Anda di halaman 1dari 29

ANTIHIPERTENSI

Dr. Muhamad Ibnu Sina


Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
DIURETIK
Berperan sentral dalam mengatasi gejala kongesti. Pd gagal jantung
terjadi retensi Na+ dan air, yg tingkatkan EDV, agar SV naik. Krn
kontraktilitas myocard lemah, EDV makin tinggi, timbulkan kongesti di
paru dan perifer. Peninggian EDV diikuti oleh aktivasi neurohumoral,
yg perparah gagal jantung.
Diuretik kurangi cairan ekstrasel dan preload, kurangi gejala
kongesti dan perbaiki kapasitas gerak badan, tetapi tak turunkan
mortalitas, kecuali dgn antagonis aldosteron. Kurangi konsumsi
garam, beri efek aditif.
Loop diuretics (furosemide, bumetanide, torsemide) adalah diuretika
kuat yg digunakan; pantau efeknya dengan timbang BB dan periksa
elektrolit.
Tujuan diuretik adalah utk pertahankan euvolemia.
K+-sparring diuretics (amiloride, triamterene) adalah diuretik lemah,
digunakan bersama loop diuretic utk kurangi hipokalemia.
Nephron sites of action of diuretics
ACE-INHIBITOR
Sistem renin-angiotensin-aldosterone (R-A-A) berperan
sentral dalam patofisiologi gagal jantung.
Angiotensin II adalah vasokonstriktor kuat, mediator
retensi Na+ dan air melalui efeknya thd tekanan filtrasi
glomerular dan sekresi aldosterone. Angiotensin II
tingkatkan pengeluaran katekolamin simpatis dan
medulla adrenal, aritmogenik, hiperplasia vaskuler,
hipertrofi jantung, dan kematian myosit.
Berarti antagonis angiotensin II merupakan salah satu
kunci pengobatan gagal jantung.
Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI) tekan
produksi Ang II dan aldosterone, turunkan aktivitas
simpatis, dan perkuat efek diuretik pada gagal jantung.
Penghambat R-A-A (ACEI dan AT1 Receptor
Antagonists)
Setelah pengobatan kronik ACEI, kadar Ang II kembali ke
semula (Ang II escape), krn Ang II diproduksi melalui
enzim lain. Timbul dugaan ACEI bekerja dengan cara lain:
hambat kininase yg identik dgn ACE tingkatkan
bradykinin dan efeknya; tingkatkan NO, cyclic GMP, dan
eicosanoids (semuanya vasodilator); vasodilator ini
antagonisir efek Ang II thd pertumbuhan sel otot polos
vaskuler dan fibroblas jantung, dan produksi matriks sel
perbaiki hemodinamik dan timbulkan efek anti-
remodelling.
ACEI timbulkan vasodilatasi arteriol yg lebih besar dari
venuleturunkan preload dan naikkan SV dan CO.
AT1 receptor antagonist (ARB) naikkan aktivitas Ang II thd
reseptor AT2.
R-A-A System
ACEI (captopril, enalapril, ramipril, lisinopril, quinapril,
fosinopril, imidapril)
Dibuktikan efektif obati semua tingkat gagal
jantung, termasuk disfungsi ventrikel kiri yg
asimtomatik.
Mulai dengan dosis kecil guna hindari
hipotensi, perlahan naikkan dosis sambil pantau
TD, elektrolit dan kreatinin.
Perbaiki survival pd semua tingkat gagal jantung,
cegah disfungsi ventrikel dan mortalitas pasca
infark myokard.
ES: batuk, retensi ringan K+,dan perparah
gagal ginjal.
AT1 Receptor Antagonists (losartan, valsartan, telmisartan, olmesartan,
ibersartan, candesartan)

Diberikan bersama ACEI guna kurangi Ang II


escape. Mungkin juga kurangi efek samping
ACEI batuk dan angioedema.
Bersifat aditif dgn ACEI pd hipertensi dan gagal
jantung.
Rupakan alternatif pd hipertensi dan gagal
jantung, yg dgn ACEI timbulkan efek samping.
Berbagai uji klinik buktikan ARB perbaiki survival
dan kurangi hospitalisasi gagal jantung.
ARB juga bermanfaat utk gagal jantung diatolik.
BETA BLOCKER
Berbagai mekanisme penurunan tekanan darah akibat
pemberian -blocker dapat dikaitkan dengan hambatan
reseptor 1, antara lain :
(1) penurunan frekuensi denyut jantung dan
kontraktilitas miokard sehingga menurunkan curah
jantung;
(2) hambatan sekresi renin di sel jukstaglomeruler ginjal
dengan akibat penurunan Angiotensin II;
(3) efek sentral yang mempengaruhi aktivitas saraf
simpatis, perubahan pada sensitivitas baroresptor,
perubahan neuron adrenergik perifer dan peningkatan
biosentesis prostasiklin.
CALCIUM CHENNEL BLOCKERS
Efek samping
Efek samping teruma golongan dihidropiridin disebabkan
karena vasodilatasi berlebihan. Gejala yang tampak
berupa pusing, sakit kepala, hipotensi, reflex
takikardia, flushing, mual, muntah, eema perifer, batuk,
edema paru dsb. Verapamil lebih sering menimbulkan
konstipasi dan hiperplasi gingival. Kadang-kadang terjadi
somnolen, rash dan kenaikan enzim hati. Nimodipin pada
dosis tinggi dapat menyebabkan kejang otot.5
Penggunaan verapamil dan BB merupakan kontraindikasi
karena dapat meningkatkan blok AV dan depresi berat
fungsi ventrikel. Penghambat kanal Ca++
dikontraindikasikan pada aritmia karena konduksi
antegrad seperti sindroma Wolff-Parkinson-White atau
fibrilasi atrium
ALFA BLOCKERS
MANAJEMEN TERAPI HIPERTENSI

Anda mungkin juga menyukai