Anda di halaman 1dari 37

TRAUMA MEDULA SPINALIS

Preseptor : Prof.DR. Dr. Darwin Amir.


Sp.S (K)
TINJAUAN PUSTAKA
suatu kerusakan fungsi neurologis benturan
pada daerah medulla spinalis

Hemiseksi Medula spinalis


Dikenal juga sindrom Brown Sequard
Jarang terjadi dan biasanya inkomplit
penyebab terbanyak adalah taruma spinal (
fracture/dislokasi vertebrae, luka tusuk, luka
tembak )
pembesaran tumor
Foto polos vertebra.
langkah awal
medulla spinalis, kolumna vertebralis dan jaringan di
sekitarnya.
CT scan vertebra.
jaringan lunak, struktur tulang dan kanalis spinalis dalam
potongan aksial
pilihan utama cedera fraktur pada tulang belakang.

MRI vertebra
seluruh struktur internal medulla spinalis dalam sekali
pemeriksaan.
Terapi utama :
Farmakoterapi
Metilprednisolon 30 mg/ kg bolus selama 15 menit,
45 menit setelahlanjutkan dengan infuse 5,4
mg/kg/jam selama 23 jam.
Imobilisasi. Traksi
untuk menstabilkan medulla spinalis
Bedah
mengeluarkan fragmen tulang, benda asing, reparasi
hernia, diskus atau fraktur vertebra yang mungkin
menekan medulla spinalis
Pasien dengan cedera medua spinalis komplet -
sembuh < 5%
kelumpuhan total > 72 jampeluang untuk
sembuh menjadi tidak ada
fungsi sensorik masih ada 50%
Secara umum, 90% penderita cedera medulla
spinalis dapat sembuh dan mandiri
Seorang pasien laki-laki ,usia 23 tahun masuk
bangsal Neurologi RSUP Dr M Djamil padang
pada tanggal 06 desember 2011 dengan
Keluhan Utama:
Lumpuh pada tungkai kanan
Lumpuh pada tungkai kanan sejak 2 jam sebelum masuk rumah
sakit.
Awalnya pasien sedang jalan di tepi laut tiba tiba ada orang
yang tidak dikenal meminta uang kepada pasien. Pasien menolak
dan tejadi perkelahian dengan pasien lalu pasien ditusuk
didaerah punggung belakang dengan pisau.
Setelah kejadian pasien langsung tidak dapat menggerakan
tungkai kanannya.
Pasien langsung dibawa ke IGD RSUP Dr M Djamil dan
dilakukan penanganan awal. Di IGD pasien sudah dilakukan
rontgen thorakolumbal AP Lateral.
Setelah keadaan umum stabil pasien lalu dirujuk ke bagian
neurologi dengan diagnosa sementara trauma medulla spinalis.
Pasien juga mengaku tidak merasakan apa apa pada tungkai kiri
nya.
BAK dan BAB tidak ada setelah kejadian.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak ada hubungan

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada hubungan

Riwayat Sosial Ekonomi dan Kebiasaan :


Tidak ada hubungan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : CMC
Tekanan darah : 130/80 mmhg
Frekuensi nadi : 86 x/menit
Frekuensi nafas : 22 x/menit
Suhu : 36,8 C
Paru :
Inspeksi :Simetris (statis dan dinamis)
Palpasi :Fremitus sama kiri dan kanan
Perkusi :Sonor kiri dan kanan
Auskultasi :Vesikuler, wheezing -/-,
rhonki -/-
Punggung
Inspeksi: Tampak luka sepanjang 4 x 0,5 cm

Palpasi : Nyeri tekan (+)


Status Neurologis
Kesadaran :GCS 15 (E4M6V5)
Tanda rangsangan selaput otak
Kaku kuduk : tidak ada

Kernig : tidak ada


Brudzinsky I : tidak ada

Brudzinsky II : tidak ada


Tanda peningkatan tekanan intrakranial : tidak
ada
Objektif:
Pupil isokor, 3mm/3mm.

Tekanan darah 100/60

Subjuktif
Muntah proyektil :-

Sakit kepala progresif :-


Nervi Kranialis
NI : Penciuman baik
N II : tajam penglihatan, lapangan pandang,
melihat warna baik..
N III, IV, VI:
pupil ukuran 3 mm/3mm, bulat, isokor, posisi ortho
gerakan mata bebas kesegalah arah.
NV : membuka mulut, menggigit
mengunyah,menggerakkan rahang baik,
reflek kornea (+)
N VII : raut wajah simetris,
mengerakkan dahi (+), menutup
mata,bersiul, menunjukkan gigi, sensasi
lidah 2/3 depan baik.
N VIII : tes berbisik, mendengarkan
detak arloji (+)
N IX : sensasi 1/3 lidah belakang
baik, refleks muntah(+)
NX : arkus faring simetris, uvula
ditengah, menelan (+).artikulasi
baik.
N XI : menoleh kekanan(+), kekiri(+),
N XII :posisi lidah dalam dan luar:
deviasi lidah (-)
Koordinasi : tidak dapat diperiksa
a. Ekstremitas Superior Inferior

Kanan Kiri Kanan Kiri

Gerakan Aktif Aktif Hipoaktif Aktif

Kekuatan 555 555 000 555

Tropi Eutrofi Eutrofi Eutropi Atrofi

Tonus Eutonus Eutonus Atonus Eutonus


Tes sensibilitas
Ekstrimitas inferior Kanan kiri

Sensibiltas taktil - +

Sensibilitas nyeri - -

Sensiblitas termis - -

Stereognosis - +

Pengenalan 2 titik - +

Pengenalan rabaan - +

Rasa posisi - +

Rasa getar - +

Rasa tekan - +
Dinding perut Kanan kiri

Atas +
+

Bawah

Biseps ++ ++

Triseps ++ ++

KPR - ++

APR - ++

Bulbokvernosus - -

Cremaster - +

Sfingter - -
b.Patologis Kanan Kiri Kanan Kiri

Lengan Babinski (-) (-)

Hoffmann-Tromner (-) (-) Chaddocks (-) (-)

Oppenheim (-) (-)

Gordon (-) (-)

Schaeffer (-) (-)

Klonus paha (-) (-)

Klonus kaki (-) (-)

Tungkai (-) (-)


Fungsi Otonom
Miksi : Terpasang kateter
Defekasi : (-)
Sekresi keringat : Berkurang setinggi
dermatom thorakal X ke bawah
Fungsi luhur
Reaksi emosi : baik
Proses berpikir : baik
Fungsi bahasa : baik
Tanda dementia :-
Hb : 11,7 gr/dl
Leukosit : 13.800/mm3
Ht : 35,2 %
Trombosit : 149.000/mm3
Ureum : 25 mg/dl
Kreatinin : 0,7 mg/dl
Gula darah Puasa : 102 mg/dl
Ro thorakolumbal : kesan dalam batas normal
Diagnosa Klinik : Plegi inferior dextra tipe
UMN dalam fase syok spinal ( Brown sequard
syndrome )
Diagnosa Topik : Hemilesi medulla spinalis
setinggi thorakal IX-X
Diagnosa Etiologi : Trauma tusuk vetebrae
Diagnosa Sekunder: -
Darah rutin ( Hb, Ht, Leukosit, Trombosit,
Hitung jenis, LED)
Rontgen thorakal AP Lat
Ct scan vertebrae
MRI
Umum :
Bedrest

IVFD RL 12 jam/kolf

Diet MB

Imobilisasi

Khusus :
Dexametason 4 x 10 mg ( IV ) tappering
off
Ranitidin 2 x 50 mg ( IV )
Dasar diagnosis berdasarkan dari anamnesis :
Lumpuh pada tungkai kanan sejak 2 jam sebelum
masuk rumah sakit.
Awalnya pasien sedang jalan di tepi laut tiba tiba ada
orang yang tidak dikenal meminta uang kepada
pasien. Pasien menolak dan tejadi perkelahian dengan
pasien lalu pasien ditusuk didaerah punggung
belakang dengan pisau.
Setelah kejadian pasien langsung tidak dapat
menggerakan tungkai kanannya.
Pasien juga mengaku tidak merasakan apa apa pada
tungkai kiri nya.
BAK dan BAB tidak ada setelah kejadian
Dari pemeriksaan fisik hal hal yang menyokong
adalah :
Kelemahan otot dengan kekuatan nol pada
ekstimitas inferior kanan
Gangguan sensibilitas terjadi pada
pemeriksaan sensibilitas ttaktil, nyeri, suhu
dan tekan
Gangguan fungsi otonom berupa gangguan
sekresi keringat mulai dari segmen dermatom
thorakal ke X
Berdasarkan symptom dan sign dari pasien ini dan
dibandingkan dengan litetur
hemilesi di medulla spinalis / brown sequard syndrome.
Secara klinis pasien mederita plegia inferior dextra
tipe Upper Motor Neuron dalam fase syok spinal
kekuatan ekstrimitas inferior dextra bernilai nol
bersifat flaksid, reflex fisiologis negative dan tidak
ditemukannya reflek patologis
Sedangkan pada ekstrimitas inferior sinistra
ditemukan kelainan sensibilitas berupa nyeri dan
suhu.
Rencana
Rontgen thorako AP Lateral
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah
medikamentosa
deksametason untuk mengurangi kompresi akibat
udem lesi
antagonis H2 (ranitidin).

Anda mungkin juga menyukai