Anda di halaman 1dari 26

PERTAHANAN EKSTERNAL

dr. Simon Marpaung, M.Kes


Departemen Fisiologi
Fakultas Kedokteran
Universitas HKBP Nommensen
Medan 1
Pertahanan Eksternal
Mekanisme pertahanan eksternal yang
dirancang untuk mencegah penetrasi mikroba
apabila jaringan tubuh terpajan ke lingkungan
eksternal. Pertahanan eksternal adalah kulit,
atau integumen yang menutupi bagian luar
tubuh.

2
Sistem Integumen (Kulit)

Sistem imun mempertahankan tubuh terhadap


invasi sel asing dan sel kanker dan
memperlancar jalan untuk memperbaiki
jaringan.

3
Homestasis

Sistem integumen (kulit) mencegah masuknya


agen eksternal dan hilangnya cairan internal
dengan berfungsi sebagai sawar protektif
antara lingkungan eksternal dan bagian tubuh
lain. Mekanisme pertahanan tubuh ada dua,
yaitu :
1. Mekanisme pertahanan eksternal.
2. Mekanisme pertahanan internal.
4
Kulit terdiri dari epidermis protektif
di sebelah luar dan dermis jaringan
ikat di sebelah dalam
Kulit yaitu organ terbesar di tubuh, berfungsi
sebagai sawar mekanis antara lingkungan
eksternal dan jaringan di bawahnya, juga
terlibat dalam mekanisme pertahanan dan
berbagai fungsi penting lain. Kulit terdiri dari
dua lapisan, epidermis di sebelah luar dan
dermis di sebelah dalam.

5
Epidermis terdiri dari banyak lapisan sel
epitel. Lapisan epidermis di bagian dalam
terdiri dari sel-sel berbentuk kubus yang
hidup dan cepat membelah diri, sementara
sel-sel di lapisan luar mati dan menggepeng.
Sel-selnya mendapat makanan melalui difusi
nutrien dari jaringan pembuluh di dermis di
bawahnya. Lapisan luar secara kontinu
mengalami tekanan dan wear and tear,
menyebabkan sel-sel tua mati dan
menggepeng.
6
Sel-sel epidermis berikatan erat satu sama
lain melalui desmosom titik, yang
berhubungan dengan filamen keratin intrasel
untuk membentuk suatu lapisan pembungkus
kohesif yang kuat. Sewaktu sel-sel di bagian
luar mati, yang tertinggal hanya inti keratin
fibrosa yang membentuk skuama keras-
gepeng dan menjadi lapisan keratinisasi
protektif kuat. Skuama pada lapisan
keratinisasi paling luar yang terkelupas atau
tanggal akibat abrasi, secara terus menerus
7
diganti melalui pembelahan sel di lapisan
epidermis sebelah dalam. Lapisan ini paling
tebal pada tempat-tempat di bagian kulit
mendapat tekanan paling besar, misalnya di
telapak kaki.
Lapisan ini berfungsi menahan lewatnya
bahan dalam kedua arah antara tubuh dan
lingkungan eksternal. Sebagai contoh, lapisan
ini memperkecil kehilangan air dan konstituen
vital lain dari tubuh. Pada jaringan yang tidak
terlindung terjadi infeksi bakteri, pengeluaran
8
air tubuh dan protein plasma. Gangguan
sirkulasi yang terjadi menyebabkan kematian.
Umumnya kulit memodifikasi senyawa-
senyawa yang berkontak dengannya. Sebagai
contoh, enzim-enzim epidermis mampu
mengubah banyak zat berpotensi karsinogen
menjadi senyawa yang tidak berbahaya.
Dermis adalah lapisan jaringan ikat yang
mengandung banyak serat elastin (untuk
peregangan) dan serat kolagen (untuk
kekuatan), serta sejumlah besar pembuluh
9
darah dan ujung-ujung saraf khusus.
Pembuluh darah termis tidak hanya memasok
darah ke dermis dan epidermis, tetapi juga
berperan penting dalam mengatur suhu.
Lipatan-lipatan epidermis tertentu masuk ke
dalam dermis di bawahnya untuk membentuk
kelenjar eksokrin kulit kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea serta folikel rambut.
Kelenjar keringat yang terdapat di sebagian
besar permukaan tubuh, mengeluarkan
larutan garam encer melalui lubang-lubang
10
kecil, pori-pori keringat, ke permukaan tubuh.
Penguapan keringat ini mendinginkan kulit
dan penting dalam pengaturan suhu. Jumlah
keringat yang diproduksi dapat diatur dan
bergantung pada suhu lingkungan, jumlah
panas yang dibentuk oleh aktivitas otot, dan
berbagai faktor emosi (misalnya, orang sering
berkeringat apabila cemas). Suatu jenis
kelenjar keringat khusus yang terletak di
daerah aksila (ketiak) dan pubis menghasilkan
keringat kaya protein yang menunjang
11
pertumbuhan bakteri permukaan, yang
menyebabkan timbulnya bau badan khas.
Sebagian besar keringat serta sekresi dari
kelenjar sebasea mengandung zat-zat kimia
yang secara umum sangat toksik bagi bakteri.
Sel-sel kelenjar sebasea menghasilkan
sekresi berminyak yang dikenal sebagai
sebum yang disalurkan ke folikel rambut di
dekatnya. Dari sini sebum berminyak tersebut
mengalir ke permukaan kulit, meminyaki
rambut dan lapisan keratinisasi luar untuk
12
membantu membentuk lapisan kedap air dan
mencegah mereka mengalami kekeringan dan
pecah-pecah.
Setiap folikel rambut dilapisi oleh sel-sel
khusus penghasil keratin, yang mengeluarkan
keratin dan protein lain yang membentuk
batang rambut.

13
Anatomi Kulit

Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis


di sebelah luar yang mengalami keratinisasi
dan dermis jaringan ikat di sebelah dalam
yang kaya pembuluh darah. Bagian-bagian
tertentu epidermis masuk ke dalam dermis
untuk membentuk kelenjar keringat, kelenjar
sebasea, dan folikel rambut. Epidermis
mengandung empat jenis sel, yaitu
14
keratinosit, melanosit, sel Langerhans, dan
sel Granstein. Kulit melekat ke otot atau
tulang di bawahnya melalui hipodermis, suatu
lapisan jaringan ikat longgar yang
mengandung lemak.

15
Sel-sel khusus di epidermis
menghasilkan keratin dan melanin
serta berperan serta dalam
pertahanan imun
Epidermis mengandung empat jenis sel
residen melanosit, keratinosit, sel
Langerhans, dan sel Granstein ditambah
limfosit T transien yang tersebar di seluruh
epidermis dan dermis.
16
Melanosit menghasilkan pigmen coklat
melanin, ditentukan secara herediter,
kandungan melanin juga dapat ditingkatkan
secara singkat oleh pajanan ke berkas sinar
ultraviolet dari matahari, melaksanakan fungsi
protektif, yaitu menyerap berkas sinar
ultraviolet yang berbahaya.
Keratinosit menghasilkan keratin, juga
berperan menghasilkan rambut dan kuku
dalam proses imunologis.

17
Keratinosit mengeluarkan interleukin 1 (suatu
produk yang juga dihasilkan oleh makrofag)
yang mempengaruhi pematangan sel T yang
cenderung terlokalisasi di kulit. Pematangan
sel T pascatimus berlangsung di kulit di
bawah arahan keratinosit.
Dua jenis sel epidermis lain juga berperan
dalam imunitas. Sel Langerhans, yang
bermigrasi ke kulit dari sumsum tulang, dan
sel Granstein, jenis sel epidermis terakhir
yang ditemukan dan paling sedikit diketahui,
18
berfungsi sebagai sel penyaji antigen. Sel
Langerhans menyajikan antigen ke sel T
penolong dan mempermudah ketanggapan
sel-sel tersebut terhadap antigen-antigen
terkait kulit. Sel Granstein tampaknya
berinteraksi dengan sel T penekan dan
mungkin berfungsi sebagai rem bagi
respons imun yang diaktifkan oleh kulit.

19
Berbagai komponen sistem imun di epidermis
secara kolektif disebut sebagai skin
associated lymphoid tissue (SALT, jaringan
limfoid terkait kulit).
Epidermis juga mensintesis vitamin D dengan
adanya sinar matahari, mendorong
penyerapan Ca2+ dari saluran pencernaan ke
dalam darah.

20
Tindakan-tindakan protektif di dalam
rongga tubuh yang berhubungan
lingkungan eksternal menghambat
invasi patogen ke dalam tubuh
Sistem pertahanan tubuh manusia harus
melindungi tubuh dari masuknya patogen
potensial tidak saja dari permukaan luar
tubuh, tetapi juga dari rongga-rongga internal
yang berhubungan secara langsung dengan
lingkungan eksternal yaitu sistem
21
pencernaan, sistem genitourinaria, dan
sistem pernapasan.
Air liur yang dikeluarkan ke dalam mulut di
pintu masuk saluran pencernaan
mengandung suatu enzim yang melisiskan
bakteri tertentu. Bakteri yang dapat bertahan
hidup dan tertelan akan dibunuh oleh getah
lambung yang sangat asam. Lebih dalam di
saluran pencernaan, lapisan dalam usus
dilengkapi oleh gut-associated lymphoid
tissue (jaringan limfoid terkait usus).
22
Di dalam sistem genitourinaria (reproduksi
dan kemih), mikroba yang masuk akan
menemui lingkungan yang tidak ramah karena
urin dan sekresi vagina yang asam. Organ-
organ genitourinaria juga menghasilkan
mukus lengket yang, seperti kertas
penangkap lalat. Partikel-partikel tersebut
dimakan oleh fagosit atau disapu ke luar
sewaktu organ mengosongkan isinya
(misalnya, partikel-partikel tersebut disiram ke
luar dengan aliran urin).
23
Sistem pernapasan juga diperlengkapi
dengan beberapa mekanisme pertahanan
penting terhadap partikel yang terhirup.
Partikel-partikel di udara yang berukuran
besar akan tersaring oleh rambut-rambut
yang terdapat di pintu masuk hidung. Organ
limfoid, yaitu tonsil dan adenoid, membentuk
proteksi imunologis terhadap patogen yang
terhirup di awal sistem pernapasan. Lebih
dalam di saluran pernapasan, terdapat jutaan
tonjolan halus mirip bulu yang dikenal
24
sebagai silia. Tangga berjalan mukus ini
juga dikenal sebagai eskalator mukus. Mukus
yang kotor tersebut dikeluarkan (diludahkan)
atau biasanya tertelan, akan dikeluarkan
melalui feses. Pertahanan terhadap infeksi
saluran pernapasan adalah antibodi yang
dikeluarkan ke dalam mukus. Selain itu,
terdapat banyak spesialis fagositik yang
disebut makrofag alveolus yang melakukan
pembersihan di dalam kantung udara
(alveolus) paru.
25
Pertahanan pernapasan yang lain adalah
batuk dan bersin. Mekanisme refleks yang
sering terjadi ini adalah ekspulsi
(pengeluaran) kuat berbagai benda sebagai
usaha untuk menyingkirkan iritan dari trakea
(batuk) atau hidung (bersin).
Merokok menekan mekanisme-mekanisme
pertahanan pernapasan normal. Merokok juga
melemahkan makrofag alveolus, juga memiliki
efek toksik langsung pada makrofag.

26

Anda mungkin juga menyukai