Anda di halaman 1dari 24

SISTEM IMUN

Bagian IMUNOLOGI
Definisi dan fungsi sistem
imun?
Macam respon imun?
SISTEM IMUN
Semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan
keutuhan tubuh, sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat
ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup
Fs : - Pertahanan
- Homeostasis
- Pengawasan
Dalam pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme timbul respon
imun.
Ada 2 macam RI, yaitu :
1. RI Spesifik : deskriminasi self dan non self, memori, spesifisitas.
2. RI non Spesifik : efektif untuk semua mikroorganisme
Macam sist imun alamiah?
Macam sist imun adaptif?
Gambar 1: Sistem Imun
Sel-sel yang berperan dalam sistem imun / respon imun
1. Sel B
2. Sel T
3. Makrofag
4. Sel dentritik dan langerhans
5. Sel NK
Sebagai mediator : sitokin
Limfosit B
- terdapat pada darah perifer (10 20%), sumsum tulang,
jaringan limfoid perifer, lien, tonsil.
- Adanya rangsangan sel B, berproliferasi dan
berdiferensiasi menjadi sel plasma, yang mampu
membentuk Ig : G, M, A, D, E
2. Limfosit T
- Terdapat pada darah perifer (60 70 %), parakortek kel
limfe, periarterioler lien.
- Punya reseptor : T cell receptor (TCR), untuk mengikat Ag
spesifik.
- Mengekspresikan mol CD4, CD8
3. Sel natural killer.
- ~ sell null (non B non T) ok TCR (-), dan tak menghasilkan
AB.
- 10 20 % limfosit perifer.
- Mampu membuat lisis sel tumor.
- Mengekspresikan CD16, CD56 pada permukaan .
- Bentuk > besar dibanding sel B dan T, mempunyai granula
azurofilik dalam sitoplasma : large granula limphocyt.
4. Sel dentritik dan langerhans.
- Sel dentritik : pada jar limfoid.
- Sel langerhans : pada epidermis.
- Termasuk sel APC (antigen presenting cell) / sel penyaji.
5. Sitokin.
- Merupakan messenger molecule dalam sistem imun.
- Regulasi RI perlu interaksi antara limfosit, monosit, sel
radang, sel endotel perlu mediator agar terjadi kontak
antar sel.
- Co : IL 1 17, IFN , TNF, TGF.
4 kategori sitokin :
a. Mediator imunitas humoral, yang berfungsi sebagai
pelindung terhadap inf. Virus (interveron), memicu RI
non spesifik terhadap radang (IL -1, TNF , IL 8)
b. Berhubungan dengan regulasi pertumbuhan,
aktivasi dan deferensiasi limfosit (IL -2, IL -
4, TGF B)
c. Mengaktifkan sel radang (IFN , TNF , IL -
5, faktor penghambat migrasi)
d. Merangsang hemopoisis ( IL -3, IL -7)
IMUNOPATOLOGI
Kegagalan dari sistem imun :
1. Rx hipersensitivitas : respon imun berlebihan.
2. Imunodefisiensi : respon imun berkurang
3. Autoimun : hilangnya toleransi diri : rx
sistem imun terhadap Ag jar sendiri
Rx Hipersensitivitas
1. Tipe I
Rx hipersensitivitas tipe cepat.
Ig yang berperan : Ig E.
Co : asma, rinitis, dermatitis atopi, urtikaria, anafilaksis.
Ag merangsang sel B untuk membentuk Ig E dengan
bantuan sel Th. Ig E kemudian diikat oleh mastosit
melalui reseptor Fc.
Bila terpajan ulang dengan Ag yang sama, maka Ag
tersebut akan diikat oleh Ig E yang sudah ada pada
permukaan mastosit. Ikatan ag Ig E degranulasi
mastosit. Mengeluarkan mediator, Co : histamin.
2. Tipe II
- Rx. sitotoksik
. Co : Rx transfusi, AHA, Rx
obat, Sindrom Good posture,
miastenia gravis, pemvigus.
- Adanya Ag yang merupakan
bagian sel pejamu,menyebab
kan dibentuknya AB Ig G /
Ig M mengaktifkan sel K
yang memiliki reseptor Fc
sebagai efektor ADCC.
-Ikatan Ag-Ab aktifkan
komplemen lisis.
.
2. Tipe III
- Rx. Komplex imun
Co : SLE(Autoimun),
Farmers lung, demam
reumatik, artritis reumatoid.
Komplex Ag.AB (Ig G / Ig
M) yang tertimbun dalam
jaringan mengaktifkan
komplemen melepaskan
MCF makrofag ke
daerah tsb melepaskan
enzim merusak jaringan.
2. Tipe IV
- Rx. Hipersensitivitas lambat :
> 24 jam
Co : Rx Jones Mote,
hipersensitivitas kontak, Rx
tuberkulin, Rx granuloma.
Akibat respon sel T yang
sdh disensitisasi Ag
dilepaskan limfokin
makrofag yg diaktifkan
merusak jaringan.
IMUNODEFISIENSI
Respon imun berkurang / - tidak mampu melawan infeksi
secara adekuat.
Ada 2 bentuk :
1. Primer
- herediter
- gejala : 6 bulan 2 tahun
2. Sekunder
- perubahan Fs. Imunologik : inf, malnutrisi, penuaan,
imunosupresi, kemoterapi dll.
AUTOIMUN DISEASE
: Reaksi sistem imun terhadap Ag jaringan sendiri.Kehilangan
toleransi diri (self tolerance) menyebabkan sel-sel sistem
imun mengenal Ag tubuh sendiri sebagai asing.
I.Penyakit autoimun organ.
1.Autoimune hemolytic anemia (AHA)
2. Tyroiditis Hashimoto.
3. Penyakit Grave
II. Penyakit Autoimun Sistemik
1. SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)
2. Rheumatoid arthritis (RA)
RI terhadap tumor.
Efektor sistem imun humoral dan seluler pada destruksi
tumor :
A. Mekanisme humoral.
1. lisis oleh Ab dan komplemen.
2. Opsonisasi melalui Ab dan komplemen.
3. Hilangnya adesi oleh Ab
B. Mekanisme seluler.
1. Destruksi oleh sel Tc.
2. ADCC.
3. Destruksi oleh makrofah yang diaktifkan.
4. Destruksi oleh sel NK.
Imunodiagnosis
Dapat dilakukan dengan :
1. Menemukan Ag spesifik terhadap sel tumor.
2. Mengukur RI pejamu terhadap sel tumor.

Imunodiagnosis tumor
A. Deteksi sel tumor dan produknya dengan cara imunologik
1. Protein mieloma Bence-Jones (misalnya tumor sel plasma)
2. Alfa Feto Protein (AFP pada kanker hati)
3. Antigen karsinoembrionik (CEA pada kanker gastrointestinal)
4. Deteksi antigen tumor spesifik (dalam sirkulasi atau dengan
immunoimaging)

B. Deteksi respons imun anti-tumor


1. Antibodi antitumor
2. CMI antitumor
V. Imunoterapi
Terapi tumor dengan cara imunologi.
- Belum efektif.
- Tujuan : memperoleh imunitas terhadap tumor.
- Cara : * Spesifik : dengan preparat Ag tumor.
* Non spesifik : utk membentu RI tu. Makrofag
dengan BCG/ C. parvum.
Imunoprofilaksis
= imunisasi
1. Aktif : RI terjadi setelah terpajan Ag
2. Pasif : terjadi bila seseorang menerima
Ab /produk sel lainnya dari orla yg telah
mendapat imunisasi aktif.
Transplantasi
Transfer jaringan atau alat dari satu ke lain orang.

A. Istilah kusus Transplantasi


1. Autograft : memakai jaringan sendiri.
2. Isograft/syngeneic : identitas genetik antara donor dan
resepien sama.
3. Allograft/allogeneic: donor dan resepien dari spesies
sama, tetapi genetik tidak identik.
4. Xenograft/xenogeneic : donor dan resepien dari
spesies berbeda.

Anda mungkin juga menyukai