102012139/ D5
SKENARIO 3
Puskesmas K pada pelaksanaan Mikro planning bulan lalu
didapatkan data bahwa banyak pasien yang telah didiagnosis TB paru dan
diobati dengan sistem DOTS tidak kembali lagi mengambil obat. Sementara
itu angka kejadian Multi Drugs Resistnce (MDR) semakin meningkat. Kepala
puskesmas ingin melakukan penelitian untuk mengetahui faktor apa saja yang
menyebabkan kunjungan follow up pasien TB tidak kembali. Berdasarkan
beberapa literature diduga faktor-faktor yang berhubungan dnegan
keteraturan berobat antara lain: usia pasien, tingkat pendidikan, sosial
ekonomi, pekerjaan, jarak rumah dengan puskesmas, efek samping obat,
lamanya minum obat, dan faktor-faktor lainnya.
RUMUSAN MASALAH
1. Pasien TBC yang tidak kunjung kembali berobat ke puskesmas
2. Program puskesmas mengenai TBC yang kurang tercapai
TUBERCULOSIS
Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis
Penyakit ini ditularkan melalui inhalasi droplets
TB di katagorikan sebagai penyakit menular arena dapat menyebabkan kerusakan
progresif pada aringan paru-paru bahkan kematian jika tidak diobati
ETIOLOGI
Mycobacterium Tuberculosa. Bakteri ini bersifat tahan asam (BTA). Bakteri ini
ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882
berbentuk batang tipis atau agak bengkok bersifat aerob
mudah mati pada air mendidih, sinar matahari
PENEMUAN PENDERITA TB PARU
GEJALA KLINIS
GEJALA UMUM GEJALA KHUSUS
Demam berlangsung lama pd malam Mengi (sumbatan sebagian bronkus)
hari + keringat malam
Sakit dada (jika ada cairan pd pleura)
Penurunan BB dan nafsu makan
Batuk lebih dari 3 minggu + darah
Sesak nafas (pd infiltrasi yg lebih luas)
Malaise
PATOGENESIS
1)menghasilkan enzim proteolitik
2)menghasilkan mediator terlarut Kuman menyebar melalui saluran
Kuman TB terhirup & mencapai (sitokin) pernafasan ke paru dan bagian
tubuh lainnya melalui sistem
alveolusditelan makrofag 3)memproses dan peredaran darah, sistem saluran
mempresentasikan antigen limfe
mikobakteri pada limfosit T
PF
Tanda dan gejala tuberkulosis paru didapatkan pada 90% penderita dengan BTA positif.
Secara umum gejala penderita tuberkulosis paru batuk berdahak dan kadang-kadang batuk berdarah, lesu, dan sesak nafas,
berkeringat dingin pada waktu malam hari tanpa ada kegiatan, demam lebih dari 1 bulan, nafsu makan dan berat badan
menurun
PP
Pemeriksaan Bakteriologis
pewarnaan Ziehl Nelsen dari dahak hanya penderita yang dahaknya ditemukan BTA yang mempunyai potensi menula
Pemeriksaan Radiologis
Infiltrat pd apeks paru
DOSIS OBAT OAT
Obat Dosis harian Dosis 2x/minggu Dosis 3x/minggu
(mg/kgbb/hari) (mg/kgbb/hari) (mg/kgbb/hari)
INH 5-15 (maks. 300 mg) 15-40 (maks. 900 mg) 15-40 (maks. 900 mg)
Rifampisin 10-20 (maks. 600mg) 10-20 (maks. 600 mg) 15-20 (maks. 600mg)
Katagori 2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
Penderita kambuh (relaps)
Penderita gagal (failure)
Penderita dengan pengobatan setelah lalai (after default )
Katagori 3 (2HRZ/4H3R3)
Penderita baru BTA negatif dan rontgen positif sakit ringan
Penderita ekstra paru ringan
Oat sisipan
EVALUASI PENGOBATAN
Evaluasi Klinis
2mgg pd 1 bulan pertama
Respon pengobatan & efek samping
Evaluasi Bakteriologis
Sebelum pengobatan dimulai, dan stlh 2 bulan pengobatan, akhir pengobatan
Evaluasi Radiologi
Evaluasi efek samping
Evaluasi keteraturan minum obat
Ketidakteraturan berobat akan menyebabkan timbulnya masalah resistensi
PROGRAM PENANGGULANGAN TB PARU
(PETUGAS PROGRAM TUBERCULOSIS DI PKM)
mengkoordinir seluruh kegiatan dari mulai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam
program tuberkulosis dipuskesmas
Tahap-tahap :
1. Menemukan Penderita 3. Penanganan logistik
Penyuluhan ke masyarakat umum
Menjarig suspek
Mengumpulkan dahak sediaan hapus
Menegakkan diagnosisTB
Klasifikasi & memeriksa kontak dgn penderita BTA (+
2. Memberikan pengobatan
Menetapkan jenis pengobatan
Mencatat pemberian obat
Menentukan PMO
Miemberikan Penyuluhan thd penderita,keluarga , PMO
Memantau keteraturan & pemeriksaan dahak ulang
PROGRAM DOTS DI INDONESIA
(Directly Observed Treatment Shortcourse)
Strategi :
1. Dukungan politik para pimpinan wilayah di setiap jenjang sehingga program ini
menjadi salah satu prioritas dan pendanaan pun akan tersedia.
2. Mikroskop sebagai komponen utama untuk mendiagnosa TB melalui pemeriksaan
sputum langsung pasien tersangka TB.
3. Pengawas Minum Obat (PMO) yaitu orang yang dikenal dan dipercaya baik oleh
pasien maupun petugas kesehatan yang akan ikut mengawasi pasien minum seluruh
obatnya.
4. Pencatatan dan pelaporan dengan baik dan benar.
5. Paduan obat anti TB jangka pendek yang benar, termasuk dosis dan jangka
waktu yang tepat.
PENGAWAS MINUM OBAT (PMO)
Persyaratan PMO
Siapa yg bisa jd PMO?
Tugas seorang PMO
Informasi yang dipahami PMO untuk disampaikan ke pasien &keluarga
FOLLOW UP PASIEN TB
Penderita dinyatakan sembuh bila penderita telah menyelesaikan pengobatannya
secara lengkap, dan pemeriksaan ulang dahak (follow-up) paling sedikit dua kali
berturut-turut hasilnya negative
Faktor2 yang mempengaruhi angka kesembuhan TB
Faktor sarana
Faktor penderita
Faktor keluarga dan lingkungan
CARA PENCEGAHAN
Variabel Dependent
variabel konsekuen, variabel pengaruh, terikat
Variabel kontrol
variabel yang dikendalikan
Variabel kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang bersifat membandingkan, melalui
penelitian eksperimental
LAPORAN PENELITIAN
1. Bagian Pembukaan 2. Bagian Isi 3. Bagian Lampiran
a) Halaman Judul a. Pendahuluan a. Formulir pengumpulan data
b) Halaman Pengesahan b. Kerangka Teoritis hiptesis b. Kalkulasi rinci
c) Daftar Isi c. Metodologi c. Tabel umum
d) Kata Pengantar d. Hasil dan pembahasan d. Referensi
e) Abstrak e. Kesimpulan
f. Keterbatasan dan rekomendasi