Anda di halaman 1dari 17

TERAPI NYERI AKUT

Oleh :Nurul Ratna Sari S.Ked


Pembimbing : dr.Hasnie Sp.An
PENDAHULUAN
Nyeri didefinisikan sebagai rasa yang tidak menyenangkan dan
pengalaman emosi yang berhubungan dengan kerusakan jaringan akut atau
potensial. Menurut International Association for the Study of Pain, nyeri dibagi
menjadi nyeri akut dan nyeri kronis.
COUNTINUE. . .
Nyeri akut dapat disebut nyeri yang normal, merupakan nyeri yang
terjadi dalam waktu cepat, ada penyebab yang jelas seperti jejas atau lesi
jaringan lunak, infeksi atau inflamasi.Pada umumnya nyeri akut bersifat
temporer, berlangsung kurang dari 6 bulan (3-6 bulan ),dapat berhenti tanpa
terapi atau berkurang sejalan dengan penyembuhan jaringan atau apabila
penyebab nyeri telah dihilangkan atau memberi respons baik terhadap
penatalaksanaan sederhana seperti istirahat dan analgetik atau pengobatan
kausal lain.Kegagalan terapi nyeri akut dapat menimbulkan nyeri kronik.
Perbedaan karakteristik nyeri akut dan kronik
Nyeri akut Nyeri kronik
- Lamanya dalam hitungan menit - Lamannya sampai hitungan bulan
- Sensasi tajam menusuk - Sensasi terbakar, tumpul, pegal
- Dibawa oleh serat A-delta - Dibawa oleh serat C
- Kausanya spesifik, dapat - Fungsi fisiologi bersifat normal
diidentifikasi secara biologis
- Respon pasien : Fokus pada nyeri, - Kausanya mungkin jelas mungkin
menangis dan mengerang, cemas tidak
- Tingkah laku menggosok bagian - Tidak ada keluhan nyeri, depresi dan
yang nyeri kelelahan
- Respon terhadap analgesik : - Tidak ada aktifitas fisik sebagai
meredakan nyeri secara efektif respon terhadap nyeri
- Respon terhadap analgesik : sering
kurang meredakan nyeri
Menurut derajat nyerinya

Berdasarkan derajat nyerinya diklasifikasikan menjadi 3 kriteria, yaitu :


1. Nyeri ringan : adalah nyeri yang hilang timbul, terutama sewaktu melakukan aktifitas sehari-
hari dan hilang pada waktu tidur.
2. Nyeri sedang : adalah nyeri yang terus menerus, aktifitas terganggu, yang hanya hilang jika
penderita tidur.
3. Nyeri berat : adalah nyeri yang berlangsung terus menerus sepanjang hari, penderita tak
dapat tidur atau sering terjaga oleh gangguan nyeri sewaktu tidur.
FISIOLOGI NYERI

Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima


rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah
ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat
yang secara potensial merusak.
Transduksi
FISIOLOGI Transmisi

NYERI Modulasi
Persepsi
PENATALAKSANAAN NYERI
Prinsip Umum Penatalaksanaan Nyeri
Sebelum dilakukanya pengobatan terhadap nyeri, seorang dokter harus
memahami tata laksana pengelolaan nyeri dengan seksama. Di dalam pengelolaan
nyeri ini terdapat prinsip-prinsip umum yaitu :
1. Mengawali pemeriksaan dengan seksama
2. Menentukan penyebab dan derajat/stadium penyakit dengan tepat
3. Komunikasi yang baik dengan penderita dan keluarga
4. Mengajak penderita berpartisipasi aktif dalam perawatan
5. Meyakinkan penderita bahwa nyerinya dapat ditanggulangi
6. Memperhatikan biaya pengobatan dan tindakan
7. Merencanakan pengobatan, bila perlu, secara multidisiplin
ANALGESIK NON-OPIOID/NON-
NARKOTIK
Analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak
bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Penggunaan Obat Analgetik Non-
Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini cenderung mampu menghilangkan
atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf
pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran.
OAINS mengahasilkan analgesia dengan bekerja di tempat cedera
melalui inhibisi sintesis prostaglandin dari prekursor asam arakidonat.
Prostaglandin mensensitisasi nosiseptor dan bekerja secara sinergis dengan
produk inflamatorik lain di tempat cedera, misalnya bradikinin dan histamin,
untuk menimbulkan hiperalgesia. Dengan demikian, OAINS mengganggu
mekanisme transduksi di nosiseptor dengan menghambat sintesis
prostaglandin.
Secara kimiawi, analgetik perifer dapat dibagi dalam beberapa kelompok,
yakni:
a. Asetaminofen: Parasetamol
b. Salisilat: asetosol, salisilamida dan benorilat
c. Penghambat prostaglandin (NSAIDs): ibuprofen
d. Derivat-antranilat: mefenaminat, glafenin
e. Derivat-pirozolinon: propifenazon, isopropilaminofenazon
dan metamizolf
ANALGETIK- ANTIPIRETIK

Efek analgetik timbul karena mempengaruhi baik di hipotalamus atau


di tempat cedera. Analgetik- antipiretik dapat menghambat sintesis PG dan
brandikinin sehingga menghambat terjadinya perangsangan reseptor nyeri.
Obat- obat yang banyak digunakan sebagai analgetik dan antipiretik adalah
golongan salisilat danasetaminofen (parasetamol). Aspirin adalah penghambat
sintesis PG paling efektif dari golongan salisilat.
ANTI INFLAMASI
Anti-inflamasi adalah obat atau zat-zat yang dapat mengobati Peradangan
atau pembengkakan.
Obat-obat ini bekerja melalui 2 cara:
Mempengaruhi sistem prostaglandin, yaitu suatu sistem yang
bertanggungjawab terhadap timbulnya rasa nyeri.
Mengurangi peradangan, pembengkakan dan iritasi yang seringkali terjadi di
sekitar luka dan memperburuk rasa nyeri.
OBAT ANTIINFLAMASI NON
STEROID (OAINS)
Semua OAINS bekerja mengikat COX. COX berfungsi mengkonversi
asam arakidonat menjadi Prostaglandin, tromboksan dan prostasiklin yang
akan merangsang timbulnya tanda- tanda inflamasi.
COX ada dua macam, yaitu COX1 dan COX2. COX1 terdapat pada
semua jaringan di lambung dan berfungsi melindungi mukosa.COX2 terdapat
di otak, ginjal serta di tempat yang mengalami peradangan.
1. Turunan asam salisilat : aspirin, salisilamid,diflunisal.
2. Turunan 5-pirazolidindion : Fenilbutazon, Oksifenbutazon.
3. Turunan asam N-antranilat : Asam mefenamat, Asam flufenamat
4. Turunan asam arilasetat : Natrium diklofenak,Ibuprofen,Ketoprofen.
5. Turunan heteroarilasetat : Indometasin.
6. Turunan oksikam : Peroksikam, Tenoksikam.
OAINS NON SELEKTIF DAN SELEKTIF
Contoh OAINS non selektif adalah:
- Ibuprofen - Ketoprofen
- Indometasin - Asam mefenamat
- Ketorolak - Fenilbutazon
- Naproksen - Piroksikam
- Diklofenak - Nabumeton

OAINS Selektif
OAINS selektif adalah yang hanya mengikat COX2 sehingga tidak
menimbulkan iritasi lambung. Contohnya adalah celecoxib, meloxicam, dan
refecoxib.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai