Anda di halaman 1dari 9

Verapamil vasodilator yang tidak terlalu kuat dibandingkan

dihidropiridin
Seperti dihidropiridin, verapamin memiliki sedikit efek pada resistensi vena
pada konsentrasi dimana terjadinya dilatasi arteriolar.
Terdapat beberapa efek negatif langsung yaitu : kronotropik, dromotropik
dan inotropik dibandingkan dengan dihidropiridin.
Verapamil intravena menyebabkan penurunan dari tekanan darah arteri
yang secara tidak langsung menurunkan resistensi vaskular, tetapi refleks
takikardi tertutupi dengan efek negatif langsung kronotropik dari obat ini.
Sebaliknya, pada pasien dengan gagal jantung kongestif, verapamil injeksi
dapat menyebabkan penurunan dari fungsi kontraktilitas dan ventrikel kiri.
Verapamil oral dapat menurunkan resistensi perifer dan tekanan darah,
kadang dengan perubahan minimal pada denyut nadi.
Diltiazem intravena dapat menyebabkan penurunan pada resistensi
perifer vaskular dan tekanan darah arteri, dimana memunculkan
refleks peningkatan denyut nadi dan curah jantung.
Denyut nadi kemudian turun dibawah normal karena efek negatif
langsung dari kronotropik obat tersebut.
Diltiazem oral menurunkan denyut nadi dan rata-rata tekanan darah
arteri.
Diltiazem dan verapamil menghasilkan efek serupa pada nodus SA
dan AV, efek inotropik negatif diltiazem lebih sederhana.
Absorbsi, metabolisme dan eksresi
Absorpsi dari obat ini segera setelah dikonsumsi secara oral,
bioavailabilitasnya berkurang, di beberapa kasus dengan terlebih dahulu
melalui metabolisme di hati.
Efek dari obat ini muncul 30-60 menit setelah dikonsumsi secara oral,
dengan pengecualian yang lebih lambat terabsorbsi dan tahan lama seperti
amlodipin, isradipin dan felodipin.
Diltiazem atau verapamil intravena untuk respon terapi yang cepat.
Obat ini akan berikatan dengan protein plasma, paruh waktu obat ini lama
yaitu dari 1,3-64 jam.
Selama pengulangan pengobatan oral, bioavailabilitas dan t1/2 bisa
meningkat karena saturasi dari metabolisme di hepar.
Metabolisme utama sari diltiazem adalah desacctyldiltiazem, yang
merupakan dari potensi diltiazem sebagai vasodilator.
N-Demetilasi dari verapamil menghasilkan produksi dari norverapamil,
dimana lebih aktif secara biologi tetapi kurang kuat dibanding senyawa
utamanya.
Paruh waktu dari norverapamil adalah 10 jam.
Metabolisme dihidropiridin tidak aktif atau aktif secara lemah.
Pada pasien dengan sirosis hepar, bioavailabilitas dan waktu paruh dari CCB
dapat meningkat dan dosis harus diturunkan perlahan.
Waktu paruh obat ini lebih lama pada pasien yang lebih tua.
Kecuali diltiazem dan nifedipin, seluruh CCB adalah racemic mixtures
(Abernethy and Schwartz, 1999).
Toksisitas dan efek samping
Efek samping dari CCB beragam, pasien yang mendapatkan kapsul nifedipin onset cepat akan
timbul :
1. sakit kepala
2. kemerahan di wajah
3. pusing berputar
4. edema perifer
Sehingga, nifedipin onset cepat tidak cocok untuk pengobatan angina atau hipertensi jangka
lama.
Pusing berputar dan kemerahan di wajah lebih tidak bermasalah pada formula obat yang kerja
lama dan dengan dihidropiridin memiliki waktu paruh lama dan relatif memiliki konsentrasi yang
konstan pada plasma.
Edema perifer dapat terjadi pada beberapa pasien dengan penggunaan CCB tetapi bukan hasil
dari retensi cairan sistemik, lebih ke hasil dari peningkatan tekanan hidrostatik pada ekstremitas
bawah disebabkan oleh dilatasi prekapiler dan konstriksi refleks postkapiler (Epstein and Roberts,
2009).
Beberapa efek samping dari obat ini juga mengenai otot polos
nonvaskular. Kontraksi dari otot bawah esofagus dihambat oleh CCB.
Sebagai contoh, CCB dapat menyebabkan refleks gastroesofagus yang
lebih buruk.
Konstipasi merupakan efek samping umum dari verapamil, tetapi
jarang ditemukan pada CCB lain.
Retensi urin merupakan efek samping yang jarang.
Interaksi penting antar obat bisa saja terjadi dengan CCB.
Verapamil menghambat transpor G-Glikoprotein.
Ketika digunakan bersamaan dengan kuinidin, CCB dapat
menyebabkan hipotensi parah, terutama pada pasien dengan stenosis
subaorta hipertrofi idiopatik.
Penggunaan terapi
1. Variant angina
Obat ini dapat melemahkan vasospasme yang diinduksi ergonovin pada
pasien variant angina, yang mana memproteksi dengan cara dilatasi
koroner dibandingkan perubahan di hemodinamik perifer.
2. Angina dengan aktifitas berat
CCB juga efektif pada pengobatan angina dengan aktivitas atau angina
yang diinduksi aktifitas. Obat ini dapat menyebabkan peningkatan pada
aliran darah karena dilatasi arteri koroner, dari penurunan kebutuhan
oksigen miokard atau keduanya
3. Angina tidak stabil
Ketidakcukupan bukti untuk mengetahui terapi mana yang dapat
menurunkan mortalitas kecuali mekanisme dasarnya adalah
vasospasme.
4. Infark miokard
Belum terdapat bukti bahwa CCB memberikan manfaat pada
pengobatan dini atau preventif sekunder untuk infark miokard akut.
5. Penggunaan lain

Anda mungkin juga menyukai