Anda di halaman 1dari 15

ACQUIRED

IMMUNODEFICIENCY
SYNDROME
( AIDS )

Kelompok 7
DEFINISI
AIDS merupakan kepanjangan dari Acquired
Immunodeficiency Syndrome. Menurut Sudoyo
Aru, dkk (2009) AIDS adalah sekumpulan gejala
atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya
kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV
(Human Immunodeficiency Virus) yang termasuk
famili retroviridae.
PATOFISIOLOGI
Penyebab dari AIDS adalah Human
Immunodeficiency Virus (HIV) yang termasuk
dalam famili retrovirus. Virus HIV melekat dan
memasuki limfosit T helper CD4+. Virus tersebut
menginfeksi limfosit CD4+ dan sel-sel
imunologik lain dan akan mengalami destruksi
sel secara bertahap. Sel-sel ini, yang
memperkuat dan mengulang respons imunologik,
dan bila sel-sel tersebut berkurang dan rusak,
maka fungsi imunologik lain terganggu.
INSIDEN AIDS
Di Dunia:
Dalam laporannya, WHO mencatat sejak AIDS
ditemukan hingga akhir 2014 terdapat 34 juta
orang meninggal dan di tahun 2014 tercatat
sebesar 1,2 juta orang meninggal karena virus
tersebut. Dijelaskan Tjandra, hingga akhir 2014
jumlah penderita orang dengan HIV dan
AIDS (ODHA) di dunia sebesar 36,9 juta orang.
"Ada 36,9 juta ODHA di dunia pada akhir 2014.
Target tujuan pembangunan berkelanjutan atau
sustainable development goal (SDG) adalah
antara lain menghentikan epidemi HIV/AIDS di
dunia pada 2030," kata dia.
LANJUTAN
Di Indonesia:
Menurut data Kemenkes, sejak tahun 2005 sampai
September 2015, terdapat kasus HIV sebanyak
184.929 yang didapat dari laporan layanan konseling
dan tes HIV. Jumlah kasus HIV tertinggi yaitu di
DKI Jakarta (38.464 kasus), diikuti Jawa Timur
(24.104kasus), Papua (20.147 kasus), Jawa Barat
(17.075 kasus) dan Jawa Tengah (12.267 kasus).
Kasus HIV Juli-September 2015 sejumlah 6.779
kasus. Faktor risiko penularan HIV tertinggi adalah
hubungan seks tidak aman pada heteroseksual (46,2
persen) penggunaan jarum suntik tidak steril pada
Penasun (3,4 persen), dan LSL (Lelaki sesama Lelaki)
(24,4 persen).
Sementara, kasus AIDS sampai September 2015
sejumlah 68.917 kasus.
LANJUTAN
Di Kal-teng, Palangkaraya
Dari data yang diperoleh sampai semester 1 pada 2016
ini, total penderita sebanyak 810 orang. Berikut rincian
berdasarkan peringkat terbanyak penderitanya.
Palangka Raya, 178 penderita HIV dan 151 Aids. Kotim
163 (HIV), 38 (Aids). Kobar 134 (HIV), 18 (Aids). Katingan
18 (HIV), 5 (Aids). Sukamara 5 (HIV), 3 (Aids). Lamandau
8 (HIV), 1 (Aids). Gumas 4 (HIV), 7 (Aids). Kapuas 15
(HIV), 6 (Aids). Pulang Pisau 6 (HIV), 5 (Aids). Bartim 6
(HIV), 5 (Aids). Barsel 4 (HIV), 4 (Aids), Barut 17 (HIV), 4
(Aids). Seruyan 1 (HIV), 2 (Aids) dan Murung Raya 1
(HIV), 1 (Aids). Kemudian, penderita terbanyak dari sisi
usia adalah 25 - 49 tahun. Usia ini menempati 71,1 persen
penderita. Selanjutnya, 13,8 persen usia 20 - 24 tahun, 6,7
persen usia di atas 50 tahun, 2,6 persen usia 15 - 19 tahun,
2,6 persen usia 5 - 14 tahun dan 3,1 persen usia 4 tahun.
PENULARAN
HIV MENULAR MELALUI :
1. Bersenggama yang membiarkan darah, air mani, atau
cairan vagina dari orang HIV positif masuk ke aliran
darah orang yang belum terinfeksi (yaitu senggama yang
dilakukan tanpa kondom melalui vagina atau dubur;
juga melalui mulut, walau dengan kemungkinan kecil).
2. Memakai jarum suntik yang bekas pakai orang lain, dan
yang mengandung darah yang terinfeksi HIV.
3. Menerima transfusi darah yang terinfeksi HIV.
4. Dari ibu HIV-positif ke bayi dalam kandungan, waktu
melahirkan, dan jika menyusui sendiri.
5. Biasakan mempunyai sikat gigi dan pisau cukur sendiri,
karena selain untuk kebersihan pribadi, jika terdapat
darah akan ada risiko penularan dengan virus lain yang
diangkut aliran darah (seperti hepatitis), bukan hanya
HIV.
PENCEGAHAN
Lakukan tes CD4 secara rutin untuk mengetahui
tingakat sistem imunitas.
Jauhi narkoba terutama yang disuntikkan.
Jangan menggunakan jarum suntik bekas.
Jika mendapat donor darah harus benar-benar bebas
dari HIV.
Lakukan pemeriksaan viral load untuk mengetahui
jumlah copy virus dalam darah yang
termasuk pemeriksaan untuk mengetahui ada atau
tidaknya virus HIV di dalam tubuh.
Jangan berganti-ganti pasangan seksual dan setialah
pada pasangan.
Lakukan pemerikasaan cairan sperma pada
pasangan yang akan mempunyai anak.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang muncul setelah 2 sampai 6 minggu
setelah infeksi:
Sesudah virus masuk ke dalam tubuh: sindrom
mononukleosida yaitu demam dengan suhu
badan 38 C sampai 40 C dengan pembesaran
kelenjar getah benih di leher dan di ketiak,
disertai dengan timbulnya bercak kemerahan
pada kulit.
LANJUTAN
Gejala dan tanda yang muncul setelah 6 bulan
sampai 5 tahun setelah infeksi:
Sindrom limfodenopati kronis yaitu
pembesaran getah bening yang terus membesar
lebih luas misalnya di leher, ketiak dan lipat
paha. Kemudian sering keluar keringat malam
tanpa penyebab yang jelas. Selanjutnya timbul
rasa lemas, penurunan berat badan sampai
kurang 5 kg setiap bulan, batuk kering, diare,
bercak-bercak di kulit, timbul tukak
(ulceration), perdarahan, sesak nafas,
kelumpuhan, gangguan penglihatan, kejiwaan
terganggu.
PENATALAKSANAAN
Aspek Medis:
1. Pengobatan Suportif
Penilaian gizi penderita sangat perlu dilakukan
dari awal sehingga tidak terjadi hal hal yang
berlebihan dalam pemberian nutrisi atau
terjadi kekurangan nutrisi yang dapat
menyebabkan perburukan keadaan penderita
dengan cepat.
LANJUTAN
2. Pencegahan dan pengobatan infeksi
Oportunistik.
Meliputi penyakit infeksi Oportunistik yang sering
terdapat pada penderita infeksi HIV dan AIDS.
a. Tuberkolosis
Sejak epidemi AIDS maka kasus TBC
meningkat kembali. Dosis INH 300 mg setiap
hari dengan vit B6 50 mg paling tidak untuk
masa satu tahun.
b. Toksoplasmosis
Sangat perlu diperhatikan makanan yang
kurang masak terutama daging yang kurang
matang. Obat : TMP-SMX 1 dosis/hari.
LANJUTAN
Aspek Psikologis:
a) Perawatan personal dan dihargai
b) Mempunyai seseorang untuk diajak bicara
tentang masalah-masalahnya
c) Jawaban-jawaban yang jujur dari
lingkungannya
d) Tindak lanjut medis
e) Mengurangi penghalang untuk pengobatan
f) Pendidikan/penyuluhan tentang kondisi
mereka
LANJUTAN
Aspek Sosial:
Seorang penderita HIV AIDS setidaknya
membutuhkan bentuk dukungan dari
lingkungan sosialnya. Dimensi dukungan sosial
meliputi 3 hal:
a.Emotional support

b.Cognitive support

c.Materials support
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai