Bismillah PPT ULA
Bismillah PPT ULA
OLEH :
ULA WIJAYANTI
13.06.2.149.0672
Dari data perceraian yang didapat dari Pengadilan Agama Kabupaten Tuban, pada tahun 2016
bulan Januari sampai dengan November tercatat laporan 2.623 kasus perceraian. Hasil survey
wawancara pada bulan desember tahun 2016 dengan 10 orang dan didapatkan hasil, 6 orang
mengatakan hampir setiap bertemu mereka bertengkar, 3 orang mengatakan tidak terlalu sering
bertengkar, 1 orang mengatakan jarang bertengkar karena lebih saling berdiam-diaman.
Upaya untuk mengatasi perselisihan dan pertengkaran terus menerus dalam rumah tangga
dibutuhkan komunikasi interpersonal yang efektif, sehingga permasalahan dapat diselesaiakan
dengan baik-baik tanpa ada perpisahan.
Tujuan Penelitian
: Tidak diteliti
: Diteliti
Hipotesis penelitian
Pendekatan
Waktu Cross Sectional
Populasi
60 orang
Sampel
52 responden
Teknik
Sampling Simple Random Sampling
KERANGKA OPERASIONAL
Populasi
Pasangan yang sudah bercerai dan belum menikah kembali di kecamatan kerek
kabupaten tuban sebanyak 60 orang
Teknik sampling
Penelitian ini menggunakan teknik sampling berupa Simple Random Sampling
Sampel
Pasangan yang sudah bercerai dan belum menikah kembali di Kecamatan Kerek
sebanyak 52 0rang
Pengambilan Data
Kuisioner komunikasi interpersonal dan pertengkaran dalam rumah tangga
Pengumpulan Data
Editing, scoring, coding dan tabulating
Analisa data
Spearman Rho
Instrumen
dan alat ukur
Lokasi
penelitian
Waktu
penelitian
Analisa
data
Uji
statistik
ETIKA PENELITIAN
INFORMED CONSENT
Lembar persetujuan
ANONIMITY
Tanpa nama .
CONFIDENTIALITY
Kerahasiaan
BAB 5
HASIL DAN ANALISIS
PENELITIAN
1 Pria 19 36,5%
2 Wanita 33 63,5%
Jumlah 52 100%
Dari tabel 5.1 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 19 (36,5%) responden
berjenis kelamin pria dan sebanyak 33 (63,5%) responden berjenis kelamin
wanita.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Perkawinan
Di Kecamatan Kerek
No. Status Perkawinan Frekuensi Presentase
1 Duda 19 36,5%
2 Janda 33 63,5%
Jumlah 52 100%
Dari tabel 5.2 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 19 (36,5%) responden status
perkawinan duda dan sebanyak 33 (63,5%) responden status perkawinan janda.
Dari tabel 5.3 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 9 (17,3%) responden
berusia <25 tahu, sebanyak 25 (48,1%) responden berusia 25-30 tahun, sebanyak
13 (25%) responden berusia 31-35 tahun, sebanyak 5 (9,5%) responden berusia
35-40 tahun dan sebanyak 0 responden berusia 40 tahun.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir Di Kecamatan Kerek
Dari tabel 5.4 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 21 (40,4%) responden berdasarkan
pendidikan terakhir SMP, sebanyak 28 (53,%) responden berdasarkan pendidikan
terakhir SMA, sebanyak 2 (3,8%) responden berdasarkan pendidikan terakhir Diploma,
dan sebanyak 1 (1,9%) responden berdasarkan pendidikan terakhir S1.
DATA KHUSUS
Dari tabel 5.6 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 7 (13,5%) responden memiliki
komunikasi interpersonal efektif dan sebanyak 45 (86,5%) responden memiliki
komunikasi interpersonal tidak efektif.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pertengkaran
Dalam Rumah Tangga di Kecamatan Kerek
1 Jarang 7 13,5%
2 Selalu 17 32,7%
3 Sering 28 53,8%
4 Tidak pernah 0 0%
Jumlah 57 100%
Dari tabel 5.6 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 7 (13,5%) responden
mengalami jarang bertengkar, sebanyak 17 (32,7%) responden mengalami selalu
bertengkar, sebanyak 28 (53,8%) responden mengalami sering bertengkar, dan
sebanyak 0 responden tidak pernh bertengkar.
Tabel 5.7 Tabel Silang Hubungan Komunikasi Interpersonal dengan
Frekuensi Pertengkaran Dalam Rumah Tangga
Menurut Devito (1997), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan
penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan
dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera. Laswell (1987) menjelaskan komunikasi
T merupakan jembatan bagi pasangan suami istri untuk mengkompromikan perbedaan-perbedaan
dalam diri masing-masing pasangan dan permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam
pernikahan sehingga terciptanya suatu penyesuaian.
Komunikasi dari setiap pasangan berbeda, efektif atau tidak efektif komunikasi tergantung
dari faktor-faktor yang mempengaruhinya baik dari keterbukaan, empati, sikap mendukung,
O sikap positif, kesetaraan. Maka evaluasi terhadap komunikasi perlu ditingkatkan mengingat
pentingnya sebuah komunikasi yang efektif dalam menjalin sebuah hubungan yang
harmonis.
6.2 Frekuensi Pertengkaran Dalam Rumah Tangga Pada Pasangan Bercerai Di
Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban
Pertengkaran sangat penting untuk dikurangi pada pasangan karena sangat berpengaruh
dalam berlangsungnnya kehidupan rumah tangga. Beberapa cara untuk mengurangi
O pertengkaran yaitu dengan cara berkomuniasi dengan efektif.. Karena komunikasi sebagai
sebuah jembatan untuk sebuah keharmonisan.
6.3 Analisis Hubungan Komunikasi Interpersonal Dengan Frekuensi
Pertengkaran Dalam Rumah Tangga Pada Pasangan Bercerai Di
Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban
Komunikasi yang tidak efektif , banyak terdapat pada pasangan yang sering bertengkar 53,8%
F dan selalu bertengkar 32,7%. Sedangkan pasangan yang berkomunkasi efektif mengalami
jarang bertengkar. Sementara itu, tidak ada satupun pasangan yang mengalami tidak pernah
bertengkar.
Menurut Devito (2011) dalam sebuah hubungan, keseimbangan sangat diperlukan untuk
mempertahankan hubungan. Keseimbangan disini tidak selalu berupa materi, dapat berupa
perhatian, pengorbanan dan pembagian tugas dalam hubungan. Jika keseimbangan tidak
T tercapai, maka keutuhan hubungan dapat terancam. Penelitian dari Fitzpatrick dan Badzinki
(dalam Drapper, 1990) menemukan bahwa pasangan yang bahagia mengaku bahwa mereka
memiliki sesuatu komunikasi yang cukup baik mencakup keterbukaan diri tentang pikiran
dan perasaan kepada pasangan, penerimaan komunikasi non verbal yang tepat dan tingginya
frekuensi pertukaran informasi yang berhasil.
Komunikasi yang buruk atau tidak efektif sangat mempengaruhi terjadinya pertengkaran
dalam rumah tangga, yang terlihat dari proses berkomunikasi dengan pasangan. Untuk
mencegah hal tersebut perlu dilakukan peningkatan dalam memperbaiki cara berkomunikasi.
O Hal ini dapat dilakukan dengan cara saling terbuka dengan pasangan, saling empati, harus
saling mendukung, memberikan sikap yang positif dan jangan lebih dominan antara salah satu
atau harus setara.
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Komuniksi interpersonal yang tidak efektif cenderung
mengakibatkan pasangan suami istri di Kecamatan Kerek
Kabupaten Tuban mengalami perselisihan atau pertengkaran.
2. Pasangan suami istri di Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban
sebelum bercerai mereka cenderung sering mengalami
pertengkaran.
3. Terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan
frekuensi pertengkaran dalam rumah tangga pada pasangan
bercerai di Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.
Saran
Bagi Responden
Responden dalam hal ini ibu baru harus mengetahui faktor resiko
penyebab terjadinya stres khususnya sikap atau perilaku dalam
mengasuh anak sehingga angka kejadian stres pada ibu baru bisa ditekan.
Bagi Institusi
Diharapkan hasil dari penelitian ini bisa dipakai untuk informasi dalam
ilmu keperawatan khususnya di bidang keperawatan keluarga.
Bagi Masyarakat
Masyarakat perlu untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya
pertengkaran dalam rumah tangga salah satunya adalah komunikasi
interpersonal yang tidak efektif sehingga menyebabkan banyak terjadi
kasus perceraian.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menganalisa faktor penyebab
pertengkaran dalam kehidupan berumah tangga.