0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
30 tayangan23 halaman
Dokumen ini membahas prinsip terapi farmakologi untuk pengobatan epilepsi. Terapi dimulai dengan obat antiepilepsi monoterapi sesuai dengan jenis serangan, dengan dosis rendah yang ditingkatkan secara bertahap. Jika serangan tidak terkendali, obat kedua ditambahkan sambil menurunkan dosis obat pertama. Obat ketiga baru ditambahkan jika dua obat sebelumnya tidak efektif. Dokumen ini juga memberikan rekomendasi ob
Deskripsi Asli:
terapi epilepsi
referat epilepsi
ikatan dokter saraf indonesia
Dokumen ini membahas prinsip terapi farmakologi untuk pengobatan epilepsi. Terapi dimulai dengan obat antiepilepsi monoterapi sesuai dengan jenis serangan, dengan dosis rendah yang ditingkatkan secara bertahap. Jika serangan tidak terkendali, obat kedua ditambahkan sambil menurunkan dosis obat pertama. Obat ketiga baru ditambahkan jika dua obat sebelumnya tidak efektif. Dokumen ini juga memberikan rekomendasi ob
Dokumen ini membahas prinsip terapi farmakologi untuk pengobatan epilepsi. Terapi dimulai dengan obat antiepilepsi monoterapi sesuai dengan jenis serangan, dengan dosis rendah yang ditingkatkan secara bertahap. Jika serangan tidak terkendali, obat kedua ditambahkan sambil menurunkan dosis obat pertama. Obat ketiga baru ditambahkan jika dua obat sebelumnya tidak efektif. Dokumen ini juga memberikan rekomendasi ob
Diagnosis epilepsi telah dipastikan (confirmed) Setelah pasien dan atau keluarganya menerima penjelasan tentang tujuan pengobatan Pasien dan / atau keluarganya telah diberitahu tentang kemungkinan efek samping OAE yang akan timbul. 2. Terapi dimulai dengan monoterapi, menggunakan OAE pilihan sesuai dengan jenis bangkitan (tabel 1) 3. Pemberian obat dimulai dari dosis rendah dan dinaikkan bertahap sampai dosis efektif tercapai atau timbul efek samping (kadar obat dalam plasma ditentukan bila bangkitan tidak terkontrol dengan dosis efektif) 4. Bila dengan penggunaan dosis maksimum obat pertama tidak dapat mengontrol bangkitan, maka perlu di tambahkan OAE kedua. Bila OAE telah mencapai kadar terapi, maka OAE pertama di turunkan bertahap (tapering off), perlahan lahan
5. Penambahan obat ketiga baru dilakukan setelah terbukti
bangkitan tidak dapat diatasi dengan penggunaan dosis maksimal kedua OAE pertama 6. Pasien dengan bangkitan tunggal direkomendasikan untuk dimulai terapi bila:
Dijumpai fokus epilepsi yang jelas pada EEG
Pada pemeriksaan CT scan atau MRI otak dijumpai lesi yang berkorelasi dengan bangkitan, misalnya neoplasma otak, AVM, abses otak, ensefalitis herpes Pada pemeriksaan neurologik dijumpai kelainan yang mengarah pada adanya kerusakan otak Terdapatnya riwayat epilepsi pada saudara sekandung ( bukan orang tua) Riwayat bangkitan simtomatik Riwayat trauma kepala terutama yang disertai penurunan kesadaran., stroke, infeksi SSP Bangkitan pertama berupa status epileptikus NICE Guideline 2004 Most commonly prescribed Antiepileptic drugs for the most common types of adult and childhood epilepsy (listed in alphabetical and not in order of preference)
Epilepsy syndrome or seizure type Commonly used drug
Clobazam/Clonazepam * Idiophpiatic (primary) generalized, including Ethosuximide (absences) Typical Absence, Juvenile Myoclonic, Grandmal Lamotrigine on awakening Sodium Valproate Clobazam/Clonazepam Myoclonic-Astatic, Myoclonic Seizures Ethosuximide (absences) (benign or progressive), and Atonic Seizure Lamotrigine Sodium Valproate Acetazolamide Carbamazepine Gabapentin Localization related (idiopathic/symptomatic), Lamotrigine including Benign 'rolandic', Benign 'occipital' and Phenythoin Secondary Generalized Sodium Divalprote Topiramate Vigabatrin Clobazam # Lennox-Gastaut syndrome Lamotrine Sodium Divalproate Gammaglobulin (I.V) Nitrazepam # # Infantile spasms (West`s syndrome) Prednisolone/ACTH Sodium Divalproate Vigabatrin NICE Guideline 2004 Second line Drugs to be avoided Epilepsy syndrome First line drug drugs Other drugs (may worsen seizures) a,b Ethosuximide Levetiracetam Oxcarbazepine b a,b a,b Lamotrigine Topiramate Oxcarbazepine Sodium Valproate Phenytoin Childhood Absence Epilepsy Tiagabine Vigabatrin a,b Oxcarbazepine b a,b Lamotrigine Levetiracetam Oxcarbazepine a,b Sodium Valproate Topiramate Phenytoin Juvenile Absence Epilepsy Tiagabine Vigabatrin Carbamazepine Levetiracetam Acetazolamide Tiagabine b Lamotrigine Clobazam Vigabatrin Sodium Valproate Clonazepam a,b Generalised Myoclonic Epilepsy Topiramate Oxcarbazepine Phenobarbital Phenytoin a,c Primidone Carbamazepine Clobazam Acetazolamide b Lamotrigine Gabapentin Clonazepam a,b Focal Epilepsies: cryptogenic, symptomatic Oxcarbazepine Levetiracetam Phenobarbital Sodium Valproate Phenytoin Primidone a,b Topiramate Tiagabine d a Steroids Clobazam Nitrazepam Carbamazepine a,b Vigabatrin Clonazepam Oxcarbazepine Infantile Spasms Sodium Valproate a,b Topiramate NICE Guideline 2004 Second line Drugs to be avoided Epilepsy syndrome First line drug Other drugs drugs (may worsen seizures) a e Carbamazepine Levetiracetam Sulthiamine b a,b Lamotrigine Topiramate Benign Epileps y with Centrotemporal Spikes Oxcarbazepine Sodium Valproate a Carbamazepine Levetiracetam b a,b Lamotrigine Topiramate Benign Epileps y with Occipital Paroxys ms Oxcarbazepine Sodium Valproate a a Clobazam Levetiracetam Phenobarbital Carbamazepine Clonazepam Stiripentol Lamotrigine Severe Myoclonic Epileps y of Infancy a,b Sodium Valproate Oxcarbazepine a,b Topiramate Vigabatrin a Clobazam Levetiracetam Carbamazepine a,b a,b Clonazepam Topiramate Oxcarbazepine Ethos uximide Continous Spike Wave of Slow Sleep b Lamotrigine Sodium Valproate d Steroids b a Lamotrigine Clobazam Felbamate Carbamazepine a,b Sodium Valproate Clonazepam Oxcarbazepine Lennox Gas taut Syndrome a,b Topiramate Ethos uximide Levetiracetam b e a Lamotrigine Levetiracetam Sulthiamine Carbamazepine a,b a,b Landau Kleffner Sodium Valproate Topiramate Oxcarbazepine d Steroids b a Clobazam Lamotrigine Carbamazepine a,b Clonazepam Levetiracetam Oxcarbazepine Myoclonic As tatic Epileps y Sodium Valproate a,b Topiramate AED which may WORSEN Specific Syndrome
Antiepileptic drug Epileptic syndrome/seizure type
insomnia (pada anak), nekrosis epidermal toksik, efek distractability (pada anak), hepatotoksik, arthritic changes, hiperkinesia (pada anak), Dupuytrens contracture, efek irritability (pada anak) teratogenik Clonazepam Kelelahan, sedasi, mengantuk, Ruam, trombositopenia dizziness, agresi (pada anak) hiperkinesia (pada anak) Common CNS Side Effects of AEDs Ataxia: most, especially phenytoin and barbiturates Appetite suppression: topiramate, felbamate Appetite increase and weight gain: valproate Behavior and mood disturbances: GABA agonists Drowsiness: GABA agonists (barbiturates, benzodiazepines), carbamazepine Hiccups and hallucinations: ethosuximide Vertigo: carbamazepine Penghentian OAE Penghentian OAE dapat didiskusikan dengan pasien atau keluarganya setelah bebas dari bangkitan selama minimal 2 tahun Gambaran EEG normal Harus dilakukan secara bertahap, pada umumnya 25% dari dosis semula, setiap bulan dalam jangka waktu 3-6 bulan. Penghentian dimulai dari satu OAE yang bukan utama. Kekambuhan setelah penghentian OAE
Semakin tua usia kemungkinan timbulnya kekambuhan makin tinggi
Epilepsi simtomatik Gambaran EEG yang abnormal Semakin lama adanya bangkitan sebelum dapat dikendalikan Tergantung bentuk sindrom epilepsi yang diderita; sangat jarang pada sindrom epilepsi benigna dengan gelombang tajam pada daerah sentro-temporal, 5-25 % pada epilepsi lena masa anak kecil, 25-75% epilepsi parsial kriptogenik/ simtomatik, 85-95% pada epilepsi mioklonik pada anak Penggunaan lebih dari satu OAE Masih mendapatkan satu atau lebih bangkitan setelah memulai terapi Mendapat terapi 10 tahun atau lebih Indikasi Rujukan pada Dewasa Kirim ke dr Spesialis jika dalam 4 minggu : Bangkitan tidak terkontrol Diagnosa tidak pasti Gagal terapi Status Epileptikus Bangkitan epilepsi yang berlangsung terus menerus atau berulang dengan tanpa pemulihan kesadaran, selama periode > 30 menit.
Klasifikasi status epileptikus:
Konvulsif Non konvulsif Prinsip Penanganan Status Epileptikus Stabilisasi pasien dengan prinsip ABCs. Hentikan bangkitan dan cari etiologi secara simultan. Cegah bangkitan ulang atau atasi penyulit. Atasi faktor pencetus. >60 refrakter rawat ICU. Penatalaksanaan Umum Status Epiletikus Tegakkan etiologi Cari dan obati komplikasi Lanjut Berikan th/ pressor jika perlu ( 30 - 60/90 ) Beri fenitoin, fenobarbital, klormetiazol (iv loading & infus) Pilihan kedua : klonazepam, diazepam,midazolam
Harus rawat ICU!
Refrakter Pantau EEG, EEG kejang, ( 60) fungsi serebral, dan TIK (jika memungkinkan) ABCs Airway (jalan napas) Intubasi setelah kejang berlangsung 15 menit atau tidak stabil atau jika terjadi sumbatan sebelumnya. Breathing (pernapasan) Terganggu perlu bantuan pernapasan. Circulation (sirkulasi) Amankan jalan vena untuk antisipasi hipotensi. Ambil darah periksa glukosa, elektrolit. Berikan : Glukosa (25-50 mg D50W IV push) {thiamine?} {pressors, etc}. Drugs (OAE spesifik) Sesuaikan dengan pengobatan yang sedang dijalani pasien (jika memungkinkan). Obat Untuk Status Epileptikus Mula kerja cepat, masa kerja singkat diazepam 0.2-0.5 mg/kg (max 10 mg) IV
Masa kerja lama
fenitoin 20 mg/kg (max 1,000 mg) IV dalam NaCl 0,9% Kematian pada Status Epileptikus Pernapasan : Aspirasi Obstruksi jalan napas Hipoventilasi Edema pulmonal neurogenik Hipertermi Akibat aktivitas otot yang berlebihan Gangguan irama jantung, aritmia Kematian pada Status Epileptikus Iatrogenik Kurang memperhatikan ABC Terlalu banyak pengobatan (hipotensi, hipoventilasi) Kurang memperhatikan komplikasi yg timbul Pencegahan Penanganan jangan terlambat Hindari tempat perawatan yang tidak sesuai Jangan terlalu banyak obat Perhatikan kemungkinan komplikasi yang timbul Kematian pada Status Epileptikus Sebab tidak diketahui, mungkin karena : Proses interkuren yang dapat ditangani hipoglikemi, infeksi, hiponatremi, intoksikasi, dll Ketidakpatuhan pasien Kejadian paling sering Usahakan mengoptimalkan pengobatan Sederhanakan sediaan Permulaan epilepsi Kadang pertama timbul sebagai status Umumnya mudah dikontrol Permulaan penyakit neurologis Meningitis, ensefalitis, stroke, tumor otak Terima Kasih