Anda di halaman 1dari 65

PEMICU 5

BLOK ETIKA & FORENSIK

1
KEKERASAN FISIK PADA KORBAN
HIDUP

2
KEKERASAN TUMPUL
Luka Memar
Yang perlu diperhatikan : Warna, sesuai dengan
Patofisiologi / mekanisme waktu penyembuhan luka
Memar hilang dengan
terbentuknya perubahan warna : biru hijau
Kekerasan tumpul dari benda coklat kuning hilang
yang relatif lunak dapat tidak
melukai epidermis, tapi dapat Memar merupakan salah
mengakibatkan cederah satu tanda intravitalitas
pembuluh darah kapiler di trauma
bawahnya, sehingga terjadi
perdarahan di bawah Bila letaknya di daerah
epidermis, dermis ataupun atau dekat lebam mayat,
jaringan dan otot memar harus dibedakan
Marginal hemorrhage dengan lebam mayat
Lokasi memar tak selalu
sama dengan lokasi trauma

3
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum: Sebuah Pengantar. Jakarta: 2008
Lebam Mayat Luka Memar

Terjadinya Hemostasis & Kontusio jaringan


gravitasi kerusakan kapiler
dibawah kulit
Lokasi Daerah terendah Pada daerah trauma
atau diatasnya

Saat Post mortal Intravital

Permukaan Rata Kadang edema

Diiris dan disiram air Hilang Tidak hilang karena


sudah terserap di
jaringan
Mikroskopis Tidak ada reaksi Ada, berupa edema dan
jaringan sebukan sel-sel PMN

Tanpa ekstravasasi Ekstravasasi

4
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum: Sebuah Pengantar. Jakarta: 2008
Luka Lecet

Darah atau serum tampak KLASIFIKASI


keluar dari epidermis yang Luka lecet geser : epitel
terluka berkumpul pada pihak yang
berlawanan dengan arah
Reaksi leukosit 2 jam pasca trauma
trauma, regenerasi epitel Luka lecet tekan : epidermis
mulai 24 jam tertekan ke dalam, pada
perabaan keras. Dapat
Tergantung keparahannya, menunjukkan bentuk benda
umumnya 7-14 hari luka telah penyebab
menyembuh tetapi masih Luka lecet jenis regang : akibat
dapat dikenali karena regangan yang kuat pada suatu
warnanya masih lebih cerah abgian tubuh sehingga terjadi
diskontinuitas epidermis,
dari kulit sekitar. Biasanya biasanya garis kulit (striae)
menghilang setelah 2-6
minggu
5
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum: Sebuah Pengantar. Jakarta: 2008
Luka akibat gigitan
manusia : lecet, memar
luka robek
Khas bentuknya maka
sering disebut sebagai
jejas gigitan (bitemark)

6
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum: Sebuah Pengantar. Jakarta: 2008
Luka Robek

Kerusakan jaringan lebih dalam dari epidermis


Bentuk biasanya tidak beraturan kecuali bila benda
penyebabnya merupakan sudut berbentuk garis (tepi meja,
besi siku)
Karakteristik :
tepi luka tidak rata
sering tampak jembatan jaringan
folikel rambut tidak terpotong
bentuk dasar luka tidak beraturan
di sekitar luka sering tampak luka lecet.
Pada kekerasan tumpul di kulit kepala sering membentuk luka
bintang
7
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum: Sebuah Pengantar. Jakarta: 2008
Kekerasan Pada Kepala

Akibat kekerasan pada Perdarahan subdural dan


kepala dapat berupa subarachnoid robekan
perdarahan sinus, bridging vein, arteri
epidural,subdural, dan basalis, atau berasal dari
subarachnoid, memar fokus konstusio/laserasi.
jaringan otak (kontusio), Perdarahan ini juga dapat
robekan (laserasi) atau terjadi spontan pada
hanya mungkin komosio sengatan matahari,
serebri leukimia, tumor, keracunan
Hematoma epidural CO dan penyakit infeksi
cedera a.Meningea Media tertentu meskipun jarang
dewasa, jarang terjadi terjadi
pada anak-anak atau orang
tua

8
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum: Sebuah Pengantar. Jakarta: 2008
KEKERASAN TAJAM
Luka Tusuk
Luka tusuk kekerasan tajam Jika luka tusuk dengan kedua
yang relatif tegak lurus sudut runcing senjata tajam
terhadap kulit bermata dua / bermata satu
Ukuran dalam luka > panjang dengan sudut masuk tertentu
luka Panjang luka dapat
Bila salah satu sudut lukanya menentukan lebar senajata
tumpul, maka luka tersebut maksimum yang masuk
pasti diakibatkan o/ senjata Penarikan senjata sambil
tajam bermata satu bagian diputar luka tidak berupa
sudut tumpul pasti diakibatkan lagi garis lurus
oleh punggung pisau
Jika luka tusuk dengan kedua
sudut tumpul senjata
berbentuk seperti pahat /
kampak

9
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum: Sebuah Pengantar. Jakarta: 2008
Luka Iris

Luka iris akibat Luka iris sering terlihat


kekerasan tajam dengan pada kasus bunun diri
arah kekerasan kurang dengan senjata tajam
lebih sejajar dengan berupa sayatan sejajar
kulit, berbentuk seperti di pergelangan tangan
garis dengan ukuran atau di leher
dalam luka lebih kecil
dari panjang luka
Kedua sudut luka yang
diakibatkan mata pisau
selalu runcing

10
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum: Sebuah Pengantar. Jakarta: 2008
Luka Bacok

Mirip dengan luka iris Sering ditemukan pada


tetapi dengan kedalaman kasus perkelahian
yang lebih besar sehingga Luka bacok pada sisi luar
ukuran dalam luka kurang lengan/pada tangan
lebih sama dengan luka tangkis
panjang luka Kasus bunuh diri area
Biasanya kedua sudut yang terjangkau dengan
luka runcing, kecuali bila tangan korban leher
senjata tajam berujung dada sebelah kiri,
tumpul/lengkung (clurit, pergelangan tangan dan
golok daging) perut

11
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum: Sebuah Pengantar. Jakarta: 2008
Kasus pembunuhan Senjata tajam diperiksa :
luka tidak selalu pada Sidik jari
daerah yang terjangkau Golongan (bercak) darah
pada tangan korban dan Adanya sel-sel alat dalam
baju korban dapat Serat tekstil / pakaian
tertembus/robek korban yang melekat pada
Terhadap robekan dapat senjata
di periksa adanya partikel
besi (senjata tajam)
dengan reaksi biru berlin
dan spektroskopi

12
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum: Sebuah Pengantar. Jakarta: 2008
PERBEDAAN LUKA TUMPUL DAN TAJAM

Trauma Tumpul Tajam


Bentuk luka Tidak teratur Teratur
Tepi luka Tidak rata Rata
Jembatan jaringan Ada Tidak ada
Rambut Tidak ikut terpotong Ikut terpotong
Dasar luka Tidak teratur Berupa garis / titik
Sekitar luka Luka lecet/ memar Tidak ada luka lain

13
Perlukaan / cedera kulit dan jaringan
bawah kulit
Perlukaan yang sering dikaitkan Luka terbuka, baik akibat
dengan penganiayaan : kekerasan tajam (vulnus
Memar akibat tamparan yang scissum) / kekerasan tumpul
kuat dengan meninggalkan (vulnus laceratum)
bekas telapak tangan keterjangkauan dan
Memar yang berbentuk keparahannya dapat
gambaran jari dan ibu jari menunjukkan apakah dibuat
sering nampak pada muka, o/ korban sendiri (self
lengan atas dan area bokong inflicted) atau o/ orang lain
Memar yang berbentuk garis, Bekas gigitan manusia
lengkungan atau lingkaran berbentuk bulan sabit
akibat benda-benda tumpul Luka bakar yang khas sebagai
seperti ikat pinggang, kabel, akibat dari sundutan rokok,
kain pembekap mulut dan setrika atau cairan panas yang
sebagainya terletak pada lokasi janggal

14
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum: Sebuah Pengantar. Jakarta: 2008
Perlukaan dan cedera patah tulang
Deformitas (patah tulang Kecederaan lama / baru
/ cerai sendi), rasa sakit perempuan tersebut
dan bengkak, sering mendapatkan
kelumpuhan serta kekerasan tumpul
kesulitan bergerak
kecelakaan / kesengajaan
Pemeriksaan yang dapat
dilakukan dengan
pemeriksaan radiologis /
foto rontgen
kecederaan lama / baru

15
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum: Sebuah Pengantar. Jakarta: 2008
DERAJAT PERLUKAAN

16
Kualifikasi Luka
1. Luka ringan / luka derajat I/ luka golongan C
Luka derajat I adalah keadaan tanpa luka atau luka
lecet/ memar kecil tersebut tidak berbahaya atau tidak
mengurangi fungsi alat tubuh tertentu.
Hukuman bagi pelakunya menurut KUHP pasal 352.
2. Luka sedang / luka derajat II / luka golongan B
Luka derajat II adalah apabila luka tersebut
menyebabkan penyakit atau menghalangi pekerjaan
korban untuk sementara waktu. Keadaan diantara luka
ringan dan luka berat.
Hukuman bagi pelakunya menurut KUHP pasal 351 ayat 1.
3. Luka berat / luka derajat III / luka golongan A
menurut KUHP pasal 90, yaitu:
Luka atau penyakit yang tidak dapat sembuh atau membawa
bahaya maut
Luka atau penyakit yang menghalangi pekerjaan korban
selamanya
Hilangnya salah satu panca indra korban
Cacat besar
Terganggunya daya pikir selama > 4 minggu
Gugur atau matinya janin dalam kandungan ibu
SISTEMATIKA PEMERIKSAAN PADA
KORBAN KEJAHATAN SEKSUAL

19
Fungsi penyelidikan ditujukan untuk
Menentukan ada/tidaknya tanda-tanda
persetubuhan
Menentukan ada/tidaknya tanda-tanda kekerasan
Memperkirakan umur
Menentukan pantas tidaknya korban untuk kawin

20
Menentukan ada/tidaknya tanda-tanda
persetubuhan
Persetubuhan : suatu peristiwa dimana alat
kelamin laki-laki masuk ke dalam alat kelamin
perempuan, sebagian seluruhnya dan dengan
atau tanpa terjadinya pancaran air mani
Tanda-tanda persetubuhan :
Tanda tidak pasti
terdapat robekan pada selaput dara menunjukkan adanya
benda (padat/kenyal) yang masuk
Tanda pasti
adanya ejakulasi (pancaran air mani) pada pemeriksaam
diharapkan ditemukan sperma di dalam liang vagina
21
Menentukan ada/tidaknya tanda-tanda
kekerasan
Kekerasan tidak selamanya meninggalkan luka
/bekas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
Penampang benda
Daerah yang terkena kekerasan
Kekuatan dari kekerasan itu sendiri
Adanya racun serta gejala-gejala akibat dari obat
bius / racun pada korban
Faktor waktu

22
Memperkirakan umur

Merupakan pekerjaan yang paling sulit, tidak ada satu


metode apapun yang dapat memastikan umur seseorang
dengan tepat.
Pada kasus kejahatan seksual dalam kasus perkosaan yang
dimaksud dalam KUHP pasal 285 atau yang tidak dilakukan
pada seorang yang dalam keadaan tidak berdaya (KUHP
pasal 286), penentuan umur atau perkiraan umur tidak
diharuskan
Perkiraan umur diperlukan untuk menentukan apakah
seseorang itu sudah dewasa (>21tahun), khususnya pada
kasus homoseksual atau lesbian.
Perkiraan umur juga diperlukan pada kasus dimana pasal
287 KUHP dapat dikenakan pada pelaku kejahatan

23
Menentukan pantas tidaknya korban untuk
kawin
Pengertian pantas tidaknya korban untuk
kawin tergantung dari :
Apakah korban telah siap untuk dibuahi yang
dimanifestasikan dengan sudah pernah
mengalami menstruasi
Pada UU perkawinan pasal 7 ayat 1 berbunyi :
Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah
mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah
mencapai umur 16 tahun

24
Yang perlu diketahui dalam kasus
kejahatan seksual
Sperma masih dapat diketemukan dalam keadaan bergerak dalam vagina
sampai 4-5 jam setelah persetubuhan
Pada orang yang hidup sperma masih dapat diketemukan (tidak bergerak)
sampai sekitar 24-36 jam setelah persetubuhan : sedangkan pada orang
yang sudah mati masih dapat diketemukan dalam vagina paling lama 7-8
hari setelah persetubuhan
Pada laki-laki yang sehat air mani yang keluar setiap ejakulasi sebanyak 2-5
ml, yang mengandung sekitar 60 juta sperma setiap milimeternya dan
sebanyak 90% dari jumlah tersebut dalam keadaan bergerak (motile)
Untuk menjaga keaslian barang bukti / korban, maka korban tidak
perkenankan untuk membersihkan diri atau mengganti pakaian; hal ini
dimaksudkan supaya bercak air mani atau mani yang ada tidak hilang,
demikian dengan bukti lain seperti bercak darah, rambut, pasir, dsb.
Korban harus diantar oleh petugas kepolisian/penyidik segera setelah
korban melapor pada polisi guna untuk memenuhi persyaratan yuridis
yang berlaku buat barang bukti

25
Untuk mencari bercak air mani yang mungkin tercecer di TKP ,
misal pada sprei atau kain maka barang-arang tersebut disinari
dengan cahaya UV, dimana bagian yang mengandung bercak mani
akan berfluoresensi putih, bagian ini harus diambil dibawa ke
laboratorium
Jika pelaku kejahatan segerea tertangkap tidak setelah kejadian
kepala glans penis harus diperiksa (mencari sel epitel vagina yang
menempel)
VeR yang baik harus mencakup dan menjelaskan ke-4 hal diatas
dengan disertai perkiraan waktu terjadinya persetubuhan
Dalam kesimpulan, dokter tidak akan dan tidak boleh
mencantumkan kata pemerkosaan oleh karena kata tersebut secara
yuridis dalam hal paksaan

26
Untuk mencegah hal-hal yang negatif, maka sewaktu
pemeriksaan dilakukan pemeriksa perlu didampingi
orang ketiga (juru rawat, polwan)
Robekan bari pada selaput dara dapat diketahui jika
daerah tersebut masih terlihat darah atau tampak
kemerahan. Letak robekan selaput dara pada
persetubuhan pada umunya di bagian belakang, letak
robekan dinyatakan sesuai dengan menurut angka
pada jam
Bite Marks atau bekas gigitan / jejas gigi sering
didapatkan pada tubuh kornan kejahatan seksual dan
pada korban kejahatan lainnya.

27
Bagan kejahatan seksual dalam kaitan dengan persetubuhan
yang dapat dikenakan hukuman

Persetubuhan

Dalam perkawinan
Diluar perkawinan
(pasal 288)

Dengan persetujuan Tanpa persetujuan


si perempuan si perempuan

Umur si perempuan Umur si perempuan Dengan kekerasan/ Si perempuan dalam


> 15 th (pasal 284) < 15 th (pasal 287) ancaman kekerasan keadaan pingsan/tidak
(pasal 285) berdaya (pasal 286)

28
Hasil pemeriksaan yang diharapkan
pada korban kejahatan seksual
Penyebab Hasil pemeriksaan yang diharapkan
Penetrasi Zaakar Robekan pada selaput dara
Luka-luka pada bibir kemaluan dan dinding
vagina
Ejakulasi Sperma di dalam vagina
Asam fosfatase, Kholin dan sperma di dalam
vagina
Kehamilan
Penyakit kulit GO
Sifilis

29
KEKERASAN DALAM RUMAH
TANGGA

30
Pengertian
Kekerasan terhadap perempuan
Segala bentuk tindak kekerasan berbasis gender yang
berakibat atau mungkin berakibat menyakiti secara fisik,
seksual, mental atau penderitaan terhadap perempuan,
termasuk ancaman dari tindakan tersebut, pemaksaan
atau perampasan semena-mena kebebasan baik yang
terjadi dilingkungan masyarakat maupun dalam
kehidupan pribadi (Deklarasi PBB tentang anti kekerasan
terhadap perempuan Pasal 1 tahun 1993)

31
Dampak KtP
Gangguan Fisik dan Mental
Gangguan Kesehatan Reproduksi
Kehamilan yang tidak diinginkan
Penularan melalui hubungan seksual
Komplikasi Kehamilan
Gangguan Emosi dan Perilaku
Penyalahgunaan obat dan alkohol
Depressi, stress pasca trauma

32
Kekerasan terhadap anak
Perlakuan dari orang dewasa atau anak yang
usianya lebih tua dengan menggunakan
kekuasaan atau otoritasnya, terhadap anak
yang tidak berdaya yang seharusnya berada
dibawah tanggung jawab dan atau
pengasuhnya
Kekerasan anak meliputi : Kekerasan fisik,
kekerasan seksual maupun kekerasan
emosional

33
UU No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga (PKDRT)
Pasal 21 :
1. Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada korban,
tenaga kesehatan harus :
a. Memeriksa kesehatan korban sesuai dengan standar
profesi
b. Membuat laporan tertulis hasil pemeriksaan thd
korban dan VER atas permintaan penyidik kepolisian
atau surat keterangan medis yg memiliki kekuatan
hukum yang sama sebagai alat bukti

2. Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan di sarana kesehatan milik pemerintah, pemda
atau masyarakat
34
Bentuk dan jenis kekerasan
Bentuk kekerasan dikategorikan dalam 5 kelompok
Kekerasan seksual
Kekerasan fisik
Kekerasan psikis
Gabungan 2 atau 3 gejala diatas
Penelantaran (pendidikan, gizi, emosional)
Berdasarkan tempat terjadinya
Kekerasan di dalam rumah tangga (domestik)
Kekerasan di tempat kerja atau sekolah
Kekerasan di daerah konflik/pengungsian
Kekerasan jalanan

35
Berdasarkan umur
Sebelum Lahir : akibat pukulan, tendangan atau
rudapaksa terhadap perut ibu hamil
Bayi : pembunuhan dan penelantaran bayi
Pra remaja : perkawinan dibawah umur,
penganiayaan fisik, seks, psikis, inses, prostitusi
Remaja dan dewasa : penganiayaan oleh teman
dekat, pemaksaan seks, inses, perkosaan, pelecehan
seks, prostitusi, perkosaan dalam perkawinan,
pembunuhan oleh pasangan, kekerasan terhadap
perempuan tidak mampu/pembantu, kawin paksa
Usia Lanjut : penganiayaan fisik, seks dan psikis

36
Tanda Pengenalan Korban Kekerasan
Korban Penganiayaan Fisik
Memar
Pada wajah, bibir/mulut, punggung, paha, betis, dsb
Terdapat memar/bilur baru atau sudah mulai
menyembuh
Corak-corak memar menunjukkan benda tertentu
Luka lecet & luka robek
Di mulut, bibir, mata, kuping, lengan, tangan, genitalia,
dsb
Luka gigitan manusia
Di bagian tubuh lain, terdapat luka baru atau berulang

37
Patah tulang
Setiap patah tulang pada anak < 3 tahun
Patah tulang baru dan lama ditemukan bersamaan
Patah tulang ganda/multiple
Paatah tulang spiral pada tulang-tulang panjang lengan & tungkai
Patah tulang pada kepala, rahang & hidung, serta patahnya gigi
Luka bakar
Bekas sundutan rokok
Luka bakar pada tangan, kaki atau bokong akibat kontak dengan benda panas
Bentuk luka yang khas sesuai dengan benda panas yang dipakai
Cedera Kepala
Hematoma subkutan dan atau subdural yang dapat dilihat pada foto rontgen
Bercak/area kebotakan akibat tertariknya rambut
Lain-lain
Dislokasio/lepas sendi bahu atau pinggul akibat tarikan
Tanda-tanda luka yang berulang 38
Tanda Kemungkinan Terjadinya
Penganiayaan Seksual
Adanya penyakit akibat hubungan seksual
Infeksi vagina rekuren pada anak < 12 tahun
Rasa nyeri, perdarahan dan atau discharge dari vagina
Gangguan dalam mengendalikan BAB/BAK
Kehamilan pada usia remaja
Cidera pada buah dada, bokong, perut bagian bawah, paha,
sekitar genital atau anal
Pakaian dalam robek dan atau ada bercak darah
Ditemukannya semen di sekitar mulut, genitalia, anus atau
pakaian
Rasa nyeri bila BAB atau BAK
Promiskuitas yang terlalu dini (praecox)

39
40
Korban datang ke polisi atau langsung ke
IGD/Poliklinik RS. Biasanya jika korban datang ke
polisi terlebih dahulu, polisi akan membuatkan Surat
Permintaan Visum (SPV) ke RS.
Korban dari IGD/Poliklinik kemudian dirujuk ke Pusat
Pelayanan Terpadu (PPT) RS untuk mendapatkan
pelayanan komprehensif termasuk medikolegal. Bila
korban telah membawa SPV dari polisi maka dokter
akan membuatkan visum. Jika tidak, maka hanya
akan dibuatkan Surat Keternagan Dokter atau hanya
dibuatkan rekam medic forensic jika diduga terkait
kasus pidana.

41
PEMERIKSAAN PADA KEKERASAN
SEKSUAL
Anamnesis:
Umur Waktu kejadian.
Status perkawinan. Tempat kejadian.
Haid : siklus, terakhir. Apakah korban melawan?
Penyakit kelamin dan Apakah korban pingsan?
kandungan. Apakah terjadi penetrasi
Penyakit lain seperti ayan dan ejakulasi?
dll.
Pernah bersetubuh? Waktu
persetubuhan terakhir?
Menggunakan kondom?
42
Periksa pakaian :
Robekan lama/baru /memanjang/melintang?
Kancing putus.
Bercak darah, sperma, lumpur dll.
Pakaian dalam rapih atau tidak?
Benda-benda yang menempel sebagai trace
evidence

43
Pemeriksaan badan - Umum :
Rambut / wajah rapi atau kusut.
Emosi tenang atau gelisah.
Tanda bekas pingsan, alkohol, narkotik. Ambil contoh
darah.
Tanda kekerasan : mulut, leher, pergelangan tangan,
lengan, paha bagian dalam, punggung.
Trace evidence yang menempel pada tubuh.
Perkembangan seks sekunder.
Tinggi dan berat badan.
Pemeriksaan rutin lainnya.

44
Genitalia :
Rambut kemaluan yang melekat jadi satu. Ambil, periksa
laboratorium.
Bercak sperma. Ambil, periksa lab.
Vulva : bekas kekerasan.Vulva : bekas kekerasan.
Bibir vagina : bekas kekerasan. Ambil bahan untuk lab.
Selaput dara.
Frenulum labia dan komisura posterior. Utuh atau tidak.
Vagina dan serviks : bila memungkinkan.
Tanda-tanda penyakit kelamin.

45
Alur pemeriksaan forensik klinik
Korban
+
Surat permintaan VeR

Dr. Umum, dr. Obgyn, dr. Bedah, dr. bid. Spesialis lain

Dokter forensik

VeR
46
VISUM ET REPERTUM PADA
KORBAN HIDUP

47
Peranan dan Fungsi
Visum et Repertum
Visum et repertum adalah salah satu bukti yg sah
sebagaimana tertulis dalam pasal 184 KUHAP.
Turut berperan dalam proses pembuktian suatu perkara
pidana terhadap kesehatan dan jiwa manusia
Menguraikan segala sesuatu tntg hasil pemeriksaan medik
yg tertuang di dalam pemberitaan, yg karenanya dpat
dianggap sebagai pengganti benda bukti
Memuat keterangan atau pendapat dokter mengenai hasil
pemeriksaan medik tsb yg tertuang di dalam bagian
kesimpulan.

48
Prosedur Permintaan VetR Korban
Hidup
1. Permohonan harus secara tertulis, tidak dibenarkan secara lisan
melalui telepon atau pos
2. Korban adalah barang bukti, maka permohonan surat Visum et
Repertum harus diserahkan sendiri oleh petugas kepolisian
bersama: korban, tersangka, atau barang bukti lain kepada
dokter
3. Tidak disarankan mengajukan permintaan Visum et Repertum
tentang sesuatu peristiwa yang telah lampau, mengingat rahasia
kedokteran
4. Permintaan diajukan kepada dokter ahli pemerintah sipil atau
ahli kedoteran kehakiman pemerintah sipil untuk korban yang
meninggal dunia

49
Pembuatan VeR
Untuk membuat VeR:
Korban harus datang diantar petugas
Surat permintaan VER ditanda tangani penyidik
Dokter pemeriksa mencocokkan nama tersebut
dalam surat dengan korban, bila tidak sesuai harap
dikembalikan kepada penyidik
Petugas pengantar menulis nama, pangkat dan
jabatan serta tanda tangan.

VeR dibuat berdasarkan keadaan yang


ditemukan saat permintaan diajukan.

50
ALUR PEMERIKSAAN
KORBAN PERKOSAAN
PENYIDIK POLRI KORBAN DOKTER

Surat SURAT KETERANGAN DOKTER


permintaan DOKTER +
visum et PENYIDIK POLRI
repertum
DOKTER
DOKTER FORENSIK

VISUM ET REPERTUM
(ALUR IDEAL PUSAT
VISUM ET REPERTUM PENANGANAN KEKERASAN PENYIDIK POLRI
TERPADU)
(ALUR NORMAL KUHP) VISUM ET REPERTUM
(ALUR DI LAPANGAN)
51
ALUR YANG DAPAT
DITEMPUH RELAWAN
KORBAN + RELAWAN (PENDAMPING) DOKTER SPESIALIS
FORENSIK & MEDIKOLEGAL

DOKTER :
PENYIDIK POLRI
OBTETRI-GINEKOLOGI
PSIKIATER
BIDANG SPESIALIS LAIN
UMUM

DOKTER SPESIALIS
FORENSIK & MEDIKOLEGAL
52
ALUR PEMERIKSAAN FORENSIK KLINIK
KORBAN + SURAT PERMINTAAN VISUM ET REPERTUM

Keterlibatan dokter forensik


DOKTER : dalam hal ini adalah di dalam
OBTETRI-GINEKOLOGI
pemeriksaan maupun
BEDAH
BIDANG SPESIALIS LAIN
pembuatan visum et
UMUM repertum, mengedit, agar
bahasa dalam pembuatan
visum et repertum dapat
dimengerti dan dipahami
DOKTER SPESIALIS oleh aparat penegak hukum
FORENSIK serta pihak penasehat
hukum

VISUM ET REPERTUM
53
Kasus Pemicu
PROJUSTITIA
Visum Et Repertum
Yang bertanda tangan di bawah ini, Lidya, dokter ahli kedokteran Forensik pada RSUD
Tarakan, Jakarta, menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari Kepolisian Resort
Polis Jakarta Barat No. Pol B/789/VR/XII/95/Serse tertanggal 7 Desember 2016, maka
pada tanggal tujuh desember duaribu enambelas, pukul delapan lewat tiga puluh
menit Waktu Indonesia bagian Barat, bertempat di RSUD Tarakan, telah melakukan
pemeriksaan atas korban :
Nama : .......
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 17 tahun
Kebangsaan : Indonesia
Agama : ..............
Pekerjaan :..................
Alamat :..................

54
Hasil Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Luar
- Korban ditemukan dalam keadaan tidak sadar dan tidak berpakaian lengkap di
kamar sebuah losmen
- Ditemukan robekan baru pada selaput dara
2. Hasil Pemeriksaan Dalam -

Kesimpulan
Korban merupakan korban persetubuhan pada saat pingsan.

Demikianlah saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya


yang sebaik-baiknya mengingat sumpa sesuai dengan KUHAP
Dokter yang memeriksa,

dr.Lidya NIP xxxxxx

55
TOKSIKOLOGI ALKOHOL DAN
NARKOTIKA

56
Keracunan
Racun: bahan/zat yang dalam jumlah
relatif kecil bila masuk ke dalam tubuh
akam menimbulkan reaksi
biokimia/patofisiologik yang akan
menyebabkan penyakit dan/atau
kematian.
Dipengaruhi dosis, cara pemberian,
bentuk fisik dan susunan kimia,
kepekaan korban
Dapat terjadi secara:
Disengaja
Oleh orang lain pembunuhan
Oleh diri sendiri bunuh diri
Tidak disengaja/kebetulan/kecelakaan
57
Diagnosis Keracunan
Anamnesa (auto/allo)
Gejala khas yang muncul pada korban (lih. tabel)
Ditemukannya barang bukti racun di TKP
Kematian mendadak tanpa penyebab jelas
Pemeriksaan toksikologi: ditemukannya racun
atau metabolitnya dalam jumlah yang cukup di
dalam tubuh korban
Penemuan khas saat autopsi (lih. tabel)

58
Kontak dengan racun: PO, parenteral,
inhalasi, perkutan, menimbulkan gejala:
Gejala Racun Penyakit
CO, CO2, alkohol, narkotika Depresi, meningitis, tumor
Sakit kepala
basa otak, hipertensi, migraim
Garam logam berat, racun
Muntah, pusing, sakit perut Gastritis, enteritis, uremia
makanan
Alkohol, hipnotika, sedativa,
Gangguan kesadaran koma CVD, eklamsi/uremia
CO
Opium, morfin, pilokarpin,
Miopia Penyakit SSP
organofosfat
Midriasis Belladona, alkohol, aconitin Syok, koma
Belladona, alkohol,
Delirium Penyakit jiwa, psikosa
hashis, LSD
Strichnin, ergotamin, garam
Kejang-kejang Uremia, eklamsi, tetanus
ammonium
Anilin, nitrit, fenasetin, Bronkopneumonia, COPD,
Sianosis
parakuat penyakit jantung 59
Kecurigaan keracunan saat autopsi:
PERUBAHAN WARNA CURIGA

Sangat pucat/hampir
Anemia, hemolisa IV, racun hemolitik
tidak ada
Lebam mayat
Merah terang CO, CN
Kelabu-sianotik Racun pembentuk Met-Hb
Kuning difus Ikterus karena racun
Warna kulit
Coklat difus Hematinemia (keracunan sabun)
Chrom, metasystox, der nitro KH aromatik(dinitrobenzol,
Kuning
trinitrotoluol), as sulfat

Korosif As mineral, asetat, basa: garam perak, sublimat, KMnO4


Warna saluran
cerna (difus) Warna khas pada Keracunan zat pewarna
muntahan
Hijau Pestisida mengandung arsen
Insektisida mengandung Hg, thalium/fluor, fosfor-
Biru, violet, merah 60
hidrogen
BAU TERTENTU (isi lambung atau otak)
Aromatis Alkohol, pelarut, ether, lysol, insektisida khas
Seperti
Nitrobenzol, HCN, sianida
amandel
Seperti
Senyawa fosfor, selen, telur
bawang

61
Pengambilan Sampel
Pada orang hidup
Secepatnya
Jenis dan jumlah tergantung dugaan racun dan
cara masuknya
Secara umum: seluruh urin, seluruh
muntahan/bilas lambung , 20-50cc darah
Curiga logam berat tambahkan rambut dan
tinja
Dikemas terpisah tanpa pengawet, dimasukkan ke
kotak tertutup dan dilabel
Sertakan bahan temuan di TKP sbg pembanding
Dibuatkan berita acara dan keterangan klinik
Jika pengiriman butuh waktu lama daraf
diawetkan dengan NaF, urin dengan Na benzoat,
dan organ dengan alkohol absolut
Contoh pengawet disertakan sbg pembanding

62
Pengambilan Sampel
Pada orang mati
Seperti pada orang hidup
Sebagian jaringan organ:
Dugaan insektisida hati 100 g
Dugaan morfin seluruh empedu
Dugaan Na nitrit darah diencerkan 1:5 u/ pemeriksaan
metHb
Disertakan hasil autopsi
Mayat dari kuburan
Organ tertentu dan isi lambung
Tanah di bawah lambung
Tanah sekitar makam sebagai pembanding

63
Bila jumlah zat tidak dapat
ditentukan, kematian karena racun
dapat diduga dari:
Mati mendadak/mati tanpa sebab
jelas
Anamnesis: kontak dengan zat yang
dicurigai
Gejala sesuai dugaan racun
orang=-orang yang berhubungan
dengan obat/racun
Korban mati lebih dari 1 orang dengan
gejala sesuai
Tidak ada trauma, dugaan bunuh diri,
dll
64
Negative False
Racun sudah dimetabolisme atau diekskresi
Racun hilang/rusak karena perubahan pasca
mati
Tidak dapat ditentukan dengan metode yang
dipakai
Racun tidak ditemukan di dalam sample
Dugaan racun yang salah sehingga tidak
tercakup dalam pemeriksaan toksikologi
65

Anda mungkin juga menyukai