Menentukan TM (trafic multiplier)
TM = 1,9
didapat VDF5 = VDF4 x TM
= 2296
Didapat ESA20 = VDF5 x 365 x R
= 21.954.467
Tipe perkerasan jalan
AC WC modifikasi atau SMA modifikasi dengan
CTB (pangkat 5)
Pemilihan Jenis Perkerasan
ESA 20 tahun
sebesar
21.954.467
sehingga
dapat
ditentukan
tipe
perkerasan
yaitu AC WC
modifikasi
atau SMA
modifikasi
dengan CTB
(pangkat 5).
Data CBR adalah 7,5 %
Maka kondisi tanah normal dan dapat dipadatkan
secara mekanis.

Desain pondasi jalan, dipilih menggunakan Metode A


untuk tanah normal.
Ketebalan Lapis Perkerasan :
AC WC : 40 mm
AC BC5 : 135 mm
CTB4 : 150 mm
LPA Kelas A2 : 150 mm
DESAIN PERKERASAN KAKU
Menentukan umur rencana harus 40 tahun
Menentukan nilai-nilai CESA4 untuk umur
desain yang telah dipilih
Menentukan struktur pondasi jalan
Menentukan lapisan drainase dan lapisan
subbase
Menentukan jenis sambungan
Untuk perkerasan
kaku pada
perencanaan ini
diambil umur rencana
40 tahun.
Ditentukan jenis-jenis kendaraan
yang lewat adalah sebagai berikut.
Bus Kecil 2 Ton = 0,3
Bus Besar 8 Ton =1
Truk 2 As 13 Ton Sedang = 1,6
Truk 3 As 20 Ton Ringan = 7,6
Truk 5 As 30 Ton Trailer = 19
Menentukan Lalu Lintas Harian Rata-
rata(LHRT)

Bus Kecil 2 Ton = 1000


Kendaraan per Hari

Bus Besar 8 Ton = 350


Kendaraan per Hari

Truk 2 As 13 Ton Sedang = 50


Kendaraan per Hari

Truk 3 As 20 Ton Ringan = 30


Kendaraan per Hari

Truk 5 As 30 Ton Trailer = 10


Kendaraan per Hari
Faktor Distribusi Lajur

Jalan Kolektor yang


direncanakan memiliki
jumlah 2 lajur untuk 2
arah (Jumlah lajur tiap
arah = 1)
Berdasarkan Tabel
Faktor Distribusi Lajur,
distribusi lajur
kendaraan niaga pada
lajur desain adalah
100% terhadap
populasi kendaraan
niaga.
Menghitung ESA4

ESA4 = LHRT x VDF4 x DL


NO Jenis Kendaraan LHR DL VDF ESA
T 4

1 Bus Kecil 2 Ton 100 100 0.3 300


0 %
2 Bus Besar 8 Ton 350 100 1.0 350
%
3 Truk 2 As 13 Ton 50 100 1.6 80
Sedang %
4 Truk 3 As 20 Ton 30 100 7.6 228
Ringan %
5 Truk 5 As 30 Ton 10 100 19 190
Trailer %
Total 1148
Menghitung CESA
CESA = ESA x 365 x R i=
53,5+352,5
= 2,625%
5+35
(1+0.01) 1
R=
0.01
1+0.012,625% 40 1
R =
(0.012,625%)
= 40,2054

CESA = 1148 x 365 x 40,2054


= 16.846.866,71
Menentukan Tipe perkerasan
Dari Tabel 3.1 Berdasarkan Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor
02/M/BM/2013
Menentukan seksi-seksi subgrade yang
seragam dan daya dukung subgrade
Kondisi Tanah Dasar
Kondisi tanah dasar normal, dengan ciri-ciri nilai
CBR = 7,5% dan dapat dipadatkan secara mekanis.
Desain ini meliputi perkerasan diatas timbunan,
galian atau tanah asli.
CBR tanah dasar : 7,5
Kelas kekuatan tanah dasar : SG6
Prosedur desain pondasi : A
Deskripsi struktur pondasi jalan : Perbaikan tanah
dasar meliputi bahan stabilitas kapur atau
timbunan pilihan (pemadatan berlapis <= 200 mm
tebal lepas)
Tidak perlu diadakan peningkatan tanah dasar.
Lapisan drainase dan lapisan
subbase
Keterangan:
Koefisien drainase m untuk tebal lapis berbutir
(lihat Tabel 8.1 halaman 31).
Dengan kondisi lapangan : Diatas permukaan tanah
dengan drainase sub soil, medan datar. Terkadang
drainase sub soil dibawah.
Didapat nilai m untuk desain sebesar 1.
Menentukan Lapisan Subbase
KESIMPULAN LAPISAN SUBBASE

Sambungan : Dowel
Bahu Jalan : Beton
305
Tebal Lapisan : 1) Tebal Pelat Beton : = 305 mm
1,0
150
2) Lapis Pondasi LMC : = 150 mm
1,0
3) Lapis Pondasi Agregat kelas A :
150
= 150 mm
1,0
DESAIN PERKERASAN KAKU
ANALISIS KOMPONEN (Pd T-14-
2003)
PERHITUNGAN TEBAL PELAT BETON
SEMEN
Data dan Parameter Perencanaan :
CBR : 7.5%
Fcf : 4 Mpa (fc = 285 kg/cm2 , silinder)
Bahan pondasi bawah : stabilitas
Mutu baja tulangan : BJTU 39 (fy : 3900kg/cm2) untuk BMDT dan BJTU 24 (fy : 2400
kg/cm2) untuk BBDT
: 1,3
Bahu jalan : ya
Ruji (dowel) : ya
Data lalu-lintas harian rata- rata :
- Mobil Penumpang : 1000 buah/hari
- Bus : 350 buah/hari
- Truk 2as kecil : 50 buah/hari
- Truk 2as besar : 25 buah/hari
- Truk 3 as : 10 buah/hari
- I : 6 % per tahun
- UR : 40 th
PERHITUNGAN TEBAL PELAT BETON SEMEN
Direncanakan perkerasan beton semen untuk 2 lajur 2 arah untuk Jalan Kolektor
Perencanaan meliputi :

Perkerasan beton bersambung tanpa tulangan


(BBTT)
Perkerasan beton bersambung dengan tulangan
(BBDT)
Perkerasan beton menerus dengan tulangan
(BMDT)
LANGKAH-LANGKAH
PERHITUNGAN TEBAL PELAT

A. Analisis lalu-lintas
Konfigurasi beban sumbu (ton) Jml. STRT STRG STdRG
Jenis Jml.
Jml. Kend Sumbu
Kendar Sumbu JS BS JS BS JS
RD RB RGD RGB (bh) Per Kend BS (ton)
aan (bh) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton)
(bh)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]

MP 1 1 - - 1000 - - - - - - - -
Bus 3 5 - - 350 2 700 3 350 5 350 - -
Truk
2 50 - - - -
2as 2 4 - - 50 2
Kecil 100 4 50 - - - -
Truk
2as
Besar 5 8 - - 30 2 60 5 30 8 30 - -
Truk
3as Td 6 14 - - 10 2 20 6 10 - - 14 10

Total 880 490 400 10


RD = roda depan, RB = roda belakang, RGD = roda gandeng depan, RGB = roda gandeng
belakang, BS = beban sumbu, JS = jumlah sumbu, STRT = sumbu tunggal roda tunggal
STRG = sumbu tungga roda ganda, STdRG = sumbu tandem roda ganda
KETERANGAN ANALISIS LALU-LINTAS

MP : mobil penumpang dimana beban sumbu adalah 2 ton, kemudian di distribusi ke roda depan 1 ton dan
roda belakang 1 ton (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
Untuk bus 2as dan truk 3as pembagian konfigurasi beban sumbunya sama, menyesuaikan beban sumbu
masing-masing kendaraan (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
Untuk truk gandeng distribus beben sumbu di bagi pada empat roda, yakni roda depan 6 ton, roda belakang
14 ton, roda gandeng depan dan belakang masing-masing 5 ton. (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman
Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
Jumlah kendaraan di ketahui dari data yang ada
Jumlah sumbu per kendaraan, untuk mobil tidak ada ; untuk bus dan truk 3 as yakni 2 sumbu, kecuali truk
gandeng 4 sumbu. (sumber : Pd-T-01-2003 Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen)
Jumlah sumbu kendaraan diperoleh dari perkalian antara jumlah kendaraan dan jumlah sumbu per
kendaraan
Beban Sumbu (BS) untuk jenis STRT di ambil dari konfigurasi beban depan, kecuali truk 2 as (roda depan
& roda belakang) dan truk gandeng (roda depan, roda gandeng depan, dan roda gandeng belakang)
Jumlah sumbu (JS) untuk STRT,STRG,STdRG yakni jumlah kendaraan yang ada berdasarkan data
Beban sumbu (BS) untuk STRG di ambil dari konfigurasi beban belakang, hanya untuk jenis kendaraan bus
dan truk 2 as besar
Beban sumbu (BS) untuk STdRG di ambil dari konfigurasi beban belakang, hanya untuk jenis truk gandeng
Perhitungan Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga
(JKSN)

JKSN = 365 x JSKNH x R


= 365 x 880 x 154,8
= 4,97x 107
JKSN Rencana = 0,5 x 4,58 x 107
= 2,48 x 107

Keterangan :
R : factor pertumbuhan lalu-lintas berdasarkan Umur Rencana (UR) dan
laju pertumbuhan per tahun (i) (table 3 factor pertumbuhan lalu-lintas
Pd T-14-2003 tentang pedoman perencanaan perkerasan jalan beton
semen)
Angka 0,5 pada perhitungan JKSN Rencana merupakan factor koefisien
distribusi dari perencanaan jalan 2 lajur 2 arah (Pd T-14-2003 tentang
pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen)
B. Repitisi Sumbu Yang Terjadi
Perhitungan Repitisi Sumbu Rencana
Beban Sumbu Lalu-lintas Repitisi yang
Jenis Sumbu Jumlah Sumbu Proporsi Beban Proporsi Sumbu
(ton) Rencana terjadi
[7] = [4] x [5] x
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [6]
STRT 6 10 0,02 0,58 2,29 x 107 2,7 x 105
5 25 0,05 0,58 2,29 x 107 6,7 x 105
4 70 0,15 0,58 2,29 x 107 19 x 105
3 300 0,63 0,58 2,29 x 107 83 x 105
2 70 0,15 0,58 2,29 x 107 19 x 105
Total 475 1,00
STRG 8 25 0,08 0,4 2,29 x 107 7,3 x 105
5 300 0,92 0,4 2,29 x 107 84 x 105
Total 1080 1,00
STdRG 14 10 1,00 0,012 2,29 x 107 2,7 x 105
Total 10 1,00
Komulatif 224,4 x 105
Keterangan Perhitungan Repitisi Yang
Terjadi
Jumlah sumbu : akumulasi dari jumlah sumbu
masing-masing konfigurasi beban sumbu
kendaraan yang beratnya sama
Proporsi Beban : Jumlah sumbu masing-masing
beban/total jumlah sumbu (STRT/STRG/STdRG)
Proporsi Sumbu : Jumlah total sumbu
(STRT/STRG/STdRG) dibagi total jumlah sumbu
(STRT+STRG+STdRG)
Lalu lintas rencana : JKSN Rencana
Repitisi yang terjadi : Proporsi beban x Proporsi
sumbu x Lalu-lintas rencana
Sumber data beban : Hasil survey
Jenis perkerasan : BBTT dengan ruji
Jenis bahu : beton
Umur rencana : 40 tahun
JSK : 2,29 x 107
Faktor keamanan beban : 1 (tabel 4 Pd T-14-2003 tentang
pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen)
fcf umur 28 hari : 4 Mpa
Jenis & tebal lapisan pondasi : Stabilisasi semen 15 cm
CBR tanah dasar : 7,5%
CBR efektif : 20%
Tebal taksiran pelat beton : 15 cm
(diambil nilai minimum (150 mm) karena data yang ada tidak ada di
dalam grafik)
Kesimpulan
Berdasarkan Analisis analaisis di atas,
persen rusak fatik lebih kecil (mendekati)
100% maka tebal pelat di ambil 15 cm.

Anda mungkin juga menyukai