Referat Epis
Referat Epis
EPISTAKSIS
Noverio Michael S. 0710023
Viola Stephanie W. 0710064
Dewi Yuniar 0710083
Veronica M. Simanjuntak 0710130
Nova Sri Melita S. 0710208
A. ETMOID ANTERIOR
A. KAROTIS INTERNA
A. ETMOID POSTERIOR
A. PALATINA MAYOR
A. SFENOPALATINA A. KAROTIS EKSTERNA
A. LABIALIS SUPERIOR
PLEKSUS KIESSELBACH
Patofisiologi
Bila akibat trauma, ada Epistaksis spontan, tanpa
pembuluh darah pecah. trauma.
Ada teori keseimbangan
Perdarahan terjadi karena hormonal.
pembuluh darah kurang Hormon estrogen turun,
dapat berkontraksi: timbul rangsangan untuk
-pembuluh darah terletak
terjadi perdarahan.
antara periosteum dan mukosa PA : tidak ada pemb.darah
tipis. pecah.
-tidak ada bantalan yang Hipotesis : darah keluar
melindungi pembuluh darah.
secara diapedesis melalui
membrana basalis.
Mekanisme yang sebenarnya
belum jelas.
Gejala klinik
Darah menetes atau mengalir dari
lubang hidung depan atau belakang.
Muntah darah bila banyak darah
tertelan.
Bisa spontan.
Bisa akibat trauma.
Bila perdarahan berlanjut penderita
menjadi lemah, pucat, anemis.
Penderita jatuh syok, nadi cepat, lemah,
tekanan darah turun.
SUMBER PERDARAHAN
BAGIAN ANTERIOR:
*LITTLES AREA
*A. ETMOID ANTERIOR
BAGIAN POSTERIOR:
*A. SFENOPALATINA
*A. ETMOID POSTERIOR
Pemeriksaan Fisik
a) Rinoskopi anterior
Pemeriksaan harus dilakukan dengan cara
teratur dari anterior ke posterior.
Vestibulum, mukosa hidung dan septum nasi,
dinding lateral hidung dan konkha inferior
harus diperiksa dengan cermat.
b) Rinoskopi posterior
Pemeriksaan nasofaring dengan rinoskopi
posterior penting pada pasien dengan
epistaksis berulang dan sekret hidung
PENATALAKSANAAN