Anda di halaman 1dari 92

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN

KESEHATAN HAJI TAHUN 2017

D IN A S K E S E HATA N PROV IN S I JAWA T IM U R


DASAR HUKUM
UU No 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji,
Pemerintah wajib menyelenggarakan Pelayanan kesehatan
haji agar jemaah dapat menunaikan ibadah haji dengan baik
sesuai ketentuan ajaran Islam.

UU No. 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan

PP no 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU no 13 tahun


2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Pasal 6 point i : Menteri menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan kesehatan jemaah
haji

Permenkes no. 15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatabn Jemaah


Haji
Permenkes No. 62 tahun 2016
DASAR HUKUM
PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN HATAN HAJI
1. Undang-Undang NO. 2 TAHUN 1962 TENTANG Karantina Udara
2. Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang Wabah.
3. Undang0undang No. 13 tahun 1996 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
5. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
6. Undang-undang No. 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa.
7. Peraturan Menteri Agama No. 15 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus.
8. Peraturan Menteri Agama No. 63 tahun 2013 tentang Kriteria Keberangkatan Jemaah Haji
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 62 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Haji.
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 39 tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan
pendekatan Keluarga.
11. Surat Edaran Kepolisian Negara RI No. B/5579/XI/2016/Baharkam tentang Peran Serta Bhabinkamtibmas dalam sosialisasi
Haji Sehat tanggal 10 November 2016
12. Nota Diplomatik Kerajaan Arab Saudi Arabaia No. 8/8/281683
Dasar Penyelenggaraan Kesehatan
Haji
UU No. 13
Tahun 2008

Bab III
Pasal 6

Bab VIII
Pasal 31
Penyelenggaraan Kesehatan Haji

Pembinaan Kesehatan haji

Pembinaan masa tunggu, pembinaan masa


keberangkatan, dan pembinaan masa kepulangan

Pelayanan Kesehatan haji

Puskesmas/klinik; rumah sakit di kabupaten/kota;


perjalanan; Embarkasi/Debarkasi; rumah sakit
rujukan

Perlindungan Kesehatan haji


Perlindungan spesifik (IMUNISASI WAJIB dan PILIHAN), Kesling,
Gizi, Visitasi, SKD-KLB, Penanggulangan krisis kesehatan
Tujuan Penyelenggaraan Kesehatan Haji

Mencapai kondisi Istithaah Kesehatan Jemaah Haji

Mengendalikan faktor risiko kesehatan haji

Menjaga agar Jemaah Haji dalam kondisi sehat selama di


Indonesia, selama perjalanan, dan Arab Saudi

Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang


mungkin terbawa keluar dan/atau masuk oleh Jemaah
Haji
Memaksimalkan peran serta masyarakat dalam
Penyelenggaraan Kesehatan Haji

Sehat Fisik
dan Jiwa
Tujuan Pemeriksaan dan Pembinaan
Kes JH
Tujuan Umum: Terlaksananya pemeriksaan
dan pembinaan kesehatan jemaah haji sesuai
standar dalam upaya menuju istithaah
kesehatan jemaah haji.
Tujuan Khusus
Terlaksananya pemeriksaan kesehatan tahap pertama.
Terlaksananya pembinaan kesehatan masa tunggu.
Terlaksananya pemeriksaan kesehatan tahap kedua.
Terlaksananya pembinaan kesehatan masa keberangkatan.
Terlaksananya pemeriksaan kesehatan tahap ketiga.
Terlaksananya pendekatan keluarga dan koordinasi lintas
program dan lintas sektor dalam proses pemeriksaan dan
pembinaan kesehatan jemaah haji.
Terlaksananya peran serta masyarakat dan profesional
dalam pemeriksaan dan pembinaan kesehatan haji.
Terlaksananya monitoring dan evaluasi penyelenggaraan
kesehatan haji menuju istithaah.
PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

HAJI MABRUR

ISTITHAAH

TERBITNYA KEBIJAKAN DAN REGULASI TERKAIT PEMBINAAN


PMK No 15 Tahun 2016 Tentang Istithaah Kesehatan

Jasmaniyah, Amaliyah, dan Ubudiyah


Jasmani, Rohani, Ekonomi, dan Keamanan
Aspek kesehatan laik ibadah: Bebas CEDERA, SEHAT dan BUGAR
FAKTOR DETERMINAN: Usia Lanjut, Penyakit Kronis
(Kardiovaskular, Metabolik, Muskuloskeletal, Neurologis), Penyakit
Menular, Psikososial (Akut dan Kronis), Masalah Gizi, Kesehatan
Reproduksi, Kecelakaan, Lingkungan (Air Bersih, Sanitasi, Cuaca Ekstrim),
dan Pengetahuan Kesehatan
5 LEVEL PREVENTION pada fase: Masa Tunggu, Keberangkatan,
Perjalanan Udara/Darat, Masa Ibadah
(Makkah, Madinah, Armina), Kepulangan
Dasar Istithaah Dalam Ibadah Haji

"...Mengerjakan haji adalah kewajiban


manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup (istithaah)
mengadakan perjalanan ke Baitullah.."
(QS. Ali Imran [3]: 97).

Ayat ini menyatakan bahwa ibadah haji


hanya diwajibkan kepada orang yang
telah sanggup mengadakan perjalanan
untuk haji, yang lazim disebut dengan
istithaah.
Latar Belakang
a. Rukun Islam ke-5 b. Syarat istithaah (Mampu) dalam ha
- Materi (bekal),
- Ilmu agama
- Kesehatan

c. Ibadah haji => Aktifitas fisik


Jemaah haji dituntut mampu secara fisik dan
rohani agar dapat melaksanakan rangkaian
ibadah haji dengan baik dan lancar sesuai
dengan ajaran agama Islam
Latar Belakang (2)

d. Persiapan kesehatan sejak dini di Tanah Air sebelum


keberangkatan merupakan upaya untuk mengantar
jemaah mencapai kondisi Istithaah dalam aspek
kesehatan menjelang keberangkatan ke Tanah Suci hingga
kembali ke Tanah Air.
e. Agar upaya persiapan kesehatan sebelum keberangkatan
terkoordinasi dengan baik dan terarah, perlu ditetapkan
batasan/kriteria klinis sebagai dasar penetapan seorang
jemaah dinilai mampu (Istithaah) dalam aspek kesehatan.
Definisi Istithaah Kesehatan Jemaah
Haji
Istithaah adalah kemampuan Jemaah Haji
secara jasmaniah, ruhaniah, pembekalan dan
keamanan untuk menunaikan ibadah haji tanpa
menelantarkan kewajiban terhadap keluarga.

Istithaah Kesehatan Jemaah Haji adalah


kemampuan Jemaah Haji dari aspek kesehatan
yang meliputi fisik dan mental yang terukur
dengan pemeriksaan yang dapat
dipertanggungjawabkan sehingga Jemaah Haji
dapat menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan
Agama Islam.
Pemeriksaan Kesehatan
Dalam Rangka Istithaah Kesehatan Jemaah Haji
I. Pemeriksaan Kesehatan Tahap Pertama
Pemeriksaan Kesehatan tahap pertama dilaksanakan
oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji
Kabupaten/Kota di puskesmas dan/atau rumah sakit
pada saat jemaah Haji melakukan pendaftaran untuk
mendapatkan nomor porsi.
Berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan tahap pertama
ditetapkan status kesehatan Jemaah Haji Risiko Tinggi
atau tidak Risiko Tinggi.
Formulir Pemeriksaan
Rekomendasi dari PK 1
Mengikuti kegiatan Pembinaan Masa Tunggu min 4 x.
Hasil pemeriksaan kesehatan I digunakan sebagai dasar
perawatan dan pembinaan kes utk mencapai istithaah.
Bagi WUS diinformasikan ketentuam SKB No. 458 tahun
2000 tentang calon jemaah haji ham,il.
Seluruh JH diberikan informasi dan edukasi tentang
Permenkes No: 15 tahu 2016 tentang Istithaah kesehatan
JH.
Hasil Pemeriksaan Kes dan Pembinaan MT dicatat dalam
lembar bantu dan dientry ke Siskohatkes.
Edukasi JH ikut BPJS
Formulir I

SURAT KETERANGAN HASIL PEMERIKSAAN KESEHATAN


JEMAAH HAJI
Nomor:..............................

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Jabatan :

Telah melakukan Pemeriksaan Kesehatan kepada Jemaah Haji di bawah ini:

Nama :

Bin/Binti :

Umur :

Nomor Porsi :

Pekerjaan :

Alamat :

Menyatakan bahwa Jemaah tersebut di atas didiagnosis sebagai:


1. .......................................
2. .......................................
3. .......................................
4. .......................................
5. .......................................

Sehingga, sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016 Tentang


Istithaah Kesehatan Jemaah Haji

Menyatakan bahwa Status Kesehatan Jemaah Haji tersebut (Risiko


Tinggi/Tidak Risiko Tinggi)* untuk ditindaklanjuti dengan Pembinaan
Kesehatan Haji.

............................20........

Stempel/Cap

Puskesmas/RS

Dokter Pemeriksa Tahap Pertama


*) Coret yang tidak perlu
Pembinaan:
Pembinaan Masa Tunggu
Pembinaan Masa Keberangkatan
TAHAPAN PEMERIKSAAN DAN
PEMBINAAN KESEHATAN
JEMAAH HAJI
KABUPATEN
Pemeriksaan
/ KOTA Kesehatan
Tahap Pertama

NON
RISIKO
RISIKO
TINGGI
TINGGI

Pembinaan Kesehatan
Masa Tunggu
Pembinaan Masa Tunggu
adalah proses pembinaan kesehatan yang dilakukan sejak
jemaah haji melakukan pemeriksaan kesehatan tahap pertama
ketika mendaftar haji.
terintegrasi dengan program promosi kesehatan, kesehatan
keluarga, kesehatan lingkungan, gizi masyarakat, pembinaan
kebugaran jasmani, pengendalian penyakit tidak menular,
pengendalian penyakit menular, kesehatan tradisional,
kesehatan jiwa, dan surveilans
Pembinaan:
Pembimbingan
Penyuluhan
Kegiatan Pembinaan
Pembimbingan
Konseling
Peningkatan Kebugaran
Pemanfaatan Kegiatan Berbasis Masyarakat
Kunjungan rumah
Penyuluhan
Penyebarluasan informasi
Pemanfaatan media massa.
Pemeriksaan Kesehatan
Dalam Rangka Istithaah Kesehatan Jemaah Haji
II. Pemeriksaan Kesehatan Tahap Kedua
Pemeriksaan Kesehatan tahap kedua dilaksanakan oleh
Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di
puskesmas dan/atau rumah sakit pada saat pemerintah
telah menentukan kepastian keberangkatan Jemaah
Haji pada tahun berjalan.

Berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan tahap kedua


ditetapkan Istithaah Kesehatan Jemaah Haji.
Istithaah Kesehatan Jemaah
Haji

1. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji


2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
dengan Pendampingan.
3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah
Kesehatan Haji untuk Sementara
4. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah
Kesehatan Haji
1. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
a. Merupakan Jemaah Haji yang memiliki
kemampuan mengikuti proses ibadah haji tanpa
bantuan obat, alat, dan/atau orang lain dengan
tingkat kebugaran jasmani setidaknya dengan
kategori cukup.
b. Penentuan tingkat kebugaran dilakukan melalui
pemeriksaan kebugaran yang disesuaikan dengan
karakteristik individu Jemaah Haji.
c. Jemaah Haji yang masuk kriteria ini wajib berperan
aktif dalam kegiatan promotif dan preventif
2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
dengan Pendampingan
Jemaah Haji yang ditetapkan memenuhi
syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan
pendampingan merupakan Jemaah Haji
dengan kriteria:
a. Berusia 60 tahun atau lebih.
b. Menderita penyakit tertentu yang tidak
masuk dalam kriteria Tidak memenuhi
syarat Istithaah sementara dan/atau tidak
memenuhi syarat Istithaah.
Yang dimaksud Pendamping:
Orang
Alat Kesehatan
Obat-obatan
Pendamping Orang
Seseorang yang sanggup menjadi
pendamping jemaah haji harus
memenuhi kebugaran dan harus
bertanggung jawab penuh terhadap
jemaah haji yang didampingi (sesuai
kompetensi yang dibutuhkan untuk
mengatasi masalah kesehatan JH
yang bersangkutan).
Pendamping Alat Kesehatan
Alat kesehatan yang dimaksud
harus benar-benar dibawa, dan
dijamin ketersediaannya oleh
jemaah haji untuk mengatasi
masalah kesehatan yang dihadapi
Pendamping Obat-obatan
Obat yang dibawa jemaah haji
harus dapat dipahami aturan
minumnya, dibawa dengan jumlah
yang cukup, dan dapat dikelola
secara mandiri
3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah
Kesehatan Haji untuk Sementara
Jemaah Haji dengan kriteria:
a. Tidak memiliki sertifikat vaksinasi Internasional (ICV) yang sah.
b. Menderita penyakit tertentu yang berpeluang sembuh, antara lain
Tuberkulosis sputum BTA Positif, Tuberculosis Multi Drug Resistance,
Diabetes Melitus Tidak Terkontrol, Hipertiroid, HIV-AIDS dengan Diare
Kronik, Stroke Akut, Perdarahan Saluran Cerna, Anemia Gravis.
c. Suspek dan/atau konfirm penyakit menular yang berpotensi wabah.
d. Psikosis Akut.
e. Fraktur tungkai yang membutuhkan Immobilisasi.
f. Fraktur tulang belakang tanpa komplikasi neurologis.
g. Hamil yang diprediksi usia kehamilannya pada saat keberangkatan kurang
dari 14 minggu atau lebih dari 26 minggu.
4. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah
Kesehatan Haji

Kondisi klinis yang dapat mengancam


jiwa
Gangguan jiwa berat
Jemaah dengan penyakit yang sulit
diharapkan kesembuhannya
Kondisi klinis yang dapat
mengancam jiwa
Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) derajat IV
Gagal Jantung Stadium IV
Chronic Kidney Disease Stadium IV dengan
peritoneal dialysis/hemodialisis reguler
AIDS stadium IV dengan infeksi oportunistik
Stroke Haemorhagic luas;
Gangguan jiwa berat antara lain:
skizofrenia berat
dimensia berat
retardasi mental berat;
Jemaah dengan penyakit yang sulit diharapkan
kesembuhannya, antara lain:
keganasan stadium akhir,
Tuberculosis Totaly Drugs Resistance (TDR)
sirosis atau hepatoma decompensata.
BA Penetapan Istithaah
Hasil PK 2 didasarkan pertimbangan medis sbb:

JH dapat melakukan aktifitas fisik utk


menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji
bersifat rukun dan wajib.
Status kesehatan JH tidak akan memperburuk oleh
pengaruh prosesi ibadahnya dan lingkungannya.
Kondisi kesehatan JH tidak menyebabkan gangguan
kesehatan dan kenyamanan bagi JH lainnya.
Kondisi kesehatan jemaah haji dan tindakan yang
diperlukan tidak mengganggu lingkungan
sekitarnya.
Rekomendasi dari PK 2
Seluruh JH setelah PK 2 mengikuti kegiatan Pembinaan
Masa Keberangkatan (MK)
Hasil pemeriksaan kesehatan II digunakan sebagai dasar
perawatan dan pembinaan kes utk mencapai istithaah.
Bagi WUS diinformasikan ketentuam SKB No. 458 tahun
2000 tentang calon jemaah haji ham,il.
Seluruh JH diberikan informasi dan edukasi tentang
Permenkes No: 15 tahu 2016 tentang Istithaah kesehatan
JH.
Hasil Pemeriksaan Kes dan Pembinaan MK dicatat dalam
lembar bantu dan dientry ke Siskohatkes.
Edukasi JH agar menjadi anggota BPJS.
Penandaan gelang bagi Risti JH.
PENANDAAN JEMAAH RISTI DAN PENGAWASANNYA:
Merah : usia>60 Tahun + penyakit
Kuning : Usia < 60 Tahun + Penyakit
Hijau : usia >60 Tahun tanpa penyakit

Penandaan Pengkinian Data Pendampingan

37
HASIL : JEMAAH HAJI RISIKO TINGGI BERDASARKAN
KATAGORI WARNA RISTI

TAHUN 1436 H / 2015 M TAHUN 1437 H / 2016 M


UPDATE SD. 19 JULI 2016
TOTAL
95.210 (60,90%) TOTAL
<60 thn + >60 thn + 65.761 (47%)
>60 thn :
penyakit : penyakit :
9.578 <60 thn + >60 thn +
54.910 30.722 >60 thn :
12.112 penyakit penyakit :
:31.381 22.268

38
SUMBER DATA : SISKOHATKES
Jemaah Haji Indonesia Prov. Jatim
Hasil Pemeriksaan Awal (Kategori Risti) (1)

No Kabupaten / Kota Hijau Kuning Merah Putih


1 KAB. B L I T A R 91 117 151 241
2 KAB. BANGKALAN 49 81 33 372
3 KAB. BANYUWANGI 141 146 175 509
4 KAB. BOJONEGORO 44 154 103 347
5 KAB. BONDOWOSO 66 151 55 271
6 KAB. GRESIK 128 346 203 811
7 KAB. J E M B E R 153 361 303 1274
8 KAB. JOMBANG 113 170 140 587
9 KAB. K E D I R I 97 283 238 372
10 KAB. LAMONGAN 155 285 180 707
11 KAB. LUMAJANG 34 423 265 206
12 KAB. M A D I U N 43 45 46 116
13 KAB. M A L A N G 238 291 215 813
14 KAB. MAGETAN 40 65 89 75
15 KAB. MOJOKERTO 85 425 219 598
16 KAB. N G A N J U K 44 112 84 204
17 KAB. N G A W I 25 17 23 102
18 KAB. PACITAN 18 20 38 60
19 KAB. PAMEKASAN 107 77 26 324
Jemaah Haji Indonesia Prov. Jatim
Hasil Pemeriksaan Awal (Kategori Risti) (2)

No Kabupaten / Kota Hijau Kuning Merah Putih


20 KAB. PASURUAN 82 229 95 626
21 KAB. PONOROGO 36 59 92 169
22 KAB. PROBOLINGGO 68 177 115 452
23 KAB. SAMPANG 8 9 8 250
24 KAB. SIDOARJO 100 638 305 793
25 KAB. SITUBONDO 42 184 42 281
26 KAB. SUMENEP 35 91 55 303
27 KAB. T U B A N 96 112 98 535
28 KAB. TRENGGALEK 57 106 124 113
29 KAB. TULUNGAGUNG 99 135 97 464
30 KOTA. B A T U 7 14 13 58
31 KOTA BLITAR 9 36 37 40
32 KOTA KEDIRI 11 53 45 102
33 KOTA MADIUN 4 37 20 46
34 KOTA MALANG 54 209 133 375
35 KOTA MOJOKERTO 7 20 24 68
36 KOTA PASURUAN 6 65 19 106
37 KOTA PROBOLINGGO 8 48 18 90
38 KOTA SURABAYA 152 573 335 771
Pembinaan Masa Keberangkatan
TAHAPAN PEMERIKSAAN DAN
PEMBINAAN KESEHATAN
JEMAAH HAJI
KABUPATEN Pemeriksaan KesehatanTahap
/ KOTA Kedua

Memenuhi Tidak
Tidak
Memenuhi syarat dengan memenuhi
memenuhi
syarat pendampinga syarat
syarat
n sementara

Pembinaan Kesehatan Masa


Keberangkatan

Pemeriksaan KesehatanTahap Ketiga


EMBARKASI
Tidak Laik
Laik terbang
terbang
Pembinaan Kesehatan dilakukan pada:
Memenuhi syarat istithaah
kesehatan haji.
Memenuhi syarat istithaah
kesehatan haji dengan
pendampingan.
Tidak memenuhi syarat istithaah
kesehatan haji untuk sementara.
Pembinaan kesehatan Masa Keberangkatan
Kegiatan pembimbingan kesehatan
haji.
Kegiatan penyuluhan kesehatan haji.
Kegiatan pembinaan terpadu
kesehatan haji.
Kegiatan Pembinaan MK
Pembimbingan
Konseling
Peningkatan Kebugaran (senan haji sehat, senam lansia, senam
jantung sehat, senam astma sehat, senam kesegaran jasmani)
Pemanfaatan Kegiatan Berbasis Masyarakat
Kunjungan rumah
Bimbingan Manasik Kesehatan JH
Penyuluhan
Penyluhan Kesehatan JH
Penyebarluasan informasi
Pemanfaatan media massa
Pembinaan Terpadu
.Kegiatan LS dan LP
2 FAKTOR RISIKO LAIN YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN JEMAAH HAJI

Lingkungan Fisik, seperti jarak pemondokan ke Masjidil Haram,


suhu ekstrem (panas, berdebu dan badai pasir), kelembaban
rendah serta aktivitas ibadah yang sebagian besar merupakan
kegiatan fisik

Lingkungan Sosial, seperti adaptasi dengan penduduk dari


berbagai negara dan di negeri asing serta norma dan
kebiasaan yang berbeda

Lingkungan Psikologis, seperti jauh dari keluarga dalam


jangka waktu lama dan interaksi antar sesama Jemaah Haji
Indonesia selama menjalankan ibadah haji

Kebijakan, seperti kebijakan penempatan pondokan jemaah


haji berisiko tinggi, baik jarak atau kemudahan aksesnya dg
tenaga kesehatan.
FAKTOR RISIKO PERJALANAN

AIRPORT JEDDAH

12 jam
Muzdalifa

Selama = 25 hari
JAMARAT
2-3 hari

47 MELZAN de RIZA
48 melzan de riza
SUHU RATA-RATA MINIMAL DAN MAXIMAL
TIAP TAHUN DI MAKKAH
SUHU RATA-RATA MINIMAL DAN
MAXIMAL TIAP TAHUN DI MADINAH
Bagan Tahapan Pemeriksaan dan Pembinaan

Tahapan Pemeriksaan dan Pembinaan Kesehatan Haji

PemeriksaanKesehatan
Tahap Pertama

Puskesmas/
Rumah Sakit NON
RISTI RISTI

Pembinaan Masa
Tunggu

PemeriksaanKesehatan
Tahap Kedua
Kabupaten/
Kota

Memenuhi Memenuhi Tidak


TidakMemenuhi
Syarat Syarat Dengan Memenuhi
Syarat Sementara
Pendampingan Syarat

Pembinaan Masa Keberangkatan

PemeriksaanKesehatan
Tahap Ketiga
Embarkasi

Laik Tidak
Laik
Terbang
Terbang
Pemeriksaan Kesehatan
Dalam Rangka Istithaah Kesehatan Jemaah Haji
III. Pemeriksaan Kesehatan Tahap Ketiga
Pemeriksaan Kesehatan tahap ketiga dilaksanakan oleh PPIH
Embarkasi Bidang Kesehatan di embarkasi pada saat Jemaah Haji
menjelang pemberangkatan.
Dilakukan untuk menetapkan status kesehatan Jemaah Haji laik atau
tidak laik terbang.
JH harus sudah diperiksa kesehatan tahap 2 di daerah.
Formulir III

BERITA ACARA KELAIKAN TERBANG JEMAAH HAJI


Nomor:..............................

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Jabatan :

Setelah memperoleh hasil pemeriksaan yang telah kami terima dari Tim
Penyelenggara Kesehatan Haji kabupaten/Kota, dengan ini menyatakan bahwa
Jamaah Haji dibawah ini :

Nama :

Bin/Binti :

Umur :

Nomor Porsi :

Nomor Paspor :

Pekerjaan :

Alamat :

a. Telah dilaksanakan pemeriksaan kesehatan dan diberikan penjelasan


mengenai ketentuan Istithaah Kesehatan yang terdapat dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016;
b. Menetapkan bahwa jemaah haji tersebut di atas (LAIK/TIDAK LAIK)*
Terbang berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan Tahap ketiga yang dilakukan
oleh Tim PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan.

Demikian surat penetapan ini dibuat untuk di tindaklanjuti sesuai ketentuaan


yang berlaku.

............................20........ Stempel/Cap

PPIH Embarkasi

Ketua PPIH Embarkasi Bidang


Kesehatan

Anggota Tim Penyelenggara Kesehatan Haji:


1.
2.
3.

*) Coret yang tidak perlu


Indikator
Indikator: Pemeriksaan Kes JH I
90% Jemaah Haji yang akan melakukan setoran
awal atau telah mempunyai nomor porsi dilakukan
pemeriksaan kesehatan tahap pertama (penentuan
tingkat risiko kesehatan).
Denominatornya adalah jumlah Jemaah haji yang
akan berangkat dua tahun mendatang setelah tahun
berjalan. Batasan waktunya adalah paling lambat
satu bulan sebelum keberangkatan pada tahun
berjalan.
Indikator:Pembinaan Masa tunggu
90% Jemaah Haji pada masa tunggu yang telah
melakukan pemeriksaan kesehatan tahap pertama,
telah mengikuti program pembinaan kesehatan
haji.
Angka diatas 90% merupakan upaya maksimal agar
seluruh Jemaah haji memperoleh pembinaan
kesehatan di Masa Tunggu dan dapat memahami
risiko penyakit serta akibatnya, jika tidak dilakukan
pembinaan kesehatan secara sungguh-sungguh
Indikator:Pemeriksaan Tahap Kedua
100% Jemaah Haji yang akan berangkat pada tahun
berjalan telah dilaksanakan pemeriksaan tahap
kedua (penetapan istithaah) di kabupaten/kota
selambatnya pada 3 (tiga) bulan sebelum
keberangkatan (Mei 2017)
Indikator: Pembinaan Masa Keberangkatan
100% Jemaah Haji yang akan berangkat pada
tahun berjalan dilakukan pembinaan/manasik
kesehatan.
Indikator:Pemeriksaan Tahap Ketiga.

100% Jemaah Haji yang akan berangkat pada


tahun berjalan dilakukan pembinaan/manasik
kesehatan.
Waktu Entry Siskohatkes
Masa entry hasil pemeriksaan adalah
1 januari - 28 Julin2017
Masa Operasional haji adalah
28 Juli - 4 oktober 2017
Masa pasca operasional haji adalah
5 Oktober - 31 Desember 2017.
Hasil
HASIL PEMERIKSAAN JH JAWA TIMUR
TAHUN 2016

Jumlah
20000
18000 17486
16000
14000
12000
9757
10000
Jumlah
8000
6000
4000
2000 96 35
0
Istithaah Istithaah Pend Tidak IS Tidak Istithaah
Capaian Cakupan Pemeriksaan 1
67% Target 3 bulan sebelum hari H.
ISTITHOAH KESEHATAN
Dengan adanya aturan tentang istithoah
kesehatan, mampu meminimalisasi jumlah
jemaah wafat di Arab Saudi

Catatan:
Jumlah tahun 2015 setelah
dikurangi jemaah wafat karena
musibah craine dan mina
65
Mayoritas merupakan
No. Jenis Penyakit Jumlah
kondisi tidak
1 CKD 7 memenuhi syarat (tidak
2 Dimensia Akut 4 istithoah) untuk
3 CVA 4
4 Gravida 3
melaksanakan ibadah
5 Fraktur 3 haji secara mandiri.
6 TB aktif 1
7 Serosis hepatis compensata 1
8 Neurosa 1 Hal ini seharusnya bisa
9 Hydrocephalus 1
diprediksi di daerah
10 Hiperglikemi+ vomitting 1
11 DM dengan gangren 1 dan JCH tersebut tidak
12 Ca Paru St. IV 1 perlu ke Asrama Haji
13 Ca Cervix , pendarahan 1 sehingga tidak
Total 29
memperburuk
kondisinya.
HASIL PEMERIKSAAN CJH TAHAP KETIGA

Jumlah Risiko Tinggi = 17.885


(64%)
Jumlah JH Embarkasi SUB: = 28.137

> 60 TH
2,596
15% > 60 TH +
PENYAKIT
5,965
33%

< 60 TH +
PENYAKIT
9,324
52%
67
TREND JH RISIKO TINGGI EMBARKASI
SUB TAHUN 2009 - 2016
Persentasi
70
62.18 63.56
60
55.82
50 51.15
47.15 47.46
40 41.6
39
30 Persentasi

20

10

0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Profil Jamaah Haji Indonesia

Tidak semua jamaah haji


Indonesia memiliki kondisi
sehat jiwa raga, muda,
kuat, bugar, mandiri, dan
cantik/ganteng
Sebagian besar jamaah haji
kita berusia tua, memiliki
risiko tinggi, perlu observasi
dan perlu perhatian serius
69
PROFIL JAMAAH HAJI JAWANTIMUR 2016

JENIS KELAMIN
1. (P) = 12.888 org (48%)

2. (W)= 14.196 org (52%)


27.084 org
Sumber: Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur
tahun 2015
Jemaah Haji Indonesia Prov. Jatim
Berdasarkan Pekerjaan dan Pendidikan
PROFIL JEMAAH HAJI JAWA TIMUR BERDASARKAN
JENIS KELAMIN 2016

12,888 , (48%) Pria


14,196 ,( 52%) Wanita
JEMAAH HAJI HAMIL YANG
TETAP KE ASRAMA HAJI
Jumlah

2
Tunda
Berangkat
3

Tunda:
Sampang: 4 mg
Bangkalan: 8 mg
Bojonegoro: 8 mg
No.
Nama Alamat Umur Kloter Hasil Pemeriksaan Kebijakan Keterangan
Manifes
Usia Cukup
Usia Kehamilan
NA Pamekasan 32 3 426 Berangkat Dan Sudah
15/16 Minggu
MM
LMI Sampang 21 4 72 Usia Kehamilan Tolak Usia Belum
4/5 Minggu Cukup
NR Bangkalan 32 6 21 Usia Kehamilan Tolak Usia Belum
7/8 Minggu Cukup
Usia Cukup
Gravida V P4-4
AM Nganjuk 31 28 264 Berangkat Dan Sudah
16 Minggu
MM
SM Bojonegoro 35 50 49 Gravid 8/9 Minggu Tolak Usia Belum
Cukup

Tahun Tolak Berangkat Total


2014 4 1 5
2015 4 0 4
2016 3 2 5
JUMLAH KEMATIAN JEMAAH HAJI
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2007 2016

140 129
120

100
80 84
78
80 72 71
60 50
47
40 34

20

0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jemaah Haji Wafat
Wafat di Arab Saudi 69 orang (4 diantaranya
PIHK)
Wafat di Debarkasi 1 Jombang
Wafat di Embarkasi 1 Bondowoso
Jumlah JH Jawa Timur Wafat 2016

Uraian Tahun Wanita Pria Jumlah


<40 th 0 0 0
41 50 0 3 3
51 60 2 7 9
61 70 Debar:1+5 Embar:1+2 17
71 80 13 17 30
81 90 3 6 9
> 90 0 0 0
Jumah 23 45 68
Penyakit Penyebab Wafat - Prov. Jatim

No Diagnosa Penyakit Penyebab Wafat Jumlah %


1 Cardiovascular Diseases 40 56,3%
2 Respiratory Diseases 25 35,2%
Endocrine, nutritional and metabolic
3 2 2,8%
diseases
4 Circulatory Diseases 1 1,4%
5 Digestive Diseases 1 1,4%
6 Diseases of the genitourinary system 1 1,4%
7 Malignant Neoplasms (cancers) 1 1,4%
TOTAL 71 100%
Jemaah Haji Wafat - Prov. Jatim (1)
No Kabupaten / Kota Jml wafat No Kabupaten / Kota Jml wafat
1 Kab. Jember 7 16 Kab. Nganjuk 2
2 Kab. Malang 6 17 Kab. Sumenep 2
3 Kab. Blitar 4 18 Kota Pasuruan 2
4 Kab. Kediri 4 19 Kota Surabaya 2
5 Kab. Tuban 4 20 Kab. Bangkalan 1
6 Kab. Tulungagung 4 21 Kab. Bojonegoro 1
7 Kab. Lumajang 3 22 Kab. Bondowoso 1 (Emb)
8 Kab. Mojokerto 3 23 Kab. Lamongan 1
9 Kab. Pasuruan 3 24 Kab. Pamekasan 1
10 Kab. Sidoarjo 3 25 Kab. Ponorogo 1
11 Kab. Trenggalek 3 26 Kab. Probolinggo 1
12 Kota Malang 3 27 Kab. Situbondo 1
13 Kab. Banyuwangi 2 28 Kota Kediri 1
14 Kab. Gresik 2 29 Kota Madiun 1
15 Kab. Jombang 2 (1 debar) Total 71
NO. Kab./Kota Cakupan K3JH 2015 Cakupan K3JH 2016

1. Bangkalan 7.2 40
2. Banyuwangi 92 97
3. Batu Kota 94 85
4. Blitar 95 93
5. Blitar Kota 97 100
6. Bojonegoro 96 97
7. Bondowoso 100 99
8. Gresik 86 93
9. Jember 90 69
10. Jombang 94 92
11. Kediri 92 91
12. Kediri Kota 93 80
13. Lamongan 78 52
NO. Kab./Kota Cakupan K3JH 2015 Cakupan K3JH 2016
14. Lumajang 70 95
15. Madiun 92 85
16. Madiun Kota 95 97
17. Magetan 97 99
18. Malang 11 80
19. Malang Kota 78 67
20. Mojokerto 86 83
21. Mojokerto Kota 100 60
22. Nganjuk 21 99
23. Ngawi 76 83
24. Pacitan 99 100
25. Pamekasan 80 92
26. Pasuruan 88 66
NO. Kab./Kota Cakupan K3JH 2015 Cakupan K3JH 2016
27. Pasuruan Kota 86 80
28. Ponorogo 98 44
29. Probolinggo 96 96
30. Probolinggo Kota 100 100
31. Sampang 60 80
32. Sidoarjo 96 92
33. Situbondo 43 90
34. Sumenep 50 91
35. Surabaya 80 100
36. Trenggalek 95 97
37. Tuban 77 73
38 Tulungagung 80 60
Jawa Timur 81 83
Komitmen penerapan Permenkes No. 15
tahun 2016 pada tahun 2016 masih
kurang.
Penerapan Permenkes No. 15 tahun
2016 tentang Istitithaan terlalu mepet
waktu sosialisasi dengan waktu
penerapannya.
Ada Kab./kota yang sudah menetapkan
kategori tapi tetap jh tidak percaya
keputusan di daerah sehingga tetap
masuk asrama jaji.
Masih ditemukan JH BTA Aktif.
Masih ditemukan antara isian BKJH dan
kondisi JH tidak sesuai. Menyulitkan tim
Embarkasi.
Ditemukan BKJH yang tidak diisi
kategorinya atau status kesehatan JH
pada halaman depan BKJH.
Pembinaan kesehatan JH belum berjalan
optimal dan tidak tercatat secara terstruktur.
Beberapa hasil pemeriksan pertama dan
kedua jamaah tidak dapat diakses pada saat
di embarkasi.
Rencana Tindak Lanjut
Membentuk Tim Penyelenggara
Kesehatan Haji Kabupaten/Kota.
(Meliputi pemeriksaan dan
pembinaan) dengan surat
keputusan Pemerintah Daerah.
Tim penyelenggara kesehatan haji
kabupaten/kota terdiri dari
Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.
Kepala bidang yang mengelola kesehatan haji di
kabupaten/kota.
Pengelola kesehatan haji kabupaten/kota dan
puskesmas.
Pemeriksa kesehatan haji (dokter dan perawat)
puskesmas/klinik dan (dokter spesialis) di rumah sakit
rujukan.
Tenaga analis kesehatan.
Tenaga pengelola data/siskohatkes.
Unit kerja pelaksana penyelenggara haji dan umrah
Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota.
KKP.
Rencana Tindak Lanjut
Sosialisasi Permenkes No. 15 tahun 2016
tentang Istithaah Kesehatan JH lintas
sektor.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota segera
memfasiltasi melakukan pemeriksaan
Kesehatan tahap I di Bulan Februari 207.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
melakukan entry hasil pemeriksaan
kesehatan tahap I ke siskoahtkes.
Dinkes Kabupaten/kota dan jajarannya
melakukan pembinaan kesehatan JH
tahun 2017 dan kegiatannya di entry di
siskohatkes.
Rencana Tindak Lanjut
Dinkes Kabupaten/kota memfasilitasi
pemeriksaan kesehatan tahap 2 pada saat 3
bulan sebelum keberangkatan (Mei 2017).
Melakukan Pembinaan Kesehatan Jh masa
Keberangkatan.
Mengentry hasil pemeriksaan kesehatan
tahap 2 dan Pembinaan Kesehatan MK ke
siskohatkes. Target 70% di tanggal 29Juni
2017
Mengentry vaksinasi ke siskohatkes
Sosialisasi ke jemaah haji agar melaksanakan
pemeriksaan kesehatan dilakukan sesuai
ketentuan dan diisikan sesuai pada Buku
Bantu dan dientry ke siskoahtkes.
Rencana Tindak Lanjut
BKJH tahun 2017 yang didistribusikan
adalah Sampul,Lembar ICV, Lembar K3JH,
Lembar daftar obat dan Lembar
Penetapan Kelaikan.
Melakukan print hasil pemeriksaan
kesehatan tahap I, II dan penetapan
Istithaah sebagai isian BKJH.
Seluruh data Pemeriksaan Kesehatan I, II
hasil pembinaan MT, Pembinaan MK,
Vaksinasi, K3JH dientry kesiskohatkes
Dinkes Kabupaten/Kota akan
mendapatkan printer dari Pusat kesehatan
haji.
Rencana Tindak Lanjut
Dalam rangka penyelenggaraan Istithaah
Kesehatan Jemaah Haji dibangun dan
dikembangkan koordinasi, jejaring
kerja, serta kemitraan antara
instansi pemerintah dan masyarakat.
Meningkatkan koordinasi dengan
Kemenag Kab./Kota, KUA setempat, KBIH
dalam rangka Pembinaan Kesehatan JH
baik di masa tunggu maupun masa
keberangkatan.
Petugas Dinkes Kab./kota mendampingi JH
ke embarkasi saat masuk asrama haji.
Masukan
Harus ada komitmen yang kuat dari seluruh
tingkat Pusat kementerian kesehatan,
Provinsi: Dinkes Provinsi, KKP, Kanwil
Kemenag, PPIH Embarkasi, Kabupaten/Kota:
Dinkes Kab./kota, Kemenag Kab./Kota, PPIH
Kab./Kota, Kecamatan: Puskemas dan KUA
dalam pelaksanaan Permenkes No. 15 tahun
2016.
Pelatihan Petugas Pemeriksa Kesehatan JH
terus dilaksanakan dengan penyelenggara
Bapelkes Murnajati Lawang.
Form Pendamping di siskohatkes tidak ada.
92

Anda mungkin juga menyukai