Anda di halaman 1dari 22

PENGELOLAAN LINGKUNGAN SOSIAL

Pedagang Kaki Lima Di Area


Kampus UNY

Disusun oleh :
Havid Apriliano Permana P. (15308141036)
Cicilia Retno Kristianti (15308141038)
Ratna Hardiyanti M. (15308141047)
Emma Maulida (15308141054)
Aulia Devi Purnama (15308144012)
Biologi E
TUJUAN

1. Mengenal permasalahan-permasalahan pada


lingkungan sosial dan konflik-konflik yang terjadi di
dalamnya
2. Mencoba mencari alternatif pemecahan masalah dan
pengelolaan konflik yang terjadi, serta pengelolaan
lingkungan tempat PKL (Pedagang Kaki Lima) berada
DASAR TEORI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


Kontemporer (1991), pedagang kaki
lima adalah pedagang yang menjual
Menurut McGee dan Yeung (1977: 25),
barang dagangannya di pinggir jalan
pedagang kaki lima merupakan orang-
atau di dalam usahanya
orang yang menjajakan barang dan
menggunakan sarana dan
jasa untuk dijual di tempat yang
perlengkapan yang mudah dibongkar
merupakan ruang untuk kepentingan
pasang atau dipindahkan serta
umum, terutama di pinggir jalan dan
mempergunakan bagian jalan atau
trotoar.
trotoar, tempat-tempat yang tidak
diperuntukkan bagi tempat untuk
berusaha atau tempat lain yang bukan
miliknya.
Ciri-ciri umum dari pedagang kaki lima yang
dikemukakan oleh Kartono dkk. (1980: 3-7), yaitu:

1. Merupakan pedagang yang 5. Kualitas barang- barang yang


kadang- kadang juga sekaligus diperdagangkan relatif rendah dan
sebagai produsen biasanya tidak berstandar
2. Ada yang menetap pada lokasi 6. Volume peredaran uang tidak
tertentu, ada yang bergerak dari seberapa besar, para pembeli
tempat satu ketempat yang lain merupakan pembeli yang berdaya
beli rendah
3. Menjajakan bahan makanan,
minuman, barang-barang konsumsi 7. Tawar menawar antar penjual dan
lainnya yang tahan lama secara pembeli merupakan relasi ciri yang
eceran khas pada usaha pedagang kaki
lima
4. Umumnya bermodal kecil, kadang
hanya merupakan alat bagi pemilik
modal dengan mendapatkan
sekedar komisi sebagai imbalan
atas jerih payahnya
Jenis dagangan yang biasa
didagangkan oleh PKL, diantaranya
(McGee dan Yeung; 1977:69) :
1. Makanan dan minuman
2. Pakaian atau tekstil dan mainan
anak
3. Buah-buahan
4. Rokok dan obat-obatan
5. Barang cetakan seperti majalah,
koran dan buku bacaan
6. Jasa perorangan, terdiri dari
tukang kunci, reparasi jam,
tukang stempel hingga tukang
pembuat figuran
Berdasarkan hasil penelitian oleh Waworoentoe (1973:24)
bentuk sarana perdagangan yang digunakan pedagang kaki
lima dikelompokan sebagai berikut : 24
1. Pikulan atau Keranjang
2. Gelaran atau alas
3. Meja
4. Gerobak atau kereta dorong
5. Warung semi permanen
6. Kios
ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan

Alat tulis Narasumber (pedagang kaki


lima, masyarakat sekitar,
pembeli, pejalan kaki,
Kamera (HP) pengendara motor)
CARA KERJA
Menentukan wilayah kajian (di depan kampus FBS
UNY dan di Taman Kuliner Karangmalang)

Menentukan pihak-pihak yang akan diwawancarai

Mencatat aktivitas yang dilakukan di tempat itu

Menyiapkan daftar pertanyaan kepada pihak-pihak yang


terlibat dalam konflik sosial, kemudian
mewawancarainya

Mentabulasikan data hasil wawancara kemudian


menganalisisnya
ANALISIS DATA
Tabel 1 : masalah/sumber konflik yang ditemukan berdasarkan wawancara dengan
responden
No Status Responden Masalah yang dirasakan Masalah yang
dirasakan harus
segera diatasi
1 Pedagang kaki Pembeli tidak seramai di tempat relokasi Pedagang kaki lima
lima Sebagian masyarakat merasa tidak senang dengan harus segera pindah
adanya pedagang kaki lima ke tempat relokasi
2 Pembeli Makanan yang dijual kurang higienis Pedagang kaki lima
Harga tidak sesuai dengan harga pasar harus sadar akan
higienitas makanan
yang dijual
3 Masyarakat sekitar Ketidaknyaman (bau, kotor) Fasilitas umum harus
Pencemaran berfungsi dengan
Disfungsi fasilitas umum semestinya
4 Pejalan kaki Tidak nyaman karena disfungsi fasilitas umum (trotoar) Fasilitas umum harus
Terganggu perjalanannya berfungsi dengan
semestinya
5 Pengendara motor Macet (lalu lintas terganggu) Fasilitas umum harus
berfungsi dengan
semestinya
No Status Responden Masalah yang dirasakan Masalah yang
dirasakan harus
segera diatasi
6 Mahasiswa Ketidaknyamanan ketika menggunakan jalan Pedagang kaki lima
Makanan yang dijual kurang higienis harus sadar akan
higienitas makanan
yang dijual
7 Perangkat dusun Pedagang banyak yang tidak tertib (disfungsi Penertiban
fasilitas) pedagang kaki lima
Berisik, mengganggu penduduk sekitar ke tempat relokasi
Buka sampai malam sehingga mengganggu
keamanan dan ketertiban
8 Polisi Menggaggu ketertiban Penertiban
Menghambat lalu lintas pedagang kaki lima
ke tempat relokasi
9 Pedagang Kaki Banyak saingan penjual Meningkatkan
Lima 2 Tempat kurang memadai kualitas dagangan

10 Mahasiswa 2 Kebersihan kurang terjaga Pedagang lebih


Harga kurang terjangkau meningkatkan
kebersihan tempat
jualan
Tabel 2 : pembobotan (Scoring) mengenai permasalahan yang
didapatkan

Nomo Permasalahan Bobot


r
1 Disfungsi fasilitas umum 60%
2 Ketidaknyamanan bagi warga sekitar, 20%
pengendara motor, mahasiswa dan
pejalan kaki
3 Kebersihan tidak terjaga 20%
PEMBAHASAN
Masyarakat
sekitar Berdasarkan hasil wawancara yang telah
dilakukan diperoleh hasil bahwa keberadaan
pedagang kaki lima di depan kampus FBS UNY dan
Polisi Mahasiswa Taman Kulliner Karanngmalang telah menimbulkan
banyak permasalahan sosial bagi masyarakat
sekitar, mahasiswa, pembeli, pejalan kaki,
Pedagang
pengendara motor, perangkat dusun dan polisi.
Kaki Lima (PKL) Masalah sosial yang timbul antara lain makanan
di depan
kampus FBS
yang dijual kurang higienis, harga tidak sesuai
UNY dan dengan harga pasar, ketidaknyaman (bau, kotor),
Perangkat Taman Kuliner pencemaran, disfungsi fasilitas umum,
Pembeli
dusun
terganggunya perjalanan, macet (lalu lintas
terganggu), ketidaknyamanan ketika
menggunakan jalan, pedagang banyak yang
tidak tertib, berisik, mengganggu penduduk sekitar,
Pengendar mengganggu keamanan dan ketertiban, banyak
Pejalan kaki saingan penjual dan tempat kurang memadai
a motor
Dari permasalahan yang terjadi, masalah yang paling
urgent untuk diatasi bersama yaitu masalah disfungsi
fasilitas umum. Hal itu dikarenakan adanya pedagang
kaki lima di sepanjang trotoar telah mengakibatkan alih
fungsi trotoar yang sebelumnya diperuntukkan untuk
pejalan kaki, tetapi malah digunakan untuk berjualan.
Aktivitas itu dilakukan dengan tidak memperhatikan
dampak terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
Adanya aktivitas pedagang kaki lima yang menjajakan
dagangannya di pinggir jalan juga menimbulkan banyak
masalah, seperti membuang sampah sembarangan,
area parkir yang tidak memadai sehingga mengharuskan
pembeli yang berkendara motor memarkir kendaraan
mereka sembarangan, hal itu mengakibatkan terjadinya
persempitan jalan umum sehingga mengakibatkan lalu
lintas terganggu.
Seperangkat dusun harus
berkoordinasi dengan
pihak kepolisian untuk
Pemecahan
mengatur lapak
pedagang kaki lima agar masalah yang
ditempatkan di tempat
yang sudah disediakan
oleh pemerintah (tempat
paling urgent :
relokasi)

Pemerintah harus
memperlebar
Berkoordinasi trotoar untuk
memberikan
dengan pedagang
ruang antara
kaki lima untuk lebih
pejalan kaki
memperhatikan area dengan PKL
berjualan agar tidak
terlalu dekat dengan
jalan raya umum
Menumbuhkan
kesadaran
pedagang kaki lima
untuk menjaga
kebersihan di
PKL lebih ditata lagi tempat berjualan
sehingga tidak
terkesan kumuh agar
bisa menjadi daya
tarik suatu tempat
DISKUSI

1. Faktor apa yang menyebabkan seseorang menjadi pedagang kaki lima?


Faktor ekonomi dan lapangan pekerjaan semakin sulit didapat
2. Berapa rata-rata lama berjualan dan masalah yang dihadapi oleh pedagang
kaki lima?
Para pedagang umumnya sudah melakukan usaha dalam kurun waktu 10
tahun. Masalah yang paling utama mendesak mereka adalah keuangan. Tidak
adanya modal memaksa mereka untuk berusaha dengan apa yang mereka miliki.
3. Apakah ada upaya dari pemerintah untuk mengatur pedagang kaki lima?
Pemerintah telah memberikan fasilitas tempat untuk pedagang kaki lima
di kios-kios
4. Siapa sajakah yang merasakan dampak adanya pedagang kaki lima?
Masyarakat sekitar, mahasiswa, pembeli, pejalan kaki, pengendara
motor, perangkat dusun dan polisi
5. Dampak apa saja yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya
pedagang kaki lima?
Makanan yang dijual kurang higienis, harga tidak sesuai dengan
harga pasar, ketidaknyaman (bau, kotor), pencemaran,disfungsi fasilitas
umum, terganggunya perjalanan, macet (lalu lintas terganggu),
ketidaknyamanan ketika menggunakan jalan, pedagang banyak yang
tidak tertib, berisik, mengganggu penduduk sekitar, mengganggu
keamanan dan ketertiban, banyak saingan penjual dan tempat kurang
memadai
6. Bagaimana pendapat masyarakat sekitar tentang pedagang kaki lima
dan upaya merelokasi PKL?
Bagi masyarakt sekitar yang memang sudah berlangganan atau mengenal
para pedagang, mungkin hal tersebut tidak menggaggu. Namun, bagi para
pengguna trotoar dan jalan tentunya merasa terganggu. Upaya yang sudah ada
adalah dibangunnya area untuk berjualan, namun masalahnya, masih banyak
pedagang yang tidak mampu menyewa area tersebut karena tidak ada modal.
KESIMPULAN
Dari hasil yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa :
1. Masalah yang ditimbulkan dari adanya pedagang kaki lima yaitu makanan
yang dijual kurang higienis, harga tidak sesuai dengan harga pasar,
ketidaknyaman (bau, kotor), pencemaran,disfungsi fasilitas umum,
terganggunya perjalanan, macet (lalu lintas terganggu), ketidaknyamanan
ketika menggunakan jalan, pedagang banyak yang tidak tertib, berisik,
mengganggu penduduk sekitar, mengganggu keamanan dan ketertiban,
banyak saingan penjual dan tempat kurang memadai
2. Upaya pemecahan masalah yang disebabkan oleh pedagang kaki lima yaitu
menjalin koordinasi antara seperangkat dusun dengan pihak kepolisian, antara
masyarakat dengan pedagang kaki lima, dan antara pihak kepolisian dengan
pedagang kaki lima agar aktivitas PKL berjalan dengan baik tanpa
menimbulkan masalah sosial
DAFTAR PUSTAKA

Peter salim & Yeni salim. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia KonteMporer. Jakarta:
Modern press.
McGee, T.G. & Yeung, Y.M. 1977. Hawkers in Southeast Asian Cities: planning for the Bazaar
Economy. Ottawa: International Development Research Centre.
Kartono dkk. 1980. Pedagang Kaki Lima. Bandung : Universitas Katholik Parahyangan.
LAMPIRAN

Wawancara Pedagang rujak


Pedagang rujak es krim es krim
Kondisi tempat berjualan
Pembeli rujak es krim
pedagang kaki lima
Pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar
dekat dengan makam Pejalan kaki
Pembeli Kondisi tempat berjualan pedagang
kaki lima tampak samping

Anda mungkin juga menyukai