Bab III
Pasal 6
Bab VIII
Pasal 31
Penyelenggaraan Kesehatan Haji
Sehat Fisik
dan Jiwa
Tujuan Pemeriksaan dan Pembinaan
Kes JH
Tujuan Umum: Terlaksananya pemeriksaan
dan pembinaan kesehatan jemaah haji sesuai
standar dalam upaya menuju istithaah
kesehatan jemaah haji.
Tujuan Khusus
Terlaksananya pemeriksaan kesehatan tahap pertama.
Terlaksananya pembinaan kesehatan masa tunggu.
Terlaksananya pemeriksaan kesehatan tahap kedua.
Terlaksananya pembinaan kesehatan masa keberangkatan.
Terlaksananya pemeriksaan kesehatan tahap ketiga.
Terlaksananya pendekatan keluarga dan koordinasi lintas
program dan lintas sektor dalam proses pemeriksaan dan
pembinaan kesehatan jemaah haji.
Terlaksananya peran serta masyarakat dan profesional
dalam pemeriksaan dan pembinaan kesehatan haji.
Terlaksananya monitoring dan evaluasi penyelenggaraan
kesehatan haji menuju istithaah.
PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
HAJI MABRUR
ISTITHAAH
Nama :
Jabatan :
Nama :
Bin/Binti :
Umur :
Nomor Porsi :
Pekerjaan :
Alamat :
............................20........
Stempel/Cap
Puskesmas/RS
NON
RISIKO
RISIKO
TINGGI
TINGGI
Pembinaan Kesehatan
Masa Tunggu
Pembinaan Masa Tunggu
adalah proses pembinaan kesehatan yang dilakukan sejak
jemaah haji melakukan pemeriksaan kesehatan tahap pertama
ketika mendaftar haji.
terintegrasi dengan program promosi kesehatan, kesehatan
keluarga, kesehatan lingkungan, gizi masyarakat, pembinaan
kebugaran jasmani, pengendalian penyakit tidak menular,
pengendalian penyakit menular, kesehatan tradisional,
kesehatan jiwa, dan surveilans
Pembinaan:
Pembimbingan
Penyuluhan
Kegiatan Pembinaan
Pembimbingan
Konseling
Peningkatan Kebugaran
Pemanfaatan Kegiatan Berbasis Masyarakat
Kunjungan rumah
Penyuluhan
Penyebarluasan informasi
Pemanfaatan media massa.
Pemeriksaan Kesehatan
Dalam Rangka Istithaah Kesehatan Jemaah Haji
II. Pemeriksaan Kesehatan Tahap Kedua
Pemeriksaan Kesehatan tahap kedua dilaksanakan oleh
Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di
puskesmas dan/atau rumah sakit pada saat pemerintah
telah menentukan kepastian keberangkatan Jemaah
Haji pada tahun berjalan.
37
HASIL : JEMAAH HAJI RISIKO TINGGI BERDASARKAN
KATAGORI WARNA RISTI
38
SUMBER DATA : SISKOHATKES
Jemaah Haji Indonesia Prov. Jatim
Hasil Pemeriksaan Awal (Kategori Risti) (1)
Memenuhi Tidak
Tidak
Memenuhi syarat dengan memenuhi
memenuhi
syarat pendampinga syarat
syarat
n sementara
AIRPORT JEDDAH
12 jam
Muzdalifa
Selama = 25 hari
JAMARAT
2-3 hari
47 MELZAN de RIZA
48 melzan de riza
SUHU RATA-RATA MINIMAL DAN MAXIMAL
TIAP TAHUN DI MAKKAH
SUHU RATA-RATA MINIMAL DAN
MAXIMAL TIAP TAHUN DI MADINAH
Bagan Tahapan Pemeriksaan dan Pembinaan
PemeriksaanKesehatan
Tahap Pertama
Puskesmas/
Rumah Sakit NON
RISTI RISTI
Pembinaan Masa
Tunggu
PemeriksaanKesehatan
Tahap Kedua
Kabupaten/
Kota
PemeriksaanKesehatan
Tahap Ketiga
Embarkasi
Laik Tidak
Laik
Terbang
Terbang
Pemeriksaan Kesehatan
Dalam Rangka Istithaah Kesehatan Jemaah Haji
III. Pemeriksaan Kesehatan Tahap Ketiga
Pemeriksaan Kesehatan tahap ketiga dilaksanakan oleh PPIH
Embarkasi Bidang Kesehatan di embarkasi pada saat Jemaah Haji
menjelang pemberangkatan.
Dilakukan untuk menetapkan status kesehatan Jemaah Haji laik atau
tidak laik terbang.
JH harus sudah diperiksa kesehatan tahap 2 di daerah.
Formulir III
Nama :
Jabatan :
Setelah memperoleh hasil pemeriksaan yang telah kami terima dari Tim
Penyelenggara Kesehatan Haji kabupaten/Kota, dengan ini menyatakan bahwa
Jamaah Haji dibawah ini :
Nama :
Bin/Binti :
Umur :
Nomor Porsi :
Nomor Paspor :
Pekerjaan :
Alamat :
............................20........ Stempel/Cap
PPIH Embarkasi
Jumlah
20000
18000 17486
16000
14000
12000
9757
10000
Jumlah
8000
6000
4000
2000 96 35
0
Istithaah Istithaah Pend Tidak IS Tidak Istithaah
Capaian Cakupan Pemeriksaan 1
67% Target 3 bulan sebelum hari H.
ISTITHOAH KESEHATAN
Dengan adanya aturan tentang istithoah
kesehatan, mampu meminimalisasi jumlah
jemaah wafat di Arab Saudi
Catatan:
Jumlah tahun 2015 setelah
dikurangi jemaah wafat karena
musibah craine dan mina
65
Mayoritas merupakan
No. Jenis Penyakit Jumlah
kondisi tidak
1 CKD 7 memenuhi syarat (tidak
2 Dimensia Akut 4 istithoah) untuk
3 CVA 4
4 Gravida 3
melaksanakan ibadah
5 Fraktur 3 haji secara mandiri.
6 TB aktif 1
7 Serosis hepatis compensata 1
8 Neurosa 1 Hal ini seharusnya bisa
9 Hydrocephalus 1
diprediksi di daerah
10 Hiperglikemi+ vomitting 1
11 DM dengan gangren 1 dan JCH tersebut tidak
12 Ca Paru St. IV 1 perlu ke Asrama Haji
13 Ca Cervix , pendarahan 1 sehingga tidak
Total 29
memperburuk
kondisinya.
HASIL PEMERIKSAAN CJH TAHAP KETIGA
> 60 TH
2,596
15% > 60 TH +
PENYAKIT
5,965
33%
< 60 TH +
PENYAKIT
9,324
52%
67
TREND JH RISIKO TINGGI EMBARKASI
SUB TAHUN 2009 - 2016
Persentasi
70
62.18 63.56
60
55.82
50 51.15
47.15 47.46
40 41.6
39
30 Persentasi
20
10
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Profil Jamaah Haji Indonesia
JENIS KELAMIN
1. (P) = 12.888 org (48%)
2
Tunda
Berangkat
3
Tunda:
Sampang: 4 mg
Bangkalan: 8 mg
Bojonegoro: 8 mg
No.
Nama Alamat Umur Kloter Hasil Pemeriksaan Kebijakan Keterangan
Manifes
Usia Cukup
Usia Kehamilan
NA Pamekasan 32 3 426 Berangkat Dan Sudah
15/16 Minggu
MM
LMI Sampang 21 4 72 Usia Kehamilan Tolak Usia Belum
4/5 Minggu Cukup
NR Bangkalan 32 6 21 Usia Kehamilan Tolak Usia Belum
7/8 Minggu Cukup
Usia Cukup
Gravida V P4-4
AM Nganjuk 31 28 264 Berangkat Dan Sudah
16 Minggu
MM
SM Bojonegoro 35 50 49 Gravid 8/9 Minggu Tolak Usia Belum
Cukup
140 129
120
100
80 84
78
80 72 71
60 50
47
40 34
20
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jemaah Haji Wafat
Wafat di Arab Saudi 69 orang (4 diantaranya
PIHK)
Wafat di Debarkasi 1 Jombang
Wafat di Embarkasi 1 Bondowoso
Jumlah JH Jawa Timur Wafat 2016
1. Bangkalan 7.2 40
2. Banyuwangi 92 97
3. Batu Kota 94 85
4. Blitar 95 93
5. Blitar Kota 97 100
6. Bojonegoro 96 97
7. Bondowoso 100 99
8. Gresik 86 93
9. Jember 90 69
10. Jombang 94 92
11. Kediri 92 91
12. Kediri Kota 93 80
13. Lamongan 78 52
NO. Kab./Kota Cakupan K3JH 2015 Cakupan K3JH 2016
14. Lumajang 70 95
15. Madiun 92 85
16. Madiun Kota 95 97
17. Magetan 97 99
18. Malang 11 80
19. Malang Kota 78 67
20. Mojokerto 86 83
21. Mojokerto Kota 100 60
22. Nganjuk 21 99
23. Ngawi 76 83
24. Pacitan 99 100
25. Pamekasan 80 92
26. Pasuruan 88 66
NO. Kab./Kota Cakupan K3JH 2015 Cakupan K3JH 2016
27. Pasuruan Kota 86 80
28. Ponorogo 98 44
29. Probolinggo 96 96
30. Probolinggo Kota 100 100
31. Sampang 60 80
32. Sidoarjo 96 92
33. Situbondo 43 90
34. Sumenep 50 91
35. Surabaya 80 100
36. Trenggalek 95 97
37. Tuban 77 73
38 Tulungagung 80 60
Jawa Timur 81 83
Komitmen penerapan Permenkes No. 15
tahun 2016 pada tahun 2016 masih
kurang.
Penerapan Permenkes No. 15 tahun
2016 tentang Istitithaan terlalu mepet
waktu sosialisasi dengan waktu
penerapannya.
Ada Kab./kota yang sudah menetapkan
kategori tapi tetap jh tidak percaya
keputusan di daerah sehingga tetap
masuk asrama jaji.
Masih ditemukan JH BTA Aktif.
Masih ditemukan antara isian BKJH dan
kondisi JH tidak sesuai. Menyulitkan tim
Embarkasi.
Ditemukan BKJH yang tidak diisi
kategorinya atau status kesehatan JH
pada halaman depan BKJH.
Pembinaan kesehatan JH belum berjalan
optimal dan tidak tercatat secara terstruktur.
Beberapa hasil pemeriksan pertama dan
kedua jamaah tidak dapat diakses pada saat
di embarkasi.
Rencana Tindak Lanjut
Membentuk Tim Penyelenggara
Kesehatan Haji Kabupaten/Kota.
(Meliputi pemeriksaan dan
pembinaan) dengan surat
keputusan Pemerintah Daerah.
Tim penyelenggara kesehatan haji
kabupaten/kota terdiri dari
Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.
Kepala bidang yang mengelola kesehatan haji di
kabupaten/kota.
Pengelola kesehatan haji kabupaten/kota dan
puskesmas.
Pemeriksa kesehatan haji (dokter dan perawat)
puskesmas/klinik dan (dokter spesialis) di rumah sakit
rujukan.
Tenaga analis kesehatan.
Tenaga pengelola data/siskohatkes.
Unit kerja pelaksana penyelenggara haji dan umrah
Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota.
KKP.
Rencana Tindak Lanjut
Sosialisasi Permenkes No. 15 tahun 2016
tentang Istithaah Kesehatan JH lintas
sektor.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota segera
memfasiltasi melakukan pemeriksaan
Kesehatan tahap I di Bulan Februari 207.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
melakukan entry hasil pemeriksaan
kesehatan tahap I ke siskoahtkes.
Dinkes Kabupaten/kota dan jajarannya
melakukan pembinaan kesehatan JH
tahun 2017 dan kegiatannya di entry di
siskohatkes.
Rencana Tindak Lanjut
Dinkes Kabupaten/kota memfasilitasi
pemeriksaan kesehatan tahap 2 pada saat 3
bulan sebelum keberangkatan (Mei 2017).
Melakukan Pembinaan Kesehatan Jh masa
Keberangkatan.
Mengentry hasil pemeriksaan kesehatan
tahap 2 dan Pembinaan Kesehatan MK ke
siskohatkes. Target 70% di tanggal 29Juni
2017
Mengentry vaksinasi ke siskohatkes
Sosialisasi ke jemaah haji agar melaksanakan
pemeriksaan kesehatan dilakukan sesuai
ketentuan dan diisikan sesuai pada Buku
Bantu dan dientry ke siskoahtkes.
Rencana Tindak Lanjut
BKJH tahun 2017 yang didistribusikan
adalah Sampul,Lembar ICV, Lembar K3JH,
Lembar daftar obat dan Lembar
Penetapan Kelaikan.
Melakukan print hasil pemeriksaan
kesehatan tahap I, II dan penetapan
Istithaah sebagai isian BKJH.
Seluruh data Pemeriksaan Kesehatan I, II
hasil pembinaan MT, Pembinaan MK,
Vaksinasi, K3JH dientry kesiskohatkes
Dinkes Kabupaten/Kota akan
mendapatkan printer dari Pusat kesehatan
haji.
Rencana Tindak Lanjut
Dalam rangka penyelenggaraan Istithaah
Kesehatan Jemaah Haji dibangun dan
dikembangkan koordinasi, jejaring
kerja, serta kemitraan antara
instansi pemerintah dan masyarakat.
Meningkatkan koordinasi dengan
Kemenag Kab./Kota, KUA setempat, KBIH
dalam rangka Pembinaan Kesehatan JH
baik di masa tunggu maupun masa
keberangkatan.
Petugas Dinkes Kab./kota mendampingi JH
ke embarkasi saat masuk asrama haji.
Masukan
Harus ada komitmen yang kuat dari seluruh
tingkat Pusat kementerian kesehatan,
Provinsi: Dinkes Provinsi, KKP, Kanwil
Kemenag, PPIH Embarkasi, Kabupaten/Kota:
Dinkes Kab./kota, Kemenag Kab./Kota, PPIH
Kab./Kota, Kecamatan: Puskemas dan KUA
dalam pelaksanaan Permenkes No. 15 tahun
2016.
Pelatihan Petugas Pemeriksa Kesehatan JH
terus dilaksanakan dengan penyelenggara
Bapelkes Murnajati Lawang.
Form Pendamping di siskohatkes tidak ada.
92