Anda di halaman 1dari 24

SKRIPSI

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP


FREKUENSI PERTENGKARAN DALAM RUMAH TANGGA PADA
PASANGAN BERCERAI DI KECAMATAN KEREK KABUPATEN TUBAN

OLEH :
ULA WIJAYANTI
13.06.2.149.0672

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2017
Perceraian pada saat ini menjadi trend dikalangan masyarakat. Pernikahan yang diharapakan
sakinah mawadah warohmah harus kandas karena permasalahan-permasalahan dalam rumah
tangga. Permasalahan yang ada menjadi pemicu pertengkaran terus menerus, sehingga
mengakibatkan perceraian.

Dari data perceraian yang didapat dari Pengadilan Agama Kabupaten Tuban, pada tahun 2016
bulan Januari sampai dengan November tercatat laporan 2.623 kasus perceraian. Hasil survey
wawancara pada bulan desember tahun 2016 dengan 10 orang dan didapatkan hasil, 6 orang
mengatakan hampir setiap bertemu mereka bertengkar, 3 orang mengatakan tidak terlalu sering
bertengkar, 1 orang mengatakan jarang bertengkar karena lebih saling berdiam-diaman.

Permaslahan-permasalahan dalam rumah tangga seharusnya dapat mendewasakan pasangan suami


istri. Tetapi permasalahan menjadi pemicu pasangan suami istri bertekar terus menerus, sehingga
berujung pada perceraian. Perceraian tidak hanya berdampak pada anak dan keluarga lainnya, tetapi
perceraian juga berdampak pada negara.

Upaya untuk mengatasi perselisihan dan pertengkaran terus menerus dalam rumah tangga
dibutuhkan komunikasi interpersonal yang efektif, sehingga permasalahan dapat diselesaiakan
dengan baik-baik tanpa ada perpisahan.
Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal terhadap


Tujuan
frekuensi pertengkaran dalam rumah tangga pada pasangan
UmuM
bercerai di Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.

1. Mengidentifikasi komunikasi interpersonal


pada pasangan bercerai di Kecamatan Kerek
Kabupaten Tuban
2. Mengidentifikasi frekuensi pertengkaran
dalam rumah tangga pada pasangan bercerai
di Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.
TUJUAN 3. Menganalisa pengaruh komunikasi
KUSHSUS interpersonal terhadap frekuensi
pertengkaran dalam rumah tangga pada
pasangan bercerai di Kecamatan Kerek
Kabupaten Tuban.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

KONSEP DASAR KOMUNIKASI

KONSEP DASAR PERTENGKARAN

KONSEP DASAR PERCERAIAN


Macam-macam
Menurut Walgito (1984) komuniaksi
masalah yang dapat memicu interpersonal menurut
pertengkaran, yaitu : Cangara, H(2004) :
1. Keinginan yang tidak sama
2. Kurang komunikasi dan 1. dyadic
koordinasi communication Pertengkaran
3. Saling egois
4. Anak 2. Small group
5. Pekerjaan communication
6. Keuangan
7. Perselingkuhan
8. KDRT
9. Ketidak jujuran
10. Banyak pikiran
11. Seks
12. Mertua
13. Kurang perhatian dan
pengertian
14. Masalah fisik

: Tidak diteliti

: Diteliti
Hipotesis penelitian

H1 : Ada hubungan komunikasi


interpersonal dengan frekuensi
pertengkaran dalam rumah tangga pada
pasangan bercerai di Kecamatan Kerek
Kabupaten Tuban.
Desain
Penelitian Analitik Korelasi

Pendekatan
Waktu Cross Sectional

Populasi
60 orang

Sampel
52 responden

Teknik
Sampling Simple Random Sampling
KERANGKA OPERASIONAL
Populasi
Pasangan yang sudah bercerai dan belum menikah kembali di kecamatan kerek
kabupaten tuban sebanyak 60 orang

Teknik sampling
Penelitian ini menggunakan teknik sampling berupa Simple Random Sampling

Sampel
Pasangan yang sudah bercerai dan belum menikah kembali di Kecamatan Kerek
sebanyak 52 0rang

Variabel Independen Variabel Dependen


Komunikasi interpersonal Pertengkaran dalam rumah
tangga

Pengambilan Data
Kuisioner komunikasi interpersonal dan pertengkaran dalam rumah tangga

Pengumpulan Data
Editing, scoring, coding dan tabulating

Analisa data
Spearman Rho

Kesimpulan hasil penelitin


Ada pengaruh atau tidak
DEFINISI OPERASIONAL
Skor/
Variabel Definisi Indikator Alat ukur Skala
Kode
Independen: Penyampaian pesan 1. Keterbukaan Kuisioner Nominal Skor
Komunikasi oleh satu orang dan (openess) 10-14 : Efektif
interpersonal penerimaan pesan oleh 2. Empati 15-20 : Tidak
(emphaty) Efektif
orang lain atau
3. Sikap positif
sekelompok kecil (positivenes) Kode 1:Efektif
orang, dengan 4. Dukungan Kode 2:Tidak
berbagai dampaknya supportiveness) Efektif
dan dengan peluang 5. Kesetaraan
(equality)
untuk memberikan
umpan balik segera
Dependen : Suatu tindakan baik 1. Interaksi Kuisioner Ordinal Skor
Frekuensi perkataan atau bertentangan 12-20 : Tidak
Pertengkaran perbuatanyang 2. Komunikasi pernah
dalam rumah dengan nada 21-29 : Jarang
dilakukan oleh suami
tangga keras dan kasar 30-38 : Selalu
istri berdasarkan emosi 3. Interaksi dengan 39-48 : Sering
dan amarah yang kekerasan fisik
menyebabkan kerugian 4. Emosi Kode 1 : Tidak
baik secara psiokologis pernah
maupun biologis Kode 2 : Jarang
Kode 3 : Selalu
Kode 4 : Sering
Pengumpulan Dan Analisa Data

Instrumen
dan alat ukur

Lokasi
penelitian

Waktu
penelitian

Analisa
data

Uji
statistik
ETIKA PENELITIAN

INFORMED CONSENT
Lembar persetujuan

ANONIMITY
Tanpa nama .

CONFIDENTIALITY
Kerahasiaan
BAB 5
HASIL DAN ANALISIS
PENELITIAN

DATA UMUM RESPONDEN


Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
Kecamatan Kerek
No. Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

1 Pria 19 36,5%

2 Wanita 33 63,5%

Jumlah 52 100%

Dari tabel 5.1 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 19 (36,5%) responden
berjenis kelamin pria dan sebanyak 33 (63,5%) responden berjenis kelamin
wanita.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Perkawinan
Di Kecamatan Kerek
No. Status Perkawinan Frekuensi Presentase
1 Duda 19 36,5%
2 Janda 33 63,5%
Jumlah 52 100%

Dari tabel 5.2 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 19 (36,5%) responden status
perkawinan duda dan sebanyak 33 (63,5%) responden status perkawinan janda.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di Desa Di


Kecamatan Kerek
No. Usia Frekuensi Presentase
1 <25 tahun 9 17,3%
2 25-30 tahun 25 48,1%
3 31-35 tahun 13 25%
4 35-40 tahun 5 9,6%
5 >40 tahun 0 0%
Jumlah 52 100%

Dari tabel 5.3 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 9 (17,3%) responden
berusia <25 tahu, sebanyak 25 (48,1%) responden berusia 25-30 tahun, sebanyak
13 (25%) responden berusia 31-35 tahun, sebanyak 5 (9,5%) responden berusia
35-40 tahun dan sebanyak 0 responden berusia 40 tahun.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir Di Kecamatan Kerek

No. Usia Pernikahan Frekuensi Presentase


1. SMP 21 40,4%
2. SMA 28 53,8%
3. Diploma 2 3,8%
4. S1 1 1,9%
Jumlah 52 100%

Dari tabel 5.4 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 21 (40,4%) responden berdasarkan
pendidikan terakhir SMP, sebanyak 28 (53,%) responden berdasarkan pendidikan
terakhir SMA, sebanyak 2 (3,8%) responden berdasarkan pendidikan terakhir Diploma,
dan sebanyak 1 (1,9%) responden berdasarkan pendidikan terakhir S1.
DATA KHUSUS

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Komunikasi


Interpersonal Di Kecamatan Kerek
No. Komunikasi Interpersonal Frekuensi Presentase
1 Efektif 7 13,5%
2 Tidak Efektif 45 86,5%
Jumlah 52 100%

Dari tabel 5.6 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 7 (13,5%) responden memiliki
komunikasi interpersonal efektif dan sebanyak 45 (86,5%) responden memiliki
komunikasi interpersonal tidak efektif.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pertengkaran
Dalam Rumah Tangga di Kecamatan Kerek

No. Pertengkaran Frekuensi Presentase

1 Jarang 7 13,5%

2 Selalu 17 32,7%

3 Sering 28 53,8%

4 Tidak pernah 0 0%

Jumlah 57 100%

Dari tabel 5.6 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 7 (13,5%) responden
mengalami jarang bertengkar, sebanyak 17 (32,7%) responden mengalami selalu
bertengkar, sebanyak 28 (53,8%) responden mengalami sering bertengkar, dan
sebanyak 0 responden tidak pernh bertengkar.
Tabel 5.7 Tabel Silang Hubungan Komunikasi Interpersonal dengan
Frekuensi Pertengkaran Dalam Rumah Tangga

Pertengkaran Dalam Rumah Tangga


Total
Jarang Selalu Sering
Efektif 7(100%) 0(0%) 0(0%) 7(100%)
Komunikasi Tidak
Interpersonal Efektif 0(0%) 17(37,7%) 28(62,3%) 45(100%)

Total 7(13,4%) 17(32,6%) 28(53,8%) 52(100%)

Dari tabel 5.8 dapat diketahui bahwa seluruhnya pertengkaran dalam


rumah tangga responden yang jarang terdapat pada komunikasi
interpersonal yang efektif 7 (100%) lebih besar dibandingkan
dengan komunikai interpersonal tidak efektif 0 (0%).
ANALISA DATA

Berdasarkan Hubungan antara variabel akan diuji


dengan menggunakan spearman Rho dengan tingakat
kemaknaan = 0,05 artinya bila p < (0,05), maka H1
diterima, berarti secara signifikan ada hubungan antara
dua variabel yang diukur. Hubungan antara Komunikasi
Interpersonal dengan Frekuensi Pertengkaran Dalam
Rumah Tangga Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban
berdasarkan uji spearman rho dengan menggunakan
SPSS for widows didapatkan nilai p=0,000 dan nilai
koefisien spearman= 0,658. Hal ini menunjukan bahwa
H1 diterima artinya ada hubungan yang kuat.
BAB 6
PEMBAHASAN

6.1 Komuniksi Interpersonal Pada Pasangan Bercerai Di Kecamatan


Kerek Kabupaten Tuban

Pasangan bercerai di Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban mengalami komunikasi interpersonal


yang tidak efektif yaitu sebanyak 45 (86,5%) responden dan yang efektif sebanyak 7 (13,5%)
F responden.

Menurut Devito (1997), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan
penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan
dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera. Laswell (1987) menjelaskan komunikasi
T merupakan jembatan bagi pasangan suami istri untuk mengkompromikan perbedaan-perbedaan
dalam diri masing-masing pasangan dan permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam
pernikahan sehingga terciptanya suatu penyesuaian.

Komunikasi dari setiap pasangan berbeda, efektif atau tidak efektif komunikasi tergantung
dari faktor-faktor yang mempengaruhinya baik dari keterbukaan, empati, sikap mendukung,
O sikap positif, kesetaraan. Maka evaluasi terhadap komunikasi perlu ditingkatkan mengingat
pentingnya sebuah komunikasi yang efektif dalam menjalin sebuah hubungan yang
harmonis.
6.2 Frekuensi Pertengkaran Dalam Rumah Tangga Pada Pasangan Bercerai Di
Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban

Dari 100% responden yang mengalami sering bertengkar sebanyak 53,8%,


F sebagian responden mengalami selalu bertengkar 32,7% dan jarang
bertengkar sebanyak 13,5%

Pertengkaran merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain,


kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini,
pertengkaran menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang
T diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994). Pertengkaran dalam rumah
tangga adalah Suatu tindakan baik perkataan atau perbuatan yang dilakukan oleh suami
istri berdasarkan emosi dan amarah yang menyebabkan kerugian baik secara psiokologis
maupun biologis (Walgito, 1984). Menurut Walgito (1984) salah satu penyebab
pertengkaran adalah kurang komunikasi dan koordinasi.

Pertengkaran sangat penting untuk dikurangi pada pasangan karena sangat berpengaruh
dalam berlangsungnnya kehidupan rumah tangga. Beberapa cara untuk mengurangi
O pertengkaran yaitu dengan cara berkomuniasi dengan efektif.. Karena komunikasi sebagai
sebuah jembatan untuk sebuah keharmonisan.
6.3 Analisis Hubungan Komunikasi Interpersonal Dengan Frekuensi
Pertengkaran Dalam Rumah Tangga Pada Pasangan Bercerai Di
Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban

Komunikasi yang tidak efektif , banyak terdapat pada pasangan yang sering bertengkar 53,8%
F dan selalu bertengkar 32,7%. Sedangkan pasangan yang berkomunkasi efektif mengalami
jarang bertengkar. Sementara itu, tidak ada satupun pasangan yang mengalami tidak pernah
bertengkar.

Menurut Devito (2011) dalam sebuah hubungan, keseimbangan sangat diperlukan untuk
mempertahankan hubungan. Keseimbangan disini tidak selalu berupa materi, dapat berupa
perhatian, pengorbanan dan pembagian tugas dalam hubungan. Jika keseimbangan tidak
T tercapai, maka keutuhan hubungan dapat terancam. Penelitian dari Fitzpatrick dan Badzinki
(dalam Drapper, 1990) menemukan bahwa pasangan yang bahagia mengaku bahwa mereka
memiliki sesuatu komunikasi yang cukup baik mencakup keterbukaan diri tentang pikiran
dan perasaan kepada pasangan, penerimaan komunikasi non verbal yang tepat dan tingginya
frekuensi pertukaran informasi yang berhasil.

Komunikasi yang buruk atau tidak efektif sangat mempengaruhi terjadinya pertengkaran
dalam rumah tangga, yang terlihat dari proses berkomunikasi dengan pasangan. Untuk
mencegah hal tersebut perlu dilakukan peningkatan dalam memperbaiki cara berkomunikasi.
O Hal ini dapat dilakukan dengan cara saling terbuka dengan pasangan, saling empati, harus
saling mendukung, memberikan sikap yang positif dan jangan lebih dominan antara salah satu
atau harus setara.
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Komuniksi interpersonal yang tidak efektif cenderung
mengakibatkan pasangan suami istri di Kecamatan Kerek
Kabupaten Tuban mengalami perselisihan atau pertengkaran.
2. Pasangan suami istri di Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban
sebelum bercerai mereka cenderung sering mengalami
pertengkaran.
3. Terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan
frekuensi pertengkaran dalam rumah tangga pada pasangan
bercerai di Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.
Saran
Bagi Responden
Responden dalam hal ini ibu baru harus mengetahui faktor resiko
penyebab terjadinya stres khususnya sikap atau perilaku dalam
mengasuh anak sehingga angka kejadian stres pada ibu baru bisa ditekan.
Bagi Institusi
Diharapkan hasil dari penelitian ini bisa dipakai untuk informasi dalam
ilmu keperawatan khususnya di bidang keperawatan keluarga.
Bagi Masyarakat
Masyarakat perlu untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya
pertengkaran dalam rumah tangga salah satunya adalah komunikasi
interpersonal yang tidak efektif sehingga menyebabkan banyak terjadi
kasus perceraian.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menganalisa faktor penyebab
pertengkaran dalam kehidupan berumah tangga.

Anda mungkin juga menyukai