Anda di halaman 1dari 23

Assalamualaikum wr.

wb
Sugeng rawuh konco-koncoe

Kelompok 11 : 1. Boby Ananda Putra


2. I Komang BR Desman Logo
3. Qonitah Nur Ikhsaniah
4. Tus Puja Deaty
Tugas psikologi
( Bapak Agus,
MD.,S.Pd.,S.Kep.,Ners.,M.Kes )

GANGGUAN PERILAKU
A. Pengertian gangguan perilaku
Bruno : gangguan tingkah laku adalah respon atau perbuatan
yg dilakukan seseorang karena adanya perubahan perilaku.
Evan Et Al : gangguan tingkah laku adalah bentuk yg
sederhana berupa perbuatan yg di amati dengan satu titik
awal dan titik akhir.
APA ( America Psikiatrie Acociation ) : gangguan tingkah
laku adalah gangguan yg berupa pola/gejala psikologis yg
secara klinis sangat signifikan gejala/pola ciri terjadi pada
manusia.
secara etomologi : gangguan perilaku masa kanak-kanak
yang ditandai oleh aktivitas agresif yang menyebabkan
gangguan pada lingkungan alami anak seperti rumah, sekolah,
masjid, atau lingkungan.
B. Faktor penyebab gangguan perilaku
1. Faktor-faktor psikobiologik.
Riwayat genetika keluarga yang terjadi pada
kasus retardasi mental, dll.
Struktur otak yang tidak normal.
Pengaruh pranatal.
Penyakit kronis atau kecacatan dapat
menyebabkan kesulitan interaksi bagi anak.
2. Dinamika keluarga

Penganiayaan anak. Anak yang terus-menerus


dianiaya pada masa kanak-kanak awal,
perkembangan otaknya menjadi terhambat.
Efeknya berbagai masalah psikologis, seperti
depresi, masalah memori, kesulitan belajar.
Disfungsi sistem keluarga (contoh sifat
pengasuhan orang tua pada anak yg berpegang
pada 3 pola asuh) disertai dengan keterampilan
komunikasi yang tidak baik antar anggota
keluarga dan model peran yang buruk dari orang
tua.
3. Faktor lingkungan

Perawatan pranatal yang buruk, nutrisi yang


buruk, dan kurang terpenuhinya kebutuhan
akibat pendapatan yang tidak mencukupi.
Anak-anak tunawisma memiliki berbagai
kebutuhan kesehatan yang memengaruhi
perkembangan emosi dan psikologi mereka.
Budaya keluarga.
C. Jenis Jenis Gangguan Perilaku
Pada anak :
1. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Gejala perilaku ADHD :
a. Sering mendapat kesulitan untuk tetap memperhatikan
tugas atau permainan.
b. Seakan akan tidak mendengarkan kalau diajak bicara
secara langsung.
c. Sering menghindari, tidak suka atau enggan terlalu tekun
dalam tugas ataupun bermain.
d. Sering kehilangan benda-benda miliknya
e. Mudah terganggu oleh rangsangan dari sekitarnya.
f. Sering alfa dalam kegiatan sehari-hari.
2. Cacat mental
Ciri- ciri perilaku cacat mental:
a. Sejak lahir perkembangan mentalnya terbelakang disemua
aspek perkembangan. Kecuali perkembangan motorik.
b. Terbelakang dalam perkembangan bicara.
c. Kurang memberi perhatian terhadap sekitarnya.
d. Kurang dapat berkonsentrasi.
e. Kesiagaannya kurang.
f. Kurang memberi respon terhadap lingkungan jika dibanding
dengan anak normal.
g. Usia 2-3 tahun masih suka memasukan mainan kedalam
mulutnya.
3. Kesulitan berbicara
Ciri-ciri perilaku kesulitan berbicara :
a. Tidak jelas mengucapkan kata misalnya toyong untuk
tolong
b. Mengalami kelainan nada, kenyaringan suara, dan kualitas
anak.
c. Tidak lancar dalam mengucapkan kata-kata. Misalnya jika
anak berbicara dengan suara cepat atau tersendat sendat
sehingga ucapannya tidak jelas jika ia berbicara dengan
orang lain.
4. Temper tantrum (marah berlebihan)
Ciri-ciri perilaku temper tentrum :
a. Anak tampak merengut dan mudah marah.
b. Perhatian, pelukan, atau pendekatan khusus lainnya
tampak tidak memperbaiki suasana hatinya.
c. Dia mencoba melakukan sesuatu diluar kebiasaannya atau
meminta sesuatu yang dia yakini tidak akan diperolehnya.
d. Dia meningkatkan tuntutannya dengan cara merengek dan
tidak mau menerima jawaban tidak.
e. Dia melanjutkn dengan menangis, menjerit, menendang,
memukul, atau menahan nafas.
5. Agresifitas
Ciri-ciri perilaku agresifitas :
a. Sering mendorong, memukul, atau berkelahi.
b. Menyerang dengan menggunakan kaki, tangan, tubuhnya
untuk mengganggu permainan yang dilakukan untuk
mengganggu teman-teman.
c. Menyerang dalam bentuk verbal.
6. Gangguan eliminisi (tidak dapat mengontrol buang
air kecil maupun buang air besar)
Terbagi menjadi 2 yaitu :
a. anak tidak mampu mengontrol BAKnya bukan karena akibat
dari kerusakan neurologis atau penyakit lainnya . kita sering
menyebutnya dangan mengompol.
b. Ketidakmampuan mengontrol BABnya yang bukan disebabkan
masalah organik.
7. Sindrom hiperaktif (usia kurang 8 thn)
Ciri-ciri sindrom hiperaktif :
a. Aktifitas motorik yang berlebihan.
b. Susah konsentrasi.
c. Perhatian sangat mudah di alihkan
d. Susah mengikuti perintah.
e. Mudah frustasi.
f. Cenderung senang bicara dan kurang terkendali.
Penyebab sindrom hiperaktif :
1. Faktor genetik.
2. Persalinan dengan alat menyebabkan trauma lahir.
3. Anak yang lahir prematur.
4. Riwayat kelahiran yg tidak baik seperti ibu perokok.

8. Autisme (usia 6 bln-3 thn)


Ciri-ciri autisme :
a. Tidak memberi respon pd lingkungan.
b. Tidak menaruh perhatian pd orang lain.
c. Sedikit bicara.
d. Mempunyai kemampuan khusus.
e. Tertarik dan menyukai dlm satu bidang yg di sukai.
Penyebab autisme :
1.Faktor bawaan tertentu.
2. Pola asuh yg kurang mendukung.

9. Kebiasaan menggigit kuku ( usia 3-10 thn )


Penyebab:
1. Situasi yg mencemaskan.
2. Dilakukan untuk mengurangi kecemas.
Pada remaja
1. Penggunaan narkoba.
Ciri-ciri pengguna narkoba :
a. Fly dan teler.
b. Selera makan hilang.
c. Daya tahan tubuh berkurang.
d. Cepat lelah.
Penyebab pengguna narkoba :
1. pergaulan.
2. Masalah pribadi.
3. Ingin mencoba-coba.
2. Delinqency (kenakalan)
Usia dibawah 18 tahun
Ciri-ciri delinquency:
a. Memiliki nilai, perilaku, dan keterampilan kelompok
yg delinquency.
b. Senang mencuri, bolos sekolah, dan bermain sampai
larut malam.
c. Jika berkelahi akan merusak, membunuh atau
membakar.
Penyebab delinquency:
1. Dari keluarga yg brokenhome.
2. Tidak ada perhatian dari orang tua.
Pada dewasa (usia 18-30 tahun)
1. Homoseksual / Lesbi
Ciri-ciri : rasa ketertarikan kepada sesama jenis
atau disebut dengan penyimpangan orientasi
seksual ( gay dan lesbi )
2. Alkoholisme
3. Obesitas
Ciri-ciri : berat badan yang berlebihan dan
dapat menimbulkan penyakit
4. Bunuh diri
D. Penanganan Gangguan Perilaku
1. Perawatan berbasis komunitas, yaitu dengan
cara-cara :
a. Pencegahan primer melalui berbagai program sosial
yang ditujukan untuk menciptakan lingkungan yang
meningkatkan kesehatan anak.
b. Pencegahan sekunder dengan menemukan kasus secara
dini pada anak-anak yang mengalami kesulitan di
sekolah. Metodenya meliputi konseling individu.
c. Dukungan terapeutik bagi anak-anak diberikan melalui
psikoterapi individu, terapi bermain, dan program
pendidikan khusus untuk anak-anak yang tidak mampu
berpartisipasi dalam sistem sekolah yang normal.
d. Terapi keluarga dan penyuluhan keluarga.
2. Pengobatan berbasis rumah sakit dan rehabilitasi.
a. Unit khusus untuk mengobati anak-anak dan remaja, terdapat di
rumah sakit jiwa. Pengobatan di unit-unit ini biasanya diberikan untuk
klien yang tidak sembuh dengan metode alternatif, atau bagi klien
yang beresiko tinggi melakukan kekerasan terhadap dirinya sendiri
ataupun orang lain.
b. Program hospitalisasi parsial juga tersedia, memberikan program
sekolah di tempat (on-site) yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan khusus anak yang menderita penyakit jiwa. Seklusi dan
restrein untuk mengendalikan perilaku disruptif masi menjadi
kontroversi.
c. Medikasi digunakan sebagai satu metode pengobatan. Medikasi
psikotropik digunakan dengan hati-hati pada klien anak-anak dan
remaja karena memiliki efek samping yang beragam.
d. Perbedaan fisiologi anak-anak dan remaja mempengaruhi jumlah
dosis, respon klinis, dan efek samping dari medikasi psikotropik.
e. Perbedaan perkembangan neurotransmiter pada anak-anak dapat
mempengaruhi hasil pengobatan psikotropik, mengakibatkan hasil
yang tidak konsisten, terutama dengan antidepresan trisiklik.
E. Metode Penyembuhan
Anak :
1. Sidrom hiperaktif.
dilakukan dengan memberikan dan menciptakan
suasana dan lingkungan yg tenang dan memberikan
suplemen otak Vibrain.
2. Autisme
terapi yg di berikan :
a. Terapi bicara : untuk mengembangkan kemampuan
anak dalam berkomunikasi.
b. Terapi okupasi : untuk melatih otot halusnya.
c. Terapi bermain : agar anak dapat bersosialisasi dgn
teman sebaya.
d. Terapi sosial : agar sang anak dapat berkomunikasi
dengan lingkungan.
I
3. Kebiasaan menggigit kuku.
dengan menginggatkan jika sang anak melakukan
tindakan tersebut dan memberi tahukan dampak
negatif dari menggigit kuku.

Remaja :
1. Penggunaan narkoba.
dengan membawa penderita ke tempat rehabilitasi.
2. delinquency.
dengan pandai memilih teman dalam lingkungan dan
orang tua harus memberi perhatian lebih ke anak.
Dewasa :

1. Obesitas.
- diet
- mengurangi makan camilan yg berlebihan.
2. Bunuh diri.
- berbagi cerita dan mencari jalan keluar.
- berfikir positif.
Matur nuwun rencang-rencang ...
Adakah pertanyaan ??

Anda mungkin juga menyukai