kayu sebagai bahan bangunan. Siswa mampu mengetahui jenis-jenis dan ciri-ciri kayu sebagai bahan bangunan Sisiwa mampu mengetahui ukuran, sambungan, hubungan kayu
Siswa mampu mengetahui cara menggunakan
kayu dalam konstruksi bangunan Kayu bangunan adalah kayu yang diperoleh dengan jalan mengkonversikan kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan ataupun bentuk-bentuk lain sesuai dengan tujuan penggunaannya Bahan Alami yang dapat Kayu mudah diserang oleh diperbaharui serangga pemakan kayu seperti rayap atau serangga lainnya Dapat dibuat dengan berbagai macam desain dan warna Mengandung air dan berpengaruh besar terhadap Memberi efek hangat bentuk kayu Bahan penyekat yang baik Terbatasnya diameter kayu pada perubahan suhu di luar menjadikan sulit untuk rumah mendapatkan bahan baku yang Dapat meredam suara lebar Kayu mudah terbakar terutama dalam keadaan kering Syarat Kayu sebagai Bahan Bangunan:
Mampu menahan bermacam-macam beban yang
bekerja dengan Aman dalam jangka waktu yang direncanakan; Mempunyai ketahanan dan keawetan yang memadai melebihi umur pakainya; Serta mempunyai ukuran penampang dan panjang yang sesuai dengan pemakainnya dalam konstruksi. Sifat-sifat Kayu secara Kimiawi: Sifat-sifat Kayu secara Sifat-sifat Kayu secara Fisik: Mekanik: Keawetan Kekuatan tarik kayu Warna Kekuatan tekan kayu Tekstur Kekuatan geser kayu Arah serat Kekuatan lentur kayu Kesan raba Kekakuan kayu Bau dan rasa Keuletan kayu Pola gambar Kekerasan kayu Kayu mempunyai sifat Kekuatan belah kayu dapat menyerap atau melepaskan air Makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula. Kelas Awet Kayu Kelas awet kayu dalah tingkat kekuatan alami sesuatu jenis kayu terhadap pengaruh kelembaban, pengaruh iklim dan cuaca, serta serangan hama. Kelas awet I (25 tahun) Kelas awet II (15-25 tahun) Kelas awet III (10-15 tahun) Kelas awet IV (5-10 tahun) Kelas awet V (<5 tahun) Kelas Kuat Kayu Kelas kuat kayu adalah tingkat ketahanan alami suatu jenis kayu terhadap kekuatan mekanis (beban) kayu yang terdiri dari berat jenis, keteguhan lengkung mutlak (klm), dan keteguhan tekan mutlak (ktm). Kelas kuat kayu dinyatakan dalam Kelas Kuat I, II, III, IV dan V. Makin besar angka kelasnya makin rendah kekuatannya. Berikut adalah tabel kelas kuat kayu: Kelas Berat Jenis (kg/cm) Klm (kg/cm) Ktm (kg/cm) Kayu I 0,90 1.100 650 II 0,60 - <0,90 725 - <1.100 425 - <650 III 0,40 - <0,60 500 - <725 300 - <425 IV 0,30 - <0,40 300 - <500 215 - <300 V <0,30 <300 <215 Ukuran nominal kayu untuk bangunan, tebal dan lebar minimal (10x10) mm, (10x30) mm, (20x30) nm, (25x30) mm, (30x30) nm, (30x50) mm, (60x80) mm, (60x100) mm, (60x120)mm, (80x80) mm, (80x100) mm, 120x120) mm.
Ukuran untuk bangunan rumah dan gedung:
o Kusen pintu dan jendela (mm): 60 (100, 120, 130, 150) ; 80 (100, 120, 150). o Kuda-kuda (mm): 80 (80, 100, 120, 150, 180), 100 (100, 120, 150, 180). o Kaso (mm) : 40x60; 40x80; 50x70. o Tiang balok (mm) :80 (80, 100, 120); 100 (100, 120; 120 (120, 150). o Balok antar tiang (mm): 40 (60, 80); 60 (80, 120, 150); 80 (120, 150, 180), 100 (120, 150). o Balok langit (mm): 80 (120, 150, 180, 200); 100 (150, 180, 200). Toleransi ukuran panjang kayu ditetapkan berdasarkan ukuran nominal 100 mm dan toleransi ukuran tebal dan lebar kayu ditetapkan 0-15 mm dari ukuran nominal.
Ketentuan kadar air kayu adalah ukuran kayu gergajian dalam
keadaan kering udara, maksimum 23%, kecuali untuk kusen daun pintu, daun jendela, jelusi dan elemen lainnya mempunyai kadar air maksimum 20% Kayu ukuran 8 X 12 cm Kayu ukuran 4 X8 cm kayu ukuran 6 X 8 cm
Kayu ukuran 4 X 20 cm kayu ukuran 4 X 12 cm kayu reng ukuran 4 X 6 cm
1. Sambungan Kayu Arah Memanjang Mendatar Sambungan memanjang ini terdiri dari sambungan mendatar dan tegak lurus. a. Sambungan bibir lurus b. Sambungan bibir lurus berkait c. Sambungan bibir miring d. Sambungan bibir miring berkait e. Sambungan memanjang balok kunci f. Sambungan memanjang kunci jepit g. Sambungan tegak lurus. a. Sambungan Bibir Lurus
Sambungan ini digunakan bila
seluruh batang dipikul, misalnya balok tembok. Pada sambungan ini kayunya banyak diperlemah karena masing-masing bagian ditakik separuh kayu. a. Sambungan Bibir Lurus b. Sambungan Bibir Lurus Berkait Sambungan kait lurus ini digunakan bila akan ada gaya tarik yang timbul. c. Sambungan Bibir Miring
Sambungan bibir miring digunakan untuk menyambung gording pada
jarak 2.5 - 3.50 m dipikul oleh kuda-kuda d. Sambungan Bibir Miring Berkait
Sambungan ini seperti pada sambungan bibir miring yang diterapkan
pada gording yang terletak 5 10 cm dari kaki kuda-kuda yang berjarak antara 2.50 3.50 m. e. Sambungan Memanjang Balok Kunci Sambungan balok kunci ini digunakan pada konstruksi kuda-kuda untuk menyambung kaki kuda-kuda maupun balok tarik. Ke dua ujung balok yang disambung harus saling mendesak rata. f. Sambungan Memanjang Balok Kunci Jepit 2. Sambungan Kayu Arah Memanjang Tegak
Sambungan ini biasa
digunakan untuk menyambung tiang-tiang yang tinggi dimana dalam perdagangan sukar didapatkan persediaan kayu-kayu dengan ukuran yang diinginkan a. Hubungan Kayu Menyudut b. Hubungan Kayu Menyudut Dengan Lubang dan Gigi c. Hubungan Ekor Burung d. Hubungan Ekor Burung Layang Terbenam e. Hubungan Ekor Burung f. Hubungan Ekor Burung Layang (tidak tembus) Sorong g. Hubungan Kayu Menyudut h. Hubungan Loef Dengan Lubang dan Pen i. Hubungan Loef dan Voorloef 1. Lantai (Flooring)/mozaik parquet flooring 3. Guna kayu dalam pembuatan kolom
Kolom tunggal. Kolom ganda, dan produk
kolom laminasi 2. Dinding 4. Guna kayu dalam pembuatan rangka batang kayu 5. Rangka Atap/Kuda-kuda Bangunan Gereja Ortodok di Rusia