tumbuh di dalam leher rahim (serviks). Kanker serviks biasanya menyerang wanita usia 35-55 tahun. Penyebab Kanker Leher Rahim terjadi akibat tumbuhnya sel-sel serviks yang tidak normal. Sel-sel serviks yang terus tumbuh akan membentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor. Jika tumor tersebut bersifat ganas, maka kondisi ini disebut Kanker Leher Rahim (Kanker serviks). Penyebab kelainan pada sel-sel serviks belum diketahui pasti, tetapi terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks: 1. HPV (Human Papilloma Virus) adalah virus penyebab kutil kelamin (Kondlloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. 2. Merokok tembakau yang terkandung didalam rokok dapat merusak sistem kekebalan tubuh yang berguna untuk melawan infeksi HPV pada leher rahim. 3. Melakukan hubungan seksual pada usia dini 4. Berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seks 5. Pasangan seksual (laki-laki) melakukan seks pertama dibawah usia 18 tahun, berganti-ganti pasangan atau pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks. 6. Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran. 7. Ganguan sistem kekebalan 8. Pemakaian obat pil kontrasepsi / KB 9. Infeksi Herpes Genitalis atau infeksi Klamida yang menahun. 10. Tidak melakukan deteksi dini kanker serviks secara rutin. Gejala Gejala awal yang timbul: Perdarahan pada vagina yang tidak normal terutama di antara dua menstruasi, perdarahan setelah hubungan seksual, dan perdarahan pada menopause. Menstruasi yang tidak normal (waktu lebih lama dan darah lebih banyak). Keputihan yang menetap. Dengan cairan yang encer, berwarna pink atau coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk. Gejala stadium lanjut: Nafsu makan berkurang. Sehingga terjadi penurunan berat badan dan sering kelelahan. Nyeri panggul, punggung atau tungkai. Keluar air kemih atau tinja dari vagina. Adanya patah tulang (fraktura). Diagnosa Diagnosis ditetapkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan: 1. Pap Smear Pap smear dapat mendeteksi Kanker Serviks secara akurat sampai 90% dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Setia wanita yang telah aktif secara seksual dan usianya telah mencapai 18 tahun sebaiknya menjalani Pap Smear secara teratur setiap tahun. Jika selama 3 kali pemeriksaan secara berturut-turut menunjukan hasil normal, Pap Smear bisa dilakukan 1 kali dalam 2-3 tahun. 2. Biopsi (Pengambilan Jaringan) Biopsi dialkukan jika pada pemeriksaan panggul tampat suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika Pap Smear menunjukkan sesuatu yang tidak normal atau kanker. 3. Kolposkopi Yaitu pemeriksaan serviks dengan bantuan lensa pembesar. 4. Tes Schiller Serviks diolesi dengan larutan yodium. Sel yang sehat akan berwarna coklat, sedangkan sel yang tidak normal akan berwarna putih atau kuning. Pengobatan 1. Pengobatan pada tesi prekanker (stadium dini) 2. Pengobatan untuk Kanker Serviks Pengobatan untuk Kanker Serviks tergantung pada lokasi dan ukuran tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita,dan rencana penderita untuk hamil lagi. a. Pembedahan (Operasi) Operasi pada kanker yang masih terbatas pada lapisan serviks paling luar, seluruh kanker dapat diangkat dengan pisau bedah. Jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani pengangkatan rahim (Histerektomi). Pada kanker invasif, dilakukan pengangkatan rahim dan pengangkatan kelenjar di sekitarnya serta kelenjar getah bening. b. Terapi Penyinaran (Radioterapi) terapi ini menggunakkan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel kanker dan efektif untuk mengobati kanker invasif yang masih terbatas di area panggul. c. Kemoterapi (Terapi Obat Kanker) Kemoterapi dianjurkan pada kanker yang telah menyebar keluar panggul. Terapi ini menggunakkan obat-obat untuk membunuh sel-sel kanker. Namun terapi ini meninmbulkan efek samping yang tidak menyenangkan. d. Terapi Biologis Terapi yang menggunakkan zat-zat untuk memperbaiki sitem kekebalan tubuh. Pencegahan 1. Mencegah terjadinya infeksi HPV 2. Melakukan pemeriksaan Pap Smear secara teratur