Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN KASUS

SEORANG ANAK LAKI-LAKI, USIA 1 TAHUN DENGAN


ASMA BRONKHIAL EPISODIK JARANG SERANGAN SEDANG
DAN BRONKOPNEUMONIA

Pembimbing : Letkol CKM dr. Roedi Djatmiko, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RST dr. Soedjono


Magelang

MARGARETH SILAEN
112.0221.179
Identitas Pasien
Nama : An. M. Fachri
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 1 tahun
Alamat : Jl.Semangka 3 05/04 Kalinegoro
Agama : Islam

Masuk di IGD RST : 10 Februari 2014 pukul 11.20


KU : sesak nafas

RPS : Pasien datang dengan keluhan sesak nafas


sejak td malam, sesak timbul terutama jika terpapar
udara dingin. Semakin berat pada pagi hari. Orangtua
pasien menyangkal kalau anaknya memiliki riwayat
asma. Dalam 1 tahun terakhir pasien mengalami
sesak sebanyak 2 kali. orang tua sering
mendengarkan suara mengi bersamaan dengan
sesak nafas. Biasanya sesak menghilang dengan
istirahat.
SUBJEKTIF
Keluhan Tambahan :
- Demam sejak 2 hari SMRS, naik-turun, turun bila diberi paracetamol, dan
lebih tinggi pada malam hari
- Batuk berdahak (+), dahak berwarna putih bening, tidak banyak dan tidak
kental serta susah dikeluarkan sejak 4 hari SMRS
- Pilek (+) sejak 4 hari SMRS
- Mual (-)
- Muntah (-)
- Nyeri perut (-)
- Kejang (-)
- BAB cair sejak 2 hari lalu, 1x/hari, ada ampas, lendir (-), darah (-). Namun
sejak tadi malam belum BAB.
- BAK (+)
- Nafsu makan dan minum menurun
- Nyeri saat menelan (-)
SUBJEKTIF
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat sesak sebelumnya (+) terutam saat udara dingin,


sering muncul dalam 8 bulan terakhir sebanyak 3 kali.
Riwayat alergi sebelumnya (-), tidak ada riwayat batuk lama
dan demam terus-menerus dan tidak ada kontak dengan
penderita batuk lama, riwayat kejang (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :

Penyakit asma dalam keluarga disangkal, TB paru disangkal, riw.


Alergi disangkal
Pengasuh mengalami batuk 1 minggu
SUBJEKTIF

Riwayat pengobatan : -

Riwayat imunisasi : imunisasi lengkap

Riwayat persalinan : Selama mengandung pasien,


ibu pasien kontrol ke bidan secara teratur. Pasien
dikandung cukup bulan, lahir spontan ditolong oleh
dokter di rumah sakit. Berat badan lahir pasien 3000
gram. Setelah lahir pasien langsung menangis
spontan, kulit kemerahan dan tidak ada kelainan

Riwayat ASI : ASI sampai usia 6 bulan


Thorax : simetris, retraksi dinding
dada (+)
Keadaan Umum: tampak sesak
Jantung : IC tidak terlihat dan
Kesadaran : GCS 15, CM
tidak teraba, S1 > S2, reguler,
Vital Sign
Nadi : 136 x/menit murmur (-), gallop (-)
Pernapasan : 40 x/menit Paru : ekspirasi memanjang,
Suhu : 38 0C vesikuler +/+, Rh basah nyaring
BB : 10,7 Kg +/+, Wh +/+
OBJEKTIF
Kepala - leher : Abdomen : soefl, BU (+), hepar
a/i/c/d : -/-/-/+ dan lien tidak teraba, nyeri tekan
Nafas cuping hidung (+) (-), timpani
KGB dbn, Tonsil & Faring
tidak hiperemis Ekstremitas : Edema (-), akral
Lidah kotor (-)
hangat (+), capillary refill < 2detik,
sianosis (-).
Daftar Masalah

Dari anamnesis
1. Sesak nafas, terutama jika terpapar udara dingin. Semakin
memberat pada pagi hari.
2. Bunyi mengi
3. Demam sejak 2 hari SMRS
4. Batuk berdahak sejak 4 hari SMRS
5. Pilek sejak 4 hari SMRS
6. Nafsu makan/minum menurun
7. Riwayat sesak sebelumnya 8 bulan terakhir SMRS
OBJEKTIF
8. Pengasuh batuk 1 minggu

Dari pemeriksaan fisik :


9. Tampak sesak, dispneu
10. Suhu : 38 C
11. Nadi 136 x/menit
12. RR 40 x/menit
13. Nafas cuping hidung
14. Retraksi dinding dada
15. Ekspirasi memanjang
16. Ronkhi basah nyaring +/+, wheezing +/+
ASSESMENT

- Dispneu ec asma bronkial


- ISPA

Planning Diagnostik
OBJEKTIF
Darah lengkap, Urin lengkap
Elektrolit
Thorax foto PA view
IgE dan Eosinofil
Peak flow dan spirometri
Analisa gas darah
Terapi suportif :
1. IFVD KAEN 3B 1000 cc/24 jam
2. O2 2L/mnt
Terapi kausatif :
1. Inj.Cefotaxime 3 x 1/3 gr,
2. Fartolin (Salbutamol Nebulizer) 3 x 1,5 ml + NaCl 0,9% 1
ml
Terapi simtomatis:
1. Metamizole Na (Norages) 3 x 100 mg (iv),
2. Ranitidin (Zantadin) 2 x ampul (iv),
3. Dexametason (Kalmetasone) 3 x ampul
4. Ambroxol drops 3 x 1 ml
5. Sanmol syr 3 x 125 mg

Diet : BSTIK, TKTP 1100 kkal, protein 25 gr


Planning Monitoring :
Kesadaran
Tanda vital (TD, nadi, pernafasan, suhu)
Pemeriksaan fisik
Saturasi oksigen
Efek samping obat
Tanggal S O A P

11-02-14, Sesak (+), KU : tampak sedikit sesak Dispneu e.c : Planning diagnostik :
05.30 batuk Kesadaran : GCS 15, CM Asma PDL
WIB, berdahak Nadi : 126 x/mnt bronkial UL
hari ke-3 RR : 34 x/mnt episodik Ro thorax PA view
(+),
Suhu : 36 0C jarang Planning terapi :
pilek (-), serangan - KAEN 3B 1000
demam (-), K/L : a/i/c/d : -/-/-/- berat cc/24 jam
pusing (-), Nafas cuping hidung (-) Bronkopneu - Inj.Cefotaxime 3 x
mual (-), KGB dbn, Tonsil & Faring monia 1/3 gr,
muntah (-), tidak hiperemis ISPA - Fartolin 3 x 1,5 ml +
nyeri perut Lidah kotor (-) NaCl 0,9% 1 ml
(-), - Inj. Norages 3 x 100
Thorax : simetris, retraksi mg,
nyeri telan
(+) - Inj. Zantadin 2 x
(-), Cor : S1>S2, reguler, ampul,
makan / murmur (-) - Inj. Kalmetasone 3 x
minum <<, Pulmo : ekspirasi ampul
BAB (+), memanjang, sdv +/+, rh +/+, Diet : BSTIK, TKTP
diare (-), wh+/+ 1100 kkal, protein 25 gr
BAK (+).
Abdomen : soefl, BU (+), Planning mon :
hepar dan lien tidak teraba, - Kesadaran
nyeri tekan (-), timpani - Tanda vital (TD,
nadi, pernafasan,
Ekstremitas : Edema (-), suhu)
Hasil pemeriksaan laboratorium (11 Februari 2014)

Jenis Pemeriksaan Hasil


WBC 11,2.109/L
LYM% 20,0%
MON% 5,3 %
GRAN% 51,7 %
LYM# 1,8.109/L
MON# 0,5.109/L
GRAN# 6,6.109/L
RBC 3,97.1012/L
HGB 11,1 g/dl
HCT 34,2 % ()
MCV 79,0 fL ()
MCH 25,9 pg ()
MCHC 32,6 g/dL
RDW 13,0%
PLT 224.109/L
MPV 8,2 fL
PDW 11,8 %
PCT 0,27%
Tanggal S O A P

12-02-14, Sesak (+), KU : tampak sedikit Dispneu e.c : Planning diagn: -


05.30 batuk sesak Asma Planning terapi :
WIB, berdahak (+), Kesadaran : GCS 15, CM bronkial - KAEN 3B 1000 cc/24
hari ke-4 Nadi : 120 x/mnt episodik jam
pilek (-),
RR : 32 x/mnt jarang - Inj.Cefotaxime 3 x
demam td Suhu : 37,8 0C serangan 1/3 gr,
malam (+), berat - Fartolin 3 x 1,5 ml +
pusing (-), K/L : a/i/c/d : -/-/-/- Bronkopen NaCl 0,9% 1 ml
mual (-), Nafas cuping hidung (-) umonia - Inj. Norages 3 x 100
muntah (-), KGB dbn, Tonsil & ISPA mg,
nyeri perut (-), Faring tidak hiperemis - Inj. Zantadin 2 x
nyeri telan (-), Lidah kotor (-) ampul,
- Inj. Kalmetasone 3 x
makan /
Thorax : simetris, ampul
minum <<, retraksi (+) - Sanmol 3 x 125 mg
BAB (+), diare Cor : S1>S2, reguler, Diet : BSTIK, TKTP 1100
(-), murmur (-) kkal, protein 25 gr
BAK (+). Pulmo : ekspirasi
memanjang, sdv +/+, rh Planning mon :
+/+, wh+/+ - Kesadaran
- Tanda vital (TD,
Abdomen : soefl, BU (+), nadi, pernafasan,
hepar dan lien tidak suhu)
teraba, nyeri tekan (-), - Pemeriksaan fisik
timpani - Saturasi oksigen
Ro thorax PA view
Tanggal S O A P

13-02-14, Sesak (+), KU : tampak sedikit Dispneu e.c : Planning diagn: -


05.30 batuk sesak Asma Planning terapi :
WIB, berdahak (+), Kesadaran : GCS 15, CM bronkial - KAEN 3B 1000 cc/24
hari ke-5 Nadi : 110 x/mnt episodik jam
pilek (-),
RR : 30 x/mnt jarang - Inj.Cefotaxime 3 x
Demam sudah Suhu : 37,3 0C serangan 0,3 gr,
mulai turun berat - Fartolin 3 x 1,5 ml +
pusing (-), K/L : a/i/c/d : -/-/-/- Bronkopen NaCl 0,9% 1 ml
mual (-), Nafas cuping hidung (-) umonia - Inj. Norages 3 x 100
muntah (-), KGB dbn, Tonsil & mg,
nyeri perut (-), Faring tidak hiperemis - Inj. Zantadin 2 x
nyeri telan (-), Lidah kotor (-) ampul,
- Inj. Kalmetasone 3 x
makan /
Thorax : simetris, ampul
minum <<, retraksi (+) - Sanmol 3 x 125 mg
BAB (+), diare Cor : S1>S2, reguler, Diet : BSTIK, TKTP 1100
(-), murmur (-) kkal, protein 25 gr
BAK (+). Pulmo : ekspirasi
memanjang, sdv +/+, rh Planning mon :
+/+, wh+/+ - Kesadaran
- Tanda vital (TD,
Abdomen : soefl, BU (+), nadi, pernafasan,
hepar dan lien tidak suhu)
teraba, nyeri tekan (-), - Pemeriksaan fisik
timpani - Saturasi oksigen
Tanggal S O A P

14-02-14, Sesak (+), KU : tampak sesak Dispneu e.c : Planning diagn: -


05.30 batuk Kesadaran : GCS 15, CM Asma Planning terapi :
WIB, berdahak (+), Nadi : 105 x/mnt bronkial - Azomax 1 x 100 mg
hari ke-6 RR : 28 x/mnt episodik - Ambroxol drops 3 x
pilek (-),
Suhu : 36,8 0C jarang 1 ml
Demam sudah serangan - Sanmol syr 3 x 125
mulai turun K/L : a/i/c/d : -/-/-/- berat mg (prn)
pusing (-), Nafas cuping hidung (-) bronkopen - Fartolin 3 x 1,5 ml +
mual (-), KGB dbn, Tonsil & umonia NaCl 0,9% 1 ml
muntah (-), Faring tidak hiperemis
nyeri perut (-), Lidah kotor (-) Diet : BSTIK, TKTP 1100
nyeri telan (-), kkal, protein 25 gr
Thorax : simetris,
makan /
retraksi (+) Planning mon :
minum <<, Cor : S1>S2, reguler, - Kesadaran
BAB (+), diare murmur (-) - Tanda vital (TD,
(-), Pulmo : ekspirasi nadi, pernafasan,
BAK (+). memanjang, sdv +/+, rh suhu)
+/+, wh minimal +/+ - Pemeriksaan fisik
- Saturasi oksigen
Abdomen : soefl, BU (+), - Efek samping obat
hepar dan lien tidak
teraba, nyeri tekan (-),
timpani
Tanggal S O A P

15-02-14, Sesak (+), KU : membaik Asma Planning diagn: -


05.30 batuk Kesadaran : GCS 15, CM bronkial Planning terapi :
WIB, berdahak (+), Nadi : 100x/mnt - Azomax 1 x 100 mg
hari ke-7 RR : 24 x/mnt - Ambroxol drops 3 x 1
dahak sudah
Suhu : 36,0 0C ml
mulai bisa - Sanmol syr 3 x 125
dikeluarkan K/L : a/i/c/d : -/-/-/- mg (prn)
pilek (-), Nafas cuping hidung (-)
demam (-), KGB dbn, Tonsil & Faring Diet : BSTIK, TKTP 1100
pusing (-), tidak hiperemis kkal, protein 25 gr
mual (-), Lidah kotor (-)
muntah (-), Planning mon :
Thorax : simetris, retraksi (-) - Kesadaran
nyeri perut (-),
Cor : S1>S2, reguler, murmur - Tanda vital (TD, nadi,
nyeri telan (-), (-) pernafasan, suhu)
makan / Pulmo : sdv +/+, rh -/-, wh - Pemeriksaan fisik
minum +, minimal +/+ - Saturasi oksigen
BAB (+), diare - Efek samping obat
(-), Abdomen : soefl, BU (+),
BAK (+). hepar dan lien tidak teraba,
nyeri tekan (-), timpani

Ekstremitas : Edema (-), akral


hangat (+), capillary refill <
2detik, sianosis (-)
Tanggal S O A P

16-02-14, Sesak (-), KU : membaik Asma Planning diagn: -


05.30 batuk kadang2 Kesadaran : GCS 15, CM bronkial Planning terapi :
WIB, (+), Nadi : 84x/mnt - Azomax 1 x 100 mg
hari ke-8 RR : 24 x/mnt - Ambroxol drops 3 x 1
pilek (-),
Suhu : 36,0 0C ml
demam (-), - Sanmol syr 3 x 125
pusing (-), K/L : a/i/c/d : -/-/-/- mg (prn)
mual (-), Nafas cuping hidung (-)
muntah (-), KGB dbn, Tonsil & Faring Diet : BSTIK, TKTP 1100
nyeri perut (-), tidak hiperemis kkal, protein 25 gr
nyeri telan (-), Lidah kotor (-)
makan / Planning mon :
Thorax : simetris, retraksi (-) - Kesadaran
minum +,
Cor : S1>S2, reguler, murmur - Tanda vital (TD, nadi,
BAB (+), diare (-) pernafasan, suhu)
(-), Pulmo : sdv +/+, rh +/+, wh - Pemeriksaan fisik
BAK (+). minimal +/+ - Saturasi oksigen
- Efek samping obat
Abdomen : soefl, BU (+),
hepar dan lien tidak teraba,
nyeri tekan (-), timpani

Ekstremitas : Edema (-), akral


hangat (+), capillary refill <
2detik, sianosis (-)
Karena kondisinya sudah membaik, siang
harinya pasien diperbolehkan pulang. Obat
pulang :
Azomax 1 x 100 mg
Ambroxol drops 3 x 1 ml
Puyer : salbutamol 1 mg + metilprednisolon 1
mg, DMP 5 mg (3 x 1)
ASMA BRONKHIAL
EPISODIK JARANG
SERANGAN SEDANG DAN
BRONKOPNEUMONIA

DIAGNOSIS AKHIR
PEMBAHASAN
ASMA BRONKIAL
Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi IDAI pada tahun 2004

mengi berulang dan/atau batuk persisten dengan karakteristik : timbul secara


episodik, cenderung pada malam / dini hari (nokturnal), musiman, setelah
aktifitas fisik serta terdapat riwayat asma atau atopi lain pada pasien
dan/atau keluarganya.

Pembahasan : dari anamnesis, menurut orang tua pasien, pasien sering sesak dan
batuk terutama pada pagi hari, jika terpapar udara dingin. Dalam 1 tahun terakhir
pasien mengalami sesak sebanyak 2 kali orang tua sering mendengarkan suara
mengi bersamaan dengan sesak nafas. Biasanya sesak menghilang dengan istirahat.
EPIDEMIOLOGI

laporan National Center for Health


Statistics atau NCHS (2003)

serangan asma pada anak usia 0-17 tahun adalah 57


per 1000 anak (jumlah anak 4,2 juta)

laporan NCHS (2000) terdapat 4487 kematian


akibat asma atau 1,6 per 100 ribu populasi.
ETIOLOGI
Faktor Genetik Faktor Lingkungan
Hiperreaktivitas Alergen dalam ruangan (tungau, debu rumah,
kucing, jamur)
Atopi/alergi bronkus Alergen di luar ruangan
Faktor yang memodifikasi penyakit Makanan (bahan penyedap, pengawet, pewarna
genetik makanan, kacang, makanan laut, susu sapi, telur,
kacang)
Jenis kelamin (anak laki-laki sampai usia Obat-obatan tertentu (misalnya golongan aspirin,
10 tahun 1,5 - 2 kali lipat anak NSAID, beta-blocker dll)
perempuan)
Ras/etnik (pada ras kulit hitam lebih Perubahan cuaca
tinggi daripada kulit putih)
Exercise induced asthma, mereka yang kambuh
asmanya ketika melakukan aktivitas tertentu
Polusi udara di luar dan di dalam ruangan
Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
FAKTOR YANG MEMICU TERJADINYA ASMA

Hiperaktivitas bronkus obstruksi

Faktor Genetik

Sensitisasi inflamasi Gejala Asma

Faktor Lingkungan

Pemicu Pemacu Pencetus


(inducer) (enhancer) (trigger)
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
Tanda klinis serangan asma terkait dengan patofisiologi
serangan asma. Hal ini berupa antara lain :

1. Batuk persisten, khususnya pada malam hari atau dini hari


2. Bunyi mengi berulang
3. Sesak nafas
4. Rasa tertekan pada dada
5. Hiperkapnia dan asidosis metabolik
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
analisis gas darah (AGD)
foto rontgen thoraks gambaran hiperaerasi, diameter
anterior-posterior bertambah, costae mendatar, sela
antar costae yang melebar dan diafragma tertekan ke
bawah.
uji fungsi paru
pemeriksaan IgE dan eusinofil total
pemeriksaan uji provokasi dengan histamin atau
metakolin
DIAGNOSIS BANDING (Mengi)
Bronkiolitis
Wheezing yang berkaitan dengan batuk
dan pilek
Pneumonia
Benda asing
DERAJAT PENYAKIT ASMA
Parameter klinis Asma episodic jarang Asma episodic sering Asma persisten
Kebutuhan obat, (asma ringan) (asma sedang) (asma berat)
dan faal paru
1.Frekuensi serangan 3-4x /1tahun 1x/bulan 1/bulan
2.Lama serangan <1 minggu 1 minggu Hampirsepanjang tahun,
tidak ada remisi
3.Intensitas serangan Ringan Sedang Berat
4.diantara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam
5.Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu
<3x/minggu >3x/minggu
6.Pemeriksaan fisis Normal, tidak Mungkin terganggu Tidak pernah normal
diluar serangan ditemukan kelainan (ditemukan kelainan)
7.Obat pengendali Tidak perlu Perlu, non steroid/ Perlu, steroid inhalasi
steroid inhalasi dosis Dosis 400 g/hari
100-200 g
8.Uji faal paru PEF/FEV1 >80% PEF/FEV1 60-80% PEF/FEV1 < 60%
(di luar serangan) Variabilitas 20-30%
9.Variabilitas faal paru 20% 30% 50%
(bila ada serangan)
Gejala dan Tanda Derajat Serangan Akut Keadaan
Ringan Sedang Berat Mengancam
Jiwa
Sesak napas Berjalan Berbicara Istirahat
Posisi Bisa berbaring > Suka Duduk Duduk
membungkuk

Cara berbicara kalimat Penggal kalimat Kata-kata

Kesadaran Mungkin Gelisah Gelisah bingung,


gelisah kesadaran
menurun

Frekuensi napas Takipneu Takipneu Takipneu Turun


Nadi Normal Takikardi Takikardi Bradikardi
Pulsus paradoksus < 10 mmHg 10-20 mmHg > 20 mmHg Otot lelah
Otot bantu napas - + + Torakoabdominal
dan retraksi paradoksal
suprasternal

Mengi Akhir ekspirasi Ekspirasi dan Terdengar Suli, Silent Chest


paksa inspirasi tanpa
stetoskop
APE > 60% 40-60% < 40%

PaO2 > 80 mmHg 80-60 mmHg < 60 mmHg

PaCO2 < 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg

SaO2 > 95% 91-95% `< 90%


PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
1. obat pereda (reliever) bronkodilator,
antikolinergik, kortikosteroid
2. Obat pengendali (controller) Inhalasi
glukokortikosteroid, Leukotriene Receptor
Antagonist (LTRA), Long acting 2 Agonist (LABA),
Teofilin lepas lambat

Suportif terapi oksigen, terapi cairan , Campuran


Helium dan oksigen
OBAT INHALASI
No. Nama Generik Sediaan Dosis Nebulasi
1. Agonis
Fenoterol Solution 0,1% 5-10 tetes
Salbutamol Nebule 2,5 mg 1 nebule
Terbutalin Respule 2,5 mg 1 respule

2. Antikolinergik
Ipatropium Solution > 6 tahun: 8-20 tetes
Bromida 0,025% < 6 tahun: 4-10 tetes

3. Steroid
Budesonide Respule
STEROID UNTUK SERANGAN ASMA
No. Nama Generik Sediaan Dosis
1. Steroid Oral
Prednisolon Tab 4 mg 1-2 mg/kgBB/hari, tiap 6 jam
Prednison Tab 5 mg 1-2 mg/kgBB/hari, tiap 6 jam
Triamsinolon Tab 4 mg 1-2 mg/kgBB/hari, tiap 6 jam

2. Steroid Injeksi
Metilprednisolon Vial 500 mg 30 mg/kgBB dalam 30 menit
Hidrokortison Vial 100 mg 4 mg/kgBB tiap 6 jam
Deksametason Ampul 4 mg 0,5-1 mg/kgBB tiap 6-8 jam
Betametason Ampul 4 mg 0,05-0,1 mg/kgBB tiap 6 jam
UMUR ALAT INHALASI

< 2 tahun Nebuliser, Aerochamber, babyhaler

2-4 tahun Nebuliser, Aerochamber, babyhaler


Alat Hirupan (MDI/ Metered Dose Inhaler) dengan alat perenggang
(spacer)

5-8 tahun Nebuliser


MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler, Diskhaler, Rotahaler, Turbuhaler)

>8 tahun Nebuliser


MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
KOMPLIKASI

emfisema
perubahan bentuk toraks (pigeon chest)
Atelektasis
Bronkiektasis
bronkopneumonia.
status asmatikus,
kematian,
kegagalan pernafasan, dan kegagalan jantung.
PROGNOSIS
Prognosis jangka panjang asma pada anak umumnya baik..
50% asma episodik jarang sudah menghilang pada umur 0-
14 tahun dan hanya 15% yang menjadi asma kronik pada
umur 21 tahun.
20% asma episodik sering sudah tidak timbul pada masa akil
bali, 60% tetap sebagai asma episodik sering dan sisanya
sebagai asma episodik jarang.
Hanya 5% dari asma kronik/persisten yang dapat menghilang
pada umur 21 tahun, 20% menjadi asma episodik sering,
hampir 60% tetap menjadi asma kronik/persisten, dan
sisanya menjadi asma episodik jarang.

Secara keseluruhan, dapat dikatakan 70-80% asma anak bila


diikuti sampai umur 21 tahun asmanya sudah menghilang
BRONKOPNEUMONIA

Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang


disebabkan oleh bermacam-macam etiologi jamur dan
seperti bakteri, virus, dan benda asing( Ngastiyah,2005).
Bronkopneumonia adalah bronkolius terminal yang
tersumbat oleh eksudat, kemudian menjadi bagian yang
terkonsolidasi atau membentuk gabungan di dekat
lobules, disebut juga pneumonia lobaris.
Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30%
pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan resiko
kematian yang tinggi, sedangkan di Amerika pneumonia
menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit infeksi pada
anak di bawah umur 2 tahun.

EPIDEMIOLOGI

Pasien berusia 1 tahun, termasuk ke dalam


usia dengan epidemiologi insiden kesakitan
dan kematian tertinggi pada anak karena
penyakit bronkopneumonia.
PATOFISIOLOGI

Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian


atas yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophilus
influenza atau karena aspirasi makanan dan minuman. Dari saluran
pernafasan dengan gambaran sebagai berikut:
1. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu
dilatasi pembuluh darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara
kapiler dan alveoli
2. Ekspansi kuman melaui pembuluh darah kemudian masuk kedalam
saluran pencernaan dam menginfeksinya mengakibatkan terjadinya
peningkatan flora normal dalam usus, peristaltic meningkat akibat usus
mengalami malabsorbsi
dan kemudian terjadilah diare yang beresiko terhadap gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
MANIFESTASI KLINIK
TEORI : Didahului oleh infeksit traktus respiratoris bagian atas selama beberapa hari
: Demam mendadak (T= 39-40 C), kadang disertai kejang. Gelisah, dispenia
pernafasan cepat dan dangkal disertai NCH (+), serta sianosis sekitar hidung dan
mulut, kadang juga disertai muntah.
Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit tapi setelah
beberapa hari mula-mula kering kemudian menjadi produktif.
Pemeriksaan fisik : RR , NCH (+), Sianosis sekitar hidung, Pada perkusi sering
tidak ditemukan kelainan dan pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronchi
basah nyaring halus dan sedang.

hari ke-2 di RS pasien tampak sesak


IGD mengalami dengan pola pernapasan yang cepat
keluhan ISPA yaitu dan dangkal. Pada pemeriksaan fisik
diperoleh peningkatan frekuensi
berupa batuk sejak 4 pernapasan dengan dan denyut nadi,
hari SMRS. Pilek (+), terdapat nafas cuping hidung, retreaksi
suhu 38 C. suprasternal, ekspirasi memanjang,
serta pada auskultasi terdapat suara
rhonki basah nyaring pada lapang paru.
DIAGNOSIS

PX PENUNJANG
PEMERIKSAAN
ANAMNESA (LAB DARAH,
FISIK
RONGEN THORAX)

Oleh karena itu WHO mengajukan pedoman diagnosa dan tata


laksana:
Bronkopneumonia sangat berat :
Bila terjadi sianosis sentral dan anak tidak sanggup minum,maka
anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
Bronkopneumonia berat :
Bila dijumpai adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup
minum,maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi
antibiotika.
DIAGNOSIS
Bukan bronkopenumonia
Hanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti diatas,
tidak perlu dirawat dan tidak perlu diberi antibiotika. Diagnosis
pasti dilakukan dengan identifikasi kuman penyebab:
1. kultur sputum atau bilasan cairan lambung
2. kultur nasofaring atau kultur tenggorokan (throat swab),
terutama viru
3. deteksi antigen bakteri
Bronkopneumonia :
Bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang
cepat :
> 60 x/menit pada anak usia < 2 bulan
> 50 x/menit pada anak usia 2 bulan 1 tahun
> 40 x/menit pada anak usia 1-5 tahun
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah : Bronkopneumonia oleh bakteri akan
terjadi leukositosis (meningkatnya jumlah neutrofil) Pada
pasien ini dilakukan pemeriksaan darah lengkap 1x yaitu
pada tanggal 10 Februari 2014 dengan hasil leukositosis.
b. Pemeriksaan sputum : untuk mendeteksi agen infeksius.
c. Analisa gas darah
d. Kultur darah untuk mendeteksi bakterimia
e. Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk
mendeteksi antigen mikroba
2. Pemeriksaan radiologi
a) Rontgenogram thoraks
Menunujukan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada
infeksi pneumokokal atau klebsiella. Infilrate multiple
seringkali dijumpai pada infeksi stafilokokus dan haemofilus.
RONGENT THORAX PASIEN
Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan Rongent thorax posisi AP
dengan hasil pemeriksaan terdapat bercak-bercak infiltrat
perihiler dan parakardial kedua lapang paru.
PENATALAKSANAAN
1. Oksigen 1-2 liter per menit
2. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan
eksternal bertahap melaui selang nasogastrik dengan
feeding drip
3. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi
dengan salin normal dan beta agonis untuk transport
muskusilier
4. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa elektrolit.
Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi
dan uji resistensi tetapi hal ini tidak dapat selalu
dilakukan dan memakan waktu yang cukup lama, maka
dalam praktek diberikan pengobatan polifarmasi seperti
penisilin ditambah dengan kloramfenikol atau diberi
antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti
ampicilin.
PENATALAKSANAAN KASUS
TERAPI SUPORTIF
Pasien diberikan Infus KAEN 3B 1000 cc/ 24 jam : mempertahankan
keseimbangan cairan (maintanance).
Pada saat kondisi pasien menunjukkan manifestasi klinis yang
mengarah ke Broncopneumonia yaitu berupa RR meningkat,
Pernapasan cuping hidung, Retraksi intercostalis +/+ dan Suara rhonki
basah pada kedua lapang paru O2 2 lpm melalui kanul nasal
TERAPI SIMPTOMATIK
Paracetamol syrup antipiretik
Inj.norages (Na Metamizole) analgetik antipiretik
Zantadin mengurangi gejala mual dan muntah
Nebulisasi dengan bronkodilator berupa Fertolin
TERAPI KAUSATIF
Antibiotik setelah adanya manifestasi klinis yang mengarah ke diagnosis
bronkopneumonia Zibac yang kemudian dilanjutkan dengan terapi
antibiotik oral berupa Cefixim syrup karena infus Aff e.c Flebitis.
EDUKASI PADA ORANG TUA
Higiene personal
Perbaikan higiene makanan dan minuman
Perbaikan sanitasi lingkungan dan personal
Menghindari fx.pencetus
Meminumkan obat sesuai anjuran dokter
Segera bawa anak ke pelayanan kesehatan terdekat
bila keluhan muncul kembali
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai