Anda di halaman 1dari 96

ACUTE ABDOMEN

KELOMPOK I

FAKULTAS KEDOKTERAN UNCEN 2014


AFNI KAREPESINA JANED M. SAKONA
ANDI JAYADILAKSANA JENNI I. I. SARAAN
BELA I. VEERMAN LINA RIA UKAGO
CLAUDIA TUANAKOTA MARYAM K. LABOBAR
CRISNA ANASTASIA F. NI MADE
DEWI ARMITASARI PATRESYA LANTAN
EZRA FEBRIYANTI RITA SALEKI
INA VERONIKA U. YALIMO HOLAGO
DEFINISI
KEGAWAT DARURATAN MEDIS DI ABDOMEN

Ditandai dengan nyeri yang MENDADAK ( tiba-tiba /


spontan), NYERI BERAT di abdomen dengan ONSET
YANG CEPAT memerlukan TINDAKAN SEGERA
bahkan TINDAKAN PEMBEDAHAN

Keluhan utama : ABDOMINAL PAIN / NYERI


ABDOMEN
ANATOMI ABDOMEN
Batas Batas
Atas : Diafragma
Bawah : Pelvis
Depan : Dinding
anterior abdomen
Lateral : Dinding lateral
abdomen
Belakang : Dinding
posterior abdomen
ABDOMINAL PAIN
1. Visceral pain / Nyeri viseral
2. Somatic pain / Nyeri Somatik
1. Nyeri Viseral 2. Nyeri Somatk
Rangsang pd organ dalam perut Rangsang pd organ yg dipersarafi oleh
Peritoneum viserale dipersarafi oleh saraf tepi
SSO tdk peka terhadap rabaan atau Nyeri seperti ditusuk atau disayat
pemotongan. Letak nyeri dapat ditunjukkan dgn
Kontraksi iskemik nyeri TEPAT
Letak nyeri tdk dpt ditunjukan dgn Rangsang yg menimbulkan nyeri :
past Rabaan, Tekanan, Rangsang kimiawi,
Punya pola yg khas sesuai persarafan Proses peradangan
embrional organ bersangkutan Setiap gerakan tubuh ataupun gerakan
Foregut napas yg dalam (batuk) menambah
Midgut rasa nyeri Pasien dgn gawat
Lihat gambar abdomen BERUSAHA UNTUK TIDAK
Hindgut
BERGERAK, bernapas dangkal &
Tidak disertai rsg peritoneum Nyeri menahan batuk
tdk dipengaruhi oleh gerakan
Letak Nyeri somatik dekat dengan
PASIEN DAPAT BERGERAK AKTIF
organ sumber nyeri mudah
Letak nyeri viseral sesuai letaknya menetukan penyebabnya
dengan asal organ pada masa
embrional
FOREGUT

MIDGUT

HINDGUT
Tabel 1. Letak Nyeri Somatk
LETAK ORGAN
Kandung empedu, hati, duodenum, pankreas,
Abdomen kanan atas kolon, paru-paru, miokard

Epigastrium Lambung, pankreas, duodenum, paru, kolon

Abdomen kiri atas Limpa, kolon, ginjal, pankreas, paru

Abdomen kanan bawah Apendiks, adneksa, sekum, ileum, ureter

Abdomen kiri bawah Kolon, adneksa, ureter

Suprapubik Buli-buli, uterus, usus halus

Periumbilikal Usus halus

Pinggang / Punggung Pankreas, aorta, ginjal

Bahu Diafragma
Skema 1. Sifat Nyeri Abdomen

Nyeri
Alih
Hipereste
Nyeri sia
Pindah

Sifat
nyeri Nyeri
Nyeri Proyeksi
Iskemik Perut

Nyeri Nyeri
Kontinu Kolik
Nyeri alih
Terjadi jika suatu segmen persarafan melayani
> 1 daerah
Nyeri proyeksi
Disebabkan oleh rangsangan saraf sensorik
akibat cedera atau peradangan saraf
Hiperestesia
Sering ditemukan di kulit jika ada peradangan
pada rongga di bawahnya
Sering ditemukan pd peritonitis lokal maupun
peritonitis umum
Nyeri kontnu
Nyeri akibat rangsangan pada peritoneum
parietale akan dirasakan terus menerus karena
prosesnya berlangsung terus
Contohnya pada reaksi radang
Nyeri kolik
Merupakan nyeri viseral akibat spasme otot polos
organ berongga, biasanya disebabkan oleh
hambatan pasase organ tersebut (obstruksi usus,
batu empedu, batu ureter, tekanan intralumen)

Nyeri timbul karena hipoksia yg dialami oleh


jaringan dinding saluran
Nyeri kolik lanjutan ...
Serangan kolik biasanya disertai dengan mual
muntah Saat serangan pasien gelisah
sampai berguling-guling

Trias : Serangan nyeri perut kumatan disertai


mual-muntah-gerak paksa
Nyeri iskemik
Tanda adanya jaringan yg terancam nekrosis
Lanjut Terlihat adanya intoksikasi umum
(takikardi, keadaan umum, syok karena
resorbsi toksin dari jaringan nekrosis)
Nyeri pindah
Nyeri yg dapat berubah sesuai perkembangan
patologi
Stadium apendisitis awal, nyeri viseral terasa di
sekitar umbilikus disertai mual Radang terjadi
diseluruh dinding abdomen termasuk peritoneum
viscerale, maka terjadilah nyeri somatik Nyeri
dirasakan tepat di perut kanan bawah
Jika apendiks mengalami nekrosis & gangren
nyeri berubah menjadi nyeri iskemik hebat,
menetap & pasien toksis
DIAGNOSIS NYERI ABDOMEN
1. Anamnesa KUNCI UTAMA
MENEGAKKAN DIAGNOSIS
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
1. Anamnesa
Mencari KELUHAN UTAMA (Nyeri Abdomen)

Kapan mulai nyeri ? (Mendadak / Berangsur)

Dimana lokasi nyerinya ?

Apakah nyeri tersebut menetap / berpindah / beralih ?

Bagaimana keparahan & sifat nyerinya ? (Seperti


ditusuk / ditekan / diiris / bersifat kolik)
1. Anamnesa
Lamanya nyeri ?

Apakah nyeri tersebut datang hilang timbul (berkala) ?

Adakah faktor yg meringankan atau memperberat (Sikap


tubuh / Makanan / Minuman / Bernapas dalam / Batuk /
Bersin / Defekasi / miksi) ?

Apakah sudah pernah mengalami nyeri seperti itu


sebelumnya ?
1. Anamnesa
Keluhan lain pada akut abdomen :
1.Vomitus
2.Konstipasi
3.Obstipasi
4.Diare
5.Hematemesis
6.Melena

Dilakukan dengan Terarah & Sabar


2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dimulai dari menilai penampilan
pasien secara keseluruhan & status ABC (Airway,
Breathing, Circulation)

Pemeriksaan bising usus (AUSKULTASI) harus


dilakukan SEBELUM dilakukan pemeriksaan lainnya
(PALPASI / PERKUSI) ???
Karena Palpasi dapat mengubah sifat bising usus
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Menilai Tekanan Darah, Denyut Nadi, Frekuensi
Pernapasan & Suhu Badan rektal + aksila

INSPEKSI AUSKULTASI PALPASI - PERKUSI


a. INSPEKSI
Mengamati abdomen bagian depan maupun
abdomen bagian belakang (pinggang)
Informasi yang perlu didapatkan antara lain :

1. Apakah abdomennya terlihat simetris ?


Normal : Dinding abdomen SIMETRIS dalam
posisi terlentang
Jika ada TUMOR / ABSES / PELEBARAN
SETEMPAT LUMEN USUS Bentuk abdomen
menjadi TIDAK SIMETRIS
a. INSPEKSI
2. Bagaimana bentuk / kontur abdomen ?
3. Bagaimana ukuran abdomen ?

Bentuk & ukuran abdomen dalam keadaan


normal bervariasi tergantung habitus
(kebiasaan), jaringan lemak subkutan /
intraabdomen, kondisi otot dinding abdomen
a. INSPEKSI
Abdomen membuncit :
Normal : pada orang yang obesitas
Patologis : Ileus paralitik, obstruksi usus,
meteorismus, asites, akibat proses graviditas
a. INSPEKSI
4. Apakah terdapat kondisi khusus pada
dinding abdomen sepert kelainan kulit,
kelainan vena, kelainan umbilikus, striae
alba, bekas operasi apendiktomi,
kolesistektomi, laparatomi, SC, nefrektomi ?
5. Bagaimana pergerakan dinding abdomen ?
b. AUSKULTASI
Dilakukan 2 menit pada > 1 regio abdomen untuk
menentukan ada / tidak ada bising usus

Auskultasi abdomen bertujuan untuk


mendengarkan :
Suara peristaltk / bising usus
Normal : Suara usus didengar setiap 10 detik,
setelah makan / dalam keadaan lapar

Bisa didengar TANPA STETOSKOP


b. AUSKULTASI
Patologis :
Obstruksi usus Suara peristaltik usus
(Metallic sound)
Rasa sakit bersifat kolik bising usus semakin
lagi (Borborygmi)
Paralisis usus (pasca operasi / peritonitis
umum) suara usus melemah - menghilang
b. AUSKULTASI
Suara pembuluh darah
Bising vena (venous hum) disertai terabanya
getaran (thrill) Dapat didengar diantara
umbilikus dan epigastrium
Pada keadaan fistula arteriovenosa
intraabdominal Kadang dapat didengar suara
murmur
Nyeri batuk
c. PALPASI
Palpasi dinding perut sangat penting untuk
menentukan ada tidaknya kelainan dalam rongga
abdomen
Palpasi pada abdomen ada 2 yaitu
1. Palpasi superfisial
2. Palpasi dalam
Palpasi dimulai dari bagian yang sehat
c. PALPASI
Perhatikan adanya :
Murphy sign
Nyeri tekan Mc Burney
Defans muskular / spasme
Uji ileopsoas
Uji obturator
Teraba massa
Cullen sign
Rovsing sign
1. Uji ileopsoas
Digunakan untuk mengkonfirmasi adanya proses
peradangan dekat musculus psoas
Tes ini tidak bermanfaat, jika telah ada rigiditas
abdomen
Pasien diminta mengangkat tungkainya dengan
lutut ekstensi & pemeriksa memberi tekanan
melawan gerak tungkai sehingga m. ileopsoas
dipaksa berkontraksi kuat. Jika terasa nyeri
dibagian belakang di dalam perut, kemungkinan
ada proses radang atau abses di perut yang
tertekan oleh otot illiopsoas yang menebal
karena berkontraksi
2. Uji obturator
(+) Rotasi eksterna akan menyebabkan nyeri
hypogastrium
Menyertai appendix vermiformis
perforata, abses lokalisata, hernia
obturator
Untuk mendapatkan informasi adanya kelainan
di panggul
Tungkai pasien diputar ke dalam (endorotasi) &
eksorotasi pada posisi fleksi lutut & lipat paha
90 , jika timbul nyeri , kemungkinan ada proses
radang di daerah musculus obturatorius
3. Cullen sign
Ekimosis periumbilikus untuk mengindikasikan
hemoperitoneum

4. Rovsing sign
(+) jika ada nyeri kuadran kanan bawah karena
palpasi pada kuadran kiri bawah
Sering menyertai apendisits
5. Murphy sign
Bermanfaat dalam mendiagnosis peradangan
akut vesica biliaris

Pemeriksa menekan kuadran kanan atas Pasien


inspirasi dalam Inspirasi menyebabkan hati
turun, yang menyebabkan vesica biliaris yang
meradang menabrak jari tangan pemeriksa
Akibatnya pasien mengalami nyeri & usaha
inspirasi berhenti
d. PERKUSI
Tujuan perkusi pada abdomen, yaitu :
Untuk konfirmasi pembesaran hati & limpa
Untuk menentukan ada tidaknya nyeri ketok
Untuk diagnosis adanya cairan / massa padat

Perkusi abdomen membantu dalam menentukan


apakah rongga abdomen berisi lebih banyak cairan /
udara
d. PERKUSI
NORMAL Suara perkusi abdomen adalah
TIMPANI, kecuali di daerah HATI suara
perkusinya adalah PEKAK
Daerah PEKAK hati (-) & Bunyi timpani
diseluruh abdomen kemungkinan adanya
udara bebas di dalam rongga perut (ex. Pada
perforasi usus)
d. PERKUSI
Adanya cairan bebas di rongga abdomen
Perkusi di atas dinding perut TIMPANI & di
sampingnya PEKAK Miringkan pasien ke
satu sisi Shiffting dullnes (Perkusi pekak
yang berpindah-pindah)
RECTAL TOUCHER
Posisi pasien berbaring miring ke kiri (lateral
dekubitus kiri) dengan kedua tungkai fleksi pada
lutut
Gunakan sarung tangan & jeli / vaselin
Beritahu pasien bahwa pemeriksa akan memasukan
jarinya ke dalam anus pasien
Tentukan :
RECTAL TOUCHER
Tonus sfingter ani
Ada / tidaknya spasme anus pada fisura ani
Massa tumor
Rasa nyeri
Mukosa yang teraba ireguler
Hemoroid
Pembesaran prostat (pria)
Penekanan dinding anterior oleh vagina / rahim
(wanita)
RECTAL TOUCHER
Pada waktu jari dikeluarkan dari anus,
perhatikan pada sarung tangan apakah ada
darah, lendir ataupun bentuk feses yang
menempel
Akhir pemeriksaan, bersihkan dubur pasien
dari sisa jeli / kotoran
TANDA PEMERIKSAAN FISIK PADA AKUT ABDOMEN
Keadaan Tanda Klinis Pentng

Perut tampak cekung (awal), tegang;


Awal perforasi saluran cerna / saluran lain bunyi usus kurang aktif (lanjut), pekak hati
hilang, nyeri tekan, defans muskuler

Penderita tidak bergerak, bunyi usus


hilang (lanjut) ,nyeri batuk,nyeri gerak,
Peritonitis nyeri lepas, defans muskuler, tanda infeksi
umum, keadaan umum merosot.

Masa nyeri (Abdomen,pelvis,rektal), nyeri


Masa infeksi/abses tinju, uji lokal (Psoas), tanda umum
radang.
TANDA PEMERIKSAAN FISIK PADA AKUT ABDOMEN

Keadaan Tanda Klinis Pentng


Distensasi, bunyi peristaltik kurang /
hilang, tidak ada nyeri tekan lokal. Pada
iskemia /stranggulasi, distensi tidak jelas
(lama), bunyi usus mungkin ada, nyeri
Ileus Paralitik hebat skali, nyeri tekan kurang jelas,jika
kena usus mungkin keluar darah dr
rektum, tanda toxis

Pucat, syok, mungkin disensi, berdenyut


jika aneurisma aorta, nyeri tekan lokal
Perdarahan pada kehamilan ektopik, cairan bebas
(pekak geser), anemia

Distensi perut; peristalsis hebat (kolik


usus) yang tampak di dinding perut,
Obstruksi Usus terdengar (borborigmi), & terasa (oleh
penderita yang brgerak); tidak ada
rangsangan peritoneum
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah
Hemoglobin & hematokrit untuk melihat kemungkinan adanya
perdarahan / dehidrasi
Hitung leukosit menunjukkan adanya peradangan
Hitung trombosit & faktor koagulasi
untuk persiapan bedah
Membantu menegakkan kemungkinan demam berdarah yang
memberikan mirip gawat abdomen

Pemeriksaan urin
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan feses
Pemeriksaan endoskopi
Pencitraan Foto abdomen
- Untuk memastikan adanya tanda peritonitis, udara
bebas, obstruksi atau paralisis usus

Pemeriksaan ultrasonografi (USG)


Untuk menegakkan diagnosis kelainan hati, saluran
empedu, pankreas & apendisitis
ETIOLOGI AKUT ABDOMEN

Nyeri Akut Abdomen

3 Patologi Utama

Lesi Peradangan Lesi Obstruktf Kelainan Vaskular

Apendisits
Pita melekat
Divertkulits Ruptura
Hernia
Kolesistts aneurisma aorta
Intususepsi
Ulkus peptkum Iskemia
Karsinoma
perforata mesenterica akut
Volvulus usu
Pankreatts akut
1. Apendisits
APENDISITIS
KARENA
HIPERPLASIA
FOLIKEL LIMFOID EDEMA APPENDIX
SUBMUKOSA

OBSTRUKSI
ALIRAN LIMFE
LUMEN APPENDIX
TERSUMBAT
VERMIFORMIS

LUMEN TEKANAN DI
DALAM APPENDIX SEKRESI MUKOSA
TERSUMBAT KONTINU
VERMIFORMIS
2 Stadium pada apendisits, yaitu :
1. STADIUM APENDISITIS FOKAL AKUTA
Ditandai dengan ekstravasasi bakteri yang dini
Mula-mula nyeri visera adalah nyeri tumpul
samar-samar di area PERIUMBILIKUS

2. STADIUM APENDISITIS SUPURATIVA AKUTA


Ditandai dengan :
lanjut tekanan intra lumen, Obstruksi vena,
Iskemia fokal, Iritasi serosa
Jika tunica serosa appendix yang meradang dekat
dengan peritoneum peritonealis Terjadi
perpindahan nyeri dari periumbilikus kuadran
kanan bawah

Disertai dengan ekstravasasi bakteri &


kontaminasi lokalisasi cavitas peritonealis

STADIUM STADIUM
APPENDISITIS
PERADANGAN OBSTRUKTIF

STADIUM STADIUM
PERFORATIF ISKEMIA
Usia puncak apendisitis akuta, yaitu usia belasan
tahun & awal usia 20-an. Pada usia > 30 thn

Apendisitis akuta Nyeri abdomen + Lokasi nyeri


yang tergantung stadium penyakit + Lokasi appendix
vermiformis
Apendisitis khas dengan riwayat nyeri epigastrium /
periumbilikus yang samar-samar disertai dengan :
Anoreksia 90%, Mual 80%, Muntah 65%

Karena APENDISITIS FOKAL AKUTA APENDISITIS


SUPURATIVA AKUTA Nyeri terlokalisasi pada
KUADRAN KANAN BAWAH ABDOMEN (KHASS)
PEMERIKSAAN FISIK
Jarang memperlihatkan tanda toksisitas
sistemik
Cara berjalannya agak membungkuk
Di ranjang, cenderung tdak bergerak &
tungkai kanannya sering difleksikan
Palpasi Dapat membuat keputusan apakah
OPERASI diindikasikan untuk pasien yang
dicurigai apendisitis ?
Palpasi
Kuadran kiri bawah Kuadran kiri atas Kuadran
kanan atas Kuadran kanan bawah

Jika ada NYERI TEKAN kuadran kanan bawah


dengan SPASME OTOT kuadran kanan bawah
INDIKASI OPERASI

Kadang pada apendisitis lanjut, bisa dideteksi suatu


massa

Tanda Rovsing (+) adanya apendisits supuratva


TES KONFIRMASI

1. Sinar X-ray
2. Hitung leukosit khas pada pasien
(>10.000/mm3). Hitung leukosit medium
sekitar 12.000/mm3.
3. Pemeriksaan urin untuk menyingkirkan
etiologi lain nyeri di kuadran kanan bawah
4. IPV Menunjukkan adanya kelainnan tractus
urinarius
Diagnosis Banding

Dibagi ke dalam 3 kelompok usia:


1. Anak (<10 tahun):
Bayi: kolik, gastroenteritis akut, intususepsi, hernia
inkarserata, dan volvulus.
Anak usia pra-sekolah (2-5 tahun): apendisitis
jarang. DD: gastroenteritis akut, pielonefritis,
divertikulum meckel, dan intususepsi.
Anak sekolah (5-10 tahun): peningkatan mantap
dalam insidens apendisitis bersama usia. DD:
gastroenteritis dan limfadenitis mesenterica.
2. Orang tua (>50 tahun): Divertikulitis, ulkus
perforata, kolesistitis akut, karsinoma, obstruksi
usus, dan penyakit vaskular mesenterica.

3. Remaja dan dewasa muda (10-50 tahun):


Diagnosis apendisitis berhubungan dengan jenis
kelamin.
DD pada pria: pielonefritis akut, batu ginjal,
torsio testis, dan epididimitis sebab
kelainan pada genitourinarius serta adenitis
mesenterica dan gastroenteritis akut.

DD pada wanita: penyakit peradangan


pelvis, adenitis mesenterica, gastroenteritis,
infeksi traktus urinarius, kolelitiasis.
2. PENYAKIT DIVERTIKULUM
Riwayat Alamiah
Penyakit divertikulum dibagi menjadi
divertikulum asimtomatik (3/4 pasien) dan
divertikulum simtomatik (1/4 pasien).
Divertikulitis/peradangan divertikulum akut
merupakan komplikasi divertikulosis terlazim.
Divertikulitis ini disebabkan oleh mikro/makro-
perforasi divertikulum.
Pembentukan divertikulum melibatkan 2 faktor,
yaitu:
1. Perbedaan tekanan antara lumen colon dan
serosa.
2. Area kelemahan dalam dinding colon.
Gejala utamanya : Nyeri abdomen yang bersifat kram dan
tersering terlokalisasi atau diare.
Gejala lain:
Mual
Muntah
atau gejala urinarius menetap
Distensi abdomen dan massa abdomen yang dapat
dipalpasi.
Beberapa pasien menderita penyakit divertikulum yang
luas tanpa gejala apapun.
PEMERIKSAAN FISIK
Pasien divertikulum asimtomatik memiliki hasil
pemeriksaan fisik yang normal.
Gambaran fisik dalam penyakit divertikulum
tergantung atas komplikasi yang ditampilkan.
Adanya nyeri tekan di atas daerah colon yang
terlibat (colon sigmoid).
TES KONFIRMASI
1. Enema Barium merupakan tindakan terpilih.
Kontraindikasikan pada pasien perforasi bebas.
2. Angiografi visera/scanning radioisoto.
3. Tes Laboratorium (darah lengkap dan hitung jenis)

DIAGNOSIS BANDING:
4. Karsinoma
5. Penyakit peradangan usus
3. KOLESISTITIS AKUT
Riwayat Alamiah:
Kolesistitis akut ditandai dengan nyeri tekan
abdomen kuadran kanan atas, biasanya disertai
demam ringan, dan leukositosis.
Pada penderita yang mengalami obstruksi
ductus cysticus ditemukan batu empedu yang
tersangkut.
Faktor-faktor yang memperberat keparahan
kolesistitis akut, yaitu:
1. Usia Tua
2. Diabetes mellitus
3. Invasi bakteri sekunder
PEMERIKSAAN FISIK
Ditemukan gejala klinis berupa:
1. Nyeri kuadran kanan atas yang bisa menjalar
ke punggung.
2. Mual dan muntah
3. Ikterus ringan (10%)
4. Suhu tubuh (38oC-39oC)
5. Vesica biliaris dapat dipalpasi (1/3 pasien)
6. Defance muskular
7. Tanda Murphy (+)
8. Leukositosis (12.000 15.000/mm3)
9. Bilirubin serum (2-4 mg/100 ml)
TES KONFIRMASI
1. USG (Ultrasonografi); dapat ditemukan batu
empedu, penebalan dinding vesica biliaris.
DIAGNOSA BANDING
1. Ulkus peptikum akut
2. Pankreatitis akut
3. Apendisitis akut
4. ULKUS PEPTIKUM PERFORATA
Riwayat Alamiah
Perforasi traktus gastrointestinalis merupakan
nyeri abdomen atas parah yang terjadi
mendadak.
Perforasi traktus gastrointestinalis diakibatkan
oleh ulkus duodeni perforata dan terlazim kedua
akibat ulkus ventrikuli perforata.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Umumnya pasien mengeluh nyeri tekan
epigastrium.
2. Spasme otot tak involunter (Rigiditas seperti
papan).
3. Bunyi peristaltik berkurang.
4. Demam umumnya ringan.
TES KONFIRMASI
1. Hitung leukosit
2. Serum amilase
3. Pemeriksaan laboratorium (Darah rutin)
4. Foto polos abdomen
5. Foto thorax

DIAGNOSIS BANDING:
Pankreatitis akut, Kolesistitis akut, Divertikulum
colon, dan apendisitis akut.
5. PANKREATITIS AKUT
Ditandai dengan mendadaknya nyeri
epigastrium, yang sering menjalar ke punggung
dan disertai oleh mual dan muntah.
Etiologi terlazim pankreatitis alkoholisme atau
kolelitiasis
PEMERIKSAAN FISIK

1. Abdomen agak terdistensi dengan nyeri tekan


dalam area epigastrium bersama spasme
dinding abdomen volunter.
2. Bunyi usus berkurang
3. Suhu meningkat
TES KONFIRMASI

1. Hitung leukosit meningkat dalam rentang


sekitar 12.000.
2. Foto Polos abdomen memperlihatkan
kelainan dalam sekitar 60-70%
3. Skan CT abdomen
4. Ultrasonografi
DIAGNOSIS BANDING

Peningkatan kadar amilase serum bisa timbul


bersama keadaan kolesistitis gangrenosa,ulkus
peptikum perforata,infrak mesenterica dan
obstruksi usus halus.
TERAPI
Terapi mencakup pengistrihatan pancreas
dengan mengurangi rangsangansekresi pancreas
dan pembentukan homeostasis.Pemberian
antibiotik untuk pankreatitis bilier dan
pankreatitis hemorhagika parah.Diindikasikan
ekstrak parathyroidea dalam dosis 200 unit iv
setiap 4jam untuk 6 dosis.Terapi tambahan
oksigen diindikasikan untuk kadar PaO2 di
bawah 70mmHg.
6. OBSTRUKSI USUS
Ada 4 penyebab utama obstruksi usus:
1. Obstruksi mekanik lumen
2. Lesi dinding usus
3. Lesi ekstrinsik terhadap usus
4. Moilitas tak adekuat
ANAMNESIS PASIEN
Tanyakan :
Riwayat nyeri
Konstipasi
Episode nyeri
PEMERIKSAAN FISIK:
Auskultasi
Palpasi
Pemeriksaan rectum
7. ISKEMIA MESENTERICA AKUT
Gejala berupa mual,muntah,diare dan
perdarahan gastrointestinalis
Ada 4 penyebab utama :
1. Embolisasi
2. Penyakit non oklusif
3. Trombosis arteri
4. Trombosis vena
TES KONFIRMASI
Foto polos abdomen
Inspeksi usus
Pemeriksaan laboratorium
8. ANEURISME AORTA ABDOMINALIS

Aneurisme aorta abdominalis jarang


menyebabkan nyeri tetapi bila pasien datang
dengan nyeri abdomen dan massa abdomen
supraumbilicus berpulsasi,maka harus dilakukan
konsultasi bedah.
Riwayat Alamiah
Riwayat aneurisma aorta bervarisi,biasanya tumbuh 4
sampai 5mm setahun.Karna anerisme tumbuh maka
resiko pecah meningkat.Resiko 5 tahun pecahnya
aeurisme sebagai ukuran.
Patofisiologi nyeri abdomen menyertai aneurisma
aorta adalah perdarahan ke dalam dinding aneurisma
dan perdarahan ke dalam tunica adventitia
retroperitoneum.Nyeri abdomen biasanya disertai
dengan hipotensi dan ruptura ke dalam cavitas
peritoneal.
TES KONFIRMASI
Pasien yang tampil dengan hipotensi dan
pemeriksaan fisik yang cocok dengan
aneurisma abdominalis yang pecah perlu
intervensi bedah mendesak.Pemeriksaan
darah rutin,elektrolit dan tes fungsi ginjal.
Pemeriksaan ultrasonografi
CT scanning
PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
Syok tanpa perdarahan yang jelas
Perubahan EKG iskemik
Pasien hipotensi
TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA
1. American Academy Family Physician, Acute
Abdominal Pain in Children ( 1 June 2003, Vol. 67)
2. American Academy Family Physician, Diagnosis of
Acute Abdominal Pain in Older Patients ( 1
November 2006, Vol. 74)
3. De Jong Wim., Sjamsuhidajat. R, 2011, Buku Ajar
Ilmu Bedah Edisi 3, Jakarta : EGC
4. International Cancer Imaging Society, The
Acute Abdomen in the Immune Compromised
Host (2008)
5. The Indonesian Journal of Interna Medicine,
Diagnostic Approach and Management of
Acute Abdominal Pain (4 October 2012, Vol.
44)
6. Sabiston C. David, 2011, Buku Ajar Bedah
Bagian 1, Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai