Anda di halaman 1dari 41

CBD (CASE BASED DISCUSSION)

Septum Deviasi
Pembimbing
dr. Bambang Agus Susanto, Sp. THT-KL

Disusun oleh:
Agni Adhilla R- 30101206833
Alief Mandala U - 30101306861
Identitas
Pasien
Nama
Umur
: Tn. N
: 22 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Semarang
Pekerjaan : Mahasiswa
Tanggal Masuk : 4 Agustus 2017
No. RM : 460XXX
ANAMNESIS
Keluhan utama :
Hidung tersumbat
sebelah kiri + pusing
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli THT-KL RSUD KRMT Wongsonegoro
Kota Semarang dengan keluhan hidung tersumbat sebelah
kiri dan sangat pusing.
Keluhan dirasakan pertama kali sudah 4 tahun lalu hilang
timbul. Namun sejak 7 bulan yang lalu keluhan di rasakan
lebih sering.
Keluhan hampir setiap hari dirasakan.
Pasien mengatakan keluhan tidak berkurang dengan istirahat.
Jika keluhan muncul pasien hanya memberikan obat
dekongestan dan paracetamol.
Pasien juga mengeluhkan jika kepalanya terasa pusing
sekali, sering mengantuk, bersin dan mimisan yang
keluar dari hidungnya.
Pasien tidak mengeluhkan demam, batuk.

Pasien memiliki riwayat hidung terkena bola saat


bermain sepak bola 4 tahun yang lalu.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit serupa
Pernah, kurang lebih sejak 4 tahun yang lalu dan tidak sembuh
setelah berobat.
Riwayat sakit telinga sebelumnya
Disangkal
Riwayat alergi :
Disangkal
Riwayat batuk & pilek
Musiman terutama saat musim dingin
Riwayat penyakit sistemik (DM, Hipertensi, dll)
Disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit serupa :
Disangkal
Riwayat alergi :
Disangkal
Riwayat batuk lama/ kontak dengan penderita TB:
Disangkal
Riwayat penyakit lain (DM, Hipertensi, dll) :
Disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
Biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS.
Pemeriksaan
Fisik
Status Generalisata
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Komposmentis
Vital Sign :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 19 x/menit
Suhu : 36,5 C
Kepala : mesocephal
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
secret (-/-)
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Ekstremitas : akral hangat, capillary refill < 2
Status Lokalisata
Tenggorok
Rongga Mulut
Mukosa buccal : normal, hiperemis (-), stomatitis (-)
Lidah : bentuk normal, lidah kotor (-)
Gigi dan ginggiva : karies (-), gusi berdarah (-)
Oropharynx
Uvula : letak central
Palatum : defek (-), hieperemis (-)
Arkus faring : hiperemis (-), granulasi (-)
Dinding posterior faring : hiperemis (-), granulasi (-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Usulan Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lab Darah
CT Scan
Resum
e
Pasien laki-laki 22 tahun datang dengan keluhan hidung
tersumbat sebelah kiri. Keluhan dirasakan pertama kali sudah 4
tahun lalu hilang timbul. Namun sejak 7 bulan yang lalu keluhan
di rasakan lebih sering. Keluhan hampir setiap hari dirasakan.
Pasien mengatakan keluhan tidak berkurang dengan istirahat.
Keluhan dirasakan hilang timbul dan hingga mengganggu saat
istirahat. Jika keluhan muncul pasien hanya memberikan obat
dekongestan dan paracetamol. Pasien juga mengeluhkan jika
sering mengantuk, bersin dan mimisan yang keluar dari
hidungnya. Pasien tidak mengeluhkan demam, batuk, dan pilek.
Pasien memiliki riwayat hidung terkena bola saat bermain sepak
bola 4 tahun yang lalu.
Resum
e
Pada pemeriksaan fisik hidung luar
didapatkan deformitas septum deviasi kiri.
Pemeriksan rhinoskopi anterior didapatkan
konka inferior dextra hipertofi dan septum
deviasi sinistra.
Diagnosis
DIAGNOSIS BANDING
- Septum Deviasi Sinistra
- Rhinitis Kronik
- Rhinitis Alergi

G. DIAGNOSIS KERJA
- Septum Deviasi Sinistra
Terapi
Non Medikamentosa:
Menjelaskan tentang penyakit pasien
Menghindari hal-hal yang bisa menimbulkan trauma
Jika sedang pilek, jangan membuang lendir dari hidung
terlalu kencang
Menghindari cuaca dingin

Medikamentosa:
Tindakan operatif : karena pengobatan tidak ada respon
Submucousa Resection atau
Septoplasty
Prognosis
Quo Ad Vitam : Dubia Ad bonam
Quo Ad Fungsionam : Dubia Ad bonam
Quo Ad Sanationam : Dubia Ad bonam
Data
Abnormalitas
Anamnesis :
Anamnesis :
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan Fisik :
Hidung Tersumbat Deviasi septum sinistra
Hidung Tersumbat Deviasi septum sinistra
Pusing Hipertofi konka dextra
Pusing Hipertofi konka dextra
Bersin-bersin
Bersin-bersin
Riwayat Trauma
Riwayat Trauma
Hidung
Hidung
Daftar Masalah
1. Septum Deviasi
Anatomi Hidung Luar
Anatomi

Gambar 2. Kerangka Tulang dan Tulang Rawan Hidung


Luar
Anatomi

Gambar 3. Septum Nasi


Anatomi

Gambar 4. Dinding Lateral Cavum Nasi


Anatomi

Gambar 5. Kompleks Ostiomeatal (KOM)


Anatomi
Vaskularisasi
Bagian atas rongga hidung : a. etmoidalis anterior et posterior cabang a.
oftalmika dari a. karotis interna.
Bagian bawah rongga hidung: cabang a. maksilaris interna, antara lain ujung
a. palatina mayor dan a. sfenopalatina.
Bagian depan hidung: cabang a. fasialis.
Bagian depan septum: anastomosis dari a. sfenopalatina, a. etmoid
anterior, a. labialis superior, a. palatina mayor Pleksus Kiesselbach
Vena vena mempunyai nama sama dan berjalan berdampingan dengan
arterinya.
Deviasi Septum Nasi

Keadaan dimana septum tidak lurus sempurna di garis tengah


hidung. Deviasi yang cukup berat akan menyebabkan
penyempitan pada satu sisi hidung. Dengan demikian dapat
terjadi gangguan fungsi hidung dan menyebabkan komplikasi
Klasifikasi deviasi septum nasi
Berdasarkan lokasi :
Spina dan Krista
penonjolan tajam tulang atau tulang rawan septum yang dapat terjadi pada
pertemuan vomer di bawah dengan kartilago septum dan atau os ethmoid di
atasnya. memanjang dari depan ke belakang disebut krista , bila sangat runcing dan
pipih disebut spina.
Deviasi
penonjolan berbentuk C atau S yang dapat terjadi pada bidang horisontal atau
vertikal dan biasanya mengenai kartilago maupun tulang .
Klasifikasi deviasi septum nasi
Dislokasi
Batas bawah kartilago septum bergeser dari posisi medialnya dan menonjol ke
salah satu lubang hidung.
Sinekia
Deviasi atau krista septum bertemu dan melekat dengan konka di hadapannya
Klasifikasi deviasi septum nasi
Kelainan struktur akibat deviasi septum nasi :
Dinding Lateral Hidung
hipertrofi konka dan bula ethmoidalis.
Maksila
pipi menjadi datar, pengangkatan lantai kavum nasi, distorsi palatum dan
abnormalitas ortodonti.
Piramid Hidung
Perubahan Mukosa
Klasifikasi deviasi septum nasi
Berdasarkan berat atau ringannya :
Ringan
Deviasi kurang dari setengah rongga hidung dan belum ada bagian septum yang
menyentuh dinding lateral hidung.
Sedang
Deviasi kurang dari setangah rongga hidung tetapi ada sedikit bagian septum yang
menyentuh dinding lateral hidung.
Berat
Deviasi septum sebagian besar sudah menyentuh dinding lateral hidung
Etiologi Deviasi Septum

Trauma langsung : ex fraktur os. Nasal.


Posisi intrauterin abnormal
Tekanan torso pada hidung saat partus
Ketidakseimbangan pertumbuhan
Faktor resiko : Persalinan, Olahraga kontak langsung (tinju,karate)
Gejala Klinis Deviasi Septum

Sumbatan pada salah satu atau kedua nostril


Kongesti nasalis biasanya pada salah satu sisi
Perdarahan hidung (epistaksis)
Infeksi sinus (sinusitis)
Kadang-kadang juga nyeri pada wajah, sakit kepala, dan postnasal drip.
Mengorok saat tidur (noisy breathing during sleep), terutama pada bayi dan
anak.
Diagnosis Deviasi Septum

Inspeksi langsung
Pemeriksaan rinoskopi anterior: dapat dilihat penonjolan septum ke arah
deviasi jika terdapat deviasi berat, tapi pada deviasi ringan, hasil
pemeriksaan bisa normal.1
Pemeriksaan radiologi untuk memastikan diagnosisnya
Pada pemeriksaan Rontgen kepala posisi antero-posterior tampak septum
nasi yang bengkok.
Pemeriksaan nasoendoskopi dilakukan bila memungkinkan untuk menilai
deviasi septum bagian posterior atau untuk melihat robekan mukosa.
Penatalaksanaan Deviasi Septum

Bila gejala tidak ada atau keluhan sangat ringan, tidak perlu dilakukan
tindakan koreksi septum.
Analgesik, digunakan untuk mengurangi rasa sakit.
Dekongestan, digunakan untuk mengurangi sekresi cairan hidung.
Pembedahan
Komplikasi Deviasi Septum
Uncontrolled Bleeding. Hal ini biasanya terjadi akibat insisi pada hidung atau berasal
dari perdarahan pada membran mukosa.
Septal Hematoma. Terjadi sebagai akibat trauma saat operasi sehingga menyebabkan
pembuluh darah submukosa pecah dan terjadilah pengumpulan darah. Hal ini
umumnya terjadi segera setelah operasi dilakukan.
Nasal Septal Perforation. Terjadi apabila terbentuk rongga yang menghubungkan
antara kedua sisi hidung. Hal ini terjadi karena trauma dan perdarahan pada kedua
sisi membran di hidung selama operasi.
Saddle Deformity. Terjadi apabila kartilago septum terlalu banyak diangkat dari
dalam hidung.
Recurrence of The Deviation. Biasanya terjadi pada pasien yang memiliki deviasi
septum yang berat yang sulit untuk dilakukan perbaikan.7,
Pembedahan
Septoplasty (Reposisi Septum)
Septoplasty merupakan operasi pilihan
(i) pada anak-anak,
(ii) dapat dikombinasi dengan rhinoplasty, dan
(iii) dilakukan bila terjadi dislokasi pada bagian caudal dari kartilago
septum.
Operasi ini juga dapat dikerjakan bersama dengan reseksi septum
bagian tengah atau posterior.
Pada operasi ini, tulang rawan yang bengkok direposisi. Hanya bagian
yang berlebihan saja yang dikeluarkan. Dengan cara operasi ini dapat
dicegah komplikasi yang mungkin timbul pada operasi reseksi
submukosa, seperti terjadinya perforasi septum dan saddle nose.
Operasi ini juga tidak berpengaruh banyak terhadap pertumbuhan
wajah pada anak-anak.
SMR (Sub-Mucous Resection)
Pada operasi ini, muko-perikondrium dan muko-
periosteum kedua sisi dilepaskan dari tulang rawan dan
tulang septum. Bagian tulang atau tulang rawan dari
septum kemudian diangkat, sehingga muko-
perikondrium dan muko-periosteum sisi kiri dan kanan
akan langsung bertemu di garis tengah.
Reseksi submukosa dapat menyebabkan komplikasi,
seperti terjadinya hidung pelana (saddle nose) akibat
turunnya puncak hidung, oleh karena bagian atas tulang
rawan septum terlalu banyak diangkat. Tindakan operasi
ini sebaiknya tidak dilakukan pada anak-anak karena
dapat mempengaruhi pertumbuhan wajah dan
menyebabkan runtuhnya dorsum nasi.
Prognosis
Dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai