Anda di halaman 1dari 25

INSOMNIA

Oleh:
ARIZA JULIA PAULINA
CHARMILA SARI
DIVA YURIAN DWIKA
RIESKARIESHA KISWARA

Pembimbing:
dr. MAISARAH ZAS, SpKJ

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa
kesulitan berulang untuk tidur atau
mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan
untuk itu.

Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan


fungsional saat bangun dan beraktivitas di siang
hari.
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah yang diangkat mengenai definisi,
epidemiologi, etiologi, klasifikasi, gejala, diagnosis,
penatalaksanaan dan prognosis insomnia.
1.3 Tujuan penulisan
Memahami tentang definisi, epidemiologi,
etiologi, klasifikasi, gejala, diagnosis,
penatalaksanaan dan prognosis insomnia.
Meningkatkan kemampuan penulisan ilmiah di
bidang kedokteran, khususnya di Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa.
Memenuhi salah satu syarat kelulusan
Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Riau-Rumah
Sakit Jiwa Tampan.
1.4 Metode penulisan
Penulisan referat ini menggunakan metode
tinjauan pustaka yang mengaju pada beberapa
literatur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gangguan tidur
Insomnia
Hipersomnia
Parasomnia
Gangguan jadwal tidur-bangun
2.2 Definisi insomnia

Insomnia adalah gangguan & pengalaman


tidur yang tidak adekuat & ditandai oleh
kesulitan untuk masuk tidur atau sulit
mempertahankan tidur, terutama sering
terbangun saat tidur & bangun terlalu awal
serta merasa badan tidak segar meskipun
sudah tidur yang tidak memuaskan secara
kuantitas maupun kualitas.
2.3 Epidemiologi insomnia
Prevalensi insomnia sekitar 10% - 40%.
Beberapa faktor risiko:
Wanita
Peningkatan usia
Pendidikan yang rendah
Depresi
Pengangguran
Status ekonomi rendah
Perceraian atau berpisah dengan pasangan
2.4 Etiologi insomnia
Faktor pencetus untuk terjadinya insomni
adalah:
Faktorpsikologi
Penyakitfisik
Faktorlingkungan
2.5 Klasifikasi insomnia

Menurut DSM-IV, insomnia dibagi menjadi


insomnia primer dan sekunder.
Berdasarkan waktunya insomnia dibagi
menjadi:
Insomnia transient
Insomnia jangkapendek (akut)
Insomnia jangkapanjang (kronis)
Menurut International Classification of Sleep
Disorders, 2nd Edition (ICSD-2), insomnia
terbagi menjadi 11 kategori yaitu:
Insomnia akut
Insomnia primer
Insomnia paradoksikal
Insomnia karena kondisi medis
Insomnia karena gangguan mental
Insomnia karena penyalahgunaan obat atau
zat
Insomnia tidak spesifik
Inadequate sleep hygiene
Insomnia idiopatik
Perilaku insomnia pada masa kanak
Gangguan tidur primer yang menyebabkan
insomnia
2.6 Gejala insomnia
National Center for Sleep Disorders Research,
insomnia merupakan pengalaman tidur yang
tidak adekuat, ditandai satu atau lebih gejala
berikut:
Sulit memulai tidur
Sulit mempertahankan tidur
Bangun terlalucepat di pagi hari
Badan tidak segar meskipun sudah tidur
2.7 Diagnos isinsomnia
Keluhan sulit masuk tidur, mempertahankan tidur atau
kualitas tidur yang buruk
Gangguan tidur terjadi minimal 3 kali dalam semingu
selama minimal sebulan
Adanya preokupasi akan tidak bisa tidur dan
kekhawatiran berlebihan perihal akibatnya pada
malam dan sepanjang hari
Tidak puas secara kuantitas dan kualitas dari tidurnya,
yang keduanya menyebabkan berbagai gangguan
dalam fungsi sosial atau pekerjaan.
2.8 Penatalaksanaan insomnia
1. Terapi nonfarmakologi
Higiene tidur
Terapi pengontrolan stimulus
Sleep restriction therapy
Terapi relaksasi dan Biofeedback
Terapi apnea tidur obstruktif
Nutrisi
2. Terapi farmakologi
Sedatif (barbiturat, benzodiazepin,
phenotiazine dan haloperidol)
Betablockers
Antihistamin
Antikonvulsan
Analgetik
2.9 Prognosis insomnia

Prognosis insomnia tergantung dari


penatalaksanaan yang telah dilakukan.
BAB III
SIMPULAN DAN
SARAN
3.1 Simpulan
Insomnia adalah gangguan dan pengalaman tidur
yang ditandai oleh kesulitan untuk masuk tidur
atau sulit mempertahankan tidur, terutama sering
terbangun saat tidur dan bangun terlalu awal di
pagi harinya.

Faktor pencetus insomnia yaitu faktor psikologis,


penyakit fisik, faktor lingkungan dan gaya hidup.
Insomnia dibagi menjadi insomnia primer dan
sekunder, berdasarkan waktunya dibagi menjadi
insomnia transient, insomnia jangka pendek
(akut) & insomnia jangka panjang (kronik).

Gejala insomnia ditandai salah satu gejala yaitu


sulit memulai tidur, sulit mempertahankan tidur,
bangun teralu cepat di pagi hari dan badan tidak
segar meskipun sudah tidur.
Terapi insomnia meliputi terapi
nonfarmakologi dan farmakologi.

Penatalaksanaan yang tepat dapat


menentukan prognosis pada pasien dengan
insomnia. Terapi yang adekuat akan
kesehatan, fungsi dan kualitas hidup pasien.
3.2 Saran
Perlu menjaga kualitas & kuantitas tidur
karena tidur menunjang proses fisiologis dari
otak. Perlu pemahaman yang baik tentang
penatalaksanaan yang tepat dalam mengatasi
insomnia agar dampak buruk akibat insomnia
dapat dihindari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai