Kalimat
UNSUR-UNSUR KALIMAT
S P Pel
K
A. Kesalahan dalam kelengkapan kalimat
1. Subjek
Subjek adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda),
subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa atau frasa
verbal.
Analisis kesalahan:
Dalam bab II akan membahas tinjauan pustaka.
2. Predikat
Predikat adalah bagian kata yang memberi tahu melakukan (tindakan)
apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di
dalam suatu kalimat). Predikat dapat berupa kata atau frasa, sebagian
besar berkelas verba atau adjektiva tetapi dapat juga numeralia, nomina,
atau frasa nominal.
Analisis kesalahan:
Yogi ke kampus.
3. Objek
Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.
Objek pada umumnya diisi oleh nominal, frasa nominal atau klausa.
Contoh:
a) Mira menimang ...
b) Arsitek merancang ...
c) Juru masak menggoreng ...
Jika predikat diisi oleh verba intransitif, objek tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat objek dalam kalimat dikatakan
tidak wajib hadir.
Contoh:
a) Nenek mandi
b) Komputerku rusak
c) Tamunya pulang
Verba intransitif mandi, rusak, pulang yang menjadi predikat dalam kalimat-kalimat di atas tidak menuntut untuk
dilengkapi.
Perbaikan:
1. Naiknya Megawati ke panggung politik, apalagi dengan jatuhnya Soeharto,
telah mengembalikan nama Bung Karno ke permukaan.
Analisis:
1. Kerancuan pikiran pada kalimat (3) timbul karena penggunaan
pasangan walaupun...tapi pada kalimat itu.
2. Kata walaupun menyatakan alahan, sedangkan kata tetapi
menyatakan perlawanan. Penggabungan kedua kata penghubung
itu dalam satu kalimat tentulah menimbulkan hubungan pikirang
yang tidak logis.
Perbaikan kalimat :
Walaupun bentuknya mirip kaki, itu tetap sirip, katanya.
Pemikir lain barangkali hanya memikirkan soal kebangsaan saja.
Analisis:
Pada kalimat di atas terdapat bentuk pleonasme, yaitu kata-kata atau
frase yang berlebihan maknanya.
Perbaikan :
Pemikir lain barangkali hanya memikirkan soal kebangsaan.
Pemikir lain barangkali memikirkan soal kebangsaan saja.
Mereka anggap semua pengeluaran ini sebagai infak di jalan Allah yang
pahalanya tak ketulungan.
Analisis:
Pemilihan kata tak ketulungan yang tidak tepat.
Kata tak ketulungan (dalam b. Jawa) bermakna negatif yakni tak
tertolong.
contoh: Si Topan bandelnya tak ketulungan.
Padahal, konteks kalimat 6 bermakna positif, yakni pahalanya
besar sekali.
Perbaikan:
Mereka anggap semua pengeluaran ini sebagai infak di jalan Allah
yang pahalanya besar sekali.
Pasalnya, dalam rekaman sdapan pembicaraan Presiden B.J Habibie dan Jaksa
Agung Andi M. Ghalib, yang menghebohkan pekan lalu itu, juga menyebut nama
Achmad Tirtosudiro.
Analisis:
1. Kesalahan kalimat di atas berkaitan dengan pengisi fungsi subyek.
2. Berdasarkan analisis fungsional, subyek yang dimaksud oleh penulis dalam
kalimat tersebut adalah: dalam rekaman sdapan pembicaraan Presiden B.J
Habibie dan Jaksa Agung Andi M. Ghalib.
3. Frase tsb bukan frase benda, tetapi frase preposisional (frase berkata depan).
4. Frase proposisional tidak bisa mengisi fungsi subyek.
5. Harus menghilangkan kata depan (preposisi) dalam, dengan
Revisi
Pasalnya, rekaman sdapan pembicaraan Presiden B.J Habibie dan Jaksa Agung
Andi M. Ghalib, yang menghebohkan pekan lalu itu, juga menyebut nama
Achmad Tirtosudiro.
KUIS
Urutkan kata-kata di bawah ini, menjadi
kalimat yang utuh dan benar