Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN MANAJEMEN

KLINIK SANITASI
Oleh : Ricka Fauzia
N 111 15 036
PEMBIMBING : dr. Yosephina P.
dr. Diah mutiara sari,MPH
PENDAHULUAN
Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah kesehatan terbesar bagi masyarakat
Indonesia. Hal ini tercermin dari tingginya angka kejadian dan kunjungan penderita beberapa penyakit
ke sarana pelayananan kesehatan

Tingginya kejadian penyakit-penyakit berbasis lingkungan disebabkan oleh masih buruknya kondisi
sanitasi dasar, terutama air bersih dan jamban, meningkatnya pencemaran,kurang higienisnya cara
pengelolaan makanan, rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat.1

H.L Bloom menyampaikan bahwa faktor lingkungan dan perilaku memberikan pengaruh terbesar
terhadap status kesehatan, disamping faktor pelayanan kesehatan dan faktor genetik. Untuk itu, cara
pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit tersebut harus dilakukan upaya perbaikan
lingkungan/sanitasi dasar dan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Salah satu upaya pendekatan
yang menekankan pada upaya preventif dan promotif berupa perbaikan lingkungan dan perilaku adalah
Klinik Sanitasi.2

Klinik sanitasi merupakan suatu wahana bagi yarakat melalui perbaikan kesahatan lingkungan untuk
mencegah berbagai penyadalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan untuk pemberantasan
penyakit dengan bimbingan, penyuuhan dan bantuan tekhnis dari petugas kesehatan. Klinik sanitasi
bukan sebagai unit yang berdiri sendiri tetapi sebagai bagian integral dari kegiatan puskesmas.2
INDIKATOR KEBERHASILAN

Meningkatnya jumlah kunjungan


Melakukan kegiatan luar gedung
pasien rujukan dari poliklinik Melakukan waawancara
berupa pemeriksan/pengamatan
dengan masalah lingkungan yang berdasarkan kuisioner jenis
lingkungan , perilaku, serta
melakukan konsenling di Klinik penyakit sesuia dengan pedoman
konseling
sanitasi
Baik jika >75 % pasien poliklinik Baik jika >75 % pasien mengisi Baik jika terlaksana > 5 kali
dengan masalah ingkungan cukup jika 50-75 % pasien kegiatan luar gedung dalam 6
melakukan konseling mengisi kuisioner bulan
cukup jika 50-75 % pasien Kurang, jika 50-75 % pasien Cukup jika terlaksana 3-5 kali
poliklinik dengan masalah mengisi kuisioner kegiatan luar gedung dalam 6
lingkungan melakukan bulan
konseling Baik jika terlaksana < 3 kali
Kurang, jika <50 % pasien kegiatan luar gedung dalam 6
poliklinik dengan masalah bulan.
lingkungan melakukan
konseling
JUMLAH KUNJUNGAN

Berdasarkan angka kunjungan poliklinik selama 1 bulan mencapai 426 kasus di bulan januari tahun 2017 dan
terdapat 226 kasus berbasis lingkungan, baik demam dengue, TB paru, diare, ataupun malaria dan ISPA.
Hanya terdapat 12 orang dibulan januari yang tercatat mengunjungi dan mengisi buku kunjungan di klinik
sanitasi yakni hanya 5,30% dari target yang kunjungan yang tercapai dan dikategorikan dengan kurang.

Kegiiatan wawancara

Berdasarkan pedoman kegiatan klinik sanitasi yang berada di dalam gedung, dirangkaikan dengan
pemngisian kuisioner oleh pasien dimana kuisioner disesuikan dengan penyakit yang di derita oleh
pasien.Berdasarkan kunjungan pada bulan januari yakni 12 pasien yang melakukan kunjungan,
semuanya telah melakukan pengisian kuisioner,namun seringkali terdapat kendala dalam pengisian kuisioner
seperti maula yang tidak bisa baca tulis, ataupun orangtua yang memiliki anak balita yang seringkali
kerepotan, sehingga pengision kuisioner harus didampingi atau dibacakan oleh petugas

Kegatan Luar gedung

Adapun kegiatan luar gedung yag dilakukan oleh klinik sanitasi adalah melakukan pengamatan lingkungan dan
pengamatan perilaku pasien maupun keluarga serta melakukan promosi kesehatan dan penyuluhan. Hal ini
telah dilakukan,dimana jika di dapatkan kasus akan dilaksanakan kunjungan rumah, bersama pemegram
program yang berkaitan dengan kasus. Berdasarkan data telah dilakukan 6 kali kunjungan lapangan dalam 6
bulan mulai dari juli 2016-januari 2017 dimana kegiatan dilakukan bersamaan dengan kegiatan promosi
kesehatan ataupun kegiatan lain dari klinik sanitasi.
Berdasarkan indikator berikut masalah yang didapat di klinis sanitasi adalah :

Input : Kurangya pengetahun pasien tentang manfaat klinik sanitasi, dan kurangnya tindak lanjut yang
nyata dari program, serta fasilitas yang masih kurang.
Proses : Kurangnya informasi yang diberikan ke pada pasien terutama ke masyarakat luas tentang
bagiamna fungsi dan peran dari adanya klinik sanitasi di puskesmas.
Output : Kurangnya kunjungan pasien pada klinik sanitasi.
PEMBAHASAN
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Sacara nasional, standar wilayah
kerja Puskesmas adalah suatu kecamatan, tetapi apabila disuatu kecamatan terdapat lebih dari satu
puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas dengan memperhatikan
keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Pelayanan kesehatan masyarakat adalah
pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan
keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya
Dimana Puskesmas Pandere merupakan salah satu puskesamas dengan fasilitas rawat jalan dan
rawat inap bagi pasiennya. Selain melaksanakan upaya kesehatan perseorangan puskesmas juga
melakukan berbagai upaya kesehatan masyarakat, yang diaman kesehatan masyarakat sangat
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Sehingga dilaksanakanlah program klinis sanitasi yang bertujuan
untuk menggali dan menemukan masalah lingkungan dan perilaku yang berkitan dengan penyakit
berbasis lingkungan serta dan menerima saran tindak lanjut perbaikan lingkungan dan perilaku yang
tepat sesuia dengan masalah.
Bagaimana kegiatan pelayanan klinik sanitasi yang dilaksanakan di Puskesmas Singgani?

Adapun pelaksanaan kegiatan di unit gawat darurat Puskesmas Singgani mengacu pada SOP (standar operasional)
yang telah ditetapkan oleh kepala UPTD Puskesmas, yang sesuai dengan buku panduan klinik sanitasi, dimana ruang
lingkup SOP klinik sanitasi meliputi 4 hal
Penyakit-pnyakit yang behubungan dengan air, meliputi penyakit diare, DBD, Malaria dan kulit
Penyakit-peenyaki yang penularannya berkaitan dengan kondisi perumahan dan lingkungan yang jelek antara lain ISPA
dan TB paru
Penyakit-penyakit yang penyebabnya atau caa penularannya melalui makanan antara lain diare, kecacingan dan
keracunan makanan.
Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan bahan kimia dan pestisida diruumah tangga.
Adapun kegiatan di klinik sanitasi terbagi atas dua, yaknidi dalam dan di luar gedung

Bagaimana kelengkapan sarana prasarana dalam melaksanakan kegiatan pelayanan?

Klinik sanitasi yang berada di bawah naungan bagian Keseatan lingkungan memiliki sebuah ruangan konsultasi dengan
luas 1,5x 2 m digunakan bersama dengan bagian promosi kesehatan dan pojok asi, sehingga akan sulit jiga seandainya
semua program sedang memiliki pasien secaa bersamaan.
Ruangan Terletak tidak jauh dari poliklinik sehingga memudahkan pasien yang dirujuk dari poliklinik.Klinik sanitasi
terdiri dari 1 buah meja dan 2 buah kursi, terdapat leafleat atau alat peraga lainnya, juga tersedia status lingkungan serta
kuisioner yang digunakan sebgai dasar wawancara pasien, juga terdapat buku kunjungan, serta status kesehatan
lingkungna pasien.
Ruangan tersebut baru aktif digunakan d awal tahun ini, sehingga klinik sanitasi mulai berjalan kembali, sedangkan
sebelumnya, mulai dari awal di programkan yakni tahun 2010, belum tersedia ruangan yang memadai untuk konsultasi
sehingga mempersulit untuk melakukan wawancara.
Bagaimana pemanfaatan sumber daya yang terdapat di Puskesmas dalam kegiatan pelayanan?

Puskesmas Pandere memiliki 3 orang pada bagian Kesehatan lingkungan 2 Orang D3 Kesehatan masyarakat dan orang S1 Kesehatan
masyarakat, dimana ketiganya juga memiliki tanggung jawab di bagian tata usaha, sehingga untk klinik sanitasi diadakan jadwal
Sumber pembiayaan dan pengadaan alat bahan pada kegiatan di Unit Gawat Darurat Puskesmas Singgani berasal dari BOK,namun
belum dapat mencangkup keseluruhan kebutuhan pelaksanaan kegiatan, Sedangkan Cara pasien melakukan pembayaran tindakan
yang dilakukan di ruangan ini yaitu menggunakan BPJS/JAMKESMAS atau membayar sesuai harga tindakan yang telah di tetapkan
UPTD Puskesmas bagi pasien umum.

Apa kendala dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan?

Keterbatasan sarana prasarana, yakni ruangan yang masih berbagi dengan promosi kesehataa, dengan ukuran ruangan yang kecil,
kurangnya media perraga (leafleat), kurangnya kesadaran warga yang dibina, ataupun faktor ekonomi sosial masyarakat yang sulit
dirubah sehingga angka kesakitan terus bertambah.
Tingkat pengetahuan dan pendidikan masyarakat yang rendah sehingga pemahaman terhadap kuisioner, maupun manfaat klinik
sanitasi itu sendiriyang kurang, sehingga tidak merasakan manfaat dari adanya klinik sanitasi itu sendiri.
KESIMPULAN dan SARAN
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan dijangkau oleh
masyarakat

Sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar dan penyelenggaraan upaya kesehatan,
kegiatan ini diwujudkan salah satunya dalam pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas yang
salah satunya dijalankan melalui program klinik sanitasi.

Kesadaran masyarakat tentunya berdampak penting sesuai dengan kebutuhan diadakannya klinik
sanitasi

Sehingga, tanpa mengurangi rasa hormat, sebagai saran, Puskesmas sebaiknya melakukan upaya
peningkatan sumberdaya, dan promosi ke masyarakat tentang manfaat keberadaan klinik sanitasi,
akan masyarakat memiliki daya datarik untuk berkunjung dan mngkonsultasikan masalah
lingkungannya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai