Anda di halaman 1dari 64

DIAGNOSA BANDING

MATA MERAH

Nadhila Farrahnas
Claudia Vallerine
Pendahuluan
Mata merah merupakan keluhan utama yang paling
sering muncul pada penderita penyakit mata.
Keluhan mata merah ini bervariasi dari yang ringan
sampai yang disertai penurunan visus.
Mata merah disebabkan pelebaran pembuluh darah
konjungtiva yang terjadi pada peradangan akut.
Juga dapat terjadi akibat pecahnya salah satu dari
kedua pembuluh darah di konjungtiva,
Dalam beberapa kasus mungkin merupakan tanda
serius dari kemungkinan kondisi yang mengancam
penglihatan.
Penegakan diagnosis yang tepat dan evaluasi dini
merupakan hal yang sangat penting pada keluhan mata
merah agar pegangan yang diberikan efektif, tepat dan
efisien.
Pembuluh darah pada konjungtiva
A. konjungtiva posterior konjungtiva bulbi
A.siliar anterior atau episklera
A.sirkularmayor/a.pleksus siliar iris dan badan siliar
A. perikornea kornea
A. episklera di atas sklera perdarahan dalam bola
mata

Pelebaran pembuluh
darah atau pecahnya MATA MERAH
pembuluh2 darah tsb
Diagnosa Mata Merah
Mata merah dibagi atas dasar proses yang
mendasarinya:
Fisiologis
setelah menangis, bangun tidur
Patologis
Karena pecahnya pembuluh darah, iritasi, proses
inflamasi, infeksi, dan sumbatan pembuluh darah
Mata Merah Patologis

Dengan visus normal Dengan visus menurun


Merah tidak merata
Keratitis
Episkleritis dan skleritis
Perdarahan Ulkus kornea
subkonjungtiva Iritis, iridosiklitis
Pterigium
Pseudopterigium Endoftalmitis
Konjungtivitis flikten Panoftalmitis
Pinguekula iritans
Uveitis
Merah merata
1. konjungtivitis akut Panuveitis
2. konjungtivitis kronis
Episkleritis
Merupakan reaksi radang jaringan ikat vascular yang
terletak antara konjungtiva dan permukaan sklera
Anamnesis :
mata merah, nyeri, fotofobia, pedih dan
lakrimasi,biasanya pada satu mata
Pemeriksaan :
Hiperemia terbatas sehingga mata berwarna merah
muda atau ungu. Infiltrasi, kongesti dan sembab pada
episklera, konjungtiva yang ada diatasnya dan kapsul
tenon yang terletak di bawahnya.
Penatalaksanaan:
Biasanya sembuh sendiri dalam waktu 1 sampai 2
minggu. Namun sering kambuh sampai betahun-tahun,.
Keadaannya akan membaik dengan kortikosteroid
topical (deksametasone 0,1%) dalam 3-4 hari.
Episkleritis
Skleritis
Merupakan reaksi peradangan dari sclera, biasanya
disebabkan kelainan atau penyakit sistemik. Biasa
mengenai kedua mata. Lebih sering disebabkan
penyakit jaringan ikat, pasca herpes, sifilis dan gout.
Anamnesis : mata merah, nyeri hebat (lebih hebat
daripada episkleritis) yang dapat menyebar ke dahi,
alis dan dagu. Dapat disertai fotofobia, pedih dan
lakrimasi
Pemeriksaan :
Hiperemis terbatas
Penatalaksanaan:
NSAID: Indomethacin 100mg/hari
Ibuprofen 300mg/hari
Setelah 1-2 minggu tidak ada respon, berikan
Prednisolone 80 mg/hari, tapering off.
Skleritis
Perdarahan Subkonjungtiva
Dapat terjadi pada keadaan dimana pembuluh darah
rapuh (umur, hipertensi, arteriosclerosis, konjungtivitis
hemoragik, anemia, pemakaian antikoagulan, dan batuk
rejan).
Dapat juga terjadi akibat trauma.
Anamnesis :
mata merah spontan, biasanya monokuler. Kadang
didahului serangan batuk berat atau bersin yang terlalu
kuat.
Pemeriksaan :
Hiperemis terbatas
Penatalaksanaan:
Tidak diperlukan pengobatan, perdarahan akan hilang
terserap dalam waktu 2-3 minggu.
Perdarahan Subkonjungtiva
Pterigium
Merupakan pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva
yang bersifat degeneratif dan invasif.
Anamnesis : terdapat selaput pada mata
berbentuk segitiga, biasanya di sisi nasal
Pemeriksaan:
Pada konjungtiva bulbi tampak pterigium yang tumbuh
menyebar dari pinguekula ke kornea.
Penatalaksanaan:
Jika mencapai pupil : operatif
Pencegahan rekurensi: penderita menggunakan
kacamata untuk mengurangi paparan.
Pterigium
Pseudopterigium
Merupakan perlekatan konjungtiva dengan
kornea yang cacat.
Anamnesis :
terdapat kelainan kornea sebelumnya, seperti
ulkus kornea.
Pemeriksaan :
Perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat,
sering terjadi pada proses penyembuhan ulkus
kornea.
Letak pseudopterigium pada daerah konjungtiva
yang terdekat dengan proses kornea sebelumnya.
Pada pseudopterigium dapat diselipkan sonde
dibawahnya.
Konjungtivitis flikten
Anamnesis:
Mata merah mengelilingi lesi kecil, keras, merah, menonjol disertai
lakrimasi. Flikten kornea selalu disertai fotofobia. Terdapat riwayat
blefaritis aktif, konjungtivitis bakteri akut dan defisiensi dietetic
(factor pencetus).
Terdapat penyakit yang mendasari: tuberculosis, infeksi
Staphylococcus aureus.
Pemeriksaan:
Pada konjungtiva bulbi terdapat fliktenulosis dikelilingi injeksi
konjungtiva.
Penatalaksanaan:
Fliktenulosis e.c tuberkuloprotein : kortikosteroid topical, hasilnya
sangat berkurang dalam 24 jam dan hilang dalam 24 jam berikutnya.
Fliktenulosis e.c protein stafilokok : ditujukan pada penyakit yang
mendasarinya.
Pada parut kornea berat: mungkin memerlukan cangkok mata.
Pinguekula iritans
Pinguekula merupakan benjolan pada konjungtiva bulbi
yang ditemukan pada orang tua terutama yang matanya
sering mendapat rangsang sinar matahari, debu, dan
angin.
Anamnesis
Benjolan kecil kuning pada kedua sisi kornea di daerah
fissure palpebra yang ukurannya tetap dan mengalami
iritasi.
Pemeriksaan
Konjungtiva bulbi banyak pinguekula disertai injeksi
konjungtiva.
Penatalaksanaan
Steroid lemah topikal (Prednisolon 0,12% )
Pinguekula iritans
B. Mata merah dengan visus normal dan merah
merata
1. konjungtivitis akut
konjungtivitis bakterial
konjungtivitis blenore
konjungtivitis gonore
konjungtivitis akut viral
keratokonjungtivitis epidemic
demam faringokonjungtiva
keratokonjungtivitis herpetic
keratokonjungtivitis New Castle
konjungtivitis hemoragik akut
konjungtivitis jamur
konjungtivitis alergi
konjungtivitis vernal
konjungtivitis flikten
2. Konjungtivitis kronis
- trachoma
Anamnesa :
Mata merah
Perasaan seperti ada benda asing
Pedih dan panas
Gatal-gatal
Banyak keluar air mata dan eksudasi
Fotofobia (jika kornea ikut terkena)
Pemeriksaan :
palpebra superior : pseudoptosis (pada trachoma,
keratokonjungtivitis epidemik)
Konjungtiva tarsalis superior/inferior : hiperemis, hipertrofi papil,
folikel
Apparatus lakrimalis : lakrimasi (+)
Adenopati preaurikuler
KONJUNGTIVITIS
Anamnesa :
Mata merah
Perasaan seperti ada benda asing
Pedih dan panas
Gatal-gatal
Banyak keluar air mata dan eksudasi
Fotofobia (jika kornea ikut terkena)
Pemeriksaan :
palpebra superior : pseudoptosis (pada
trachoma, keratokonjungtivitis epidemik)
Konjungtiva tarsalis superior/inferior :
hiperemis, hipertrofi papil, folikel
Apparatus lakrimalis : lakrimasi (+)
Adenopati preaurikuler
Perbedaan jenis-jenis konjungtivitis
Penemuan Virus Bakteri Klamidia Alergi
klinis dan
sitologis

Gatal-gatal minimal minimal minimal berat


Hiperemia menyeluruh menyeluruh menyeluruh menyeluruh
Lakrimasi amat banyak sedang sedang sedang

Eksudasi minimal amat banyak amat banyak minimal

Adenopati biasanya ada langka biasanya hanya tidak ada


aurikuler ada pada
konjungtivi
tis inklusi
pewarnaan monosit bakteri sel PMN, eosinofil
kerokan PMN plasma,
konjungtiva badan
dan eksudat inklusi

kaitan kadang ada kadang ada tidak tidak


dengan pernah ada pernah ada
sakit
kerongkong
an dan
demam
Konjungtivitis Bakteri
Etiologi
Stafilokok, Streptokok, Corynebacterium
diphtheriae, Pseudomonas aeruginosa, Neisseria
gonorrhoea, dan Haemophilus injluenzae.

Manifestasi Klinis
Konjungtiva bulbi hiperemis, lakrimasi, eksudat
dengan sekret mukopurulen terutama di pagi hari,
pseudoptosis akibat pembengkakan kelopak,
kemosis, hipertrofi papil, folikel, membran,
pseudomembran, granulasi, flikten, mata terasa
seperti ada benda asing, dan limfadenopati
preaurikular
Konjungtivitis Bakteri
Konjungtivitis gonore
sekret yang purulen padat, perdarahan
subkonjungtiva dan kemosis
orang dewasa kelopak mata bengkak
sukar dibuka dan konjungtiva yang kaku
disertai sakit pada perabaan;
pseudomembran pada konjungtiva tarsal
superior; konjungtiva bulbi merah, kemosis,
dan menebal; gambaran hipertrofi papilar
besar; juga tanda-tanda infeksi umum.
Sekret serosa kuning kental
Pemeriksaan penunjang
sediaan langsung pewamaan Gram atau Giemsa
kuman penyebab dan uji sensitivitas.
D/ pasti konjungtivitis gonore sekret Metilen
Biru Diplokok di dalam selleukosit. Gram
Diplokok Gram negatif intra dan ekstraseluler.
Komplikasi
Stafilokok dapat menyebabkan
blefarokonjungtivitis, Gonokok menyebabkan
perforasi komea dan endoftalmitis, dan
Meningokok dapat menyebabkan septikemia atau
meningitis.
Konjungtivitis Viral
Etiologi
Adenovirus, Herpes simpleks, Herpes zoster, Klamidia,
New castle, Pikorna, Enterovirus, dan sebagainya.

Manifestasi Klinis
sedikit kotoran pada mata, lakrimasi, sedikit gatal,
injeksi, nodul preaurikular bisa nyeri atau tidak, serta
kadang disertai sakit tenggorok dan demam
Konjungtivitis herpes simpleks anak kecil, injeksi
unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, dan fotofobia
ringan
Konjungtivitis Viral
Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan sitologi ditemukan sel
raksasa dengan pewarnaan Giemsa, kultur
virus, dan sel inklusi intranuklear.

Komplikasi
Keratitis. Virus herpetik dapat menyebabkan
parut pada kelopak; neuralgia; katarak;
glaukoma; kelumpuhan sarafIlI, IV, VI; atrofi
saraf optik; dan kebutaan.
Konjungtivitis Alergi
Etiologi
hipersensitivitas tipe cepat atau lambat, atau reaksi
antibodi humoral terhadap alergen
bagian dari sindrom Steven Johnson

Manifestasi Klinis
Mata merah, sakit, bengkak, panas, berair, gatal, dan
silau
berulang dan menahun
riwayat atopi sendiri atau dalam keluarga
Pemfis : injeksi ringan pada konjungtiva palpebra dan
bulbi serta papil besar pada konjungtiva tarsal
Mild Allergic Reaction

Severe Allergic Reaction

Vernal
Keratoconjunctivitis
Penatalaksanaan
1. konjungtivitis bakterial
antibiotik tergantung hasil pemeriksaaan kuman
sambil menunggu hasil laboratorium, bisa dimulai
pengobatan topikal dengan sulfonamid atau
antibiotik berdasar gambaran klinis
pada konjungtivitis kataral akut, kantung
konjungtiva sebaiknya dibilas dengan larutan
garam fisiologis untuk melarutkan sekret
untuk mencegah penularan, diberi penyuluhan
higienis perorangan pada penderita dan keluarga
Untuk konjungtivitis gonore, pasien dirawat serta
diberi penisilin salep dan suntikan. Untuk bayi
dosisnya 50.000 unit/kg BB selama 7 hari. Sekret
dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air
rebus bersih atau garam fisiologis setiap 15
menit dan diberi salep penisilin. Dapat diberikan
penisilin tetes mata dalam bentuk larutan
penisilin G 10.000-20.000 unit/ml setiap menit
selama 30 menit, dilanjutkan setiap 5 menit
selama 30 menit berikut, kemudian diberikan
setiap I jam selama 3 hari. Antibiotika sistemik
diberikan sesuai dengan pengobatan gonokok.
Penatalaksanaan
2. Konjungtivitis virus
demam faringokonjungtiva : sembuh sendiri dalam 10
hari
keratokonjungtivitis epidemika : mencegah penularan
saat pemeriksaaan, berlangsung 3-4 minggu
konjungtivitsi virus herpes simpleks : sembuh sendiri,
debriment kornea atau diberi salep mata idosuridin
4x/hari selama 7-10 hari atau salep Acyclovir 3% 5x/hari
selama 10 hari
konjungtivitsi New Castle : sembuh sendiri kurang dari 7
hari
konjungtivitis hemoragik akut : sembuh dalam 5-7 hari
3. Konjungtivitis jamur
Amphotericin B (3-8 mg/mL) dalam air
(bukan larutan garam fisiologis)
Krem Nistatin (100000 U/gr) 4-6 x/hari
4. Konjungtivitis alergi
a. Konjungtivitis vernal
Sembuh sendiri. Pengobatan sistemik
merugikan untuk jangka panjang
b. Konjungtivitis flikten
Kortikosteroid topikal tuberkuloprotein
atau protein infeksi sistemik
Penatalaksanaan Trachoma
Tetrasiklin 1-1,5 gr/hari, peroral dalam 4
takaran yang sama selama 3-4 mingu
Doksisiklin 100 mg, 2 x/hari p.o selama 3
minggu
Eritromisin 1 gr/hari p.o dibagi dalam 4 takaran
selama 3-4 minggu
Salep mata atau tetes mata termasuk
sulfonamid, tetrasiklin, eritromisin dan
rifampisin 4x/hari selama 6 minggu
Tetrasiklin sistemik jangan diberikan pada
anak-anak dibawah 7 tahun atau wanita hamil
Chlamydial & Gonococcal Conjunctivitis

SIGNS AND SYMPTOMS


MATA MERAH DENGAN
VISUS MENURUN
KERATITIS
Radang kornea
Kornea avaskular pertahanan pada
waktu peradangan tidak dapat segera
datang bdn kornea pd stroma bfungsi
sbg makrofag dilatasi pbuluh darah di
limbus sel2 radang infiltrasi &
kekeruhan kornea
SIGNS AND SYMPTOMS

KERATITIS BAKTERIALIS
Signs and Symptoms

KERATITIS HERPES SIMPLEKS


Berdasar lapisan kornea :
1. Keratitis superfisial
2. Keratitis profunda/interstitial
Berdasarkan kausanya :
1. Keratitis bakterial strept.hemolitikus
2. Keratitis viral herpes simpleks
3. Keratitis jamur fusarium
4. Keratitis lagoftalmus mata tidak dapat
menutup sempurna kornea menjadi kering
dan mudah terkena trauma. Dapat
dikarenakan parese Nervus VII.
5. Keratitis neuroparalitik kerusakan Nervus V
Anamnesa :
1. Mata merah
2. Sakit
3. Fotofobia
4. Penglihatan menjadi kabur t.u bila
kerusakan pada sentral kornea
5. Lakrimasi (+)/(-)
Pemeriksaan :
Visus menurun
Konjungtiva bulbi : injeksi siliar
Kornea : infiltrat, Flouresin Test (+)/(-), ulkus,
plak hipopion, descementocel
COA : sedang, flare (-), sel (-)
Pupil, iris dan lensa dalam batas normal
Pada etiologi virus : sensibilitas kornea
menurun
Pada etiologi bakteri : sekret (+)
Terapi :
Sesuai hasil pemeriksaan laboratorium
GLAUKOMA AKUT
Trias :
1. Peningkatan tekanan intraokular
2. Gangguan lapang pandang
3. Kerusakan saraf optikus
PRIMARY OPEN ANGLE GLAUCOMA (POAG)

SIGNS AND SYMPTOMS


Anamnesa :
1. Penglihatan kabur mendadak
2. Mata merah
3. Nyeri hebat
4. Penampakan lingkaran warna pelangi
disekitar benda bercahaya
5. Mual dan muntah.
Pemeriksaan :
1. Visus menurun (kadang sampai 1/~)
2. Konjungtiva : Injeksi siliar
3. Kornea : edema
4. COA : dangkal atau sedang
5. Pupil : middilatasi / iridoplegi
6. Iris : sinekia (-)
7. Lensa : glaukoma flicken
8. Tekanan intraokular sangat tinggi
9. Gangguan lapang pandang
10. Funduskopi : papil hiperemis.
Terapi :
Glaukoma sudut tertutup merupakan keadaan darurat
bedah mata.
Pemberian obat-obatan untuk menurunkan TIO pre-
operasi :
1. Gliserin gliserol oral 1 ml/kgBB
2. Pilokarpin 2%, 2 tetes tiap 15 menit selama beberapa
jam
3. Manitol hipertonis 20% I.V 1,5-3 gram/kgBB bila gliserol
tidak berhasil
4. Bila mual diberi asetazolamid 500 mg I.M
5. Untuk nyeri bila perlu meperidin 100 mg I.M atau
analgetik lain.
6. Operatif tetap diperlukan baik tekanan intraokular sudah
bisa diturunkan
3. Iridosiklitis akut
Uveitis anterior disebut juga sebagai
iridosiklitis.
Anamnesis :
Mata merah, nyeri, fotofobia, kadang
disertai penglihatan kabur
-
Pemeriksaan :
visus menurun (tidak hebat)
konjungtiva : injeksi siliar
Kornea : keratik presipitat putih halus
COA : flate (-)
Pupil : kecil ireguler
Iris : siknekia +/- kadang ada nodul-nodul iris.
Lensa : jernih
ANTERIOR UVEITIS

SIGNS AND SYMPTOMS


Terapi:
Simptomatik :
kompres panas 10 menit 3-4x/hari
analgetik sistemik bila diperlukan
kacamata gelap untuk mengurangi fotofobi
atropin untuk mencegah spasme siliar
siklopentolat bila keadaan sudah reda pengganti
atropin
steroid topikal
4. Endolftalmitis
Endoftalmitis merupakan peradangan
berat dalam bola mata, biasanya akibat
infeksi setelah trauma atau bedah, atau
endogen akibat sepsis.
Anamnesis:
Mata merah, nyeri, penglihatan kabur
Pemeriksaan:
visus sangat menurun (1/300 sampai 1/~)
sekret (+/-)
konjungtiva bulbi /; hiperemis, injeksi siliaris,
injeksi konjungtiva, kemosis
kornea : keruh
COA : hipopion
Pupil, iris dan lensa biasanya sulit dinilai
Funduskopi sulit dinilai
USG : gambaran endoltalmitis
TIO meningkat
Terapi :
dirawat dan tenangkan pasien
indikasi : eviscerasi dan enukleasi
5. Panoftalmitis
Panoftalmitis merupakan peradangan
seluruh bola mata termasuk sklera dan
kapsul Tenon sehingga bola mata
merupakan rongga abses.
Anamnesis :
Mata merah, nyeri, penglihatan kabur,
nyeri atau sukar menggerakkan bola mata.
Pemeriksaan:
visus sangat menurun (1/300 sampai 1/~)
sekret (+/-)
konjungtiva bulbi /; hiperemis, injeksi siliaris,
injeksi konjungtiva, kemosis
kornea : keruh
COA : hipopion
Pupil, iris dan lensa biasanya sulit dinilai
Funduskopi sulit dinilai
USG : gambaran endoltalmitis
TIO meningkat
terapi
infeksi ditenangkan dijadikan endolftamitis
indikasi : eviscerasi atau enukleasi
Tabel. Perbedaan endoftalmitis dengan
panoftalmitis
Endoftalmitis Panoftalmitis
Radang Intraokular Intraokular
Intraorbita
Demam Tidak nyata Nyata
Sakit bola mata Ada Berat
Pergerakan Masih dapat Sakit,tidak
bola mata bergerak
Eksotalmos Tidak ada Mata menonjol
Bedah Enukleasi Eviserasi bulbi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai