Anda di halaman 1dari 34

1.

Konsep Statistika

STATISTIKA :
Kegiatan untuk :
KEGUNAAN
mengumpulkan data
menyajikan data
menganalisis data dengan metode tertentu ?
menginterpretasikan hasil analisis

Melalui fase

STATISTIKA DESKRIPTIF :
Berkenaan dengan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian sebagian
atau seluruh data (pengamatan) tanpa pengambilan kesimpulan

dan fase

STATISTIKA INFERENSI :
Setelah data dikumpulkan, maka dilakukan berbagai metode statistik untuk
menganalisis data, dan kemudian dilakukan interpretasi serta diambil kesimpulan.
Statistika inferensi akan menghasilkan generalisasi (jika sampel representatif)
2. Statistika & Metode Ilmiah

METODE ILMIAH :
Adalah salah satu cara mencari kebenaran yang bila ditinjau dari segi
penerapannya, resiko untuk keliru paling kecil.

LANGKAH-LANGKAH DALAM METODE ILMIAH :


1. Merumuskan masalah
2. Melakukan studi literatur
3. Membuat dugaan-dugaan, pertanyaan-pertanyaan atau hipotesis

4. Mengumpulkan dan mengolah data, menguji hipotesis,


atau menjawab pertanyaan

5. Mengambil kesimpulan

INSTRUMEN

SAMPEL

SIFAT DATA
PERAN STATISTIKA
VARIABEL

METODE ANALISIS
3. Data

DATA terbagi atas DATA KUALITATIF dan DATA KUANTITATIF

DATA KUALITATIF : DATA KUANTITATIF :


Data yang dinyatakan dalam Data yang dinyatakan dalam
bentuk bukan angka. bentuk angka
Contoh : jenis pekerjaan, Contoh : lama bekerja,
status marital, tingkat jumlah gaji, usia, hasil
kepuasan kerja ulangan

DATA

KUALITATIF JENIS KUANTITATIF


DATA

NOMINAL INTERVAL
ORDINAL RASIO
4. Data
DATA NOMINAL :
Data berskala nominal adalah data yang diperoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi.
CIRI : posisi data setara
tidak bisa dilakukan operasi matematika (+, -, x, :)
CONTOH : jenis kelamin, jenis pekerjaan

DATA ORDINAL :
Data berskala ordinal adalah data yang dipeoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi, tetapi
di antara data tersebut terdapat hubungan
CIRI : posisi data tidak setara
tidak bisa dilakukan operasi matematika (+, -, x, :)
CONTOH : kepuasan kerja, motivasi

DATA INTERVAL :
Data berskala interval adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, di mana jarak antara
dua titik skala sudah diketahui.
CIRI : Tidak ada kategorisasi
bisa dilakukan operasi matematika
CONTOH : temperatur yang diukur berdasarkan 0C dan 0F, sistem kalender

DATA RASIO :
Data berskala rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, di mana jarak antara
dua titik skala sudah diketahui dan mempunyai titik 0 absolut.
CIRI : tidak ada kategorisasi
bisa dilakukan operasi matematika
CONTOH : gaji, skor ujian, jumlah buku
5. Pengolahan Data

PROSEDUR PENGOLAHAN DATA :

A. PARAMETER : Berdasarkan parameter yang ada statistik dibagi menjadi

Statistik PARAMETRIK : berhubungan dengan inferensi statistik yang


membahas parameter-parameter populasi; jenis data interval atau rasio;
distribusi data normal atau mendekati normal.

Statistik NONPARAMETRIK : inferensi statistik tidak membahas


parameter-parameter populasi; jenis data nominal atau ordinal; distribusi
data tidak diketahui atau tidak normal

B. JUMLAH VARIABEL : berdasarkan jumlah variabel dibagi menjadi

Analisis UNIVARIAT : hanya ada 1 pengukuran (variabel) untuk n


sampel atau beberapa variabel tetapi masing-masing variabel dianalisis
sendiri-sendiri. Contoh : korelasi motivasi dengan pencapaian akademik.

Analisis MULTIVARIAT : dua atau lebih pengukuran (variabel) untuk n


sampel di mana analisis antar variabel dilakukan bersamaan. Contoh :
pengaruh motivasi terhadap pencapaian akademik yang dipengaruhi oleh
faktor latar belakang pendidikan orang tua, faktor sosial ekonomi, faktor
sekolah.
6. Pengolahan Data

MULAI

Statistik NOMINAL Jenis INTERVAL


Statistik
Non Parametrik ORDINAL Data ? RASIO Parametrik

Analisis SATU Jumlah DUA / LEBIH Analisis


Univariat Variabel Multivariat
?
7. Penyajian Data

TABEL
Tabel 1.1 Bidang Pekerjaan berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

Count
pendidikan
SMU Akademi Sarjana Jumlah
bidang adminis tras i 1 8 6 15
pekerjaan personalia 1 7 8
produks i 4 3 5 12
marketing 2 14 11 27
keuangan 3 4 6 13
Jumlah 10 30 35 75

bidang pekerjaan
GRAFIK administrasi
personalia
produksi
marketing
keuangan

Pies show counts


8. Membuat Tabel

TABEL : memberikan informasi secara rinci. Terdiri atas kolom dan baris

Kolom pertama : LABEL


KOLOM
Kolom kedua . n : Frekuensi atau label
TABEL
BARIS Berisikan data berdasarkan kolom

Tabel Tabulasi Silang

Prestasi Kerja
Bidang pekerjaan Sangat Jelek Cukup Baik Sangat Jumlah
jelek baik baik
Administrasi
Personalia
Produksi
Marketing
Keuangan
Jumlah
9. Membuat Grafik

GRAFIK : memberikan informasi dengan benar dan cepat, tetapi tidak rinci.

Syarat :
1. Pemilihan sumbu (sumbu tegak dan sumbu datar), kecuali grafik lingkaran
2. Penetapan skala (skala biasa, skala logaritma, skala lain)
3. Ukuran grafik (tidak terlalu besar, tinggi, pendek)

Jenis Grafik :
4
Grafik Batang (Bar)
Sumbu tegak

3
Grafik Garis (line)
2
Grafik Lingkaran (Pie)
1
Grafik Interaksi (Interactive)
0
1 2 3 4
Titik
pangkal Sumbu datar
10. Jenis Grafik

Grafik Batang (Bar) Grafik Garis (line)


30 30

20 20

10 10

Jumlah
Count

0 0
administrasi personalia produksi marketing keuangan administrasi personalia produksi marketing keuangan

bidang pekerjaan bidang pekerjaan

Grafik lingkaran (pie) Grafik Interaksi (interactive)


800000

keuangan
administrasi

700000

600000

personalia
500000
Mean gaji perbulan

Jenis kelamin
400000
marketing
laki-laki
produksi
300000 w anita
sangat jelek jelek cukup baik baik sangat baik

prestasi kerja
11. Frekuensi

FREKUENSI : banyaknya data untuk satu kelompok/klasifikasi

KELOMPOK FREKUENSI PEKERJAAN FREKUENSI


Kelompok ke-1 f1 Administrasi 18
Kelompok ke-2 f2 Personalia 8
Kelompok ke-3 f3 Produksi 19
Kelompok ke-i fi Marketing 27
Kelompok ke-k fk Keuangan 13
k 85
n = fi
i=1

k
n = fi = f1 + f2 + f3 +.. + fi + + fk
i=1
12. Distribusi Frekuensi

DISTRIBUSI FREKUENSI : mengelompokkan data interval/rasio dan menghitung


banyaknya data dalam satu kelompok/klasifikasi

USIA FREKUENSI Membuat distribusi frekuensi :


1. Mencari sebaran (range) yakni selisih antara data paling besar
20 5
dengan data paling kecil) 35 20 = 15
21 6 2. Menentukan banyak kelas dengan rumus k = 1 + 3,3 log n
22 13 7
1. Menentukan panjang kelas dengan rumus
23 4 p = sebaran / banyak kelas 15/7 = 2
24 7
25 7 KELOMPOK USIA FREKUENSI
26 7 20 21 11
27 5 22 23 17
28 3 24 25 14
29 4 26 27 12
30 15 28 29 7
31 3 30 31 18
33 5 32 - 33 5
35 1 34 - 35 1
13. Ukuran Tendensi Sentral

RATA-RATA : suatu bilangan yang bertindak mewakili sekumpulan bilangan


RATA-RATA HITUNG (RERATA) : jumlah bilangan dibagi banyaknya

X + X2 + X3 + + Xn n
X= 1 Xi
n i =1

n
Bila terdapat sekumpulan bilangan di mana masing-masing bilangannya memiliki frekuensi,
maka rata-rata hitung menjadi :
k
X f + X2 f2 + X3 f3 + + Xkfk Xifi
X= 1 1
f 1 + f2 + f 3 + + f k i =1

k
fi
Cara menghitung : i =1

Bilangan (Xi) Frekuensi (fi) Xi fi


70 3 210
63 5 315
Maka : X = 695 = 69.5
10
85 2 170
Jumlah 10 695
14. Median

MEDIAN : nilai tengah dari sekumpulan data setelah diurutkan yang fungsinya membantu
memperjelas kedudukan suatu data.

Contoh : diketahui rata-rata hitung nilai ulangan dari sejumlah siswa adalah 6.55.
Pertanyaannya adalah apakah siswa yang memperoleh nilai 7
termasuk istimewa, baik, atau biasa-biasa saja ?

Jika nilai ulangan tersebut adalah : 10 10 8 7 7 6 5 5 5 5 4,


maka rata-rata hitung = 6.55, median = 6
Kesimpulan : nilai 7 termasuk kategori baik sebab berada di atas rata-rata hitung
dan median (kelompok 50% atas)

Jika nilai ulangan tersebut adalah : 8 8 8 8 8 8 7 5 5 4 3,


maka rata-rata hitung = 6.55, median = 8
Kesimpulan : nilai 7 termasuk kategori kurang sebab berada di bawah median
(kelompok 50% bawah)

Jika sekumpulan data banyak bilangannya genap (tidak mempunyai bilangan tengah)
Maka mediannya adalah rerata dari dua bilangan yang ditengahnya.
Contoh : 1 2 3 4 5 6 7 8 8 9 maka median (5+6) : 2 = 5.5
15. Modus

MODUS : bilangan yang paling banyak muncul dari sekumpulan bilangan,


yang fungsinya untuk melihat kecenderungan dari sekumpulan bilangan tersebut.

Contoh : nilai ulangan 10 10 8 7 7 6 5 5 5 5 4


Maka : s = 6 ; k = 3 ; p =2
rata-rata hitung = 6.55 ; median = 6
modus = 5 ; kelas modus = 5 - 7

Nilai Frekuensi Nilai Frekuensi


10 2 8 10 3
8 1 57 7
7 2 24 1
6 1 Jumlah 11
5 4
4 1
Jumlah 11 - +
Mo Me

Kurva positif apabila rata-rata hitung > modus / median


Kurva negatif apabila rata-rata hitung < modus / median
16. Ukuran Penyebaran

UKURAN YANG MENYATAKAN HOMOGENITAS / HETEROGENITAS :


1. RENTANG (Range)
2. DEVIASI RATA-RATA (Average Deviation)
3. VARIANS (Variance)
4. DEVIASI STANDAR (Standard Deviation)

Rentang (range) : selisih bilangan terbesar dengan bilangan terkecil.


Sebaran merupakan ukuran penyebaran yang sangat kasar, sebab hanya bersangkutan
dengan bilangan terbesar dan terkecil.

Contoh : A : 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10
X = 55
B : 100 100 100 100 100 10 10 10 10 10
r = 100 10 = 90
C : 100 100 100 90 80 30 20 10 10 10

Rata-rata
17. Deviasi rata-rata
Deviasi Rata-rata : penyebaran
Berdasarkan harga mutlak simpangan Kelompok A Kelompok B
bilangan-bilangan terhadap rata- Nilai X X - X |X X| Nilai X X - X |X X|
ratanya. 100 45 45 100 45 45
90 35 35 100 45 45
80 25 25 100 45 45
70 15 15 90 35 35
60 5 5 80 25 25

Rata-rata 50 -5 5 30 -25 25
40 -15 15 20 -35 35
30 -25 25 10 -45 45
20 -35 35 10 -45 45
10 -45 45 10 -45 45
Jumlah 0 250 Jumlah 0 390

DR = 250 = 25 DR = 390 = 39
10 10

n
|Xi X|
Rata-rata DR =
n
i=1

Makin besar simpangan,


makin besar nilai deviasi rata-rata
18. Varians & Deviasi Standar

Varians : penyebaran berdasarkan Kelompok A Kelompok B


jumlah kuadrat simpangan bilangan- Nilai X X -X (XX)2 Nilai X X -X (X X)2
bilangan terhadap rata-ratanya ; 100 45 2025 100 45 2025
melihat ketidaksamaan sekelompok data
90 35 1225 100 45 2025
80 25 625 100 45 2025
n
s = (Xi X)
2 70 15 225 90 35 1225
2

i=1 n-1 60 5 25 80 25 625


50 -5 25 30 -25 625
40 -15 225 20 -35 1225

Deviasi Standar : penyebaran 30 -25 625 10 -45 2025

berdasarkan akar dari varians ; 20 -35 1225 10 -45 2025


menunjukkan keragaman kelompok data 10 -45 2025 10 -45 2025
Jumlah 8250 Jumlah 15850

8250 15850
n s= 9 = 30.28 s= 9 = 41.97
(Xi X)
2
s=
i=1 n-1
Kesimpulan :
Kelompok A : rata-rata = 55 ; DR = 25 ; s = 30.28
Kelompok B : rata-rata = 55 ; DR = 39 ; s = 41.97
Maka data kelompok B lebih tersebar daripada kelompok A
19. Normalitas, Hipotesis, Pengujian

Distribusi Normal : kurva berbentuk bel, simetris, simetris terhadap sumbu yang
melalui nilai rata-rata

Kurtosis = keruncingan

Skewness = kemiringan

+3s +2s -s +s +2s +3s


68%
95%
99%

Lakukan uji normalitas


Rasio Skewness & Kurtosis berada 2 sampai +2
Rasio = nilai
Standard error
Jika tidak berdistribusi normal, lakukan uji melalui non parametrik (Wilcoxon,
Mann-White, Tau Kendall)
20. Normalitas, Hipotesis, Pengujian

Hipotesis : uji signifikansi (keberartian) terhadap hipotesis yang dibuat ;


berbentuk hipotesis penelitian dan hipotesis statistik (H0) ;
hipotesis bisa terarah, bisa juga tidak terarah ;
akibat dari adanya Ho, maka akan ada Ha (hipotesis alternatif) yakni
hipotesis yang akan diterima seandainya Ho ditolak

HIPOTESIS TERARAH TIDAK TERARAH


Hipotesis Siswa yang belajar bahasa lebih Ada perbedaan keseriusan siswa
Penelitian serius daripada siswa yang antara yang belajar bahasa dengan
belajar IPS yang belajar IPS
Hipotesis Nol Siswa yang belajar bahasa tidak Tidak terdapat perbedaan
(Yang diuji) menunjukkan kelebihan keseriusan belajar siswa antara
keseriusan daripada yang belajar bahasa dan IPS
IPS
Ho : b < i Ho : b = i
Ha : b > i Ha : b I
21. Normalitas, Hipotesis, Pengujian

Pengujian : bila Ho terarah, maka pengujian signifikansi satu pihak


bila Ho tidak terarah, maka pengujian signifikansi dua pihak

Pengujian signifikansi satu arah (hipotesis terarah):


Siswa yang belajar bahasa tidak menunjukkan kelebihan keseriusan daripada
yang belajar IPS Ho : b < i
Jika Ho ditolak, maka Ha diterima ; daerah penolakan berada di sebelah kanan

5% 2.5% 2.5%

Daerah penerimaan hipotesis Daerah Daerah Daerah penerimaan hipotesis Daerah


penolakan penolakan penolakan
hipotesis hipotesis hipotesis

Pengujian signifikansi dua arah (hipotesis tidak terarah):


Tidak terdapat perbedaan keseriusan belajar siswa antara bahasa dan IPS
Ho : b = i
Jika Ho ditolak, maka Ha diterima ; daerah penolakan bisa berada di sebelah kiri atau kanan
22. Uji t

Uji t : menguji apakah rata-rata suatu populasi sama dengan suatu harga tertentu atau
apakah rata-rata dua populasi sama/berbeda secara signifikan.

1. Uji t satu sampel


Menguji apakah satu sampel sama/berbeda dengan ( - )
rata-rata populasinya t =
hitung rata-rata dan std. dev (s) s / n
df = n 1

tingkat signifikansi ( = 0.05)
pengujian apakah menggunakan 1 ekor atau 2 ekor
diperoleh t hitung ; lalu bandingkan dengan t tabel : jika t hitung > t tabel Ho ditolak

Contoh :
Peneliti ingin mengetahui apakah korban yang mengalami kerugian paling besar
memang berbeda dibandingkan dengan korban lainnya.
Ho : k1 = k2
Diperoleh = 2.865.625 ; std. Dev = 1.789.112,5 ; df = 79 ; t hitung = -22.169

Berdasarkan tabel df=79 dan = 0.05 diperoleh t tabel = 1.6644
Kesimpulan : t hitung > t tabel sehingga Ho ditolak
korban yang mengalami kerugian paling besar secara signifikan berbeda
dengan korban lainnya
23. Uji t
2. Uji t dua sampel bebas
Menguji apakah rata-rata dua kelompok yang tidak berhubungan sama/berbeda

(x2 + y2) (1/nx + 1/ny)



(X Y)
t= Di mana Sx-y =
Sx-y (nx + ny 2)

Contoh :
Peneliti ingin mengetahi apakah ada perbedaan penghasilan setelah bencana antara
korban ringan dengan korban berat
Ho : Pr = Pb
Diperoleh : = 1547368 ; y = 1537500 ; t hitung = .066

Uji kesamaan varians Ho : kedua varians sama


Probabilitas > 0.05 maka Ho diterima yakni kedua varians sama

Uji t independent sample



Berdasarkan tabel df=53 dan = 0.05 diperoleh t tabel = 1.6741
Kesimpulan : t hitung < t tabel sehingga Ho diterima
tidak ada perbedaan yang signifikan penghasilan setelah bencana antara
korban ringan dengan korban berat
24. Uji t

3. Uji t dua sampel berpasangan


Menguji apakah rata-rata dua sampel yang berpasangan sama/berbeda

D
t= s Di mana D = rata-rata selisih skor pasangan
D

D2 (D)2
sD =
d2
N(N-1)
d2 =
N

Contoh :
Seorang guru ingin mengetahui perbaikan terhadap pengembangan model pembelajaran
debat. Setelah selesai pembelajaran pertama, ia memberikan tes dan setelah selesai
pembelajaran kedua kembali ia memberikan tes. Kedua hasil tes tersebut dibandingkan
dengan harapan adanya perbedaan rata-rata tes pertama dengan kedua.
Ho : t1 = t2
Diperoleh t1 = 51.36 ; t2 = 52.55 ; korelasi 0.873
Korelasi sangat erat dan benar-benar berhubungan dengan nyata


Berdasarkan tabel df=21 dan = 0.05 diperoleh t tabel = 1.7207
Kesimpulan : t hitung < t tabel sehingga Ho diterima
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil tes pertama dengan
hasil tes kedua, sehingga ia menyimpulkan model masih belum
diimplementasikan dengan baik
25. Uji Keterkaitan

Korelasi : hubungan keterkaitan antara dua atau lebih variabel.


Angka koefisien korelasi ( r ) bergerak -1 r +1

POSITIF NEGATIF
makin besar nilai variabel 1 makin besar nilai variabel 1
menyebabkan makin besar menyebabkan makin kecil
pula nilai variabel 2 nilai variabel 2
Contoh : makin banyak waktu contoh : makin banyak waktu
belajar, makin tinggi skor bermain, makin kecil skor
ulangan korelasi positif ulangan korelasi negatif
antara waktu belajar antara waktu bermain
dengan nilai ulangan dengan nilai ulangan

NOL
tidak ada atau tidak menentunya hubungan dua variabel
contoh : pandai matematika dan jago olah raga ; pandai
matematika dan tidak bisa olah raga ; tidak pandai
matematika dan tidak bisa olah raga
korelasi nol antara matematika dengan olah raga
26. Uji Keterkaitan

1. KORELASI PEARSON :
apakah di antara kedua variabel terdapat hubungan, dan jika ada hubungan bagaimana
arah hubungan dan berapa besar hubungan tersebut.
Digunakan jika data variabel kontinyu dan kuantitatif

NXY (X) (Y) Di mana : XY = jumlah perkalian X dan Y


r= X2 = jumlah kuadrat X
NX2 (X)2 x NY2 (Y)2 Y2 = jumlah kuadrat Y
N= banyak pasangan nilai

Contoh :
10 orang siswa yang memiliki waktu belajar berbeda dites dengan tes IPS
Siswa : A B C D E F G H I J
Waktu (X) : 2 2 1 3 4 3 4 1 1 2
Tes (Y) : 6 6 4 8 8 7 9 5 4 6
Apakah ada korelasi antara waktu belajar dengan hasil tes ?

Siswa X X2 Y Y2 XY
A
B
X X2 Y Y2 XY
27. Uji Keterkaitan

2. KORELASI SPEARMAN (rho) dan Kendall (tau) :


Digunakan jika data variabel ordinal (berjenjang atau peringkat). Disebut juga korelasi
non parametrik

6d2 Di mana : N = banyak pasangan


rp = 1 -
N(N2 1) d = selisih peringkat

Contoh :
10 orang siswa yang memiliki perilaku (sangat baik, baik, cukup, kurang) dibandingkan
dengan tingkat kerajinannya (sangat rajin, rajin, biasa, malas)
Siswa : A B C D E F G H I J
Perilaku : 2 4 1 3 4 2 3 1 3 2
Kerajinan : 3 2 1 4 4 3 2 1 2 3
Apakah ada korelasi antara perilaku siswa dengan kerajinannya ?

Siswa A B C D
Perilaku
Kerajinan
d
d2 d2
28. Uji Chi-Square (X2)

Chi-Square (tes independensi) : menguji apakah ada hubungan antara baris dengan
kolom pada sebuah tabel kontingensi. Data yang digunakan adalah data kualitatif.

(O E)2
X2 = E
Di mana
O = skor yang diobservasi
E = skor yang diharapkan (expected)

Contoh :
Terdapat 20 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki yang fasih berbahasa Inggris, serta
10 siswa perempuan dan 30 siswa laki-laki yang tidak fasih berbahasa Inggris.
Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan kefasihan berbahasa Inggris ?
Ho = tidak ada hubungan antara baris dengan kolom
H1 = ada hubungan antara baris dengan kolom
P L O E (O-E) (O-E)2 (O-E)2/E
a b a 20 (a+b)(a+c)/N
Fasih
b 10 (a+b)(b+d)/N
c d
Tidak fasih c 10 (c+d)(a+c)/N

d 30 (c+d)(b+d)/N

df = (kolom 1)(baris 1)
Jika X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima
Jika X2 hitung > X2 tabel, maka Ho ditolak
29. Uji Chi-Square (X2)
Chi-Square dengan menggunakan SPSS
KASUS : apakah ada perbedaan pendidikan berdasarkan status marital responden
Ho = tidak ada hubungan antara baris dengan kolom atau tidak ada perbedaan pendidikan
berdasarkan status marital
H1 = ada perbedaan pendidikan berdasarkan status marital
Dasar pengambilan keputusan :
1. X2 hitung < X2 tabel Ho diterima ; X2 hitung > X2 tabel Ho ditolak
2. probabilitas > 0.05 Ho diterima ; probabilitas < 0.05 Ho ditolak
status marital * pendidikan terakhir Crosstabulation
Chi-Square Tests
Count
Asymp. Sig.
pendidikan terakhir
Value df (2-s ided)
SD SMP SMA Sarjana Total Pears on Chi-Square 30.605 9 .000
s tatus belum kawin 1 9 5 0 15
marital Likelihood Ratio 29.160 9 .001
kawin 4 24 10 13 51
Linear-by-Linear
janda 5 1 1 0 7 3.412 1 .065
Ass ociation
duda 3 2 2 0 7
N of Valid Cas es 80
Total 13 36 18 13 80
Symmetric Measures

Value Approx. Sig.


Nominal by Nominal Contingency Coefficient .526 .000
N of Valid Cas es 80

Hasil : tingkat signifikansi = 5% ; df = 9 ; X2 tabel = 16.919 ; X2 hitung = 30.605 ;


asymp. sig = 0.000 ; contingency coeff. = 0.526
Karena : X2 hitung > X2 tabel maka Ho ditolak
asymp. Sig < 0.05 maka Ho ditolak
Artinya ada perbedaan tingkat pendidikan berdasarkan status maritalnya
dan hal ini diperkuat dengan kuatnya hubungan yang 52.6%
30. Uji Anova

Anova : menguji rata-rata satu kelompok / lebih melalui satu variabel dependen / lebih
berbeda secara signifikan atau tidak.

ONE WAY ANOVA


Satu variabel dependen (kuantitatif) dan satu kelompok (kualitatif)
Contoh : apakah pandangan siswa tentang IPS (kuantitatif) berbeda berdasarkan
jenjang pendidikannya (kualitatif : SD, SLTP, SMU)

Variabel dependen lebih dari satu tetapi


kelompok sama
Contoh : apakah rata-rata ulangan dan pandangan
siswa terhadap IPS berbeda untuk tiap daerah

Satu variabel dependen tetapi kelompok berbeda


MULTIVARIAT ANOVA Contoh : apakah rata-rata ulangan berbeda berdasar
kan klasifikasi sekolah dan kelompok penelitian

Variabel dependen lebih dari satu dan kelompok


berbeda
Contoh : apakah rata-rata ulangan dan pandangan
siswa terhadap IPS berbeda berdasarkan klasifikasi
Sekolah dan kelompok penelitian
31. Uji Anova
ONE WAY ANOVA

k
JKa = J j - J
2
RJKa 2 Di mana :
F= j=1 nj N J = jumlah seluruh data
RJKi
N = banyak data
k nj k J2j
Jki = k = banyak kelompok
X2 ij -
j=1 i=1 j=1 nj nj = banyak anggota kelompok j
Jj = jumlah data dalam kelompok j
Contoh :
Apakah terdapat perbedaan pandangan terhadap IPS siswa SD, SLTP, SMU ?
Ho : 1 = 2 = 3 (tidak terdapat perbedaan sikap)

X1 X2 X3 212 + 72 + 152 432


Jka = - = 19.73
3 1 2 5 15
4 1 2 212 + 72 + 152
Jki = 32 + 42 + 52 - = 10
5 2 3
5
Jka
4 1 3 RJKa = = 19.73/2 = 9.865
5 2 5 k-1 F = 9.865 / 0.833
21 7 15 Jki = 11.838
4.2 1.4 3
RJKi = = 10/15-3 = 0.833
N-k
32. Uji Anova

Sumber Jumlah Derajat Rata-rata F


adanya Kuadrat Kebebasan Jumlah Kuadrat
perbedaan (JK) (df) (RJK)
Antar kelompok 19.73 k1=2 9.865 11.838
Inter kelompok 10 N k = 12 0.833

= 0.05 ; df = 2 dan 12 ; F tabel = 3.88 ; F hitung = 11.838


F hitung > F tabel , maka Ho ditolak
Terdapat perbedaan pandangan siswa SD, SLTP, SMU terhadap IPS
Apakah ada perbedaan rata-rata penghasilan sesudah bencana jika dilihat dari
sumbangan yang diterima ?
Ho = rata-rata penghasilan tidak berbeda dilihat dari sumbangan yang diterima
Descriptives

penghasilan s es udah bencana Test of Homogeneity of Variances


95% Confidence
penghasilan s es udah bencana
Std. Interval for Mean
Levene
N Mean Deviation Std. Error Lw Bound Up Bound Min Max
Statis tic df1 df2 Sig.
s edikit 29 1341379 528148.55 98074.72 1140482.3 1542276 600000 2500000
.100 2 77 .905
s edang 30 1485000 501918.73 91637.40 1297580.5 1672420 500000 2400000
banyak 21 1752381 528790.17 115391 1511678.6 1993083 1.E+06 2800000
Ho : varians populasi identik
Total 80 1503125 537006.69 60039.17 1383620.0 1622630 500000 2800000
Probabilitas > 0.05 Ho diterima
ANOVA

penghasilan s es udah bencana


Sum of Squares df Mean Square F Sig. F hitung < F tabel maka Ho diterima
Between Groups
Within Groups
2073242970032.8
20708475779967
2
77
1036621485016
268941243895.7
3.854 .025
penghasilan tidak berbeda
Total 22781718750000 79 berdasarkan sumbangan yg diterima
33. Uji Anova
MULTIVARIAT ANOVA dengan menggunakan SPSS
Data yang digunakan untuk variabel dependen adalah data kuantitatif, sedangkan
faktor atau kelompok adalah data kualitatif
Kasus : apakah status marital mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penghasilan seb & usia
Variabel dependen adalah penghasilan seb & ses ; Faktor (kelompok) adalah status marital

Uji varians dilakukan 2 tahap :


1. Varians tiap-tiap variabel dependen ; Ho = varians populasi identik (sama)
alat analisis : Lavene Test ; keputusan : probabilitas > 0.05 maka Ho diterima
2. Varians populasi secara keseluruhan ; Ho = matriks varians sama
alat analisis : Boxs M ; keputusan : probabilitas > 0.05 maka Ho diterima
Uji Multivariat ; Ho = rata-rata vektor sampel identik (sama)
alat analisis : Pillai Trace, Wilk Lambda, Hotelling Trace, Roys
keputusan : probabilitas > 0.05 maka Ho diterima
Levene's Test of Equality of Error Variancesa Box's Test of Equality of Covariance Matricesa

F df1 df2 Sig. Box's M 9.578


penghasilan F .956
2.772 3 76 .047
s ebelum bencana df1 9
usia .450 3 76 .718 df2 2964.095
Tes ts the null hypothes is that the error variance of the dependent Sig. .475
variable is equal acros s groups . Tes ts the null hypothes is that the observed covariance
a. Des ign: Intercept+STATUS matrices of the dependent variables are equal across groups.

Ho diterima a. Des ign: Intercept+STATUS

Varians tiap variabel identik Ho diterima


Varians populasi identik
34. Uji Anova
Multivariate Testsc

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.


Intercept Pillai's Trace .945 644.853 a 2.000 75.000 .000
Ho ditolak ; rata-rata vektor sampel
Wilks ' Lambda .055 644.853 a 2.000 75.000 .000
Hotelling's Trace 644.853 a
tidak identik
17.196 2.000 75.000 .000
Roy's Largest Root 17.196 644.853 a 2.000 75.000 .000
STATUS Pillai's Trace .895 20.517 6.000 152.000 .000 Kesimpulan :
Wilks ' Lambda .283 22.004 a 6.000 150.000 .000 Status marital tidak mempunyai pengaruh
Hotelling's Trace 1.906 23.512 6.000 148.000 .000
terhadap penghasilan dan usia
Roy's Largest Root 1.482 37.552b 3.000 76.000 .000
a. Exact statistic
b. The s tatis tic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level.
c. Des ign: Intercept+STATUS

Artinya :
Perubahan status marital tidak menyebabkan terjadinya kenaikan penghasilan
dan penambahan usia

Anda mungkin juga menyukai