Anda di halaman 1dari 9

Krisis 1997-1998 dan

perlambatan ekonomi 2015


Apa yang terjadi
1997 - 1998
2 Juli 1997 ketika pemerintah Thailand
memutuskan untuk mengambangkan mata
uang baht
Rupiah diputuskan untuk diambangkan bebas

(float freely) sejak bulan Agustus 1997


Utang sektor swasta yang sangat besar
Perusahaan-perusahaan di Indonesia

berlomba-lomba membeli dolar


Bantuan IMF
IMF tiba di Indonesia dengan paket bailout
sebesar USD $43 milyar untuk memulihkan
kepercayaan pasar terhadap rupiah
Indonesia.
Dengan imbalan :
penutupan 16 bank swasta
penurunan subsidi pangan dan energi
menyarankan agar Bank Indonesia untuk

menaikkan suku bunga


Krisis mencapai puncaknya
Suharto terpilih kembali
Pemerintah memutuskan untuk mengurangi

subsidi BBM pada awal bulan Mei


Kerusuhan berskala besar terjadi di Medan,

Jakarta dan Solo


empat orang mahasiswa Indonesia tewas

pada waktu melakukan demonstrasi di


sebuah universitas lokal di Jakarta.
SISTEM POLITIK BARU DAN AWAL PEMULIHAN

Nilai tukar rupiah mulai menguat sejak


pertengahan Juni 1998 (waktu terjun bebas
ke angka Rp 16,000 per US dolar) menjadi Rp
8,000 per US dolar pada bulan Oktober 1998.
inflasi membaik secara drastis
saham-saham di Bursa Efek Indonesia mulai

bangkit dan ekspor non-migas mulai hidup


kembali menjelang akhir tahun
Perlambatan ekonomi
2015
Yang terjadi 2015
Pertumbuhan ekonomi China turun dikisaran
7 persen per tahun. Kondisi ini memaksa
People Bank of China (PBoC) melakukan
devaluasi Yuan
efek krisis Yunani
Amerika yang diharapkan menjadi motor

penggerak perekonomian global mengalami


perlambatan di triwulan II-2015
Devaluasi nilai tukar rupiah
Perbedaanya
Efek Penularan Regional: Phatphong Effect
Fundamental Ekonomi: Rapuh vs Relatif Solid

Pada 1998, Kondisi Sistem Perbankan Sakit Kronis

Kebijakan masa lalu Sarat Vested Interest dan KKN

Pada Krisis 1998, Campurtangan Internasional

Melalui IMF Mengakibatkan Indonesia tidak


Memiliki Kemandirian Kebijakan
Terdapat Risiko Politik: Krisis Kepercayaan

Terhadap Pemerintahan Presiden Soeharto pada


1998
Risiko yang muncul dari
perlambatan ekonomi
Pertama, harga komoditas yang masih bergejolak cenderung melemah.

Risiko kedua yang akan berdampak serius terhadap perekonomian


nasional, adalah ekonomi Tiongkok yang diproyeksikan masih
mengalami perlambatan.

Risiko ketiga, adalah kondisi perbaikan ekonomi hanya akan terjadi


pada Amerika Serikat 5 Juni 2015 mendatang, merupakan hari
penentuan bagi Eropa, di mana Yunani harus bisa mulai membayar
utang ke Dana Moneter Internasional (IMF).

Adapaun risiko keempat, Indonesia perlu mewaspadai apa yang akan


terjadi di Amerika Serikat, dimana gubernur banksentral AS (The Fed)
telah menyatakan kesiapan untuk menaikkan suku bunga tahun
ini.mbayar utang ke Dana Moneter Internasional (IMF)

Anda mungkin juga menyukai