Anda di halaman 1dari 64

masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang

menginfeksi sejumlah 2 milyar orang di dunia


pengidap Hep B kronis 240 juta & Hep C diperkirakan 170 juta
Sekitar 1,5 jt meninggal setiap tahunnya disebabkan VHB dan VHC.
Indonesia, negara pengidap Hepatitis B nomor 2 terbesar sesudah
Myanmar diantara anggota WHO SEAR (South East Asian Region)
Sekitar 23 juta penduduk Indonesia terinfeksi Hep B dan 2 jt Hep
C.
Hep. A sering muncul dalam bentuk KLB
Riskesdas 2007, hsl px Biomedis prevalensi HBsAg pos 9.4% (10.391
sampel)
Definisi :

Inflamasi atau peradangan yang mengenai


seluruh sel-sel hati.
Terdapat nekrosis sel-sel hati
Diikuti dengan sebukan sel radang

Sering terjadi cholestasis intrahati.


Gambaran patologi seperti tersebut diatas tidak
tergantung pada etiologi
Etiologi

Terbanyak adalah virus hepatitis


Bahan kimia / obat
Virus lain selain virus hepatitis
Hepatitis akibat penyakit sistemik

Virus Hepatitis : A, B, C, D, E,G


Hepatitis A

WHO memperkirakan sekitar 1,4 jt/thn


Di AS insidensnya 1 per 100.000 penduduk
Di Eropa insidens 3,9 per 100.000
Di Indonesia sering mulcul KLB
2010 tercatat 6 KLB dengan jumlah penderita 279, jumlah
kematian 0, CFR 0 sedangkan
2011 tercatat 9 KLB, jumlah penderita 550, jumlah kematian 0,
CFR 0.
2012 sampai bulan Juni, telah terjadi 4 KLB dgn jumlah pen 204
jumlah kematian 0, CFR 0.
Hepatitis B
Prevalensi tertinggi di Afrika dan Asia
RISKESDAS tahun 2007 Hep B terdeteksi di seluruh propinsi dengan
prevalensi sebesar 0,6% (0,2%-1,9%).
Hasil Riskesdas Biomedis tahun 2007 (10.391 )
HBsAg pos 9,4%
tertinggi pada kel umur 45- 49 thn (11,92%), laki-laki & perempuan
hampir sama (9,7% dan 9,3%)
penularan secara vertikal dari ibu ke bayinya cukup tinggi.
prevalensi HBsAg pada ibu hamil 2,15,2% (Soewignyo, 1992)
RSUP Sanglah Denpasar, 3.943 ibu hamil, 80 HBsAg pos ( 2,03% )
HBsAg tali pusat pos 12 % dari ibu hamil pengidap Hep B (Surya,
1995).
Peneliti lain melaporkan hasil uji saring 1.800 wanita hamil , 61
HBsAg pos (3,4%). (Suparyatmo).
Hepatitis C
Hasil Survei DirJen P2PL thn 2010-2011 29.480 orang pos
(1.825.823 sampel)
terbanyak didapatkan pada gol umur 20-40 thn (58,5%)
proporsi menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa pada laki-
laki 83%
Prevalensi anti-VHC pada donor di Indonesia berkisar 0,5-3,4%.
Prevalensi Anti-VHC pada virus Hepatitis Akut 9,5-20%,
prevalensi Anti-VHC pada sirosis hati berkisar 30,8-89,2 %
Rino S Gani (FK-UI, RSCM) penderita ko infeksi dengan HIV
(IVDU) 80%
Suryanto Sidik (RS Mintoharjo) ko infeksi dengan Hep B berkisar
10-19%, ko infeksi dengan HIV, 31,6%
Gambaran klinik.

Bentuk klinik yang harus dibedakan

Akut
Kronik

Disebut kronik bila : selama 6 bulan sejak


gejala pertama tidak pernah mengalami
penyembuhan baik klinik maupun lab.
Gambaran klinik : Hepatitis akut
Tidak berbeda untuk semua penyebab
Keluhan sering kali tidak khas terutama
bentuk ringan, sehingga sering tidak
diketahui
Keluhan terutama pada fase prodromal,
berupa keluhan gastrointestinal dan flu
like syndrome. Keluhan berlangsung
kurang lebih 1 minggu.
keluhan gastrointestinal yang sering :
mual
anoreksia
Kadang rasa tidak enak di perut kanan atas
Tidak suka makan
nyeri kepala
Fase selanjutnya adalah fase ikterik

kencing berwarna gelap


Feses pucat
sklera mata berwarna kuning
kadang-kadang timbul gatal-gatal
keluhan-keluhan fase sebelumnya berkurang

Fase ikterik tidak terjadi pada semua kasus.


Terutama hepatitis A sering tidak ikterik
Pemeriksaan fisik dijumpai :

hati membesar, nyeri tekan, kenyal


sklera kuning pada sebagian kasus
kadang-kadang limpa membesar pada
kecil kasus.

Fase selanjutnya adalah : penyembuhan

Semua keluhan menghilang


tanda fisik kembali
Pemeriksaan laboratorium
Biasanya :

SGOT, SGPT untuk menilai peradangan


tidak menentukan prognosis

GGT, Alk F untuk menilai aliran empedu

Bilirubin untuk menilai fungsi sel hati

Petanda virus hepatitis.


Epidemiologi

Penyebaran terutama fecal-oral


Biasanya terjadi secara periodik
- pada daerah sanitasi buruk
- diantara pasien gangguan mental
- pusat penitipan anak
Amat sering sub-klinik, sehingga prevalensi
ber-dasar serodiagnostik sangat berbeda
dengan klinik.
> 90% populasi dewasa secara
seroepidemiologik pernah terinfeksi hepatitis
virus A, dan kebal thd reinfeksi.
Patogenesis
Replikasi permulaan di mukosa
enteron
Dapat ditemukan di feces 10 14
hari sblm tanda klinik muncul
Setelah dijumpai tanda klinik,
replikasi di enteron berhenti.

Viremia, replikasi di hepar :


nekrosis hepatosit
infiltrasi sel limfoid
proliferasi sel kupffer
Tanda klinik hepatitis A

Masa`inkubasi antara 10 50 hari ( 3 minggu)


Tanda-tanda klinik sama dengan hepatitis akut
karena sebab lain
Fase prodromal
Fase ikterik
Fase konvalesens
Gangguan Tes faal hati

Tidak semua kasus mengalami peningkatan


bilirubin serum (unicteric)
Ast dan alt biasanya meningkat, Alt lebih
tinggi
dari pada Ast.
Sering terjadi netropeni sehingga lekopenia
Globulin sering meningkat terutama karena
pe-
ningkatan Ig M.
Kadang-kadang dijumpai peningkatan alkali
Fos
fatase karena kholestasis intra hati.
Pemeriksaan ultrasonografi diperlukan bila di
Jumpai tanda-tanda kholestasis, untuk memi
sahkan hepatitis dengan ikterus obstruksi
Diagnosis
Diagnosis pasti untuk hepatitis A :
IgM anti HAV titer tinggi di serum
karena IgM dapat positif sampai 7 bahkan 9 bulan,
penyebab hepatis akut lain harus disingkirkan
IgG anti HAV tetap positif sampai waktu yang sangat
lama.
IgG dan IgM anti HAV, keduanya positif pada permulaan
fase konvalesen
IgG Anti HAV saja yang meningkat berarti pernah
terinfeksi / pasca infeksi.
Terapi.

Tidak perlu terapi khusus suportif


Perlu dirawat bila tanda klinik berat :

disertai muntah-muntah
disertai penyakit berat
orang tua, wanita hamil
terdapat tanda klinik/lab : fulminan
- gangguan koagulasi
- kesadaran turun
dalam 8 12 minggu.
Prognosis

Pada umumnya baik


Hanya kira-kira 0,1 % meninggal karena
hepatitis fulminan
Virologi VHB

VHB tidak sitopatik, kerusakan hati akibat


respons imun tubuh thd virus

timbul mutasi genetik


VHB mempunyai 8 genotipe : A s/d H
Indonesia B / C
Thd interferon, A lebih baik thd B/C
HKB merupakan masalah kesehatan dunia

kira-kira 2 miliar manusia terserang


360 juta penderita Hepatitis kronik B
lebih dari 520.000 kematian / tahun
50.000 akut liver failure
470.000 komplikasi HKB
Asia-Afrika, prevalensi > 8%
Epidemiologi

Diseluruh dunia kira 2 miliar


terinfeksi VHB
Kira-kira 400 juta pasien HKB
Tingkat prevalensi :
tinggi : >8
sedang : 2 8 % Indonesia
rendah : < 2 %

Semarang kira-kira 6%
Gambaran klinik hepatitis B akut
tidak dapat dibedakan dng hepatitis akut
oleh sebab yang lain

cara penularan melalui : cairan darah,


hubungan seksual, persalinan dari ibu
ke anak.

darah mengandung VHB dapat bertahan


1 minggu untuk tetap menular :

semua orang berisiko ketularan


Diagnosis pasti
Petanda virus VHB :

HBsAg, Anti HBc, Anti HBe

HBV-DNA, HBeAg

IgM anti HBc


Perjalanan alamiah Infeksi VHB
Usia perinatal

Infeksi VHB

90% Infeksi kronik <8% sembuh

-Asimtomatik
1-2% fulminan
-Menjadi simtomatik
setelah 10-30 tahun
Perjalanan alamiah infeksi VHB

Masa anak-anak

Infeksi VHB

30% kronik 70% sembuh

< 1% fulminan
Perjalanan alamiah infeksi VHB
Usia dewasa

Infeksi VHB

< 4% infeksi kronik 95% sembuh

- 30% ikterik
- Hampir selalu 0,1-0,5% fulminan
simtomatik
- lebih responsif
thd anti viral
Kriteria Diagnostik: Hepatitis B Kronik
1. HBsAg positif > 6 bulan
2. HBV DNA serum > 20.000 iu/ml (10 5
copies/ml), (nilai lebih rendah 2000-
20000 IU/ml (10 4-10 5 copies/ml) sering
didapat pada Hepatits B HBeAg negatif)
3. Peningkatan Kadar ALT/AST yang
menetap atau intermitent
4. Biopsi hati menunjukkan hepatitis B
kronik dengan nekroinflamasi moderate
atau severe
Kriteria Diagnostik: Hepatitis B Resolved
1. Riwayat sebelumnya Hepatitis B akut atau
kronik atau adanya anti HBc anti HBs
2. HBsAg negatif
3. Tidak terdeteksi HBV DNA (nilai sangat rendah
mungkin dideteksi dengan PCR sensitive assays)
4. Kadar ALT normal
Kriteria Diagnostik: Hepatitis B Carrier
Inactive
1. HBsAg positif > 6 bulan
2. HBeAg negatif, Anti HBe positif
3. HBV DNA serum <2000Iu/ml
4. Menetapnya AST/ALT normal
5. Biopsi hati : tidak ada hepatitis
TINDAKAN PENCEGAHAN
Skrining Direkomendasikan :
Seseorang yang lahir di daerah endemis
Rumah tangga dan kontak seksual dengan orang HBsAg-
positif
penyalah gunaan obat suntikan
mitra seksual multipel atau riwayat penyakit menular
seksual
LSL
peningkatan ALT/AST kronis
Individu yang terinfeksi dengan HCV atau HIV
Pasien yang menjalani renal dialisis
Semua ibu hamil
Orang-orang yang membutuhkan terapi imunosupresif
Pencegahan / profilaksi :
dengan vaksinasi thd VHB
Masal tanpa persiapan
Individual :
Anti HBc
HBsAg neg
Anti HBs
PEMERIKSAAN SCREENING HEPATITIS
1. HBsAg
2. Anti HBs
3. Anti HBc

Hasil anti-HBc (+) dengan HBsAg & anti-HBs yang (-), hal ini dapat
dijumpai pada:
1. Anti-HBc dapat menjadi indikator infeksi HBV kronis; HBsAg
telah menurun
2. Anti-HBc mungkin penanda kekebalan setelah sembuh dari
infeksi sebelumnya.
3. Anti-HBc mungkin hasil tes positif palsu terutama pada orang
dari daerah prevalensi rendah tanpa faktor risiko untuk infeksi
VHB.
4. Anti-HBc mungkin satu satunya penanda infeksi HBV selama fase
window periode
Yang perlu diperhatikan pada penderita HBsAg positif :

1. Pasangan seksual harus divaksinasi


2. Gunakan pengaman saat hubungan seksual
3. Tidak menggunakan sikat gigi atau pisau cukur
bersama
4. Tutup luka yang terbuka
5. Bersihkan tumpahan darah dengan deterjen
6. Tidak mendonorkan darah, organ atau sperma
Anak-anak dan orang dewasa dengan HBsAg-positif:
1. Dapat berpartisipasi dalam semua kegiatan
termasuk olahraga
2. Tidak boleh dikucilkan dari aktivitas harian dan
kegiatan sekolah dan jangan diisolasi dari anak-
anak lain
3. Boleh berbagi makanan atau peralatan
Vaksinasi Hepatitis B dianjurkan pada :
Semua bayi baru lahir
Bayi dari ibu HBsAg-positif
Pasangan seksual orang dengan infeksi HBV kronis.
Semua anak atau dewasa yang belum di vaksinasi
hepatitis B ketika lahir
Resiko tinggi : sering berganti pasangan sexual,
homosexual, bisexual, pasien hemodialisis, petugas
kesehatan, membutuhkan tranfusi darah atau produk
darah berulang, penyakit hati kronik,penyalahguna obat
(injeksi)
VAKSINASI HEPATITIS B
1. Hepatitis B immune globulin
serum globulin yang mengandung anti
HBs
Diberikan pada :
bayi baru lahir dengan ibu terinfeksi
hepatitis B,
seorang dengan pasangan sexual
menderita hepatitis B akut,
seorang yang terpapar tertusuk jarum
bekas penderita HBsAg positif,
mencegah reinfeksi pada yang menjalani
transplantasi ginjal
2. Vaksin HBV
Ada 2 tipe vaksin yaitu
plasma derived vaccine
rekombinant vaccine , terbuat dari :
yeast : mengandung small S protein
Sel mamalia : mengandung small S protein
dengan atau tanpa disertai large dan
middle S protein
Dosis HBV Vaccine :
HBV Vaccine diberikan dalam 3 dosis bulan
O, 1, 6
Pada usia 0-19 tahun diberikan injeksi 10Ug
(o,5 ml), usia 20 tahun 20 Ug (1,0 ml)
Diberikan injeksi im, di m.deltoid (dewasa)
atau sisi anterolateral paha (bayi)
Bayi baru lahir dengan ibu HBsAg +, harus
langsung mendapatkan dosis I HBV Vaccine
dan diikuti HBIG pada 12 jam pertama
Pasien hemodialisa mendapatkan dosis yang
lebih besar
Penyebab tidak responnya Vaksin Hepatitis B :
1. Faktor host :
Usia > 40 tahun
Kegemukan
Merokok
Genetik, HLA tipe tertentu
2. Keadaan medis tertentu : DM, sirosis, gagal
ginjal, keadaan yang membutuhkan terapi
immunosupresant
3. Teknik yang salah : injeksi sub kutan,
vaksin beku
Evaluasi dan Manajemen Pasien dengan
Infeksi HBV kronis
Evaluasi awal
1. Anamnesa dan pemeriksaan fisik
2. Riwayat keluarga dengan penyakit hati dan
HCC
3. Tes laboratorium untuk menilai penyakit
hati: darah lengkap dengan platelet, tes faal
hati, dan waktu protrombin
4. Tes untuk replication : HBeAg/anti-HBe, HBV
DNA
5. Tes untuk menyingkirkan koinfeksi virus :
anti HCV, anti HDV (pada orang dari negara-
negara endemis infeksi HDV dan pada
mereka dengan riwayat penggunaan narkoba
suntikan), dan anti-HIV pada mereka yang
beresiko
6. Tes skrining HCC : AFP dan USG
7. Pertimbangkan biopsi hati : untuk
menentukan tingkat keparahan penyakit hati
pada pasien hepatitis kronis
Manajemen HBV carriers
HBeAg-positive

negatif
Manajemen HBV carriers
HBeAg-negative
Pengelolaan
Tidak ada terapi khusus thd hepatitis B akut

Pengelolaan terdiri atas :


= supportive
= evaluasi thd kemungkinan fulminant
= terapi bila berlanjut menjadi
hepatitis kronik
Komplikasi infeksi VHB

sirosis hepatis
kanker hati primer

Faktor risiko utama :


HBV-DNA tinggi
HBeAg positif
kadar sgot/sgpt selalu tinggi
Terapi HBK

Tujuan terapi
HBV-DNA supresi / eradikasi
Serokonversi HBeAg
Serokonversi HBsAg
Terapi HBK

Yang harus diobati :

o HBV-DNA positif tinggi


o Alt meningkat
o bila berusia > 40 tahun, alt normal
dibuktikan dahulu fibrosis F2/>
Obat-obat yang dapat diberikan

injeksi interferon / peg. Interferon


obat peroral

3TC
Hepsera
Baraclude
Sebivo
Spektrum klinik
Di negara Barat :

20% kasus hepatitis akut


70% kasus hepatitis kronik
30% kasus end state liver disease

Di Indonesis

40-50% kasus end state liver disease


2,5-3,8% diantara donor darah
4% anti HCV positif di Indonesia
Faktor risiko

44% sosial ekonomi rendah

38% injeksi / penyalahguna obat

10% sexual / household contact

4% transfusi darah
2% berhubungan dengan pekerjaan
1% dialisis
Gambaran klinik hepatitis virus C akut
tidak dapat dibedakan dengan hepatitis
virus oleh sebab lain

penularan terutama dari cairan darah,


misalnya transfusi, tatto, narkoba suntik

sebagian besar kasus menjadi kronik


sekitar 70%
mereka yang menjadi hepatitis kronik tidak
pernah sembuh sendiri.
Diagnosis pasti
Hepatitis Vius C akut :
- diketahui saat penularan
- anti HCV negatif
- HCV-RNA positif

Hepatitis virus C kronik


- tes faal hati terganggu
- anti HCV positif
- bila HCV RNA positif , virus masih
aktif berkembang biak
Spektrum klinik : HVC akut, self limited

ALT 1000 - + + + + + - - - - - HCV-RNA


*

800 -
Anti-HCV
600 -

Symptoms
400 -

200 -
*
*
Batas normal
0 . . . . . . , . . . .
2 4 6 8 10 12 24 1 2 3 4

Minggu tahun
Perjalanan penyakit

HVC akut

sembuh HVC kronik 80%

0%

Sirosis hati 20%

End state liver disease


Pengelolaan
Hepatitis C akut dapat diterapi interferon
Sepanjang tidak ada kontraindikasi

Interferon tunggal

Bila berlangsung sampai 6 bulan atau >


terapi harus lebih agresif, mengingat
kemungkinan serokonversi kecil

Peg Inf dan ribavirin


HCV-RNA gen 1-4
Alt tinggi, SH (-)

Peg. Interferon +
Ribavirin

PCR 12 minggu

HCV-RNA HCV-RNA
Negatif / << Positif/tetap

Lanjutkan 48 mg Stop terapi

Anda mungkin juga menyukai