Ulkus Diabetikum
Ulkus Diabetikum
Hematologi
Fungsi Hati
Fungsi Ginjal
Sero-Imunologi Hepatitis
PENATALAKSANAAN
A. Non medikamentosa
Debridement
B. Medikamentosa
Infus Asering
Inj Novorapid 3.14
Inj Cotaxime 1 gram 2.1
Sucralfate syr susp 100ml 3.1c
Ketorolac 1gram 3 x 1
Diabetes melitus terjadi dimana keadaan tubuh
yang tidak dapat mengontrol atau mengolah
glukosa dalam darah. Secara umum penyakit
ini terjadi karena adanya gangguan dari suatu
hormon yang ada di dalam tubuh manusia yang
diproduksi oleh kelenjar pankreas yaitu insulin.
Di Indonesia berdasarkan penelitian epidemiologis
didapatkan prevalensi Diabetes mellitus sebesar 1,5
2,3% pada penduduk yang usia lebih 15 tahun,
bahkan di daerah urban prevalensi DM sebesar
14,7% dan daerah rural sebesar 7,2%. Prevalensi
tersebut meningkat 2-3 kali dibandingkan dengan
negara maju, sehingga Diabetes mellitus
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
serius. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Indonesia tahun 2003 penduduk Indonesia yang
berusia di atas 20 tahun sebesar 133 juta jiwa, maka
pada tahun 2003 diperkirakan terdapat penderita
DM di daerah urban sejumlah 8,2 juta dan di daerah
rural sejumlah 5,5 juta.
Diabetes tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya menjurus ke
defisiensi insulin absolut):
Autoimun.
Idiopatik.
Diabetes tipe 2. (bervariasi mulai yang terutama dominan
resistensi insulin disertai defesiensi insulin relatif sampai
yang terutama defek sekresi insulin disertai resistensi
insulin).
Diabetes tipe lain.
Defek genetik fungsi sel beta :
Maturity-Onset Diabetes of the Young (MODY)
DNA mitokondria.
Defek genetik kerja insulin.
Penyakit eksokrin pankreas.
Pankreatitis.
Tumor/ pankreatektomi.
Pankreatopati fibrokalkulus.
Endokrinopati.
Akromegali.
Sindroma Cushing.
Feokromositoma.
Hipertiroidisme.
Karena obat/ zat kimia.
Pentamidin, asam nikotinat. Glukokortikoid, hormon tiroid.
Tiazid, dilantin, interferon alfa dan lain-lain.
Infeksi: rubella kongenital, sitomegalovirus.
Sebab imunologi yang jarang: antibodi insulin.
Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM: Sindrom
Down, Sindrom Klinefelter, Sindrom Turner dan lain-lain.
Seseorang dapat dikatakan menderita Diabetes
Mellitus apabila menderita dua dari tiga gejala yaitu
Keluhan TRIAS: Banyak minum, Banyak kencing dan
Penurunan berat badan.
Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari
120 mg/dl
Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih
dari 200 mg/dl
Keluhan yang sering terjadi pada penderita Diabetes
Mellitus adalah: Poliuria, Polidipsia, Polifagia, Berat
badan menurun, Lemah, Kesemutan, Gatal, Visus
menurun, Bisul/luka, Keputihan.
Komplikasi Metabolik Akut
Komplikasi akut terdiri dari dua bentuk yaitu hipoglikemia
dan hiperglikemia. Hiperglikemia dapat berupa, Keto Asidosis
Diabetik (KAD), Hiperosmolar Non Ketotik (HNK) dan Asidosis
Laktat (AL). Hipoglikemi yaitu apabila kadar gula darah lebih
rendah dari 60 mg % dan gejala yang muncul yaitu palpitasi,
takhicardi, mual muntah, lemah, lapar dan dapat terjadi
penurunan kesadaran sampai koma. Hiperglikemi yaitu
apabila kadar gula darah lebih dari 250 mg % dan gejala yang
muncul yaitu oliuri, polidipsi pernafasan kussmaul, mual
muntah, penurunan kesadaran sampai koma.
Komplikasi Metabolik Kronik
Komplikasi kronik pada dasarnya terjadi pada semua
pembuluh darah di seluruh bagian tubuh (Angiopati diabetik).
Angiopati diabetik untuk memudahkan dibagi menjadi dua
yaitu: makroangiopati (makrovaskuler) dan mikroangiopati
(mikrovaskuler), yang tidak berarti bahwa satu sama lain
saling terpisah dan tidak terjadi sekaligus bersamaan.
Ulkus diabetikum adalah salah satu bentuk
komplikasi kronik Diabetes mellitus berupa luka
terbuka pada permukaan kulit yang dapat
disertai adanya kematian jaringan setempat.
Ulkus diabetikum merupakan luka terbuka pada
permukaan kulit karena adanya komplikasi
makroangiopati sehingga terjadi vaskuler
insusifiensi dan neuropati, yang lebih lanjut
terdapat luka pada penderita yang sering tidak
dirasakan, dan dapat berkembang menjadi
infeksi disebabkan oleh bakteri aerob maupun
anaerob.
Beberapa etiologi yang menyebabkan ulkus diabetikum meliputi
neuropati,penyakit arterial,tekanan dan deformitas kaki. Faktor risiko
terjadi ulkus diabetikum pada penderita Diabetes mellitus menurut Lipsky
dengan modifikasi dikutip oleh Riyanto dkk.terdiri atas :
Faktor-faktor risiko yang tidak dapat diubah :
Umur 60 tahun.
Lama DM 10 tahun.
Faktor-Faktor Risiko yang dapat diubah :
Neuropati (sensorik, motorik, perifer).
Obesitas
Hipertensi.
Glikolisasi Hemoglobin (HbA1C) tidak terkontrol.
Kadar glukosa darah tidak terkontrol.
Insusifiensi Vaskuler karena adanya Aterosklerosis yang disebabkan :
Kolesterol Total tidak terkontrol
Kolesterol HDL tidak terkontrol.
Trigliserida tidak terkontrol.
Kebiasaan merokok.
Ketidakpatuhan Diet DM.
Sering kesemutan
Nyeri kaki saat istirahat
Sensari rasa berkurang
Kerusakan jaringan (nekrosis)
Penurunan denyut nadi arteri dorsalis
pedis,tibialis,dan popliteal
Kaki menjadi atrofi, dingin kuku menebal
Kulit kering
Derajat keparahan ulkus kaki diabetes
menurut Wagner
Grade 1 : Ulkus superfisial tanpa terlibat
jaringan dibawah kulit
Grade 2 : Ulkus dalam tanpa terlibat tulang /
pembentukan abses.
Grade 3 : Ulkus dalam dengan
selulitis/abses atau osteomielitis
Grade 4 : Tukak dengan Gangren lokal
Grade 5 : Tukak dengan Gangren luas /
melibatkan keseluruhan kaki
Sedangkan klasifikasi untuk kedalaman luka dan
luasnya daerah iskemik menurut Brodsky:
Berdasarkan kedalaman luka/ ulserasi
0 : Pre dan post ulserasi
1 : luka superfisial yang mencapai epidermis atau
dermis atau keduanya, tapi belum menembus
tendon, kapsul sendi atau tulang.
2 : luka memembus tendon atau tulang tetapi
belum mencapai tulang atau sendi
3 : tulang menembus tulang atau sendi
Berdasarkan luas daerah iskemia
A : Tanpa iskemia
B : iskemia tanpa gangrene
C : partial gangrene
D : Complete foot gangren
Neuropathy diabetika Vasculopathy diabetika