Anda di halaman 1dari 12

SURVEI KUALITAS UDARA DI BASEMEN HOTEL

Surya Rizky Oktovan


F.131.14.0119
LATAR BELAKANG

Dampak Membangun Basemen :


1. Biaya operasioanl yang tinggi (Ventilasi alami) (x)

2. Masalah kesehatan bagi pekerja


TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengidentifikasi masalah-masalah ergonomi yang
berkaitan dengan kualitas udara, mikroklimat dan sistem
ventilasi di basemen hotel.
2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas udara, mikroklimat dan
sistem ventilasi di basemen terhadap kenyamanan dan
gangguan kesehatan karyawan.
3. Untuk mencari alternatif pemecahan masalah dalam upaya
meningkatkankenyamanan kerja dan mengurangi gangguan
kesehatan melalui pendekatanergonomi
MANFAAT PENELITIAN

1. Diperoleh data tentang kualitas udara, mikroklimat dan sistem


ventilasi dibasemen hotel.
2. Diperoleh gambaran tentang pengaruh kualitas udara,
mikroklimat dan sistem ventilasi terhadap kenyamanan dan
gangguan kesehatan karyawan di basemen.
3. Dapat menentukan langkah-langkah perbaikan terhadap
sistem ventilasi dalam upaya meningkatkan kenyamanan dan
kesehatan kerja bagi karyawan dibasemen hotel.
PENGUMPULAN DATA

Rancangan Case Study Design .


1. Skala likert (ya/tidak) : 1. kenyaman ruangan
2. Keluhan gangguan kesehatan
Subjek :12 karyawan personalia yang bekerja di basemen.
2. Observasi : kondisi kerja, dan sistem ventilasi yang
digunakan
pembanding : executive room (floor 3rd) dan out door.
Apa yang diukur ??
1. kadar oksigen (O2),
2. karbon dioksida (CO2),
3. Karbon monoksida(CO),
4. formaldehid,
5. partikel debu (respirable dust), dan
6. mikroklimat
PEMBAHASAN

1. MIKROKLIMAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP


KETIDAKNYAMANAN.

Hasil : 1. Suhu kering cukup tinggi ( 27,6-29,0 oC),


2. Kelembaban antara 68-77% dan
3. Pergerakan udara (<0,04 m/det).
Dampaknya ?? ketidaknyamanan karyawan.
Bukti : Dari hasil wawancara 91,7% karyawan mengatakan
ruang kerja terlalu panas dan tidak terasa adanya
gerakan udara dalam ruang kerjanya.
2. PENILAIAN BEBAN KERJA

Hasil : Beban Kerja Ringan (Meningkat sebesar 1,05%)

Bukti :
Rata2 denyut nadi kerja sebesar 80,33 denyut/menit.
Rata2 denyut nadi Istirahat sebesar 79,50 denyut/menit
3. PENILAIAN KADAR OKSIGEN DAN KARBON DIOKSIDA
PADA RUANG BASEMEN.
Hasil : Kadar CO2 dalam ruang basemen cukup tinggi.
Bukti : Maksimal 1000 ppm (Ashrae:1989)
Hasil pengukuran kadar CO2 :1. Basemen 775-1200 ppm.
2. Luar Gedung 350 ppm.
Kok Bisa ?
Ventilasi yang digunakan adalah AC sentral, dimana suplai
udara segar adalah udara sirkulasi, sehingga semakin lama
suplai udara digunakan maka kadar O2 semakin berkurang dan
kadar CO2 semakin tinggi.
Jadi ?
menyebabkan ruangan terasa pengap dan panas.
Efek Samping ?
1. mudah mengantuk (drowsiness),
2. kepala pusing (Dizziness)
3. badan mudah lelah/lemas (lethargy)
4. sakit kepala (headache)
5. tenggorokan kering (dry/sore throat)
4. PENILAIAN POLUSI UDARA PADA RUANG BASEMEN.

Hasil :
Rata2 partikel debu cukup tinggi antara 100-130 g/m3
dalam 8 jam.
(WHO (1976) Menetapkan kadar maksimum 24 jam adalah 120
g/m3.)
Efeknya :
1. gangguan saluran pernapasan 58,8%.

2. iritasi pada mata 25%

3. gangguan pada hidung 33,3%


SIMPULAN
Dari analisis hasil dan pembahasan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Pada ruang basemen hotel telah terjadi defisiensi sistem ventilasi berupa;
Mikroklimat; suhu kering cukup tinggi (27,6-29,0oC), kelembaban antara 68-
78%, dan hampir tidak ada gerakan udara (<0,04 m/det). Kadar oksigen cukup
rendah (18,5%) sedangkan kadar karbon dioksida tinggi (775-1200 ppm).
2. Defisiensi sistem ventilasi tersebut menyebabkan ketidaknyamanan karyawan,
di mana sebanyak 91,7% mereka mengeluh bahwa ruang kerjanya terlalu panas
dan tidak ada gerakan udara.
3. Sedangkan gangguan kesehatan yang dialami oleh sebagian besar karyawan
berupa drowsiness, dizziness dan lethargy masing-masing 83,3%, gangguan
saluran napas bagian atas (58,8%), iritasi hidung (33,3%) dan iritasi pada
mata (25%).

Anda mungkin juga menyukai