Pekerjaan :
Managing Director Ali Corp (Consultant, Mining, Plantation, Export Import)
DEFINISI
Aqidah menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-aqdu yang berarti
ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu
yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquwwah yang berarti
mengikat dengan kuat.
Sedangkan menurut istilah (terminologi): aqidah adalah iman yang teguh dan pasti,
yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Akidah (Bahasa Arab: ; transliterasi: al-'Aqdah) dalam istilah Islam yang berarti
iman. Semua sistem kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap sebagai salah satu
akidah. Pondasi akidah Islam didasarkan pada hadits Jibril, yang memuat definisi
Islam, rukun Islam, rukun Iman, ihsan dan peristiwa hari akhir.
Dari Umar bin Khattab berkata:
Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat rasululah S.A.W. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian
yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara
kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut nabi dan meletakkan kedua
tangannya di atas kedua paha nabi,
Kemudian ia berkata: Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam. Rasulullah S.A.W menjawab, Islam adalah, engkau
bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah;
menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah
mampu melakukannya, lelaki itu berkata, Engkau benar, maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.
Kemudian ia bertanya lagi: Beritahukan kepadaku tentang Iman. Nabi menjawab, Iman adalah, engkau beriman kepada Allah;
malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk, ia berkata,
Engkau benar.
Dia bertanya lagi: Beritahukan kepadaku tentang ihsan. Nabi S.A.W menjawab,Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-
akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.
Lelaki itu berkata lagi: Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat? Nabi menjawab, Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada
yang bertanya. Dia pun bertanya lagi : Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya! Nabi menjawab, Jika seorang budak wanita
telah melahirkan tuannya; jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa) serta pengembala
kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.
Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga nabi bertanya kepadaku: Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa
yang bertanya tadi? Aku menjawab, Allah dan RasulNya lebih mengetahui, Dia bersabda, Dia adalah Jibril yang mengajarkan
kalian tentang agama kalian.
Jadi, Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah
Subhanahu wa Taala dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat
kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-
Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah
shahih tentang Prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib,
beriman kepada apa yang menjadi ijma (konsensus) dari Salafush Shalih, serta
seluruh berita-berita qathi (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang
telah ditetapkan menurut Al-Qur-an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma Salafush
Shalih.
URGENSI
Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah adalah Rabb (Tuhan) segala
sesuatu dan rajanya. Sesungguhnya hanya Dia yang Maha Pencipta, Maha Pengatur
alam semesta (Rububiyyah). Hanya Dia lah yang berhak disembah, tiada sekutu
bagiNya. Dan setiap yang disembah selain-Nya adalah batil (Uluhiyyah).
Sesungguhnya Allah bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, Maha Suci dari
segala aib dan kekurangan, Dialah yang mempunyai nama-nama yang indah dan
sifat-sifat yang tinggi (Asma was Sifat).
TOPIK - TOPIK
Aqidah jika dilihat dari sudut pandang sebagai ilmu (sesuai konsep Ahlus Sunnah
wal Jamaah) meliputi topik-topik: Tauhid, Iman, Islam, masalah ghaibiyyaat (hal-hal
ghaib), kenabian, takdir, berita-berita (tentang hal-hal yang telah lalu dan yang akan
datang), dasar-dasar hukum yang qathi (pasti), seluruh dasar-dasar agama dan
keyakinan.
Disiplin ilmu aqidah ini mempunyai nama lain yang sepadan dengannya, dan nama-
nama tersebut berbeda antara Ahlus Sunnah dengan firqah-firqah (golongan-
golongan) lainnya.
PENAMAAN AQIDAH (AHLUS SUNNAH):
1. Al-Iman
3. Tauhid
Aqidah dinamakan dengan Tauhid karena pembahasannya berkisar seputar Tauhid atau
pengesaan kepada Allah di dalam Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma wa Shifat. Jadi,
Tauhid merupakan kajian ilmu aqidah yang paling mulia dan merupakan tujuan
utamanya. Oleh karena itulah ilmu ini disebut dengan ilmu Tauhid secara umum menurut
ulama Salaf
4. As-Sunnah
As-Sunnah artinya jalan. Aqidah Salaf disebut As-Sunnah karena para penganutnya
mengikuti jalan yang ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para
Sahabat Radhiyallahu anhum di dalam masalah aqidah. Dan istilah ini merupakan
istilah masyhur (populer) pada tiga generasi pertama.