Anda di halaman 1dari 22

Laporan Kasus Radiologi

Efusi Pleura pada DHF

Disusun oleh :
Nur Anita Setyaningrum
Tyagita Khrisna Ayuningtias
Identitas pasien
Nama anak : An. Galang Indo R
Umur : 11 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : jl. Bulu stalan gang II no.62
No RM : 19-83-41
Tgl masuk RS : 16 Agustus 2013
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu pasien
dibangsal melati tanggal 22 Agustus 2013.
Keluhan utama : Panas
RPS
Pasien anak laki-laki 11 tahun diantar orang tuanya datang dengan keluhan
panas sejak 3 minggu yang lalu. Panas dirasakan naik turun. Panas semakin tinggi
terutama saat malam hari dan setiap hari panas semakin meningkat. Pada malam
hari, pasien sering menggigil. Sebelum sakit pasien sering main ke warnet yang
lokasinya dekat dengan sungai banjir kanal barat. Sekolah pasien juga terletak di
dekat sungai banjir kanal barat. Selama 2 minggu ini pasien sudah dibawa periksa
ke dokter praktek, puskesmas dan rumah sakit namun panas tidak turun. Pasien
tidak merasa mual dan muntah. BAB dan BAK lancer dan normal.
Setelah 3 hari dirawat di rumah sakit, pasien mengeluhkan nyeri perut
bagian kanan atas dan tengah. Pasien juga merasa mual namun tidak muntah.
Panas tubuh sudah berkurang dari sebelumnya.
Saat ini pasien masih merasa sakit di perut kanan bagian atas dan tengah.
Mual sudaha tidak dirasakan. Suhu tubuh sudah tidak meningkat.
RPD : Riwayat kejang (-), demam tinggi (-),
riwayat sakit yang sama (-), riwayat mondok (-)

RPK : Hipertensi (-), DM (-), riwayat sakit serupa


(-)

Riwayat Pribadi : -

Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien tinggal dengan ayah,


ibu, dan kakak pasien. Biaya pengobatan menggunakan
Jamkesda (Kesan status ekonomi menengah kebawah)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
TD : 100/70 mmHg
HR : 85x/menit
RR : 16x/menit
T : 36,50C axiller
Anthropometri
BB : 32 Kg
TB : 122 cm
Status generalisata
Kulit : Warna kulit sawo matang, petechie (-)
Kepala : Kesan mesocephal, warna rambut hitam, rambut
kepala susah dicabut.
Mata : Corpus Alineum (-/-); Konjungtiva: Anemis (-/-),
Hiperemis (-/-), Ikterik (-/-); Sklera:Ikterik (-/-), Hiperemis (-/-);
Palpebra: Edem (-/-); Pupil: Reflek (+/+), Ukuran 3mm/3mm.
Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), Discharge (-/-), Deformitas
(-).
Telinga : Serumen (+/+), Nyeri Mastoid (-/-), Nyeri Tragus (-/-),
discharge (-/-).
Mulut : Lembab (+), Sianosis (-), Lidah Kotor (-),
Ukuran Tonsil T1-T1, Faring Hiperemis (-), Uvula Simetris.
Leher : Limfonodi Tidak Teraba, Tiroid Tidak Teraba, JVP
Tidak Dilakukan Pemeriksaan.
Ekstremitas

Superior Inferior

Akral (+/+) (+/+)


hangat
Oedem (-/-) (-/-)

Sianosis (-/-) (-/-)

CRT < 2 detik < 2 detik


Status Internus
Thoraks
- Pulmo
Dextra Sinistra
Depan
Inspeksi Gerakan dada statis simetris, Gerakan dada statis
dinamis simetris
simetris, dinamis simetris
Palpasi Stem fremitus (+) normal Stem fremitus (+) normal
ka=ki, Massa (-)
ka=ki, Massa (-)
Perkusi Suara lapang paru sonor, redup Suara lapang paru sonor
di basal paru.
Auskultasi Suara dasar paru Vesikuler Suara dasar paru
melemah di basal paru,
Vesikuler, Wheezing (-),
Wheezing (-), Ronkhi (+)
Ronkhi (-)
- Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba, tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kiri bawah pada SIC V
1cm medial linea midclavicula sinistra
Auskultasi : A1<A2, P1<P2, M1>M2, Bunyi jantung 1 dan 2
murni, Gallop (-), Murmur (-), Thrill (-)

Abdomen
Inspeksi : Warna kulit sama dengan warna kulit
sekitar, dinding abdomen agak cembung
Auskultasi : Bising usus 10x/menit
Perkusi : Suara dasar abdomen tympani
Palpasi : Tidak dapat dinilai karena pasien
kesakitan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium :
Dari hasil pemeriksaan serologi didapatkan
peningkatan kadar MCV, limfosit dan monosit.
Serta terjadi penurunan trombosit, eosinofil
dan neutrofil.
Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi :
- Soft tissue : tidak ada kelainan
- Sinus costophrenicus : kanan suram, kiri lancip
- Diafragma : costa 8 posterior sinistra
- Costa : tidak ada kelainan
- Pulmo : corakan vaskuler kasar di kedua lapang paru
Bercak kesuraman di parahiler dan paracardial paru
dekstra
Kesuraman homogen di hemithorax dekstra
- Cor : ukuran tak membesar
- Trakea : tidak mengalami deviasi

Kesan :
- Pulmo : gambaran bronkopneumoni
Efusi pleura
- Cor : normal
penatalaksanaan
RL 5 tpm
Oral :
- Paracetamol 3x tablet
- Propepsa 3x1 cth
- Imbos forte 2x1 cth
Injeksi :
- Ceftazidine 2x750 mg
- Ranitidine 2x1 amp
- Norages 3x280 mg
- ODR 2x3,5 ml
Pembahasan
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD
(dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri
sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopeniadan diathesis hemoragik.
Demam berdarah dengue disebabkan oleh infeksi virus
dengue yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti. Virus
dengue (DENV) ada 4 jenis yaitu virus DENV-1, DENV-2,
DENV-3, dan DENV-4. Di antara ke-4 virus ini virus
DENV-3 yang paling sering menyerang penduduk
Indonesia.
Patofisiologi

Virus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan


nyamuk terjadi viremia, yang ditandai dengan demam mendadak
tanpa penyebab yang jelas disertai gejala lain seperti sakit kepala,
mual, muntah, nyeri otot, pegal di seluruh tubuh, nafsu makan
berkurang dan sakit perut, bintik-bintik merah pada kulit. Kelainan
juga dapat terjadi pada sistem retikulo endotel atau seperti
pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa.
Pelepasan zat anafilaktoksin, histamin dan serotonin serta aktivitas
dari sistem kalikrein menyebabkan peningkatan permeabilitas
dinding kapiler/vaskuler sehingga cairan dari intravaskuler keluar ke
ekstravaskuler atau terjadinya perembesaran plasma akibat
pembesaran plasama terjadi pengurangan volume plasma yang
menyebabkan hipovolemia, penurunan tekanan darah,
hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan.
Manifestasi klinis :

- Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari,


biasanya bifasik.
- Terdapat minimal 1 manifestasi perdarahan
- Terdapat minimal 1 manifestasi plasma lakage.
- Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek,
sakit waktu menelan.
- Keluhan pada saluran pencernaan: mual, muntah,
anoreksia, diare,konstipasi.
- Keluhan sistem tubuh yang lain: nyeri atau sakit
kepala, nyeri pada otot, tulang dan sendi, nyeri
otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-pegal pada saluran
tubuh.
EFUSI PLEURA

Efusi pleura adalah suatu kondisi medis yang


ditandai dengan peningkatan cairan yang
berlebihan diantara kedua lapisan pleura
Etiologi

Perubahan permeabilitas membran pleura


(keganasan, inflamasi, emboli paru).
Berkurangnya tekanan onkotik/osmotik
plasma (hipoalbuminemia,sirosis).
Meningkatnya tekanan hidrostatik kapiler
sistemik (gagal jantung kongestif, superior
vena cavasyndrom,perikarditis).
Berkurangnya drainase limfatik
(keganasan,trauma)
Patofisiologi

Terjadinya efusi pleura tergantung pada keseimbangan


antara cairan dan proten di dalam rongga pleura.
Efusi Pleura dapat berupa transudat atau eksudat.
Transudat terjadi pada peningkatan tekanan vena
pulmonalis, misalnya gagal jantung kongestif, emboli
paru, sirosis hati sehingga menyebabkan pengeluaran
cairan dari pembuluh darah ke rongga pleura.
Transudasi juga terjadi pada hipoprotenemia seperti
pada penyakit hati ataupun ginjal. Penimbunan
transudat dalam rongga pleura ini disebut hidrotoraks.
Cairan yang tertimbun sering berada di bagian bawah
karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
Efusi Pleura yang jenis cairannya merupakan eksudat
dinamakan efusi pleura eksudatif. Eksudat terjadi
karena adanya proses peradangan atau infiltrasi pada
pleura atau jaringan yang berdekatan dengan pleura.
Pada kasus ini terjadi kerusakan pada dinding kapiler
atau terjadi peningkatan permeabilitas kapiler darah
sehingga cairan kaya protein dari kapiler masuk ke
rongga pleura. Bendungan pada pembuluh limfa juga
dapat menyebabkan efusi pleura eksudatif. Penyebab
efusi pleura eksudatif antara lain, infeksi,penyakit
jaringan ikat,penyakit intrabadominal, dan imunologik
Gambaran efusi pleura pada dhf
Pada foto dada didapatkan efusi pleura,
terutama pada hemitoraks kanan tetapi
apabila terjadi perembesan plasma hebat,
efusi pleura dapat dijumpai pada kedua
hemitoraks. Pemeriksaan foto rontgen dada
sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus
kanan (pasien tidur pada sisi badan sebelah
kanan).
Penatalaksanaan
Jika jumlah cairannya sedikit, mungkin hanya
perlu dilakukan pengobatan terhadap
penyebabnya. Jika jumlah cairannnya banyak,
sehingga menyebabkan penekanan maupun
sesaknafas,maka perludilakukan tindakan
drainase (pengeluaran cairan yang terkumpul)

Anda mungkin juga menyukai