Anda di halaman 1dari 68

PENYELENGGARAAN

DEKONSENTRASI
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
TA 2015

ACARA RAKORBANGPUS
SEKRETARIAT NASIONAL DEKONSENTRASI BAPPENAS
2015
A. Hasil Penyelenggaraan
Dekonsentrasi Tahun 2014
B. Agenda Pelaksanaan
Dekonsentrasi Tahun 2015
C. Perjanjian Kinerja
PENYELENGGARA
AN
DEKONSENTRASI
TA 2014
Laporan Hasil
Pelaksanaan
Dekonsentrasi
TA 2014
SekNas Dekonsentrasi Bappenas 2015
Dasar Hukum Penyelenggaraan
Dekonsentrasi Tahun 2014
No. Kegiatan Tanggal Efektif Keterangan
I. DASAR HUKUM :
1. Permen PPN Nomor 3 Tahun 2014 29 Nov 2013 Pelimpahan Urusan Pemerintahan
Tanggal 6 Nov 2013 KemenPPN/Bappenas kepada Gubernur sebagai
Wakil Pemerintah dalam rangka
Penyelenggaraan Dekonsentrasi TA 2014

2. Kepsesmen PPN/Sestama Bappenas 12 Mar 2014 Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi


No. 28/SES/HK/03/2014 Tanggal KemenPPN/Bappenas Tahun 2014
12 Mar 2014

3. KepmenPPN/Kepala Bappenas No. 2 Jan 2014 Pembentukan Tim Pengelola Kegiatan


KEP.64/M.PPN/HK/06/2014 Dekonsentrasi KemenPPN/Bappenas Tahun
Tanggal 24 Juni 2014 2014

4. Surat Kanwil Ditjen Perbendaharaan 2 Jan 2014 Penetapan DIPA Kementerian PPN/Bappenas
Negara dan Rincian Kertas Kerja Satker Dekonsentrasi
T.A. 2014 pada :
Program Perencanaan Pembangunan Nasional :
Kegiatan Perencanaan Pembangunan Nasional
Lintas Bidang, dengan ruang lingkup kegiatan sbb :
1. Fasilitasi Koordinasi Pelaksanaan Sasaran Prioritas
Pembangunan Nasional
2. Koordinasi Peningkatan Kualitas Musrenbangnas
3. Fasilitasi Kesekretariatan Dekonsentrasi di Provinsi
FOKUS TA 2014
A Fasilitasi Perkuatan Koordinasi
1. Pelaksanaan MP3EI
2. Percepatan pencapaian MDG di Indonesia
3. Sosialisasi, Pemantauan, dan Evaluasi pelaksanaan RAD Penurunan Emisi
Gas Rumah Kaca
4. Sosialisasi, Pemantauan, & Evaluasi pelaksanaan RAD Pangan dan Gizi
5. Percepatan & Perluasan pengurangan kemiskinan dengan fokus pada
MP3KI dan Pro-poor planning & budgeting monitoring (P3BM)
6. Koordinasi & pelaporan pemantauan Dana Dekonsentrasi, TP & Urusan
Bersama

B Fasilitasi Perkuatan Koordinasi Peningkatan Kualitas Musrenbangnas


1. Koordinasi isu, program dan kegiatan strategis dalam rangka
penyusunan RKP
2. Koordinasi penilaian & penghargaan terhadap dokumen perencanaan
daerah
Realisasi Belanja Kementerian
PPN/Bappenas Tahun 2014
Persentase Realisasi Belanja Dekonsentrasi TA 2014
Realisasi Belanja Kementerian PPN/Bappenas TA 2014

90,49%

89,74%

98,66%

78,85%

*Data per 16 Januari 2015


TARGET
PENYERAPAN
Rata-rataPenyerapan (berdasarkan data
24 laporan manajerial): 85,98%
Penyerapan Tertinggi: 98,91%
Penyerapan Terendah: 40,42%
Sebab umum adanya gap penyerapan:
Kendala pelaksanaan meeting luar kantor
Efisiensi
Penghentian Program/kegiatan
Keterbatasan SDM/Pergantian SDM
PELAPORAN
KINERJA
Kondisi Laporan Manajerial:
> 83% Laporan telah mengikuti format dan sistematika sesuai
Pedoman Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi. (lebih baik dari
monitoring semester 1: 75%)

Rincian kondisi per kategori


Penjelasan Penjelasan Penjelasan Penjelasan
Perkembangan Pencapaian Kendala yang rencana tindak
realisasi target dihadapi lanjut
penyerapan keluaran
anggaran
54% Sangat Baik 29% Sangat Baik 71% Sangat Baik 71% Sangat Baik
42% Cukup Baik 58% Cukup Baik 13% Cukup Baik 13% Cukup Baik
4% Kurang 13% Kurang 17% Kurang 17% Kurang

Laporan Manajerial yang Sangat Baik: DIY, Aceh, Kalteng.


Laporan Manajerial yang masih perlu perbaikan signifikan:
Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan.
PENYELENGGARA
AN
DEKONSENTRASI
TA 2015

Kebijakan Pelaksanaan
Dekonsentrasi
TA 2015

SekNas Dekonsentrasi Bappenas 2015


Ruang Lingkup/Fokus Kegiatan
Dekonsentrasi Tahun 2015
1. FASILITASI PERKUATAN KOORDINASI PELAKSANAAN SASARAN PRIORITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL
Melaksanakan Peningkatan Kualitas Koordinasi Perencanaan Pusat dan Daerah
dalam rangka Pencapaian Prioritgas Pembangunan Nasional :
Melestarikan Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana, terdiri dari :
Koordinasi Pelaksanaan, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Rencana Aksi Daerah (RAD) Penurunan Emisi
Gas Rumah Kaca
Pengembangan Strategi Adaptasi Daerah dalam rangka Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional (RAN) Adaptasi
Perubahan Iklim (API)
Peningkatan Kualitas Pendidikan, Status Kesehatan dan Kedaulatan Pangan terdiri dari :
Koordinasi Pelaksanaan, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan dalam rangka Pencapaian RAD Millenium
Development Goals (MDGs) dan RAD Pangan dan Gizi (PG)
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia
- Koordinasi perbaikan kualitas data dan dokumen perencanaan penganggaran serta monitoring dan evaluasi
program penanggulangan kemiskinan menggunakan alat P3BM dan SIMPADU.
- Koordinasi pada wilayah kantong-kantong kemiskinan dalam lingkup Pengembangan Penghidupan
Berkelanjutan (P2B) dan Peningkatan akses dan kualitas pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan rentan.
Percepatan pembangunan infrastruktur untuk mencapai keseimbangan pembangunan dalam
rangka mengurangi kesenjangan dan meningkatkan daya saing :
- Koordinasi dan sinkronisasi rencana program investasi infrastruktur prioritas melalui integrasi kebijakan
nasional dan daerah termasuk pembiayaannya.
Ruang Lingkup/Fokus Kegiatan
Dekonsentrasi Tahun 2015
2. FASILITASI PERKUATAN KOORDINASI PENINGKATAN KUALITAS
MUSRENBANGNAS

Koordinasi Perencanaan Pusat dan Daerah dalam rangka Peletakan Dasar-Dasar


Desentralisasi Asimetris, yang terdiri dari :
Koordinasi Isu, Program, dan Kegiatan Strategis masing-masing provinsi yang akan dibahas pada forum
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional
Koordinasi Persiapan Pemberian Anugerah Pangripta Nusantara atas Perencanan Pembangunan
Daerah
Koordinasi dan Pelaporan Pemantauan Dana Dekonsentrasi, Tugas Perbantuan dan Urusan Bersama.
CAKUPAN AKTIVITAS KEGIATAN
DEKONSENTRASI TA 2015
Ruang Lingkup Kegiatan Cakupan Aktivitas Kegiatan Keterangan
FASILITASI PERKUATAN Honorarium Kepanitiaan dan
KOORDINASI PELAKSANAAN Narasumber
SASARAN PRIORITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL Rapat Koordinasi/Rapat Sesuai PMK /2014
Teknis/Focus Group tentang Pedoman
Discussion (FGD) Penyusunan dan
FASILITASI PERKUATAN Penelaahan RKA K/L
KOORDINASI PENINGKATAN Sosialisasi/Workshop dan 2015
KUALITAS MUSRENBANGNAS Seminar
Perjalanan Dinas
Honorarium Pejabat Sesuai PMK /2014
Pengelola Keuangan tentang Pedoman
Penyusunan dan
Rapat Teknis Penelaahan RKA K/L
2015
Perjalanan Dinas yang
dibutuhkan terkait
pengelolaan administratif
Jasa Tenaga Administrasi
(Usulan Baru)
AKTIVITAS,
TUJUAN DAN
INDIKATOR
DIMASING-
MASING FOKUS
KEGIATAN
DEKONSENTRASI
TA 2015
SekNas Dekonsentrasi Bappenas 2015
1A
Koordinasi Pelaksanaan,
Pemantauan, Evaluasi dan
Tim Kerja
Dekonsent
rasi
Pelaporan RAD GRK
Bappenas
1A
TUJUAN, INDIKATOR DAN AKTIVITAS

| Koordinasi Pelaksanaan, Monev dan Pelaporan RAD GRK


Tujuan Indikator Aktivitas
Sebagai Kontribusi Daerah dalam Jumlah Anggota Pokja yang terlatih Konsultasi Pemerintah Daerah ke
mendukung Komitmen Pemerintah Pusat termasuk Capacity Building
Indonesia dalam upaya
menurunkan Emisi Gas Rumah
Kaca sebesar 17,3% Tahun 2015 Revisi Dokumen RAD-GRK yang Revisi Dokumen RAD-GRK sesuai
dan mendekati 26% Tahun 2019 disampaikan kepada Bappenas dengan kebutuhan daerah,
termasuk biaya narasumber

Jumlah FGD/Workshop dan Hasil Penyelenggaraan FGD/


FGD/Workshop tersebut Workshop/Sosialiasi

Laporan Antara dan Laporan Akhir Penyusunan Pelaporan


PEP RAD-GRK disampaikan sesuai Pemantauan, Evaluasi, dan
jadwal Pelaporan (PEP) Pelaksanaan RAD-
GRK

Jumlah Dokumen RAD-GRK Pencetakan dan distribusi


tercetak dan terdistribusi dokumen RAD-GRK

Data Terakhir yang sudah divalidasi Update data-data pelaksanaan


tersedia di SKPD RAD-GRK

15
1A
KRITERIA DAN PENILAIAN INDIKATOR KINERJA

| Koordinasi Pelaksanaan, Monev dan Pelaporan RAD GRK


Indikator Target Kriteria Penilaian
Jumlah Anggota Pokja yang terlatih 5 (lima) orang/ provinsi pengampu 100% terlatih
tiap bidang di RAN-GRK Sertifikat hasil pelatihan
Pelaksanaan RAD-GRK dan
dokumen PEP sesuai juknis

Revisi Dokumen RAD-GRK yang 34 Dokumen Pelaksanaan konsultasi dengan


disampaikan kepada Bappenas pusat
Kandungan materi revisi sesuai
dengan karakteristik daerah

Jumlah FGD/Workshop dan Hasil 3 (tiga) kali FGD/Workshop Tema FGD/Workshop sesuai
FGD/Workshop tersebut dengan kebutuhan
Sesuai dengan Standar Biaya
Masukan 2015

Laporan Antara dan Laporan Akhir 2 laporan Laporan PEP RAD-GRK


PEP RAD-GRK disampaikan sesuai diterima pusat (baik soft copy
jadwal maupun hard copy)

Jumlah Dokumen RAD-GRK 34 Dokumen Bukti penerimaan dokumen


tercetak dan terdistribusi RAD-GRK di Kab/Kota
Data Terakhir yang sudah divalidasi 5 (lima) jenis data sesuai dengan Ketersediaan data untuk 5
tersedia di SKPD bidang RAD-GRK (lima) bidang
Keabsahan dan kevalidan data
dicek oleh Sekretariat Pusat

16
RUANG LINGKUP 1A

| Koordinasi Pelaksanaan, Monev dan Pelaporan RAD GRK


DUKUNGAN DEKONSENTRASI BAPPENAS
RUANG LINGKUP KEGIATAN OUTPUT PESERTA NARASUMBER
1 Konsultasi Pemerintah 1 Jumlah anggota Pokja yang 1 170 orang dari daerah 1 Sekretariat RAN-GRK
Daerah ke Pusat termasuk terlatih (masing-masing provinsi 5 Pusat, Narasumber dari
Capacity Building orang) K/L Bappenas,
Kemen.ESDM, Kemenhub,
KLHK, Kementan,
Kemen.PU

2 Revisi Dokumen RAD-GRK 2 Dokumen RAD-GRK Revisi 2 34 Provinsi 2 Bappenas/Sekretariat


sesuai dengan kebutuhan RAN-GRK Pusat
daerah, termasuk biaya
narasumber

3 Penyelenggaraan FGD/ 3 Laporan hasil 3 170 orang dari daerah 3 Sekretariat RAN-GRK
Workshop/Sosialiasi penyelenggaraan (masing-masing provinsi 5 Pusat, Narasumber dari
FGD/Workshop orang) K/L Bappenas,
Kemen.ESDM, Kemenhub,
KLHK, Kementan,
Kemen.PU

4 Penyusunan Pelaporan 4 Laporan Antara dan 4 34 Provinsi 4 Bappenas/Sekretariat


Pemantauan, Evaluasi, Laporan Akhir PEP RAD- RAN-GRK Pusat
dan Pelaporan (PEP) GRK
Pelaksanaan RAD-GRK

5 Pencetakan dan distribusi 5 Jumlah Dokumen RAD- 5 34 Provinsi 5 Bappenas/Sekretariat


dokumen RAD-GRK GRK tercetak dan RAN-GRK Pusat
terdistribusi

6 Update data-data 6 Data Terakhir di SKPD 6 34 Provinsi 6 Bappenas/Sekretariat


pelaksanaan RAD-GRK RAN-GRK Pusat

17
1B
Pengembangan Strategi
Adaptasi Daerah terkait
Tim Kerja
Dekonsent
rasi
RAN API
Bappenas
1D
TUJUAN, INDIKATOR DAN AKTIVITAS

| Strategi Adaptasi Daerah dalam rangka Pelaksanaan RAN API


Tujuan Indikator Aktivitas
Memperkuat kebijakan perubahan iklim Jumlah pemerintah daerah Konsultasi pemerintah daerah ke
baik mitigasi dan adaptasi; yang terlatih pusat termasuk capacity building

Memberikan arahan untuk Jumlah FGD/Workshop dan Penyelenggaraan FGD/


pengarusutamaan isu adaptasi perubahan Hasil FGD/Workshop tersebut Workshop/Sosialiasi (termasuk
iklim dalam proses perencanaan biaya narasumber)
pembangunan nasional;

Menyediakan arahan aksi adaptasi Data Daerah terkait Pengumpulan data-data


perubahan iklim sektor serta aksi adaptasi penyusunan strategi adaptasi kerentanan daerah
perubahan iklim yang terintegrasi (lintas daerah
sektor) di dalam dokumen perencanaan;

Menyediakan arahan bagi langkah aksi Dokumen strategi adaptasi Penyusunan strategi adaptasi
adaptasi prioritas jangka pendek untuk daerah daerah (termasuk biaya tenaga
diusulkan, agar mendapatkan perhatian ahli/narasumber)
khusus dan dukungan pendanaan
internasional;

Sebagai arahan bagi sektor dan daerah Jumlah dokumen trategi Pencetakan dan distribusi
dalam mengembangkan langkah aksi adaptasi daerah tercetak dan dokumen strategi adaptasi daerah
adaptasi yang sinergis dan upaya terdistribusi
membangun sistem komunikasi dan
koordinasi yang lebih efektif
19
1D
KRITERIA DAN PENILAIAN INDIKATOR KINERJA

| Strategi Adaptasi Daerah dalam rangka Pelaksanaan RAN API


Indikator Target Kriteria Penilaian
Jumlah pemerintah daerah yang terlatih 2 orang/provinsi pengampu tiap 100% terlatih
bidang di dalam RAN-API Sertifikat pelatihan
Pelaksanaan RAN-API sesuai
dengan Juknis

Jumlah FGD/Workshop dan Hasil 3 (tiga) kali FGD/Workshop dan Tema FGD /workshop yang
FGD/Workshop RAN-API Hasil FGD/Workshop RAN-API sesuai dengan kebutuhan
di 15 daerah percontohan Sesuai dengan standar biaya
masukan 2015

Data Daerah terkait penyusunan strategi Sejumlah Data Daerah terkait Ketersediaan data untuk 5 (lima)
adaptasi daerah penyusunan strategi adaptasi bidang RAN-API
daerah, sesuai dengan 5 (lima) Validasi dan keabsahan data
bidang RAN-API yang dilakukan oleh Sekretariat
RAN-API

Dokumen strategi adaptasi daerah Tersusunnya 15 (lima belas) Kajian kerentanan yang telah
dokumen strategi adaptasi dilakukan dalam menyusun
daerah pada daerah dokumen strategi adaptasi
percontohan daerah
Penyusunan oleh SKPD daerah
yang dilakukan dengan supervisi
dan arahan dari sekretariat RAN-
API

Jumlah dokumen trategi adaptasi daerah Sejumlah dokumen trategi Bukti penerimaan dokumen
tercetak dan terdistribusi adaptasi daerah tercetak dan RAN-API di daerah
terdistribusi sesuai dengan 5
bidang RAN-API 20
RUANG LINGKUP 1D

| Strategi Adaptasi Daerah dalam rangka Pelaksanaan RAN API


DUKUNGAN DEKONSENTRASI BAPPENAS
RUANG LINGKUP OUTPUT PESERTA NARASUMBER
KEGIATAN
Konsultasi pemerintah Tercapainya jumlah Minimal 2 orang Sekretariat RAN-API
daerah ke pusat pemerintah daerah yang anggota SKPD tiap
termasuk capacity terlatih di 15 daerah provinsi
building percontohan

Penyelenggaraan FGD/ Terlaksananya Minimal 3 orang K/L terkait dengan


Workshop/Sosialiasi FGD/Workshop/Sosialisasi anggota SKPD tiap bidang RAN-API
(termasuk biaya RAN-API daerah percontohan
narasumber)

Pengumpulan data-data Tersedianya data Minimal 3 orang Sekretariat RAN-API


kerentanan daerah kerentanan daerah anggota SKPD tiap
daerah percontohan

Penyusunan strategi Tersusunnya strategi Minimal 3 orang K/L terkait dengan


adaptasi daerah adaptasi daerah di daerah anggota SKPD tiap bidang RAN-API
(termasuk biaya tenaga percontohan daerah percontohan
ahli/narasumber)

Pencetakan dan Terlaksananya penyusunan Sekretariat RAN-API Sekretariat RAN-API


distribusi dokumen dan pendistribusian
strategi adaptasi daerah dokumen adaptasi daerah
di daerah percontohan
21
Tim Kerja
1C Koordinasi Pelaksanaan
dan Pelaporan RAD MDGs
Dekonsent
rasi
dan RAD PG
Bappenas
1B
TUJUAN, INDIKATOR DAN AKTIVITAS

| Koordinasi Pelaksanaan dan Pelaporan RAD MDGs dan RAD PG


Tujuan Indikator Aktivitas
Memperkuat koordinasi perencanaan daerah dalam Tersusunnya dokumen perencanaan dan Rapat koordinasi penyusunan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi penganggaran kegiatan dalam rangka rencana kegiatan terkait
pencapaian sasaran/target RAD MDGs dan RAD PG pencapaian target MDGs dan program pelaksanaan RAD MDGs dan RAD
untuk mendukung pencapaian target MDGs nasional pangan dan gizi (RAD MDGs dan RAD PG) PG di provinsi tahun selanjutnya
dan target program pangan dan gizi nasional; di tingkat provinsi dengan target 100 %

Mendukung upaya koordinasi Bappeda Provinsi dalam Tersusunnya laporan semesteran Konsultasi provinsi ke pusat dalam
rangka pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pencapaian target MDGs dan program rangka perencanaan (perjadin)
percepatan pencapaian target MDGs dan target pangan dan gizi (RAD MDGs dan Rad PG)
program pangan dan gizi; di tingkat provinsi yang tepat waktu
dengan target 100 %

Mendukung upaya koordinasi Bappeda provinsi dalam Tersusunnya laporan tahunan pencapaian Pembinaan teknis/ fasilitas provinsi
rangka penyusunan rencana kegiatan pada RAN MDGs target MDGs dan program pangan dan gizi ke Kab/Kota untuk perencanaan
dan RAD PG tahun selanjutnya; (RAD MDGs dan RAD PG) di tingkat tahun berikutnya (perjadin)
provinsi yang tepat waktu dengan target
100 %
Mendukung upaya koordinasi Bappeda provinsi dalam Rapat koordinasi pemantauan
rangka pelaporan pelaksanaan RAD MDGs dan RAD semesteran dan tahunan
PG;

Mendukung upaya koordinasi Bappeda Provinsi Kunjungan lapangan dalam rangka


dengan Bappeda Kabupaten/Kota dalam rangka monev (kab/kota terpilih) (perjadin)
penyusunan dan pelaporan RAD MDGs.
Konsultasi Provinsi ke pusat dalam
rangka monev (perjadin)

Rapat Koordinasi analisis hasil


monev pencapaian MDGs dan
program pengan dan gizi (RAD
MDGs dan RAD PG)

Konsinyasi Penyusunan Laporan: 1.


Monev Semesteran; 2. Laporan
Akhir Tahun 23
1B
KRITERIA DAN PENILAIAN INDIKATOR KINERJA

| Koordinasi Pelaksanaan dan Pelaporan RAD MDGs dan RAD PG


INDIKATOR TARGET

Tersusunnya dokumen perencanaan dan penganggaran 100 %


kegiatan dalam rangka pencapaian target MDGs dan
program pangan dan gizi (RAD MDGs dan RAD PG) di
tingkat provinsi

Tersusunnya laporan semesteran pencapaian target 100 %


MDGs dan program pangan dan gizi (RAD MDGs dan
RAD PG) di tingkat provinsi yang tepat waktu

Tersusunnya laporan tahunan pencapaian target MDGs 100 %


dan program pangan dan gizi (RAD MDGs dan RAD PG)
di tingkat provinsi yang tepat waktu

24
RUANG LINGKUP 1B

| Koordinasi Pelaksanaan dan Pelaporan RAD MDGs dan RAD PG


DUKUNGAN DEKONSENTRASI BAPPENAS
No Lingkup kegiatan Output Peserta
1 Rapat koordinasi Penyusunan Dokumen rencana kegiatan 1. Bappeda Provinsi
Rencana Kegiatan Terkait terkait pelaksanaan RAD 2. SKPD terkait
Pelaksanaan RAD MDGs dan RAD MDGs dan RAD PG tahun 3. Lintas sektor (BPS,
PG di Provinsi tahun selanjutnya selanjutnya dll)
4. Sekretariat MDGs

2 Konsultasi Provinsi ke Pusat Laporan diskusi hasil 1. Bappeda Provinsi


dalam rangka perencanaan konsultasi dan rencana tindak
(perjadin) lanjut

3 Pembinaan teknis / Fasilitasi Laporan kegiatan pembinaan 1. Bappeda Provinsi


provinsi ke Kab/kota untuk teknis/fasilitasi provinsi ke 2. Bappeda Kab./Kota
perencanaan tahun berikutnya Kab/kota 3. Sekretariat MDGs
(perjadin)

4 Rapat koordinasi pemantauan Laporan hasil pemantauan 1. Bappeda Provinsi


semesteran dan tahunan semesteran dan tahunan 2. Bappeda Kab./Kota
serta rencana tindak lanjut 3. SKPD terkait
4. Sekretariat MDGs

25
RUANG LINGKUP 1B

| Koordinasi Pelaksanaan dan Pelaporan RAD MDGs dan RAD PG


DUKUNGAN DEKONSENTRASI BAPPENAS
No Lingkup kegiatan Output Peserta
5 Kunjungan lapangan dalam Laporan hasil kunjungan 1. Bappeda Provinsi
rangka monev (kab/kota lapangan dan rencana tindak 2. SKPD terkait
terpilih) (perjadin) lanjut 3. Lintas sektor (BPS,
dll)
4. Sekretariat MDGs

6 Konsultasi Provinsi ke Pusat Laporan diskusi hasil 1. Bappeda Provinsi


dalam rangka monev konsultasi dan rencana tindak
(perjadin) lanjut

7 Rapat koordinasi analisis Laporan analisis hasil Monev 1. Bappeda Provinsi


hasil monev pencapaian pencapaian MDGs dan 2. SKPD terkait
MDGs dan program pangan program pangan dan gizi (RAD 3. Lintas sektor
dan gizi (RAD MDGs dan MDGs dan RAD PG) 4. Para
RAD PG) Pakar/akademisi
5. Sekretariat MDGs

8 Konsinyasi penyusunan Laporan monev semesteran 1. Bappeda Provinsi


laporan : Laporan akhir tahun 2. SKPD terkait
1. Monev semesteran 3. Sekretariat MDGs
2. Laporan akhir tahun

26
Tim Kerja
1D Koordinasi Perencanaan
Pusat dan Daerah Dalam
Dekonsent
rasi
Rangka Percepatan
Bappenas
Penanggulangan
Kemiskinan di Indonesia
1C
TUJUAN, INDIKATOR DAN AKTIVITAS

| Koodinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia


Tujuan Indikator Aktivitas
Penyelarasan dan peningkatan Terlaksananya rapat koordinasi Rapat Koordinasi Percepatan
kualitas perencanaan, koordinasi dan program/ kegiatan antara pemerintah Penanggulangan Kemiskinan Daerah
monitoring-evaluasi pelaksanaan pusat dan daerah dalam rangka dalam lingkup Pengembangan
program dan kegiatan percepatan penanggulangan Penghidupan Berkelanjutan,
penanggulangan kemiskinan kemiskinan Pelayanan Dasar, P3BM dan Simpadu

Meningkatkan kapasitas pemerintah Terlaksananya pelatihan P3BM dan Training Pro-poor Planning, Budgeting
daerah dalam perencanaan dan Peluncuran Sistem Database MDGs & Monitoring (P3BM) dan Pelucuran
penganggaran yang berpihak kepada dan Program Pembangunan Daerah Sistem Database dan sinkronisasi
masyarakat miskin dengan SIMPADU

Menghindari tumpang tindih program Terselenggaranya lokakarya dan Lokakarya & Diseminasi Data dengan
dan mendorong efektivitas program perbaikan ketersediaan data alat Pro-poor Planning Budgeting dan
dan kegiatan serta optimalisasi pembangunan di daerah terutama Monitoring (P3BM) dan diunggah di
kelembagaan koordinasi data kemiskinan melalui pendekatan SIMPADU
penanggulangan kemiskinan daerah P3BM dan dikelola di SIMPADU

Memantau kinerja pelaksanaan Terkumpulnya laporan pemantauan Rapat Koordinasi pusat dan daerah
kegiatan Pengembangan pelaksanaan P2B TA 2015 dalam rangka pemantauan kemajuan
Penghidupan untuk masyarakat pelaksanaan kegiatan Pengembangan
kurang mampu secara berkelanjutan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)

28
KRITERIA DAN PENILAIAN INDIKATOR KINERJA
1C

| Koodinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia


I. Koordinasi Perencanaan Pusat dan Daerah dalam Rangka Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

1. Kegiatan koordinasi yang dimaksud berupa rapat koordinasi program/kegiatan


penanggulangan kemiskinan antara pemerintah pusat dan daerah dalam rangka
meningkatkan harmonisasi dan efektivitas upaya pemerataan dan penanggulangan
kemiskinan
2. Rapat koordinasi setidaknya mecakup pembahasan mengenai:
Akses penduduk terhadap sumber penghidupan yang produktif dan berkelanjutan, menggali
identifikasi potensi daerah dan infrastruktur pendukung ekonomi (P2B)
Peningkatan pelayanan dasar dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan hak-hak dasar masyarakat
kurang mampu
Perencanaan, penganggaran dan monitoring kegiatan pembangunan daerah termasuk peningkatan
kualitas musrenbang daerah dengan alat P3BM
Pembaharuan dan pengelolaan data daerah menggunakan SIMPADU
3. Hasil kegiatan diantaranya berupa:
Analisa permasalahan kemiskinan daerah (akses sumber penghidupan, identifikasi potensi lokal,
infrastruktur pendukung ekonomi, Pelayanan Dasar, MDGs, dll),
Laporan singkat evaluasi kinerja pemerintah daerah dalam perencanaan, penganggaran dan
monitoring program/kegiatan pembangunan daerah dalam lingkup P2B, Pelayanan Dasar dan P3BM,
Langkah-langkah memperkuat kelembagaan TKPKD dan mendorong terjadinya sinergi pelaku
pembangunan
4. Rapat koordinasi dilakukan setidaknya dua (2) kali dengan melibatkan pemerintah
pusat, pemerintah daerah (Bappeda, TKPKD, SKPD, BPMPD, dll), perguruan tinggi dan
LSM
29
1C
KRITERIA DAN PENILAIAN INDIKATOR KINERJA

| Koodinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia


II. Training Pro-poor Planning, Budgeting & Monitoring dan Peluncuran Sistem Database MDGs
dan Program Pembangunan Daerah dan sinkronisasi dengan SIMPADU

1. Training dilaksanakan di tingkat provinsi dengan mengundang peserta


dari provinsi dan perwakilan seluruh kab/kota pada provinsi tersebut
2. Training diprioritaskan untuk provinsi yang belum pernah menerima
training P3BM sebelumnya atau sesuai kebutuhan daerah
3. Peserta training setidaknya terdiri dari Bappeda, SKPD kunci, BPS,
perguruan tinggi dan LSM
4. Pelaksanaan training harus mengacu kepada kurikulum dan syarat
pelaksanaan pelatihan P3BM yang dikeluarkan Direktorat
Penanggulangan Kemiskinan Bappenas
5. Hasil pelatihan dan analisa akan dipaparkan pada Peluncuran Sistem
Database MDGs dan Pembangunan Daerah dan ditampilkan secara on-
line di SIMPADU Kemiskinan untuk dimanfaatkan dalam
penyelenggaraan musrenbang daerah

30
1C
KRITERIA DAN PENILAIAN INDIKATOR KINERJA

| Koodinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia


III. Lokakarya & Diseminasi Data dengan alat Pro-poor Planning Budgeting dan Monitoring (P3BM) dan SIMPADU

1. Lokakarya dilaksanakan untuk memperbaiki ketersediaan data MDGs,


data pembangunan daerah dan data kemiskinan untuk kebutuhan
perencanaan dan penganggaran di daerah
2. Salah satu tujuan kegiatan ini untuk mengetahui kondisi penyediaan,
pengelolaan, penggunaan dan permasalahan data di daerah serta
menyetujui langkah-langkah perbaikan
3. Pokok-pokok diskusi dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
- Sumberdaya manusia (kuantitas, kualitas dan kapasitas operator data
termasuk TKPKD)
- Mekanisme (koordinasi dan tim khusus data di SKPD)
- Mekanisme transfer data
- Kontrol kualitas data
- Dukungan anggaran dan regulasi
- Fasilitas (komputer, jaringan, system, tempat, tim khusus)
4. Hasil dari lokakarya data adalah adanya kesepakatan peserta selaku
penyedia dan koordinator ketersediaan data sektor di daerah
5. Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah dibentuknya Forum Data dengan
keanggotaan yang didukung peraturan pemerintah daerah
6. Untuk TA 2015 kegiatan dilakukan setidaknya satu (1) kali 31
1C
KRITERIA DAN PENILAIAN INDIKATOR KINERJA

| Koodinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia


IV. Rapat Koordinasi Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)

1. Rapat koodinasi ini dilaksanakan dalam rangka memantau pelaksanaan


kegiatan-kegiatan P2B di masing-masing provinsi dengan mengundang TKPK
Provinsi dan Kabupaten.
2. Kegiatan yang dipantau meliputi PKKPM di 5 provinsi dan PIE di 33 provinsi,
serta kegiatan-kegiatan P2B yang dikelola oleh Kemenaker, Kemenkop UKM, KKP,
dan Kemensos.
3. Pemantauan dengan meggunakan mekanisme ini sebagai bagian dari
pemantauan internal pelaksana program. Pemantauan akan dilengkapi dengan
pemantauan independen dan partisipatif.
4. Hal-hal yang ingin dipantau dalam rakor tersebut adalah:
- Kinerja penyerapan dana dan kemajuan kegiatan
- Review daftar kegiatan dari pemanfaatan dana program
- Masalah di lapangan dan penyelesaian
- Rencana tindak lanjut
5. Diharapkan setelah penyelenggaraan rapat tersebut dihasilkan rencana tindak
yang kongkrit dalam mempercepat penyelesaian kegiatan.
6. Untuk TA 2015 kegiatan dilakukan setidaknya satu (1) kali.

32
RUANG LINGKUP 1C

| Koodinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia


DUKUNGAN DEKONSENTRASI BAPPENAS
RUANG LINGKUP KONSULTASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH DALAM
RANGKA PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
RUANG LINGKUP OUTPUT PESERTA NARASUMBER
KEGIATAN
1 Rapat Koordinasi 1 Laporan singkat evaluasi kinerja 1 Bappeda Provinsi 1 Direktorat
Percepatan pemerintah daerah dalam 2 TKPKD Provinsi Penanggulangan
Penanggulangan perencanaan, penganggaran dan 3 SKPD Provinsi Kemiskinan, Bappenas
Kemiskinan Daerah dalam monitoring program/kegiatan 4 (kunci) 2 Pakar/ Akademisi
lingkup P3BM, Simpadu, daerah 5 Akademisi 3 Bappeda Provinsi
P2B dan Pelayanan Dasar 2 Analisa permasalahan daerah 6 Koordinator
dalam lingkup MDGs, Pelayanan Provinsi P3BM
Dasar, akses sumber 7 LSM
penghidupan, dll
3 Identifikasi langkah-langkah
memperkuat kelembagaan dan
fungsi TKPKD

2 Training P3BM dan 1 Hasil analisa capaian MDGs 1 Bappeda Provinsi A Training:
Peluncuran Sistem daerah 2 TKPKD Provinsi 1 Direktorat
Database MDGs dan 2 Peluncuran Database MDGs dan 3 SKPD Provinsi Penanggulangan
Program Pembangunan Pembangunan Daerah (kunci) Kemiskinan, Bappenas
Daerah dan sinkronisasi 4 Bappeda Kab/Kota 2 Bappeda Provinsi
dengan SIMPADU di provinsi terkait 3 Master Trainer P3BM
5 Akademisi Pusat dan provinsi
6 LSM B Peluncuran Database:
1 Gubernur
2 Liaison Officer Bapepnas
3 Bappeda Provinsi
33
RUANG LINGKUP 1C

| Koodinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia


DUKUNGAN DEKONSENTRASI BAPPENAS
RUANG LINGKUP KONSULTASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH DALAM
RANGKA PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
RUANG LINGKUP OUTPUT PESERTA NARASUMBER
KEGIATAN
3 Lokakarya & Diseminasi 1 Pembaharuan pada sistem 1 Bappeda Provinsi 1 Gubernur
Data dengan alat P3BM database MDGs dan program 2 TKPKD Pokja Data 2 Direktorat
dan SIMPADU pembangunan 3 SKPD Provinsi Penanggulangan
2 Database terunggah pada (pengelola data) Kemiskinan, Bappenas
SIMPADU Kemiskinan 4 BPS Provinsi 3 Bappeda Provinsi
5 Akademisi 4 SKPD Provinsi
6 LSM 5 BPS Provinsi
6 Sekretariat Nasional
P3BM

4 Rapat koordinasi pusat 1 Laporan pemantauan 1 TKPKD Provinsi 1 Direktorat


dan daerah dalam rangka pelaksanaan P2B TA 2015 2 TKPKD Kabupaten Penanggulangan
pemantauan kemajuan 2 Komitmen rencana tindak terdiri dari unsur: Kemiskinan, Bappenas
pelaksanaan kegiatan percepatan pelaksanaan kegiatan - Bappeda 2 Sekretariat P2B, Bappenas
Pengembangan - Bapermas 3 Bappeda/ Bapermas
Penghidupan - Dinasnaker Provinsi
Berkelanjutan (P2B) - Dinsos 4 K/L Terkair
- Dinas Kelautan
- Perikanan
- Dinas Koperasi
- UKM
- Dinas Peridustrian
- Dinas Pertanian

34
Tim Kerja
Dekonsent
rasi
Bappenas
2A Koordinasi Isu, Program,
dan Kegiatan Strategis
2A
TUJUAN, INDIKATOR DAN AKTIVITAS

| Koordinasi Isu, Program, dan Kegiatan Strategis


Tujuan Indikator Aktivitas
Penyelarasan Pembangunan Jumlah Anggota Pokja yang terlatih Konsultasi Pemerintah Daerah ke
Nasional dan Daerah melalui pusat termasuk Capacity Building
perkuatan koordinasi dan sinergi dan Bimbingan Teknis
penyerasian Isu, Program dan
Kegiatan Strategis secara terpadu
antara Kementerian PPN/
Bappenas, Kementerian/Lembaga Dokumen Isu, Program dan Penyusunan dan Penetapan Isu,
(K/L) dan Pemerintah Daerah Kegiatan Strategis Pemerintah Program dan Kegiatan Strategis
(Pemda). Daerah yang disampaikan kepada sesuai dengan kebutuhan daerah
Bappenas dan serasi (terkait, konsisten,
lengkap dan terukur) dengan
prioritas nasional

36
2A
KRITERIA DAN PENILAIAN INDIKATOR KINERJA

| Koordinasi Isu, Program, dan Kegiatan Strategis


PENGUATAN ISU STRATEGIS
1. Penilaian Terhadap Muatan Isu Strategis
1. keterkaitan
2. konsistensi
3. kelengkapan dan kedalaman
4. keterukuran

2. Penilaian Terhadap Proses Penetapan dan Penyepakatan Isu


Strategis
1. Proses Perencanaan Dari Bawah (bottom-up)
2. Proses Perencanaan Dari Atas (top-down)
3. Proses Perencanaan Teknokratik
4. Proses Perencanaan Politik

3. Penilaian Hasil Kesepakatan Pendanaan Isu Strategis dalam


RKP atau Renja K/L
37
KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN 2A

| Koordinasi Isu, Program, dan Kegiatan Strategis


PENGUATAN ISU STRATEGIS

38
KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN 2A

| Koordinasi Isu, Program, dan Kegiatan Strategis


PENGUATAN ISU STRATEGIS

39
KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN 2A

| Koordinasi Isu, Program, dan Kegiatan Strategis


PENGUATAN ISU STRATEGIS

40
2A

| Koordinasi Isu, Program, dan Kegiatan Strategis


41
DUKUNGAN DEKONSENTRASI BAPPENAS
RUANG LINGKUP
Tim Kerja
Dekonsent
rasi
Bappenas
2B Koordinasi Penghargaan
Pangripta Nusantara
2B
TUJUAN, INDIKATOR DAN AKTIVITAS

| Koordinasi Penghargaan Pangripta Nusantara


Tujuan Indikator Aktivitas
Penyelarasan Pembangunan Nasional Terselenggaranya Dukungan Provinsi Penyelenggaraan FGD Penilaian
dan Daerah melalui Penilaian, Evaluasi dalam Penilaian Verifikasi Proses Verifikasi Proses Perencanaan lingkup
dan Pemberian Penghargaan Pangripta Perencanaan dan Presentasi/Wawancara Provinsi oleh Tim Penilai Pusat
Nusantara atas upaya Pemerintah di Pusat
Daerah menyelaraskan proses
perencanaan dan dokumen hasil Dukungan Perjalanan Dinas dalam
perencanaan daerah (RPJMD dan RKPD). rangka Presentasi/Wawancara Tim
Provinsi ke Pusat

Terselenggaranya Rangkaian Penilaian Pembentukan Tim Penilai Provinsi untuk


Dokumen Perencanaan Kab/Kota oleh Menilai Dokumen Perencanaan
Tim Penilai Provinsi Kab/Kota

Penyelenggaraan FGD Penilaian


Verifikasi Proses Perencanaan lingkup
Kab/Kota oleh Tim Penilai Provinsi

Dukungan Perjalanan Dinas dalam


rangka Penilaian Verifikasi Proses
Perencanaan Tim Penilai Provinsi ke
Kab/Kota terpilih

Dukungan Perjalanan Dinas dalam


rangka Presentasi/Wawancara Tim
Kab/Kota Pemenang ke Pusat

43
2B
KRITERIA

| Monev dan Laporan Perkembangan Pangripta Award


PENILAIAN RKPD PROVINSI

Penilaian Tahap I terhadap 33 dokumen Penilaian Tahap III melalui presentasi dan
RKPD Provinsi yang menghasilkan 12 wawancara terhadap 12 provinsi nominasi
provinsi nominasi keterkaitan
1. keterkaitan 1. konsistensi
2. konsistensi 2. kelengkapan dan kedalaman
3. kelengkapan dan kedalaman 3. keterukuran
4. keterukuran 4. Proses Perencanaan Dari Bawah
(bottom-up)
Penilaian Tahap II terhadap proses 5. Proses Perencanaan Dari Atas (top-
perencanaan di 12 provinsi nominasi Proses down)
Perencanaan Dari Bawah (bottom-up) 6. Proses Perencanaan Teknokratik
1. Proses Perencanaan Dari Atas 7. Proses Perencanaan Politik
(top-down) 8. Inovasi
2. Proses Perencanaan Teknokratik 9. Tampilan dan Materi Presentasi
3. Proses Perencanaan Politik 10. Kemampuan Presentasi dan
4. Inovasi Penguasaan Materi
44
2B
KRITERIA

| Monev dan Laporan Perkembangan Pangripta Award


PENILAIAN RKPD KAB/KOTA

Penilaian Tahap I terhadap RKPD seluruh Kab/Kota di lingkup


Provinsi menghasilkan 3 Kab/Kota terbaik per Provinsi
1. keterkaitan
2. konsistensi
3. kelengkapan dan kedalaman
4. keterukuran Penilaian
oleh
Penilaian Tahap II terhadap 3 Kab/Kota terbaik di Provinsi Tim Penilai
Menghasilkan 1 Kab/Kota Nominasi per Provinsi Dikirim Provinsi
ke Pusat
1. Proses Perencanaan Dari Bawah (bottom-up)
2. Proses Perencanaan Dari Atas (top-down)
3. Proses Perencanaan Teknokratik
4. Proses Perencanaan Politik
5. Inovasi Penilaian
oleh
Penilaian Tahap III melalui persentasi dan wawancara Tim Penilai
terhadap Kab/Kota terbaik dari tiap provinsi Pusat

45
2B

| Monev dan Laporan Perkembangan Pangripta Award


46
KRITERIA PENILAIAN DOKUMEN RKPD
2B

| Monev dan Laporan Perkembangan Pangripta Award


47
KRITERIA PENILAIAN PROSES PENYUSUNAN RKPD
RUANG LINGKUP 2B

| Koordinasi Penghargaan Pangripta Nusantara


DUKUNGAN DEKONSENTRASI BAPPENAS
RUANG LINGKUP OUTPUT PESERTA NARASUMBER
KEGIATAN
1 Tim Penilai Provinsi untuk 1 SK KPA tentang Tim Penilai 1 Bappeda Provinsi
Menilai Dokumen Dokumen Perencanaan 2 SKPD Provinsi
Perencanaan Kab/Kota Kab/Kota dalam rangka 3 Pakar/Akademisi
Pangripta Nusantara

2 FGD Penilaian Verifikasi 1 Dok. Hasil Penilaian 1 Tim Penilai Pusat 1 Pakar/Akademisi
Proses Perencanaan Pangripta Nusantara 2 Bappeda Provinsi
lingkup Provinsi oleh Tim 2 Laporan Prosiding FGD 3 Pakar/Akademisi
Penilai Pusat

3 FGD Penilaian Verifikasi 1 Dok. Hasil Penilaian 1 Tim Penilai Provinsi 1 Pakar/Akademisi
Proses Perencanaan Pangripta Nusantara 2 Bappeda Kab/Kota
lingkup Kab/Kota oleh Tim 2 Laporan Prosiding FGD 3 Pakar/Akademisi
Penilai Provinsi

4 Perjalanan Dinas ke Pusat 1 Laporan Perjadin yang 1 Bappeda Provinsi 1 Tim Penilai Pusat
dilengkapi : 2 Sekretariat Pangripta
- Laporan hasil diskusi Nusantara Bappenas
- Laporan rencana tindak
lanjut

5 Perjalanan Dinas ke 1 Laporan Perjadin yang 1 Bappeda Provinsi 1 Bappeda Kab/Kota


Kab/Kota dilengkapi : 2 Tim Penilai Provinsi 2 SKPD Kab/Kota
- Laporan hasil diskusi
- Laporan rencana tindak
lanjut

48
Tim Kerja
Dekonsent
rasi
Bappenas
2C Koordinasi dan Pelaporan
Dana Dekon/TP/UB
2C
TUJUAN, INDIKATOR DAN AKTIVITAS

| Koordinasi dan Pelaporan Dana Dekon/TP/UB


Tujuan Indikator Aktivitas
Penyelarasan Pembangunan Jumlah Anggota Pokja yang terlatih Konsultasi Pemerintah Daerah ke
Nasional dan Daerah melalui pusat termasuk Capacity Building
perkuatan koordinasi dan dan Bimbingan Teknis
pelaporan Dana Dekonsentrasi,
Tugas Perbantuan dan Urusan
Bersama secara terpadu antara Laporan Dana Dekonsentrasi, Koordinasi Pengumpulan data dan
Kementerian PPN/ Bappenas, Tugas Perbantuan dan Urusan Informasi, Penyusunan dan
Kementerian/Lembaga (K/L) dan Bersama yang disampaikan kepada Penyampaian Laporan
Pemerintah Daerah (Pemda). Bappenas melalui e-Monev sesuai Dekonsentrasi, Tugas Perbantuan
PP No. 39/2006 tentang Tata Cara dan Urusan Bersama setiap
Pengendalian dan Evaluasi Triwulanan melalui e-Monev
Pelaksanaan Rencana
Pembangunan secara tepat waktu

50
RUANG LINGKUP 2C

| Koordinasi dan Pelaporan Dana Dekon/TP/UB


DUKUNGAN DEKONSENTRASI BAPPENAS

51
PERJANJIAN
KINERJA
PENYELENGGARA
AN
DEKONSENTRASI
TA 2015
Kebijakan Pelaksanaan
Dekonsentrasi
TA 2015

SekNas Dekonsentrasi Bappenas 2015


DASAR HUKUM

Peraturan Presiden No 29 Tahun 2014


tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah

Peraturan Menteri PAN dan RB No 53 Tahun 2014


tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Pengertian
Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada
pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan
program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima
amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi
amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas,
fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang
dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi
termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud
akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya.
Tujuan

1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan


pemberi amanahuntuk meningkatkan integritas,
akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur;
2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi
kinerja aparatur;
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai
dasarpemberian penghargaan dan sanksi;
4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan
monitoring, evaluasi dan supervisi atas
perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah;
5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.
Pihak yang Menyusun

1. Kementerian/Lembaga
a. Menteri PPN/Kepala Bappenas
b. Unit kerja (eselon I)
c. Pimpinan satker/eselon II
2. Pemerintah daerah
d. Pimpinan Tertinggi
e. Pimpinan SKPD

Bagi kementerian/lembaga yang berkewajiban menyalurkan dana


dekonsentrasi dan dana dalam rangka tugas pembantuan, maka
disusun secara tersendiri perjanjian kinerja antara pimpinan unit
organisasi yang bertanggungjawab atas pencapaian kinerjanya
dan pimpinan satuan kerja pemerintah daerah yang
melaksanakan tugas tersebut.
Waktu Penyusunan

Perjanjian kinerja harus disusun setelah


suatu instansi pemerintah telah menerima
dokumen pelaksanaan anggaran, paling
lambat satu bulan setelah dokumen
anggaran disahkan.
Revisi
Perjanjian kinerja dapat direvisi dalam kondisi:
1. Terjadi pergantian/mutasi pejabat;
2. Perubahan dalam strategi yang
mempengaruhi pencapaian tujuan dan
sasaran (perubahan program, kegiatan dan
alokasi anggaran) ;
3. Perubahan prioritas/asumsi yang berakibat
secara signifikan dalam proses pencapaian
tujuan dan sasaran
Perjanjian Kinerja

Secara umum format Perjanjian Kinerja (PK) terdiri atas 2 (dua) bagian,
yaitu :
1. Pernyataan Perjanjian Kinerja
Pernyataan Perjanjian Kinerja ini paling tidak terdiri atas:
a. Pernyataan untuk mewujudkan suatu kinerja pada suatu tahun
tertentu;
b. Tanda tangan pihak yang berjanji/para bersepakat.Tanda tangan
pihak yang berjanji/para bersepakat.
2. Lampiran Perjanjian Kinerja
Lampiran Perjanjian Kinerja merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam dokumen perjanjian kinerja. Informasi yang disajikan dalam
lampiran perjanjian kinerja disesuaikan dengan tingkatnya.
Format Perjanjian Kinerja (1)
Format Perjanjian Kinerja (2)
Keterangan Penetapan Target

> 75 : sangat baik


> 65 75 : baik
> 50 65 : cukup baik
> 30 50 : agak kurang
0 30 : kurang
TERIMA KASIH
LAMPIRAN
A.2. Hasil Pelaksanaan
Dekonsentrasi Tahun 2014

Koordinasi Pelaksanaan dan Pelaporan RAD MDGs


Secara umum hasil Pemantauan Pelaksanaan RAD Percepatan
Pencapaian MDGs Provinsi tahun 2014, sebagai berikut:
1. Pedoman teknis pemantauan pelaksanaan RAD MDGs
secara umum telah dapat dilaksanakan oleh provinsi;
2. Informasi yang diperoleh dari pemantauan dapat
memberikan gambaran yang utuh tentang implementasi
RAD MDGs, dukungan anggaran, permasalahan yang
dihadapi, kinerja pencapaian sasaran MDGs; dan
3. Arah kebijakan di dalam dokumen RAD MDGs masing-
masing provinsi sudah memiliki keterkaitan dengan arah
kebijakan dengan Peta Jalan (roadmap) MDGs;
A.2. Hasil Pelaksanaan
Dekonsentrasi Tahun 2014

Koordinasi Pelaksanaan dan Pelaporan RAD MDGs


4. Masih ditemukan perbedaan pada beberapa program dan
kegiatan yang tercantum pada dokumen Rencana Kerja
SKPD Provinsi dengan program dan kegiatan yang
tercantum pada RAD MDGs;
5. Masih ditemukan perbedaan pada jumlah alokasi
anggaran yang tercantum pada Rencana Kerja SKPD
dengan alokasi anggaran yang tercantum pada RAD MDGs;
dan
6. Alokasi anggaran yang dicantumkan sebagian besar
bersumber dari APBD, sementara itu hanya sebagian kecil
SKPD yang mencantumkan sumber dana dari pihak
swasta.
A.2. Hasil Pelaksanaan
Dekonsentrasi Tahun 2014
Koordinasi Pelaksanaan dan Pelaporan RAD Pangan dan Gizi
Tingkat Nasional :
1. RAN-PG yang multi K/L berhasil disusun;
2. Meningkatnya integrasi kegiatan pangan dan gizi antara Kemkes
dengan Kementan yang ditunjukkan oleh keberadaan kegiatan
pangan dan gizi yang saling mendukung dalam RAN-PG;
3. Meningkatnya dukungan Badan POM terhadap perbaikan gizi,
khususnya mengenai pangan jajanan anak sekolah;
4. Meningkatnya dukungan Promosi Kesehatan terhadap upaya
pemenuhan pangan dan gizi masyarakat;
5. Meningkatnya kontribusi K/L di pusat dalam perbaikan gizi
6. Dilakukannya evaluasi pangan dan gizi secara bersama-sama oleh K/L
terkait; dan
7. Berjalannya mekanisme koordinasi melalui rapat dan pertemuan
teknis.
A.2. Hasil Pelaksanaan
Dekonsentrasi Tahun 2014
Koordinasi Pelaksanaan dan Pelaporan RAD Pangan dan Gizi
Tingkat Daerah :
1. RAD-PG yang multi SKPD berhasil disusun yang ditetapkan dengan
peraturan Gubernur;
2. Meningkatnya integrasi kegiatan pangan dan gizi antara SKPD Kesehatan
dengan SKPD urusan Pangan;
3. Meningkatnya dukungan Balai POM terhadap perbaikan gizi, khususnya
mengenai pangan jajanan anak sekolah;
4. Meningkatnya dukungan Promosi Kesehatan terhadap upaya pemenuhan
pangan dan gizi masyarakat;
5. Meningkatnya kontribusi SKPD di daerah dalam perbaikan gizi;
6. Dilakukannya evaluasi pangan dan gizi bersama-sama oleh SKPD terkait;
7. Berjalannya mekanisme koordinasi melalui rapat dan pertemuan teknis;
8. Meningkatnya Kabupaten/Kota yang memiliki RAD-PG yang telah
ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota.

Anda mungkin juga menyukai