disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan manusia dan dapat hidup di air tawar selama lebih kurang 1 bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati. II. Sumber Penularan
Hewan yang menjadi sumber penularan
adalah tikus (rodent), babi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing, serangga, burung, kelelawar, tupai dan landak. Sedangkan penularan langsung dari manusia ke manusia jarang terjadi. III. Cara Penularan
Manusia terinfeksi leptospira melalui kontak
dengan air, tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau atau makanan yang terkontaminasi oleh urine hewan terinfeksi leptospira. Masa inkubasi selama 4 - 19 hari. IV. Gejala Klinis
Stadium Pertama - Demam menggigil - Sakit kepala - Malaise - Muntah - Konjungtivitis - Rasa nyeri otot betis dan punggung - Gejala-gejala diatas akan tampak antara 4-9 hari Gejala karakteristik
- Konjungtivitis tanpa disertai
eksudat serous/porulen (kemerahan pada mata) - Rasa nyeri pada otot-otot Stadium Kedua - Terbentuk anti bodi di dalam tubuh penderita - Gejala yang timbul lebih bervaria si dibandingkan dengan stadium pertama - Apabila demam dengan gejala-gejala lain timbul kemungkinan akan terjadi meningitis. - Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua dan keempat. Komplikasi Leptospirosis
- Pada hati : kekuningan yang terjadi pada hari ke 4
dan ke 6 - Pada ginjal : gagal ginjal yang dapat menyebab kan kematian. - Pada jantung : berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan gagal jantung yang dapat mengikabatkan kematian mendadak. - Pada paru-paru : batuk darah, nyeri dada, sesak nafas. perdarahan, saluran pencernaan, ginjal, saluran genitalia, dan mata (konjungtiva). - Pada kehamilan : keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan lahir mati. V. Pencegahan Membiasakan diri dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus. Mencucui tangan dengan sabun sebelum makan. Mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah/ kebun/sampah/tanah/selokan dan tempat- tempat yang tercemar lainnya. Melindungi pekerja yang berisiko tinggi terhadap leptospirosis (petugas kebersihan, petani, petugas pemotong hewan, dan lain- lain) dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan. Menjaga kebersihan lingkungan Membersihkan tempat-tempat air dan kolam renang. Menghindari adanya tikus di dalam rumah/gedung. Menghindari pencemaran oleh tikus. Melakukan desinfeksi terhadap tempat-tempat tertentu yang tercemar oleh tikus Meningkatkan penangkapan tikus. VI. Pengobatan
Pengobatan dini sangat menolong karena
bakteri Leptospira mudah mati dengan antibiotik yang banyak di jumpai di pasar seperti Penicillin dan turunannya (Amoxylline) Streptomycine, Tetracycline, Erithtromycine. Bila terjadi komplikasi angka lematian dapat mencapai 20%. Segera berobat ke dokter terdekat. VII. Kewaspadan oleh Kader / Masyarakat.
Bila kader / masyarakat dengan gejala-gejala
diatas segera membawa ke Puskesmas / UPK terdekat untuk mendapat pengobatan
VIII. Sistem Kewaspadaan Dini
Analisa data penderita Leptospirosis yang
dilaporkan oleh Rumah Sakit (SARS) ke Dinas Kesehatan IX. Penanggulangan KLB
Penanggulangan KLB dilakukan pada
daerah yang penderita Leptospirosis cenderung meningkat (per jam/hari/minggu/bulan) dengan pengambilan darah bagi penderita dengan gejala demam, sekitar 20 rumah dari kasus indeks. Perdarahan pada conyuctiva Trend beberapa penyakit di Caledonia Rash petechiae pada leptospirosis Lalat sebagai pembawa penyakit Bakteri leptospira Rash pada ekstremitas inf. dan sup. penderita leptospirosis Bakteri leptospira pada ginjal