ASMA

Adalah : penyakit inflamasi kronis yg

ditandai dg peningkatan respon bronkus
thd berbagai macam stimulan & bersifat
episodik dg obstruksi yg reversibel
ANATOMI SALURAN NAFAS
 PATOFISIOLOGI ASMA EKSTRINSIK

ALERGEN + LIMFOSIT IMUNOGLOBULIN E

MAST SEL

Aktivitas adenil siklase dihambat

(ATP---- c AMP dihambat)

cAMP -

BRONKOKONTRIKSI MEDIATOR
His, PG, PAF, LTB4

RADANG Hipersekresi mukus

bronkokontriksi

Edema bronkus
PATOFISIOLOGI ASMA INTRISIK

TONUS PARASIMPATIS NAIK

RESPON THD ALERGEN NAIK

ACH DILEPASKAN

BRONKOKONTRIKSI
GAMBARAN BRONKUS ASMA
 Gejala asma
Wheezing (mengi)
Batuk produktif,sering pd malam hari
Nafas/dada spt tertekan
Gejala bersifat paroksimal, membaik pd siang
hari, memburuk pada malam hari
 Diagnosis Asma
Anamnesis: riwayat peny, riwayat keluarga,
alergi, serta gejala klinis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Lab: Darah (easinofil, IgE total, Ig
E spesifik), sputum (eosinofil, spiral Curshman,
Kristal Charcal-Leyden)
Tes fungsi paru (peak flow meter)---- obstruksi
jln nafas
 Tujuan pengobatan asma
Menyembuhkan & mengendalikan asma
Menghilangkan gejala agar penderita bisa
menjalani kehidupan normal
Mencegah kekambuhan
Mencegah obstruksi sal nafas yg irreversibel
Mencegah eksaserbasi & mempertahankan
fungsi paru normal atau mendekati normal
 Penggolongan asma
Menurut GINA (The Global Initiative for Asma)

Step 1 : Intermittent Asthma

Step 2 : Mild Persistent Asthma
Step 3 : Moderate Persistent Asthma
Step 4 : Severe Persistent Asthma
 Penggolongan obat Asma
2 Golongan:
1. Obat pelega nafas (reliever)
Diberikan saat serangan untuk mengatasi
bronkospasme
Agonis -2 kerja singkat inhalasi, kortikosteroid
sistemik, antikolinergik inhalasi, teofilin kerja
singkat, agonis -2 kerja singkat oral (terbutalin,
salbutamol, ferneterol)
 Penggolongan obat asma
2. Obat Pengontrol
Utk mengurangi gejala harian
Kortikosteroid inhalasi, kortikosteroid sistemik,
sodium kromolin, sodium nedokromil, teofilin lepas
lambat, agonis -2 kerja lama inhalasi, agonis -2
kerja lama oral, anti leukotrin & antihistamin lain
(ketotifen, terfenadin, loratadin)
 PENATALAKSANAAN ASMA
STEP 1
Belum diberikan obat-obat controller
Reliever : inhalasi -2 kerja lama tidak lebih 3 kali
seminggu
STEP 2,3,4
Obat terpilih : kombinasi tetap inhalasi kortikosteroid
(budesonide, fluticasone) dg agonis -2 kerja lama
(formoterol, salmeterol)
Kortikosteroid sistemik ( prednison, prednisolon,
metil prednisolon, triamsinolon, deksametason)
digunakan pd step 4 sebagai controller dg dosis
tunggal pada pagi hari
 Intermiten mingguan
Gejala < 1x seminggu
Tanpa gejala diluar serangan
Serangan singkat
Fungsi paru asimptomatik
Gejala malam < = 2 X sebulan
VEPI/APE > = 80%
 PERSISTEN RINGAN mingguan

Gejala > = 1x/minggu < 1x sehari

Serangan dapat mengganggu aktivitas & tidur
Gejala malam >2x seminggu
VEPI/APE >= 80% normal
 Persisten sedang harian
Gejala harian
Menggunakan obat setiap hari
Serangan mengganggu aktivitas & tidur
Serangan 2 X seminggu bisa berhari-hari
Serangan malam > 1 x semimggu
VEPI/APE > 60% tetapi < = 80% normal
 PERSISTEN BERAT KONTINU
Gejala terus menerus
Aktivitas fisik terbatas
Sering serangan
Gejala malam sering
VEPI/APE < 80 % normal
 KORTIKOSTEROID
Prednison : steroid oral standart
Dimetabolisme di hati mjd prednisolon
hindari penggunaan pd peny. Hati
dosis total harian : dewasa 30-60 mg
anak 1-2 mg/kg BB/hari

Prednisolon:kerja lebih cepat dr prednison

diminum pagi hari sth sarapan
 Efek kerja steroid pada penyakit paru
Meng (-) konversi asam arakidonat
Menekan ikatan IgE oleh reseptor
Meng(-) pelepasan mediator inflamasi
Me (+) respon thd katekolamin
Menekan respon thd katekolamin
Menekan respon thd mediator bronkokontriksi
Meng(-) tahanan vaskuler pulmonar
Meng(-) produksi mukus abnormal
Mengatur masuknya Ca kedlm sel
GOLONGAN KORTIKOSTEROID