Fasia Servikal
Fasia Superfisial
Fasia Profunda
Lapisan superfisial
Lapisan Tengah
Lapisan Dalam
Ruang Peritonsil dan Parafaring
Ruang Retrofaring
Ruang Submandibular
Definisi
Jumlah % kultur +
Penyebab Jumlah % Jenis Kuman pasien
Gigi 77 43
Streptococcus viridans 63 39
Penyalahgunaan obat suntik 21 12 Staphylococcus epidermidis 46 28
Staphylococcus aureus
Faringotonsilitis 12 6,7 Bactroides Sp 35 22
Streptococcus -haemolyticus 22 14
Fraktur mandibula 10 5,6 Klebsiella pneumonia 34 21
Streptococcus pneumonia
Infeksi kulit 9 5,1 Mycobacterium tb 11 6,8
Anaerob gram negatif 10 6,2
Tuberculosis 9 5,1 Neisseria sp 10 6,2
Peptostreptococcus 9 5,5
Benda asing 7 3,9
Jamur 8 4,9
Peritonsil abses 6 3,4 Enterobacter 8 4,9
Bacillus sp 8 4,9
Trauma 6 3,4 Propionibacterium 7 4,3
Acinetobacter 6 3,7
Sialolitiasis 5 2,8 Actinimicosis israelii 6 3,7
Proteus sp 5 3,1
Parotis 3 1,7 Klepsiella sp 3 1,9
Bifidobacterium 3 1,9
Lain-lain 10 5,6 Microaerophilic streptococcus 3 1,9
Enterococcus sp 3 1,9
Tidak diketahui 35
Moraxtella catarrhalis 3 1,9
Dan lain-lain
3 1,9
2 1,2
6,8
Patogenesis
Pemeriksaan fisik:
Palatum mole bengkak dan menonjol
Arkus faring tidak simetris
Uvula terdorong ke kontralateral
Trismus
Untuk memastikan diagnosis dapat dilakukan pungsi aspirasi dari
tempat yang paling fluktuatif
Terapi:
Antibiotika dosis tinggi
Obat simtomatik
Kumur-kumur air hangat
Kompres dingin pada leher
Pembedahan drainase ( teknik aspirasi jarum atau teknik insisi dan drainase)
tempat insisi pada daerah yang paling menonjol dan lunak, atau pada
pertengahan garis yang menghubugkan dasar uvula dengan graham atas
terakhir
Pasien dianjurkan untuk operasi tonsilektomi; umumnya dilakukan sesudah
infeksi tenang ( 2-3 minggu sesudah drainase)
Terjadi setelah infeksi faring, tonsil, adenoid, gigi, parotis, atau kelenjar
limfatik.
Banyak kasus abses parafaring merupakan perluasan dari abses leher dalam
lain
Tanda dan Gejala: demam, trismus, nyeri tenggorok, odinofagi, disfagi.
Pemeriksaan fisik didapatkan: pembengkakan di daerah parafaring,
pendorongan dinding lateral faring ke medial, angulus mandibular yang
tidak teraba
Terapi: pemberian antibiotic dosis tinggi, evakuasi abses dilakukan bila
tidak ada perbaikan dengan AB dalam 24-48jam dengan eksplorasi. Drainas
dilakukan melalui insisi servikal.
Komplikasi: peradangan intracranial, ruptur pembuluh darah, septikemia
Abses Submandibula
Infeksi dapat bersumber dari gigi, dasar mulut, faring, kelenjar liur,
kelenjar limfe, atau infeksi ruang leher lain
Diagnosis: nyeri rongga mulut dan leher, air liur banyak.
Pembengkakan di daerah submandibular, fluktuatif, lidah terangkat
ke atas dan terdorong ke belakang, angulus mandibular dapat
teraba.
Angina Ludovici