Anda di halaman 1dari 13

RECURRENT URINARY TRACT INFECTIONS AND COMPLICATIONS

AFTER SYMPTOMATIC VERSUS ANTIBIOTIC TREATMENT: FOLLOW-


UP OF A RANDOMISED CONTROLLED TRIAL

Disusun oleh :
INDRI RIYANI EVELIN
1102012127

Pembimbing :
dr. Erlina Wijayanti, MPH.
SKENARIO

Seorang perempuan berusia 39 tahun datang ke Pusskesmas Kecamatan


Cempaka Putih barat dengan keluhan nyeri saat berkemih sejak 5 hari
sebelum ke puskesmas. Pasien mengeluh sering BAK sejak 5 hari SMRS.
Pasien memiliki kebiasaan menahan berkemih. Nyeri pinggang disangkal
oleh pasien, demam disangkal, mual dan mntah disangkal.

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan status generalis keadaan umum baik,
TB 148cm, BB 70kg, TD 130/90 mmHg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
nyeri tekan suprapubik. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan bakteri
positif, leukosit 6-8 /lpb, eritrosit 1-2/lpb. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan pasien di diagnosis infeksi saluran kemih. Dokter memberikan
obat antibiotic pada pasien untuk menghentikan bakteri. Pasien
menceritakan bahwa sebelumnya pasien diberikan obat bukan antibiok.
Lalu pasien bertanya kepada dokter apakah akan kambuh kembali bila
tidak diberikan antibiotic.
Pertanyaan Klinis
Apakah pengobatan tanpa antibiotic berdampak ISK
berulang dibandingkan dengan pengobatan dengan
antibiotic?
KOMPONEN P.I.C.O
Patient/Problem : Perempuan umur 29 tahun dengan
ISK
Intervention : non antibiotik
Comparison : antibiotik
Outcome : tidak menyebabkan ISK berulang
dengan pengobatan tanpa antibiotik
KATA KUNCI
Urinary tract infection and symptomatic and antibiotic
HASIL PENCARIAN
Sebanyak 20 artikel
LIMITATION
Last 2 year; free article
ARTIKEL YANG DIPILIH
Bleidorn et. al.: Recurrent urinary tract infections and
complications after symptomatic versus antibiotic
treatment: follow-up of a randomised controlled trial
APAKAH HASIL PENELITIAN TERSEBUT VALID?

1. Apakah ada randomisasi dalam kelompok dan teknik


randomisasi yang digunakan?
Ada randomisasi pada teknik dan kelompok randomisasi yang
digunakan
2. Apakah terdapat persamaan antara kedua kelompok pada
awal penelitian?

3. Apakah terdapat blinding pada pasien, klinisi dan peneliti?


Ya. Penelitian ini diterapkan menggunakan metode double
blind dimana pasien, klinisi serta peneliti tidak mengetahui
terapi apa yang diberikan kepada subjek yang diteliti.
4. Apakah terdapat persamaan perlakuan pada kedua
kelompok selain perlakuan eksperimen?

5. Bagaimana lama dan lengkapnya follow up?


Follow-up yang dilakukan yaitu enam bulan.
Follow-up tidak lengkap karena dari 386 pasien ada 60 pasien yang lost of follow up
pada 6 bulan
6. Apakah terdapat analisis pasien pada kelompok randomisasi
semula?
Ya,terdapat analisis pada pasien randomisasi semula,
IMPORTANCE

1. Menentukan besarnya efek terapi (CER, EER, RR, RRR, ARR,


NNT)
Tidak Menimbulkan ISK berulang
Total
Ya Tidak
Non Antibiotic 98 (a) 24 (b) 122
Antibiotic 208 (c) 56 (d) 264
Total 306 80 386

EER (Experimental Event Rate)


EER = a/(a+b)
= 98/122
= 0,8 = 80%
CER (Control Event Rate)
CER = c/(c+d)
= 208/ 264
= 0,7 = 70%
RR (Relative Risk)
RR = EER/CER
= 0,8/ 0.7
= 1.14

ARR (Absolute Risk Reduction)


ARR = CER-EER
= 0,7/0,8
= 0,9
NNT (Number needed to Treat)
NNT = 1/ARR
= 1/ 0,9
= 1,11
APPLICABILITY
1. Menentukan kemungkinan penerapan pada pasien (
spectrum pasien dan setting)
Ya, pasien pada jurnal merupakan pasien dengan infeksi
saluran kemih

2. Menentukan potensi keuntungan dan kerugian pada


pasien
Keuntungan : Penggunaan non antibiotic tidak
berdampak negative dengan ISK berulang.
Kerugian : Pada pasien yang terkena infeksi saluran kemih
lebih sering mengalami ISKberulang. Penggunaan
antibiotic dan non antibiotic menyebabkan pielonefritis.

Anda mungkin juga menyukai