Anda di halaman 1dari 91

Kode Etik Profesi Akuntan Publik

Pelatihan Profesional Berkelanjutan


Bali

1
Agenda
1. Tujuan
2. Pendahuluan
3. Keterterapan
4. Prinsip dasar etika profesi
5. Ancaman dan pencegahan
6. Penunjukan praktisi, Kantor Akuntan Publik (KAP), atau Jaringan KAP
7. Benturan kepentingan
8. Pendapat kedua
9. Imbalan jasa profesional dan bentuk remunerasi lainnya
10. Pemasaran jasa profesional
11. Penerimaan hadiah atau bentuk keramah-tamahan lainnya
12. Penyimpanan aset milik klien
13. Independensi dalam perikatan asurans

2
Tujuan
Memberikan suatu gambaran secara garis besar
mengenai prinsip dasar etika profesi dan kerangka
konseptual untuk penerapan prinsip tersebut.
Memberikan suatu gambaran tentang penerapan
kerangka konseptual atas prinsip dasar etika profesi
dalam situasi tertentu, terutama yang terkait dengan
aspek independensi.

3
Pendahuluan
Bersumber dari CEPA - Code of Ethics for Professional
Accountants yang ditetapkan oleh the International
Ethics Standards Board of Accountants (IESBA) (untuk
akuntan profesional yang berpraktik di publik).
Berbasis prinsip dan terdiri dari dua bagian:
Bagian A (prinsip dasar etika profesi dan kerangka
konseptual untuk penerapan prinsip tersebut).
Bagian B (ilustrasi mengenai penerapan kerangka
konseptual tersebut pada situasi tertentu; bukan
merupakan suatu daftar lengkap).

4
Pendahuluan (lanjtn)
the IESBA Code Kode Etik
Part A - establishes the Part A diadopsi menjadi Bagian A
fundamental principles of Prinsip Dasar Etika Profesi
professional ethics for professional
accountants and provides a
conceptual framework for applying
those principles;
Parts B and C mengilustrasikan
bagaimana kerangka konseptual
diterapkan dalam situasi tertentu:
Part B - applies to professional Part B diadopsi menjadi Bagian B
accountants in public practice. Aturan Etika Profesi
Part C - applies to professional Part C tidak diadopsi.
accountants in business.

5
Keterterapan
Setiap individu (Praktisi) dalam KAP atau Jaringan
KAP, baik yang merupakan anggota Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI) maupun yang bukan
merupakan anggota IAPI, yang memberikan jasa
profesional yang meliputi jasa asurans dan jasa selain
asurans seperti yang tercantum dalam standar
profesi dan kode etik profesi.
Anggota IAPI yang tidak berada dalam KAP atau
Jaringan KAP dan tidak memberikan jasa profesional
seperti tersebut di atas tetap harus mematuhi dan
menerapkan Bagian A.
Merupakan aturan minimum.
Tetap tunduk pada perundang-undangan, ketentuan
hukum, atau peraturan lainnya yang terkait.
Berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011.

6
Prinsip Dasar Etika Profesi
Integrity
Integritas
Objektivitas
Kompetensi serta
kecermatan dan kehati- ETHICS
hatian profesional
Kerahasiaan
Perilaku profesional

7
Prinsip integritas
Setiap Praktisi harus tegas, jujur dan adil dalam
menjalin hubungan profesional dan hubungan bisnis
dalam melaksanakan pekerjaannya
Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, komunikasi,
atau informasi lainnya yang diyakininya terdapat:
Kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan
Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-
hati; atau
Penghilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan
atas informasi yang seharusnya diungkapkan

8
Prinsip objektivitas
Setiap praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas,
benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak
(undue influence) dari pihak-pihak lain memengaruhi
pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya.
Setiap Praktisi harus menghindari setiap hubungan yang
bersifat subjektif atau yang dapat mengakibatkan
pengaruh yang tidak layak terhadap pertimbangan
profesionalnya.

9
Prinsip kompetensi serta kecermatan
dan kehati-hatian profesional
Setiap Praktisi wajib untuk
Memelihara pengetahuan dan keahlian
profesionalnya pada suatu tingkatan yang
dipersyaratkan secara berkesinambungan, sehingga
klien atau pemberi kerja dapat menerima jasa
profesional yang diberikan secara kompeten; dan
Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan
seksama sesuai dengan standar profesi dan kode etik
profesi yang berlaku dalam memberikan jasa
profesionalnya.
10
Prinsip kerahasiaan
Setiap Praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang
diperoleh sebagai hasil dari hubungan profesional dan
hubungan bisnisnya, serta tidak boleh mengungkapkan
informasi tsb kepada pihak ketiga tanpa persetujuan klien
atau pemberi kerja, kecuali:
Terdapat kewajiban untuk mengungkapkan sesuai ketentuan hukum
atau peraturan lain yang berlaku
Terdapat kewajiban profesional utk mengungkapkan, selama tidak
dilarang ketentuan hukum (misal reviu mutu)
Kebutuhan untuk mematuhi prinsip kerahasiaan terus
berlanjut, bahkan setelah berakhirnya hubungan Praktisi
dengan klien atau pemberi kerja.
11
Prinsip kerahasiaan (lanjt)
Contoh
Saat berbincang mengenai masalah keuangan, seorang
teman memberitahu cara cepat kaya, yang melibatkan
investasi pada satu perusahaan IT yang merupakan klien
audit KAP anda. Anda tahu bahwa perusahaan tersebut
sedang dalam kesulitan keuangan yang parah, dan
kemungkinan besar menyebabkan kebankrutan.

Apa yang harus anda lakukan?

12
12
Prinsip kerahasiaan (lanjt)
Apa yang harus anda lakukan?

Anda harus tidak menyatakan informasi terkait entitas


tersebut.
Informasi berkaitan dengan klien merupakan informasi
rahasia dan tidak boleh digunakan untuk keuntungan
sendiri atau pihak lain
Informasi tidak boleh diungkapkan tanpa persetujuan
klien, kecuali ada kewajiban hukum atau profesi untuk
membuka informasi
13
13
Prinsip perilaku profesional
Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan
harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi.
Hal ini mencakup setiap tindakan yang dapat mengakibatkan terciptanya
kesimpulan yang negatif oleh pihak ketiga yang rasional dan memeiliki
pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, yang dapat
menurunkan reputasi profesi. Misal:
Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional
yang dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang
telah diperoleh;
Membuat pernyataan yang merendahkan atau melakukan
perbandingan yang tidak didukung bukti terhadap hasil pekerjaan
Praktisi lain.
14
Pendekatan Kerangka Konseptual
Kode Etik menggunakan pendekatan kerangka
konseptual (conceptual framework approach)
Ancaman kepatuhan Praktis terhadap prinsip dasar
etika tergantung pada situasi yang dihadapi.
Situasinya sangat beragam, sehingga tidak
mungkin menjelaskan setiap situasi yang dapat
menimbulkan ancaman.
Sifat perikatan dan penugasan perikatan dapat
berbeda-beda
Pencegahan yang diterapkan dapat berbeda
15
Pendekatan Kerangka Konseptual (lanjt)

Pendekatan kerangka konseptual


1. Mengevaluasi setiap ancaman terhadap kepatuhan pada
prinsip dasar etika;
2. Memperhatikan faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif dalam
mempertimbangkan signifikansi suatu ancaman yang potensial;
Jika suatu ancaman merupakan ancaman selain ancaman-yang-
secara-jelas-tidak-signifikan:
3. Menerapkan pencegahan yang tepat atas setiap ancaman yang
diidentifikasi, atau jika dapat menerapkan pencegahan, ia harus
menolak menerima perikatan, menghentikan jasa profesional
atau bahkan mengundurkan diri dari perikatan
16
Pendekatan Kerangka Konseptual (lanjt)

Catatan:
Kepatuhan pada prinsip dasar dapat diancam oleh berbagai
keadaan dan hubungan.
Sifat dan signifikansi ancaman dapat berbeda, antara lain
tergantung pada:
apakah ancaman timbul dalam kaitannya pemberian jasa pada
suatu klien audit dan
apakah klien audit tsb merupakan entitas dengan kepentingan
publik (public interest entity),
kepada satu klien asurans yang bukan klien audit, atau
kepada satu klien non-asurans.
17
17
Kode Etik Profesi Akuntan Publik

Prinsip Dasar Etika =


Kecermatan
dan kehati- Perilaku
Integritas Objektivitas Kerahasiaan
hatian & profesional
Kompetensi

Terapkan prinsip dasar kepada:

Identifikasi Implementasi
ancaman pencegahan
18
Ancaman dan Pencegahan
Ancaman:
(i) kepentingan pribadi,
(ii) telaah pribadi,
(iii) advokasi,
(iv) kedekatan, dan
(v) intimidasi.
Pencegahan:
(i) dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan,
(ii) dalam lingkungan kerja (tingkat institusi dan tingkat
perikatan), dan
(iii) diterapkan oleh klien.

19
Ancaman-ancaman
Ancaman advokasi (advocacy threats)
Terjadi ketika Praktisi menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal yang
dapat mengurangi objektivitas selanjutnya dari Praktisi tsb.

Ancaman kedekatan (familiarity threats)


Terjadi ketika Praktisi terlalu bersimpati thd kepentingan pihak lain sebagai akibat
kedekatan hubungannya.

Ancaman intimidasi (intimidation threats)


Terjadi ketika Praktisi dihalangi untuk bersikap objektif.

Ancaman kepentingan pribadi (self interest threats)


Akibat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Praktisi maupun anggota
keluarga langsung atau anggota keluarga dekat dari Praktisi.

Ancaman telaah pribadi (self review threats)


Ketika pertimbangan yang diberikan sebelumnya harus dievaluasi oleh Praktisi
yang bertanggung jawab atas pertimbangan tsb
20
Penyelesaian masalah terkait
etika profesi
Ketika memulai proses penyelesaian masalah terkait etika
profesi (formal atau informal), setiap Praktisi (scr individu
atau bersama-sama) harus memertimbangkan:
Fakta yang relevan;
Masalah etika profesi yang terkait;
Prinsip dasar etika profesi yang terkait dengan masalah
etika profesi yang dihadapi;
Prosedur internal yang berlaku; dan
Tindakan alternatif.

21
Pedoman etika profesi dalam
situasi-situasi: (Bag.B dari Kode Etik)
a) Penunjukan praktisi, KAP, atau Jaringan KAP
b) Benturan kepentingan.
c) Pendapat kedua.
d) Imbalan jasa profesional dan bentuk remunerasi lainnya.
e) Pemasaran jasa profesional.
f) Penerimaan hadiah atau bentuk keramah-tamahan lainnya.
g) Penyimpanan aset milik klien.
h) Objektivitas semua jasa profesional
i) Independensi dalam perikatan asurans:
Konsep independensi.
Periode independensi.
Ancaman dalam perikatan asurans.

22
Penunjukan Praktisi, KAP, atau
Jaringan KAP
Penerimaan klien:
Sebelum menerima suatu klien baru, setiap Praktisi harus mempertimbangkan
potensi terjadinya ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika
profesi yang diakibatkan oleh diterimanya klien tersebut. Ancaman potensial
terhadap integritas atau perilaku profesional antara lain dapat terjadi dari isu-
isu yang dapat dipertanyakan yang terkait dengan klien (pemilik, manajemen,
atau aktivitasnya).
Pencegahan yang tepat mencakup antara lain:
a) Memperoleh pemahaman tentang klien, pemilik, manajer, serta pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola dan kegiatan bisnis perusahaan,
atau
b) Memastikan adanya komitmen dari klien untuk meningkatkan praktik tata
kelola perusahaan atau pengendalian internalnya.
Perikatan yang berulang: keputusan untuk menerima harus ditelaah secara
berkala.

23
Penunjukan Praktisi, KAP, atau
Jaringan KAP (lanjt)
Penerimaan perikatan:
Setiap Praktisi hanya boleh memberikan jasa profesionalnya
jika memiliki kompetensi untuk melaksanakan perikatan
tersebut.
Sebelum menerima perikatan, setiap Praktisi harus
mempertimbangkan setiap ancaman terhadap kepatuhan
pada prinsip dasar etika profesi yang dapat terjadi dari
diterimanya perikatan tersebut.
Sebagai contoh, ancaman kepentingan pribadi terhadap
kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian
profesional dapat terjadi ketika tim perikatan tidak memiliki
kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan perikatan
dengan baik.

24
Penunjukan Praktisi, KAP, atau
Jaringan KAP (lanjt)
Penerimaan perikatan: (lanjt)
Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman
yang diidentifikasi dan, jika ancaman tersebut merupakan
ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka
pencegahan yang tepat harus diterapkan untuk menghilangkan
ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat
diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
Memperoleh pemahaman yang memadai mengenai sifat dan kompleksitas
kegiatan bisnis klien, persyaratan perikatan, serta tujuan, sifat, dan lingkup
pekerjaan yang akan dilakukan.
Memperoleh pengetahuan yang relevan mengenai industri atau hal pokok
dari perikatan.

25
Penunjukan Praktisi, KAP, atau
Jaringan KAP (lanjt)
Penerimaan perikatan: (lanjt)
Pencegahan tersebut mencakup antara lain (lanjutan):
Memiliki pengalaman mengenai peraturan atau persyaratan pelaporan
yang relevan.
Menugaskan jumlah staf yang memadai dengan kompetensi yang
diperlukan.
Menggunakan tenaga ahli jika dibutuhkan.
Menyetujui jangka waktu perikatan yang realistis untuk melaksanakan
perikatan.
Mematuhi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang dirancang
sedemikian rupa untuk memastikan diterimanya perikatan hanya bila
perikatan tersebut dapat dilaksanakan secara kompeten.

26
Penunjukan Praktisi, KAP, atau
Jaringan KAP (lanjt)
Penerimaan perikatan: (lanjt)
Tidak diperkenankan melaksanakan perikatan (dengan jenis, periode &
kerangka pelaporan) yang sama yang telah dilakukan oleh Praktisi lain
sebelumnya, dengan pengecualian tertentu.
Perubahan dalam penunjukan:
Komunikasi antara Praktisi Pengganti dengan Praktisi Pendahulu.
Setiap Praktisi Pendahulu harus menjaga prinsip kerahasiaan. Lingkup
informasi mengenai hal-hal yang dapat dan harus didiskusikan oleh Praktisi
Pendahulu dengan Praktisi Pengganti ditentukan oleh sifat perikatan serta hal-
hal sebagai berikut:
Persetujuan dari klien untuk melakukan komunikasi tersebut, atau
Ketentuan hukum, peraturan, atau kode etik profesi yang terkait dengan
komunikasi dan pengungkapan tersebut.
Persetujuan klien.

27
Benturan Kepentingan
Ancaman:
Setiap Praktisi harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan
untuk mengidentifikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan
benturan kepentingan, karena situasi tersebut dapat
menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
etika profesi.
Contoh ancaman terhadap objektivitas:
Persaingan secara langsung antara Praktisi dengan klien.
Kerjasama usaha atau kerjasama sejenis lainnya dengan pesaing utama
klien.
Pemberian jasa profesional untuk klien-klien yang kepentingannya saling
berbenturan atau kepada klien-klien yang sedang saling berselisih.

28
Benturan Kepentingan (lanjt)
Pencegahan utama:
a) Memberitahukan klien mengenai setiap kepentingan atau kegiatan bisnis
KAP atau Jaringan KAP yang dapat menimbulkan benturan kepentingan,
dan memperoleh persetujuan dari klien untuk melanjutkan hubungan
dengan klien berdasarkan kondisi tersebut, atau
b) Memberitahukan semua pihak yang relevan yang teridentifikasi mengenai
pemberian jasa profesional oleh Praktisi kepada dua atau lebih klien yang
kepentingannya saling berbenturan, dan memperoleh persetujuan dari
klien-klien tersebut untuk melanjutkan hubungan dengan mereka
berdasarkan kondisi tersebut, atau
c) Memberitahukan klien mengenai pemberian jasa profesional oleh Praktisi
secara tidak eksklusif untuk suatu klien (sebagai contoh, tidak bertindak
secara eksklusif untuk suatu industri atau jasa tertentu), dan memperoleh
persetujuan dari klien untuk bertindak demikian.
29
Benturan Kepentingan (lanjt)
Pencegahan tambahan:
a) Penggunaan tim perikatan yang terpisah untuk klien-klien yang
kepentingannya saling berbenturan,
b) Penetapan prosedur untuk mencegah akses informasi oleh pihak yang
tidak berhak,
c) Penetapan pedoman yang jelas bagi anggota tim perikatan mengenai
keamanan dan kerahasiaan data;
d) Penggunaan perjanjian kerahasiaan yang ditandatangani oleh setiap
rekan dan staf KAP atau Jaringan KAP, dan
e) Penelaahan secara berkala atas penerapan pencegahan oleh pejabat
senior KAP atau Jaringan KAP yang tidak terlibat dalam perikatan.

30
Pendapat Kedua
Ancaman:
Fakta yang tidak sama.
Bukti yang tidak memadai.

Pencegahan:
Meminta persetujuan dari klien untuk
menghubungi Praktisi yang memberikan pendapat
pertama,
Menjelaskan mengenai keterbatasan pendapat
yang diberikan kepada klien, dan
Memberikan salinan pendapat kepada Praktisi yang
memberikan pendapat pertama.
31
Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk
Remunerasi Lainnya
Fee yang rendah
Tidak mengatur imbalan minimum.
Praktisi dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa profesional yang
dipandang sesuai.
Fakta terjadinya jumlah imbalan jasa profesional yang diusulkan
oleh Praktisi yang satu lebih rendah dari Praktisi yang lain bukan
merupakan pelanggaran terhadap kode etik profesi.
Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi
dapat saja terjadi dari besaran imbalan jasa profesional yang
diusulkan.
Signifikansi ancaman akan tergantung dari beberapa faktor,
seperti besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan, serta
jenis dan lingkup jasa profesional yang diberikan.
32
Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk
Remunerasi Lainnya (lanjt)
Fee yang rendah (lanjt)
Pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan
untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke
tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup
antara lain:
Membuat klien menyadari persyaratan dan kondisi perikatan,
terutama dasar penentuan besaran imbalan jasa profesional,
serta jenis dan lingkup jasa profesional yang diberikan.
Mengalokasikan waktu yang memadai dan menggunakan staf
yang kompeten dalam perikatan tersebut.

33
Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk
Remunerasi Lainnya (lanjt)
Fee kontinjen
Imbalan yang bersifat kontinjen (contingent fee) untuk jasa
profesional selain asurans. Signifikansi ancaman tersebut akan
tergantung dari beberapa faktor sebagai berikut:
Sifat perikatan;
Rentang besaran imbalan jasa profesional yang dimungkinkan;
Dasar penetapan besaran imbalan jasa profesional;
Ada tidaknya penelaahan hasil pekerjaan oleh pihak ketiga
yang independen.

34
Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk
Remunerasi Lainnya (lanjt)
Fee kontinjen (lanjt)
Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi, pencegahan yang
tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk
menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat
yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
Perjanjian tertulis dengan klien yang dibuat di muka mengenai dasar
penentuan imbalan jasa profesional.
Pengungkapan kepada pihak pengguna hasil pekerjaan Praktisi mengenai
dasar penentuan imbalan jasa profesional.
Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.
Penelaahan oleh pihak ketiga yang objektif terhadap hasil pekerjaan
Praktisi.

35
Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk
Remunerasi Lainnya (lanjt)
Imbalan rujukan (referral fee) tidak diperbolehkan,
kecuali jika telah diterapkan pencegahan yang tepat:
i. mengungkapkan kepada klien mengenai perjanjian
pembayaran atau penerimaan imbalan rujukan
kepada Praktisi lain atas suatu perikatan,
ii. memperoleh persetujuan di muka dari klien
mengenai penerimaan komisi dari pihak ketiga atas
penjualan barang atau jasa kepada klien.

36
Pemasaran Jasa Profesional
Bersikap jujur.
Tidak boleh:
(i) mendiskreditkan profesi,
(ii) membuat pernyataan yang berlebihan atas jasa
profesional yang dapat diberikan, kualifikasi yang
dimiliki, atau pengalaman yang telah diperoleh,
(iii) membuat pernyataaan yang merendahkan atau
melakukan perbandingan yang tidak didukung
bukti terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain.
Jika tidak jelas, konsultasi dengan organisasi profesi.

37
Penerimaan Hadiah atau Bentuk
Keramah-Tamahan Lainnya
Praktisi maupun anggota keluarga langsung atau anggota
keluarga dekatnya mungkin saja ditawari suatu hadiah atau
bentuk keramah-tamahan lainnya (hospitality) oleh klien.
Penerimaan pemberian tersebut dapat menimbulkan ancaman
terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.
Signifikansi ancaman sangat beragam, tergantung dari sifat, nilai,
dan maksud di balik pemberian tersebut.
Hanya diperbolehkan jika pemberian tersebut disimpulkan oleh
pihak ketiga (yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai
semua informasi yang relevan) sebagai pemberian yang secara-
jelas-tidak-signifikan.

38
Penyimpanan Aset Milik Klien
Tidak diperbolehkan, kecuali jika diperbolehkan oleh ketentuan hukum.
Jika diperbolehkan, harus menerapkan pencegahan yang tepat.
pencegahan sebagai berikut:
Menyimpan aset tersebut secara terpisah dari aset KAP atau Jaringan
KAP, atau aset pribadinya;
Menggunakan aset tersebut hanya untuk tujuan yang telah
ditetapkan;
Setiap saat siap mempertanggungjawabkan aset tersebut kepada
individu yang berhak atas aset tersebut, termasuk seluruh
penghasilan, dividen, atau keuntungan yang dihasilkan dari aset
tersebut; dan
Mematuhi semua ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku
sehubungan dengan penyimpanan dan pertanggungjawaban aset
tersebut.
Waspada terhadap keterkaitan aset tersebut dengan kegiatan ilegal.
39
OBJEKTIVITAS SEMUA JASA PROFESIONAL

Dalam memberikan jasa profesionalnya, setiap Praktisi


harus mempertimbangkan ada tidaknya ancaman
terhadap kepatuhan pada prinsip dasar objektivitas yang
dapat terjadi dari adanya kepentingan dalam, atau
hubungan dengan, klien maupun direktur, pejabat, atau
karyawannya.
Keberadaan ancaman terhadap objektivitas ketika
memberikan jasa profesional akan tergantung dari
kondisi tertentu dan sifat dari perikatan yang dilakukan
oleh Praktisi.
40
OBJEKTIVITAS SEMUA JASA PROFESIONAL

Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap


ancaman yang diidentifikasi, Pencegahan antara lain:
Mengundurkan diri dari tim perikatan.
Menerapkan prosedur penyeliaan yang memadai.
Menghentikan hubungan keuangan atau hubungan bisnis yang
dapat menimbulkan ancaman.
Mendiskusikan ancaman tersebut dengan manajemen senior
KAP atau Jaringan KAP.
Mendiskusikan ancaman tersebut dengan pihak klien yang
bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan.

41
Independensi dalam Perikatan Asurans

Konsep independensi.
Periode perikatan.
Ancaman dan pencegahan.
Imbalan jasa profesional.
Litigasi atau ancaman litigasi.

42
Konsep Independensi dalam Perikatan Asurans

Independensi dalam pemikiran (independence of mind):


Sikap mental yang memungkinkan pernyataan pemikiran
yang tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang dapat mengganggu
pertimbangan profesional, yang memungkinkan seorang
individu untuk memiliki integritas dan bertindak secara
objektif, serta menerapkan skeptisisme profesional.
Independensi dalam penampilan (independence in
appearance): Sikap yang menghindari tindakan atau situasi
yang dapat menyebabkan pihak ketiga meragukan integritas,
objektivitas, atau skeptisisme profesional dari anggota tim
asurans, KAP, atau Jaringan KAP.

43
Jaringan dan Jaringan KAP
Suatu entitas yang berada dalam atau dimiliki oleh suatu Jaringan dapat
berupa KAP (yang dapat berbentuk perusahaan perseorangan (sole
practitioner), persekutuan (partnership), atau koperasi jasa audit) atau Jaringan
KAP.
Jaringan: Suatu struktur yang lebih besar yang dibentuk dengan tujuan untuk
melakukan kerjasama di antara entitas-entitas dalam struktur tersebut dan
secara jelas: (i) berbagi pendapatan atau beban; (ii) memiliki kepemilikan,
pengendalian, atau manajemen bersama; (iii) memiliki kebijakan dan prosedur
pengendalian mutu bersama; (iv) memiliki strategi bisnis bersama; (v)
menggunakan nama merek (brand name) bersama; atau (vi) berbagi sumber
daya profesional secara signifikan.
Jaringan KAP: Entitas yang bukan merupakan KAP tetapi berada dalam atau
dimiliki oleh suatu Jaringan. Entitas tersebut dapat berupa kantor konsultan
atau kantor penasihat hukum.

44
Jaringan dan Jaringan KAP
Setiap KAP yang berada dalam suatu Jaringan dan setiap Jaringan KAP wajib
menjaga independensinya terhadap klien audit laporan keuangan dari setiap
KAP yang berada dalam Jaringan tersebut.
Suatu Jaringan dapat juga tercipta melalui pembentukan suatu struktur yang
lebih besar dengan tujuan untuk melakukan kerja sama dan seluruh entitas
dalam struktur tersebut berbagi sumber daya profesional secara signifikan.
Sumber daya profesional tersebut mencakup:
Sistem bersama yang memungkinkan semua entitas yang berada dalam
struktur tersebut untuk bertukar informasi, seperti data klien, tagihan, dan
catatan waktu kerja;
Rekan dan staf;
Departemen teknis untuk berkonsultasi mengenai isu, transaksi, atau
kejadian yang berhubungan dengan hal teknis atau industri tertentu dalam
perikatan asurans;
Metode atau pedoman audit; dan
Pelatihan dan fasilitas pelatihan.
45
Independensi selama Periode
Perikatan Asurans
Wajib menjaga independensi selama periode perikatan,
yang dimulai sejak dilaksanakannya perikatan dan
berakhir ketika laporan asurans diterbitkan.
Khusus untuk perikatan yang berulang, berakhirnya
periode perikatan ditentukan oleh terjadinya lebih akhir
salah satu dari peristiwa di bawah ini:
(i) salah satu pihak yang mengadakan perikatan
memberitahukan berakhirnya hubungan profesional
di antara mereka, atau
(ii) ketika laporan asurans final diterbitkan.

46
Ancaman dan Pencegahan dalam
Perikatan Asurans
1) Kepentingan keuangan pada klien asurans
2) Pinjaman dan penjaminan yang diberikan oleh, serta
simpanan yang ditempatkan pada, klien asurans
3) Hubungan bisnis yang dekat dengan klien asurans
4) Hubungan keluarga dan hubungan pribadi dengan klien
asurans
5) Mutasi personil KAP dan personil klien asurans
6) Rangkap jabatan personil KAP sebagai direktur atau pejabat
klien asurans
7) Keterkaitan yang cukup lama antara personil senior KAP
dengan klien asurans
8) Pemberian jasa selain asurans kepada klien asurans
47
1) Kepentingan Keuangan pada
Klien Asurans
Melibatkan KAP, Jaringan KAP, dan Praktisi, termasuk keluarga
langsungnya (suami atau istri atau orang yang menjadi
tanggungan) dan keluarga dekatnya (orang tua, anak, atau
saudara kandung yang bukan merupakan keluarga langsung).
Ancaman kepentingan pribadi timbul ketika:
(i) terdapat kepentingan keuangan, baik :
(a) langsung, maupun
(b) tidak langsung yang material, pada klien asurans
(termasuk klien audit laporan keuangan),
(ii) terdapat kepentingan keuangan yang material pada entitas
yang mengendalikan klien audit laporan keuangan, dan
(iii) program manfaat pensiun KAP atau Jaringan KAP memiliki
kepentingan keuangan pada klien audit laporan keuangan.
Ketiganya tidak diperbolehkan, kecuali bila ancaman dapat
dihilangkan atau dikurangi ke tingkat yang dapat diterima.
48
1) Kepentingan Keuangan pada
Klien Asurans (lanjt)
Pelanggaran yang tidak disengaja atas Seksi ini yang berkaitan dengan
kepentingan keuangan pada klien asurans tidak akan mengurangi
independensi anggota tim asurans, KAP, atau Jaringan KAP selama:
KAP dan Jaringan KAP telah menetapkan kebijakan dan prosedur yang
mengharuskan seluruh tenaga profesionalnya untuk sesegera mungkin
melaporkan kepada KAP setiap pelanggaran yang terjadi sebagai akibat dari
pembelian, warisan, atau pemerolehan kepentingan keuangan lainnya pada
klien asurans;
Sesegera mungkin KAP dan Jaringan KAP memberitahukan tenaga
profesional yang bersangkutan untuk melepaskan kepentingan keuangan
yang menyebabkan ancaman tersebut; dan
Sedini mungkin melepaskan kepentingan keuangan setelah
teridentifikasinya ancaman atau mengeluarkan tenaga profesional yang
bersangkutan dari tim asurans.
49
1) Kepentingan Keuangan pada
Klien Asurans (lanjt)
Setiap KAP harus mempertimbangkan pencegahan yang
dapat diterapkan ketika terjadi pelanggaran atas Seksi ini
secara tidak sengaja yang berkaitan dengan kepentingan
keuangan pada klien asurans. Pencegahan tersebut
mencakup antara lain:
Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan
asurans untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan
oleh anggota tim asurans; atau
Tidak melibatkan personil yang bersangkutan dalam setiap
pengambilan keputusan penting yang berkaitan dengan
perikatan asurans.
50
2) Pinjaman dan Penjaminan yang Diberikan oleh,
serta Simpanan yang Ditempatkan pada, Klien Asurans

Melibatkan KAP, Jaringan KAP, dan Praktisi, termasuk


keluarga langsungnya (suami atau istri atau orang
yang menjadi tanggungan) dan
keluarga dekatnya (orang tua, anak, atau saudara
kandung yang bukan merupakan keluarga langsung).
Menimbulkan ancaman kepentingan pribadi.

51
2) Pinjaman dan Penjaminan yang Diberikan oleh,
serta Simpanan yang Ditempatkan pada, Klien Asurans
(lanjt)
Tidak diperbolehkan, kecuali bila:
(i) pinjaman atau penjaminan (simpanan) tersebut diberikan oleh
(ditempatkan pada) klien asurans yang merupakan bank atau
institusi sejenis melalui prosedur, kondisi, dan persyaratan
yang lazim, dan jumlah pinjaman tersebut tidak material bagi
KAP dan klien asurans,
(ii) dalam hal pinjaman diberikan kepada klien asurans yang
bukan merupakan bank atau insititusi sejenis, atau dalam hal
penjaminan pinjaman diberikan kepada klien asurans,
jumlahnya tidak material, baik bagi anggota tim asurans atau
KAP maupun klien asurans, atau
(iii) dalam hal diterima pinjaman dari, atau diterima penjaminan
atas pinjaman dari, klien asurans yang bukan merupakan bank
atau institusi sejenis, jumlahnya tidak material, baik bagi
anggota tim asurans atau KAP maupun klien asurans.
52
3) Hubungan Bisnis yang Dekat
dengan Klien Asurans
Menimbulkan ancaman kepentingan pribadi dan
ancaman intimidasi.
Contoh:
(i) memiliki kepentingan keuangan yang material pada
suatu usaha patungan (joint venture),
(ii) melakukan perjanjian untuk menggabungkan satu
atau lebih jasa atau produk dari KAP dengan klien
asurans, serta memasarkan paket jasa atau produk
tersebut dengan menggunakan nama bersama,
(iii) melakukan perjanjian distribusi dan KAP bertindak
sebagai distributor dari produk atau jasa yang
dihasilkan oleh klien asurans, atau sebaliknya.
53
3) Hubungan Bisnis yang Dekat
dengan Klien Asurans (lanjt)
Tidak diperbolehkan, kecuali bila:
(i) kepentingan keuangannya tidak material dan
hubungannya tidak signifikan, baik bagi KAP atau
Jaringan KAP maupun klien asurans, atau
(ii) dalam hal pembelian barang atau jasa dari klien
asurans, jika transaksi dilakukan berdasarkan
prosedur, kondisi, dan persyaratan yang lazim.
Jika diperbolehkan, harus menerapkan pencegahan yang
tepat.

54
4) Hubungan Keluarga dan Hubungan
Pribadi dengan Klien Asurans
Menimbulkan ancaman kepentingan pribadi, kedekatan,
atau intimidasi.
Harus mengevaluasi ancaman dan menerapkan
pencegahan yang tepat. Signifikansi setiap ancaman
akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:
Kedudukan anggota keluarga langsung dari anggota tim
asurans pada klien asurans; dan
Peran anggota tim asurans yang bersangkutan dalam perikatan
asurans.

55
4) Hubungan Keluarga dan Hubungan
Pribadi dengan Klien Asurans (lanjt)
Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
Mengeluarkan anggota tim asurans yang bersangkutan dari
tim asurans;
Mengatur tanggung jawab anggota tim asurans sedemikian
rupa, sehingga anggota tim asurans yang bersangkutan tidak
terlibat dengan hal-hal yang menjadi tanggung jawab anggota
keluarga dekatnya; atau
Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mendorong staf KAP
untuk berkomunikasi dengan pejabat senior KAP mengenai isu
independensi dan objektivitas yang menjadi perhatian mereka.

56
4) Hubungan Keluarga dan Hubungan
Pribadi dengan Klien Asurans (lanjt)
Pelanggaran yang tidak disengaja atas ketentuan dalam Seksi ini yang terkait
dengan hubungan keluarga atau hubungan pribadi tidak memengaruhi
independensi anggota tim asurans atau KAP selama KAP:
Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan seluruh personilnya untuk
melaporkan sesegera mungkin kepada KAP mengenai pelanggaran yang terjadi
sebagai akibat dari perubahan status kepegawaian dari anggota keluarga langsung
atau keluarga dekatnya, atau hubungan pribadi lainnya yang dapat menimbulkan
ancaman terhadap independensi;
Mengatur tanggung jawab tim asurans sedemikian rupa, sehingga personil KAP
yang bersangkutan tidak terlibat dengan hal-hal yang menjadi tanggung jawab dari
personil klien asurans yang mempunyai hubungan pribadi dengannya, atau jika hal
ini tidak dimungkinkan, mengeluarkan personil KAP yang bersangkutan dari tim
asurans; dan
Memberikan perhatian lebih dalam menelaah hasil pekerjaan personil KAP yang
bersangkutan.

57
5) Mutasi Personil KAP dan
Personil Klien Asurans
Menimbulkan ancaman kepentingan pribadi, telaah pribadi,
kedekatan, atau intimidasi.
Personil KAP yang bergabung dengan klien asurans (direktur,
pejabat, atau karyawan klien asurans yang dalam kedudukannya
memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal
pokok dari perikatan asurans pernah menjadi anggota tim asurans
atau rekan KAP): diperbolehkan.
Personil klien asurans yang bergabung dengan KAP (mantan
pejabat, direktur, atau karyawan klien asurans bergabung dengan
KAP dan menjadi bagian dari tim asurans): tidak diperbolehkan.
Jika diperbolehkan, harus menerapkan pencegahan yang tepat.

58
6) Rangkap Jabatan Personil KAP sebagai
Direktur atau Pejabat Klien Asurans
Menimbulkan ancaman kepentingan pribadi, telaah pribadi,
atau advokasi.
Tidak diperbolehkan.
Sebagai sekretaris perusahaan (corporate secretary):
diperbolehkan selama:
(i) terbatas pada pekerjaan administratif yang bersifat
rutin dan formal (penyiapan notulen rapat dan
pemeliharaan catatan dan dokumen yang diwajibkan)
(jika diperbolehkan oleh ketentuan hukum atau
peraturan dan praktik profesi yang berlaku), dan
(ii) manajemen klien asurans bertanggung jawab atas
semua keputusan yang relevan yang dibuat.

59
7) Keterkaitan yang Cukup Lama antara
Personil Senior KAP dengan Klien Asurans
Menimbulkan ancaman kedekatan. Ancaman kedekatan
dapat terjadi ketika personil senior yang sama
digunakan dalam perikatan asurans untuk suatu
periode yang cukup lama.
Signifikansi setiap ancaman yang terjadi akan
tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:
Lamanya personil tersebut sebagai anggota tim asurans;
Peran personil tersebut dalam tim asurans;
Struktur KAP; dan
Sifat perikatan asurans.

60
7) Keterkaitan yang Cukup Lama antara
Personil Senior KAP dengan Klien Asurans (lanj)
Pencegahan dalam perikatan audit laporan keuangan
untuk Emiten:
Merotasi personil tersebut dengan mengeluarkannya
dari tim asurans;
Melibatkan Praktisi lainnya yang bukan merupakan
anggota tim asurans untuk menelaah hasil pekerjaan
yang telah dilakukan oleh personil tersebut atau untuk
memberikan saran yang diperlukan; atau
Melakukan penelaahan mutu internal secara
independen.

61
7) Keterkaitan yang Cukup Lama antara
Personil Senior KAP dengan Klien Asurans (lanjt)
Ketika klien audit laporan keuangan berubah menjadi
Emiten, ketentuan rotasi tersebut dapat dikecualikan
hingga dua tahun berikutnya ketika:
(i) keberlanjutan dari personil tersebut dalam
perikatan sangat penting, dan
(ii) rotasi tidak dimungkinkan atau bukan merupakan
pencegahan yang tepat sebagai akibat dari ukuran
KAP.
Dalam hal ini, pencegahan yang tepat harus
diterapkan.

62
7) Keterkaitan yang Cukup Lama antara
Personil Senior KAP dengan Klien Asurans (lanjt)
Bagaimana bila KAP berukuran kecil?
Rotasi mungkin bukan merupakan pencegahan yang
tepat.
Dalam hal ini, harus diterapkan pencegahan yang lain,
seperti: melibatkan Praktisi lainnya (baik dari dalam
maupun luar KAP) yang bukan merupakan anggota tim
asurans untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah
dilakukan atau untuk memberikan saran yang
diperlukan.

63
8) Pemberian Jasa Selain Asurans kepada
Klien Audit Laporan Keuangan
a) Jasa penyiapan catatan akuntansi dan laporan
keuangan
b) Jasa penilaian
c) Jasa perpajakan
d) Jasa audit internal
e) Jasa sistem teknologi informasi
f) Jasa penugasan sementara
g) Jasa penunjang litigasi
h) Jasa hukum
i) Jasa rekrutmen manajemen senior
j) Jasa keuangan korporat
64
a) Jasa Penyiapan Catatan Akuntansi
dan Laporan Keuangan
Menimbulkan ancaman telaah pribadi, ketika di kemudian
hari laporan keuangan tersebut diaudit oleh KAP yang
menyiapkannya.
Klien audit laporan keuangan selain Emiten: diperbolehkan
jika bersifat rutin atau mekanis.
Klien audit laporan keuangan yang merupakan Emiten: tidak
diperbolehkan, kecuali bila:
(i) dalam keadaan darurat, atau
(ii) merupakan bagian dari suatu perikatan audit aporan
keuangan yang diharuskan (statutory financial
statements audit).
65
a) Jasa Penyiapan Catatan Akuntansi
dan Laporan Keuangan (lanjt)
Jika diperbolehkan, harus menerapkan pencegahan yang
tepat. Yaitu:
KAP atau Jaringan KAP tidak boleh terlibat dalam fungsi
manajerial atau pengambilan keputusan manajerial.
Klien audit laporan keuangan harus bertanggung jawab
atas hasil pekerjaan KAP atau Jaringan KAP.
Personil KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa
profesional tersebut tidak boleh terlibat dalam perikatan
audit laporan keuangan.

66
b) Jasa Penilaian
Menimbulkan ancaman telaah pribadi, ketika KAP atau Jaringan
KAP memberikan jasa penilaian kepada klien audit laporan
keuangan yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan
laporan keuangan yang akan diaudit oleh KAP tersebut.

Tidak diperbolehkan, kecuali jika:


Penilaian terkait dengan perikatan audit laporan keuangan:
melibatkan hal yang yang tidak material atas laporan keuangan
dan tingkat subjektivitas yang tidak signifikan.
Penilaian atas informasi hal pokok dari perikatan asurans selain
perikatan audit laporan keuangan.
Penilaian terkait pelaporan surat pemberitahuan pajak kepada
otoritas perpajakan, penghitungan jumlah kewajiban pajak
terhutang, atau perencanaan pajak.
67
b) Jasa Penilaian (lanjt)
Jika diperbolehkan, harus menerapkan pencegahan yang tepat.
Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam tim asurans untuk
menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan
saran yang diperlukan;
Mengonfirmasikan pemahaman dengan klien audit laporan keuangan
mengenai asumsi dan metodologi yang digunakan dalam penilaian, serta
memperoleh persetujuan atas penggunaannya;
Memperoleh pernyataan dari klien audit laporan keuangan mengenai
tanggung jawabnya atas hasil penilaian yang dilakukan oleh KAP atau
Jaringan KAP; dan
Melakukan suatu pengaturan sedemikian rupa sehingga personil KAP atau
Jaringan KAP yang memberikan jasa penilaian tidak terlibat dalam
perikatan audit laporan keuangan.
68
c) Jasa Perpajakan

Umumnya mencakup jasa penelaahan atas


ketaatan perpajakan, perencanaan perpajakan,
pemberian pendapat atas posisi perpajakan
secara formal, dan bantuan dalam penyelesaian
sengketa perpajakan.
Umumnya diperbolehkan karena tidak
mempengaruhi independensi.

69
d) Jasa Audit Internal
Menimbulkan ancaman telaah pribadi, ketika KAP atau Jaringan
KAP memberikan jasa audit internal kepada klien audit laporan
keuangan.
Umumnya mencakup:
(i) perluasan dari jasa audit laporan keuangan yang dilakukan
berdasarkan standar profesi yang berlaku,
(ii) bantuan dalam pelaksanaan kegiatan audit internal, atau
(iii) outsourcing personil audit internal.
Untuk butir (i): diperbolehkan selama tidak bertindak atau tidak
terkesan bertindak sebagai manajemen.
Untuk butir (ii) dan (iii): diperbolehkan selama adanya pemisahan
yang jelas antara pengelolaan dan pengendalian audit internal
oleh manajemen dengan pelaksanaan audit internal oleh KAP
atau Jaringan KAP.
70
d) Jasa Audit Internal (lanjt)
Pencegahan-pencegahan di bawah ini harus diterapkan pada setiap
situasi untuk mengurangi ancaman ke tingkat yang dapat diterima, yaitu
dengan memastikan terjadinya hal-hal di bawah ini:
Klien audit laporan keuangan bertanggung jawab atas kegiatan audit
internal serta dalam menetapkan, memelihara, dan memantau
sistem pengendalian internal;
Klien audit laporan keuangan menugaskan karyawan yang kompeten
(dengan mengutamakan karyawan pada tingkat manajemen senior)
untuk bertanggung jawab atas kegiatan audit internal;
Klien audit laporan keuangan, komite audit, atau dewan komisaris
memberikan persetujuan atas lingkup, risiko, dan frekuensi
pekerjaan audit internal;

71
d) Jasa Audit Internal (lanjt)
Pencegahan-pencegahan di bawah ini harus diterapkan pada setiap
situasi untuk mengurangi ancaman ke tingkat yang dapat diterima, yaitu
dengan memastikan terjadinya hal-hal di bawah ini: (lanjutan)
Klien audit laporan keuangan bertanggung jawab untuk mengevaluasi
dan menentukan rekomendasi yang harus diterapkan dari sejumlah
usulan rekomendasi.
Klien audit laporan keuangan mengevaluasi kecukupan prosedur audit
internal yang dilakukan dan temuan yang diperoleh dari pelaksanaan
prosedur tersebut dengan cara antara lain mendapatkan dan
menindaklanjuti laporan yang diberikan oleh KAP atau Jaringan KAP;
dan
Melaporkan temuan dan rekomendasi yang diperoleh dari pelaksanaan
audit internal kepada komite audit atau dewan komisaris.

72
e) Jasa Sistem Teknologi Informasi
Menimbulkan ancaman telaah pribadi, ketika KAP atau
Jaringan KAP memberikan jasa profesional kepada klien
audit laporan keuangan yang melibatkan perancangan
dan penerapan sistem teknologi informasi keuangan
yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang
selanjutnya menjadi bagian dari laporan keuangan.
Umumnya melibatkan perancangan dan penerapan
sistem teknologi informasi keuangan.
Diperbolehkan selama tidak melaksanakan fungsi
manajemen.
73
e) Jasa Sistem Teknologi Informasi (lanjt)

Jika diperbolehkan, harus menerapkan pencegahan yang tepat,


yaitu memastikan klien audit laporan keuangan untuk:
Mengakui tanggung jawabnya dalam menetapkan dan memantau sistem
pengendalian internal;
Menugaskan karyawan yang kompeten (dengan mengutamakan karyawan
pada tingkat manajemen senior) untuk bertanggung jawab atas setiap
keputusan manajemen yang terkait dengan perancangan dan penerapan
sistem perangkat keras dan perangkat lunak;
Membuat semua keputusan manajemen yang terkait dengan proses
perancangan dan penerapan sistem teknologi informasi;
Mengevaluasi kecukupan dan hasil dari perancangan dan penerapan sistem
tersebut; dan
Bertanggung jawab atas pengoperasian sistem perangkat keras dan
perangkat lunak serta data yang digunakan dalam atau dihasilkan oleh
sistem tersebut. 74
f) Jasa Penugasan Sementara
Menimbulkan ancaman telaah pribadi jika personil tersebut
berada pada suatu kedudukan yang dapat memengaruhi
penyiapan akun-akun atau laporan keuangan klien audit laporan
keuangan.
Diperbolehkan selama:
(i) tidak membuat keputusan manajemen,
(ii) tidak menyetujui atau menandatangani perjanjian atau
dokumen serupa lainnya, dan
(iii) tidak melaksanakan suatu tindakan berdasarkan
pertimbangan sendiri yang mengikat klien audit laporan
keuangan.

75
f) Jasa Penugasan Sementara (lanjt)

Jika diperbolehkan, harus menerapkan pencegahan yang tepat.


Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
Tidak memperbolehkan personil KAP atau Jaringan KAP yang terlibat dalam
penugasan yang bersifat sementara tersebut terlibat dalam perikatan audit
laporan keuangan; dan
Memastikan klien audit laporan keuangan bertanggung jawab dalam
mengarahkan dan menyelia kegiatan yang dilakukan oleh personil KAP atau
Jaringan KAP tersebut.

76
g) Jasa Penunjang Litigasi
Menimbulkan ancaman telaah pribadi ketika jasa
profesional tersebut mencakup estimasi hasil keputusan
yang akan terjadi yang dapat memengaruhi jumlah-
jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan.
Umumnya mencakup menjadi saksi ahli, menghitung
estimasi kerugian atau jumlah piutang atau hutang yang
timbul dari litigasi atau sengketa hukum lainnya, dan
membantu pengelolaan dan pemerolehan kembali
dokumen yang terkait dengan perselisihan atau litigasi.
Diperbolehkan jika, kecuali jika melibatkan kegiatan yang
mewakili klien audit laporan keuangan dalam membuat
keputusan manajerial.

77
g) Jasa Penunjang Litigasi (lanjt)
Jika diperbolehkan, harus menerapkan pencegahan yang
tepat. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang personil
yang terlibat dalam pemberian jasa profesional tersebut untuk
mewakili klien audit laporan keuangan dalam membuat
keputusan manajerial;
Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan
audit laporan keuangan untuk melaksanakan jasa profesional
tersebut; atau
Melibatkan pihak-pihak lain yang relevan, seperti tenaga ahli
independen.

78
h) Jasa Hukum
Menimbulkan ancaman telaah pribadi dan ancaman advokasi.
Merupakan jasa profesional yang disediakan oleh tenaga
profesional yang diperkenankan untuk berpraktik di
pengadilan atau yang memiliki pelatihan hukum yang
dipersyaratkan dalam berpraktik.
Mencakup pemberian jasa seperti bantuan dalam hal yang
terkait dengan perjanjian (contract support), litigasi,
penggabungan usaha dan akuisisi, serta bantuan sebagai
penasihat hukum internal perusahaan.
Tidak diperbolehkan, kecuali jika tidak mempunyai pengaruh
yang material atas laporan keuangan.

79
h) Jasa Hukum (lanjt)
Jika diperbolehkan, harus menerapkan pencegahan yang
tepat. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
Menentukan kebijakan dan prosedur yang melarang personil
KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional
tersebut untuk mewakili klien audit laporan keuangan dalam
membuat keputusan manajerial; atau
Menggunakan tenaga profesional lainnya yang tidak terlibat
dalam perikatan assurance untuk melaksanakan jasa
profesional tersebut.

80
i) Jasa Rekrutmen Manajemen Senior
Menimbulkan ancaman kepenting pribadi, kedekatan,
dan intimidasi.
Umumnya mencakup penelaahan atas kualifikasi
profesional para pelamar, pemberian saran mengenai
kesesuaian para pelamar dengan posisi yang tersedia,
dan menyusun daftar pelamar yang terpilih untuk
diwawancarai berdasarkan kriteria tertentu yang telah
ditentukan oleh klien asurans sebelumnya.
Diperbolehkan selama tidak membuat keputusan
manajemen dalam menentukan pelamar yang terpilih.
Jika diperbolehkan, harus menerapkan pencegahan yang
tepat.

81
j) Jasa Keuangan Korporat
Menimbulkan ancaman telaah pribadi dan ancaman advokasi.
Tidak diperbolehkan, dalam hal mempromosikan,
menawarkan, atau menjadi penjamin emisi efek dalam suatu
penawaran umum saham bagi klien asurans, serta mewakili
klien asurans dalam menyetujui suatu persyaratan transaksi
atau melakukan suatu transaksi.
Diperbolehkan, dalam hal membantu klien asurans dalam:
(i) mengembangkan strategi korporat,
(ii) mengidentifikasi atau memperkenalkan klien asurans
kepada penyedia dana yang sesuai dengan kebutuhannya,
dan
(iii) memberikan saran mengenai struktur pendanaan dan
menganalisis dampak akuntansi yang dapat terjadi dari
usulan transaksi pendanaan tersebut.

82
j) Jasa Keuangan Korporat (lanjt)
Jika diperbolehkan, harus menerapkan pencegahan
yang tepat yang mencakup antara lain:
Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang personil
KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional
tersebut untuk mewakili klien assurance dalam membuat
keputusan manajerial;
Menggunakan tenaga profesional lainnya yang tidak terlibat
dalam perikatan assurance untuk melaksanakan jasa
profesional tersebut; dan
Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang KAP atau
Jaringan KAP untuk mewakili klien assurance dalam menyetujui
suatu persyaratan transaksi atau melakukan suatu transaksi.

83
Imbalan Jasa Profesional dalam
Perikatan Asurans
Ancaman kepentingan pribadi atau ancaman advokasi timbul ketika:
Proporsi jumlah imbalan yang diperoleh dari suatu klien demikian
signifikan dibandingkan dengan jumlah keseluruhan imbalan yang
diperoleh KAP atau Jaringan KAP.
Proporsi jumlah imbalan yang diperoleh oleh seorang rekan dari
suatu klien demikian signifikan dibandingkan dengan jumlah
keseluruhan imbalan yang diperoleh oleh rekan tersebut.
Imbalan belum terlunasi untuk jangka waktu yang cukup lama:
mengesankan pinjaman.
Besaran imbalan secara signifikan lebih rendah dari jumlah yang
dikenakan oleh KAP Pendahulu atau yang ditawarkan oleh KAP
lain.
Imbalan yang bersifat kontinjen: tidak diperbolehkan untuk semua
jasa yang diberikan kepada klien asurans.

84
Penerimaan Hadiah atau Bentuk
Keramah-Tamahan Lainnya
Ancaman kepentingan pribadi dan ancaman kedekatan dapat
terjadi ketika anggota tim asurans, KAP, atau Jaringan KAP
menerima hadiah atau bentuk keramah-tamahan lainnya dari
klien asurans.
Ancaman tersebut demikian signifikan, sehingga tidak ada
satupun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut
ke tingkat yang dapat diterima, kecuali jika nilai hadiah atau
bentuk keramah-tamahan lainnya tersebut secara jelas tidak
signifikan.
Oleh karena itu, satu-satunya tindakan yang tepat adalah dengan
menolak untuk menerima hadiah atau bentuk keramah-tamahan
lainnya tersebut.
85
Litigasi atau Ancaman Litigasi
dalam Perikatan Asurans
Menimbulkan ancaman kepentingan pribadi atau ancaman intimidasi.
Signifikansi ancaman tergantung dari:
(i) materialitas litigasi,
(ii) sifat perikatan asurans; dan
(iii) terkait tidaknya litigasi dengan perikatan asurans sebelumnya.
Harus mengevaluasi signifikansi ancaman dan menerapkan pencegahan yang
tepat untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima,
seperti:
(i) mengungkapkan lingkup dan sifat litigasi kepada pihak klien asurans yang
bertanggungjawab atas tata kelola perusahaan,
(ii) mengeluarkan personil KAP atau Jaringan KAP yang terlibat dalam litigasi
dari tim asurans, atau
(iii) melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan asurans
untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau memberikan
saran yang diperlukan.

86
CONTOH KASUS KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Kasus 1
Budiman, seorang manajer tim perikatan yang sedang
mengaudit PT Angin Ribut, sedang menghadapi masalah
keuangan untuk membiayai pendidikan puteranya yang
hendak memasuki universitas dengan jumlah yang
material dan belum tersedia saat ini. Danar, Direktur
Utama PT Angin Ribut, mengetahui masalah tersebut
dan menawarkan bantuan pinjaman kepada Budiman
secara tulus tanpa imbalan apapun dan menyatakan
bahwa pinjaman tersebut tidak terkait dengan audit
yang sedang berjalan. Setelah mempertimbangkannya
secara mendalam, Budiman menerima pinjaman
tersebut.
1. Apakah tindakan Budiman tersebut melanggar Kode Etik?
2. Jika Budiman hanya merupakan staf junior dari tim perikatan, apakah tindakan
Budiman tersebut melanggar Kode Etik?

87
CONTOH KASUS KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Kasus 2

KAP Adi & Rekan memiliki 9 klien audit. Saat ini


KAP Adi & Rekan, sedang mempertimbangkan
48% untuk menerima PT Sentosa sebagai klien
audit. Jika PT Sentosa diterima sebagai klien,
maka imbalan jasa yang diperoleh dari PT
Sentosa akan mencerminkan 48% dari jumlah
keseluruhan imbalan jasa yang diperoleh KAP
Adi & Rekan. Setelah mempertimbangkannya,
akhirnya PT Sentosa diterima sebagai klien
audit.
1. Apakah tindakan KAP Adi & Rekan melanggar Kode Etik?
2. Apa yang seharusnya dilakukan oleh KAP Adi & Rekan terkait dengan
pertimbangan dalam menerimam PT Sentosa sebagai klien audit?

88
CONTOH KASUS KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Kasus 3
Randi, rekan dari KAP Randi & Rekan, diminta oleh PT
Experience
Jaya Makmur (JM) untuk menyelidiki kasus kerugian
yang terjadi dalam suatu transaksi lindung nilai yang
melibatkan Bank Aman Selalu (AS). Direktur Utama
JM mencurigai adanya kolusi antara Kepala Treasury
JM dengan personil Bank AS yang secara sengaja
menimbulkan kerugian bagi JM. Randi tidak memiliki
pengalaman dalam mengaudit transaksi lindung nilai,
tetapi ia pernah mengikuti PPL transaksi lindung nilai
yang diselenggarakan oleh IAPI. Setelah
mempertimbangkannya, Randi menerima perikatan
tersebut.
1. Apakah tindakan Randi melanggar Kode Etik?
2. Apa yang seharusnya dilakukan oleh Randi terkait dengan pertimbangan dalam
menerima perikatan tersebut?

89
CONTOH KASUS KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Kasus 4
Agung, rekan pada KAP Naruto & Rekan, merupakan rekan
perikatan dalam audit laporan keuangan PT Biru,
perusahaan penghasil susu bubuk. 6 bulan yang lalu
diketahui, berdasarkan laporan dari Badan Pengawasan
Obat dan Makanan (BPOM), bahwa susu tersebut
mengandung zat yang berbahaya bagi kesehatan.
Berdasarkan instruksi dari BPOM, PT Biru menarik seluruh
susu tersebut dan menderita kerugian yang material. Ketika
sedang melakukan audit tahun berjalan, Agung menemukan
bahwa susu yang telah ditarik tersebut hanya dikemas
kembali dan tetap dijual dengan menggunakan merek baru.
Setelah audit selesai, Agung membuat surat pembaca tanpa
identitas yang dimuat dalam surat kabar nasional yang
menginformasikan hal tersebut.

Apakah tindakan Agung tersebut melanggar Kode Etik?

90
Penutup
Terima kasih atas perhatian dan partisipasinya!

91

Anda mungkin juga menyukai