Anda di halaman 1dari 38

URINALISIS

PATOLOGI KLINIK FK UNISSULA


2012
Tujuan :
untuk mengetahui apakah ada kelainan
urine shg dapat digunakan untuk
menegakkan diagnosa

berguna untuk mendiagnosis penyakit ginjal


atau infeksi traktus urinarius dan untuk
mendeteksi adanya penyakit metabolik yang
tidak berhubungan dengan ginjal
Memberi petunjuk untuk diagnostik dan
terapi suatu penyakit

URINALISIS
Mekanisme Pembentukan Urin

Darah dari seluruh tubuh arteriol afferent


masuk sirkulasi glomerulus ( filtrasi protein
dan partikel besar ) urin primer tubulus
proximal ( reabsobsi zat zat yang diperlukan
tubuh seperti glukosa, protein dan asam amino
) Ansa Henle ( urin dipekatkan, pada pars
descenden akan banyak diserap air dan pars
ascenden banyak yang diserap protein )
pada tubulus distal akan ada reabsorbsi
berlebih dan terdapat ADH yang bekerja untuk
reabsorbsi air tubulus kolektivus Duktus
Bellini ureter VU urethra.
Komposisi : 96 % air, 4% bahan terlarut yang tdd
organik(35 gram) : urea,asam urat, keratin. Dan non
organik(25 gram) : klorida, fosfat, sulfat,ammonia

Volume urin :1200-1500 ml/jam atau 30ml/jam

Cara pengambilan sampel urin : dengan kateter


untuk menghindari kontaminasi
Tanpa kateter : pancaran tengah,artinya pasien perlu
diberitahu agar membuang beberapa millimeter
pertama urine sebelum mulai menampung urine.
Pasien perlu membersihkan daerah genital sebelum
berkemih. Wanita yang sedang haid harus
memasukkan tampon yang bersih sebelum
menampung specimen.

URIN
Meskipun urine sewaktu cukup bagus untuk pemeriksaan, namun urine
pertama pagi hari adalah yang paling bagus. Urine satu malam
mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsure-
unsur yang terbentuk mengalami pemekatan.
Lakukan pemeriksaan dalam waktu satu jam setelah buang air kecil.
Penundaan pemeriksaan terhadap spesimen urine harus dihindari
karena dapat mengurangi validitas hasil. Analisis harus dilakukan
selambat-lambatnya 4 jam setelah pengambilan spesimen.
Dampak dari penundaan pemeriksan antara lain : unsur-unsur berbentuk
dalam sedimen mulai mengalami kerusakan dalam 2 jam, urat dan fosfat
yang semula larut dapat mengendap sehingga mengaburkan pemeriksaan
mikroskopik elemen lain, bilirubin dan urobilinogen dapat mengalami oksidasi
bila terpajan sinar matahari, bakteri berkembangbiak dan dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan mikrobiologik dan pH, glukosa mungkin
turun, dan badan keton, jika ada, akan menguap.

Macam-macam sampel urin


1.urin pagi I : setelah bangun tidur sebelum makan minum.
Digunakan untuk px rutin dan kehamilan

2. urin pagi II : -1 jam setelah urin pagi I

3 urin sewaktu : sewaktu-waktu. Untuk screening dan


kualitatif

Urin 2 post prandial : 2-3 jam setelah makan, untuk px gula


darah urin

Urin tampung : diendapkan selama 6-24 jam untuk px


kualitatif

Urin siang : urin diambil siang/sore untuk px urobilinogen

Urin 2 gelas: 1 gelas pancaran urin awal, gelas II sisanya


untuk lokasi kelainan sal.kemih
cont
Urin 3 gelas :
Gelas I : kelainan di uretra (pancaran awal)
Gelas II : VU( beberapa ml)
Gelas III : VU dan getah prostat yang di
peras(pancaran terakhir)

Residual urin : diambil dgn kateter untuk


mengetahui ada tdknya hambatan kateter
Secara fisika:
refrigerasi untuk kultur
Frozen untuk px bahan kimia ttt

Secara kimia
Toluen
Timol
Formalin
Asam sulfat pekat
Asam klorida pekat
Natrium karbonat
Klorofrom
Asam benzoat

Pengawetan urine
Silinderuria : silinder yang didapatkan di
urin, dibentuk dari mukoprotein di tubulus
ginjal n: 0-1/LPK
Leukosituri: n 0-5/LPB pada laki2 dan 0-15
pada perempuan
Hematuria : dibedakan mjd hematuri
mikros dan makros normalnya 1-3/LPB

Istilah-istilah
Unsur-unsur dalam
sedimen urin
Dari organ/jaringan :
a. Sel epitel
Squamos (bntuk polimorfosa,sitoplasma lebar,inti 1 dan besar)
- asal : VU,uretra,vagina

poligonal/bulat (inti besar,sitoplasma ganda)


-asal : ginjal

transisional (inti besar bulat,sitoplasma mirip ekor)


-asal : pelvis renis,ureter,prostat)

sel tumor

b. eritrosit
-bulat,homogen,bikonkaf,cekung di tengah,tak berinti dan
bergranula.
-pda urin pekat/hipotonik : sel krenasi
normal : 0-3/LPB
2500eri/ml urin
warna kekuningan

Unsur organik
Leukosit
-bulat,lbh besar dri eritrosit.
-urin basa : berkelompok,sitoplasma ganda,granula
tak ada.
-urin asam : granula tak ada,bsa bentuk Amorf
detrifus.
-normal : laki : 0-5/LPB
wanita : 0-15/LPB

Thorax/silinder/cast
Dibntuk di lumen tubulus ginjal akibat koagulasi
protein
Silinder kecil : dri ansa henle
Sedang : dri tubulus proximal/distal
Besar : tubulus kolektivus
a. Silinder hialin 0-1/LPK
b. silinder granula dari sisa epitel tubuli yg
bergenerasi agregasi protein)
(granula kasar dan halus)
c. Silinder epitel silindr hialin didlmnya ada
epitel,inti besar,sitoplasma isi
lemak/degenerasi
d.Silinder leukosit Silinder hialin ada leukosit
e. Silinder eritrosit Silindr hialin isi eritrosit,warna
kekuningan,bntuk jelas
f. Silinder sel dan campuran Isi sel darah dan epitel. Bisa
dibedakan bntuknya
sil.campuran, tak bsa dibedakan
sil.sel
g. Silinder lilin Irregular,reaktif,kekuningan,besar,
ujung terjal dan beruas.
Asal silinder granula
berdegenerasi
h. Silinder lemak Tetes lemak/oval fat bodies.
Asal sel tubulus yg
berdegenerasi lemak.(pd
Gnakut/subakut/kronis, nefrose)
Benang mukus
Silinderoid
Pseudo silinder
Rambut/serat kapas
Hifa jamur

Kesalahan penilaian
Kristal tidak patologis
Dalam urin asam :
Amorf urat amorf,putih/kuning
kemerahan
Na urat Bulat,coklat
Uric acid Kuning/tak
warna,irregular,berlebiha
n bntuk batu
Ca Oksalat Octahedral/amplop
Ca Sulfat jarum,/prisma
panjang,tak warna
Ammonium urat Bulat tonjolan
duri,kekuningan

Unsur anorganik
Urin basa :
Amorf fosfat Endapan granula
halus,putih
Tripel fosfat Jernih/tak warna,prisma
berisi 3-5
CaCo3 Halter,amorf,sferis
NH4 biurat Mahkota raja,kuning
kecoklatan,pda urin
fermentasi
Ca3(PO4) Baji,besar,jernih

Kristal Patologis
Cystine : jernih,refraktil,larut pd HCL, tak larut pd
air,as.asetat.
Tyrosine : jarum,kuning ,tak larut pd etanol dan
eter, larut pd asam.
Makroskopik

Pemeriksaan Volume

Harga Normal = 720ml/24jam

Faktor yang mempengaruhi produksi urin:

Luas Permukaan Tubuh


Makin Luas permuakaan tubuh, makin menurun produksi urin.
Kehilangan Cairan
Makin banyak kehilangan cairan, makin menurun produksi
urin.
Kelembapan
Makin lembab suhu sekitar, makin meningkat produksi urin.
Aktifitas
Makin banyak aktivitas, makin menurun produksi urin.
Obat-obatan
Ex: Obat Diuretik

Pemeriksaan Urin Rutin


Warna Normal = Kuning muda sampai kuning tua.

Faktor yang mempengaruhi warna urin :


Kepekatan / konsenterasi urin
Makin pekat makin tua warna urin.
Sifat zat / bahan yang terlarut dalam urin
Makin asam, warna makin tua.

Kelainan warna dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu :


Fisiologis
Makanan
Wortel ( kuning tua ), makanan yang mengandung fosfat / urat (
seperti susu ), kue kue yang diberi zat pewarna.
Patologis
Warna teh disebabkan adanya bilirubin.
Warna hijau disebabkan adanya biliverdin
Warna hitam disebabkan melanoma.
Warna merah disebabkan adanya darah.
Warna putih susu disebabkan adanya chilus.
Warna putih keruh disebabkan adanya pus.

Pemeriksaan Warna
Harga normal : Jernih
Kekeruhan sejak dikemihkan :
Adanya fosfat banyak alkalis keruh.
Nanah
Chylus, seringkali disebabkan karena filariasis (
bendungan aliran limfe ).
Darah
Penambahan unsur sediment.

Kekeruhan setelah didiamkan :


Amorf fosfat dan karbonat
Kristal urat
Perkembangan bakteri

Faktor yang mempengaruhi:


Adanya bakteri, nanah, chylus, Kristal, lender dan
epitel.

Pemeriksaan Kejernihan
Pemeriksaan Buih
Harga normal : Buih berwarna putih dan cepat menghilang
Faktor yang mempengaruhi:
Protein : Buih putih dan bertahan lama
Bilirubin : Buih kuning

Pemeriksaan Bau
Harga normal : Urin normal, bau tidak keras.

Kelainan bau urin :


Fisiologis
Karena makanan ( durian, petai, jengkol ), obat-obatan (
toluene, mentol ).

Patologis
Bau buah buahan : Zat keton
Bau amoniak : Perombakan ureum
Bau asam sulfat : Perombakan protein ( albumin )
Bau tinja : Perforasi usus ke dalam kandung
kemih.
Bau busuk : Karsinoma di saluran kemih kelamin
Pemeriksaan PH
Harga normal
Random : Maximal range4,5 8,0
Pagi : 5,0 6,0
Range : 4,5 8,0
Interference : Bacterial Overgrowth
(alkaline or acidic)
Aciduria : pH < 5,4
Alkaluria (alkalinuria) : pH > 6,5
Acidic sepanjang hari batu asam urat
Alkaline sepanjang hari infeksi

Kelainan PH urin :

Fisiologis
Karena makanan ( buah buahan, sayur sayuran ), obat
obatan ( bikarbonas natrikus, kalsium asetat )
Patologis
Asam : Diebetes Mellitus, diare, keadaan metabolic asidosis.
Alkalis : Muntah, infeksi, keadaan alkalosis

KIMIA
Ada 2 metode :
1. Rebus
prinsip kerja :
dgn pemanasan menyebabkan
denaturasi protein dan terjadi presipitasi.
penilaian hasil :
Jernih : (-)
Keruh minimal : (+), proteinuria 10-50 mg/dl
Kekeruhan nyata : (++), proteinuria 50-
200 mg/dl
Gumpalan nyata : (+++), proteinuria
200-500 mg/dl
Gumpalan besar : (++++), proteinuria
>500 mg/dl

Px. Protein
Faktor yang mempengaruhi :
kepekatan urin (-) palsu
adanya fosfat, karbonatm obat2an (+)
palsu
Prinsip kerja : penambahan reagen tersebut
akan menimbulkan kekeruhan menetap

Penilaian hasil :
Sama dengan tes rebus

Factor yang mempengaruhi :

Adnaya urat karbonat dan obat-obatan positif


palsu
Adanya urin yang menyebabkan negative palsu
Asanya protein bence jones posotif palsu

Pemeriksaan Protein Metode


Sulfosalisilat
Fehling : A : lar.cuprisulfat
B : lar.alkalis natrium tartrat

Prinsip kerja : dalam suasana alkalis,glukosa akan mereduksi


cuprisulfatcuprooksida. Pengendapan cuprohidroksida dicegah
dengan penambahan lar.alkalis Na.

Penilaian :
- biru kehijauan
+ filtrat hijau,endapan kuning
++ filtrat hijau kekuningan,endapan kuning
+++ filtrat kuning kehijauan,endapan kuning
++++ filtrat orange,endapan merah bata

(+)palsu : vit.C, polisakarida lain dpt mereduksi fruktosa,galaktosa


dan pentosa
(-)palsu : urin asam,pemanasan inadekuat

Faktor yg mempengaruhi :
- Pemeriksaan ini Tdk spesifik untuk glukosa
- Adanya non reducing substance

Pemeriksaan Gula metode Fehling


Prinsip kerja : dalam suasana alkalis,glukosa
akan mereduksi kuprisulfat
kuprosulfatkuprooksida yg mengendap dan
warnanya merah dengan pemanasan
Penilaian : sama dengan fehling

+ringan : - neonatus usia 10-14 hari


- kehamilan akhir trimester III
- post partum

Faktor yang mempengaruhi :


+ palsu : pemanasan terlalu lama, adanya
reducing substance
- palsu : urin encer dan pemanasan in adekuat

Pemeriksaan Gula metode


Benedict
ada 2 macam :
Metode natif (tanpa pengecatan)
Metode sternheimer malbin (dengan
pengecatan)

Cat sternheimer malbin 3 tetes larutan


sternheimer malbin A + 97 larutan
sternheimer malbin B

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Cara kerja hampir sama, perbedaannya pada metode
sternheimer malbin dilakukan pengecatan
menggunakan cat sternheimer malbin

1. Kocok urin agar tercampur rata


2. Masukkan 10-15 ml ke tabung pemusing
3. Pusingkan 5-10 menit kecepatan 1.000-2.000 rpm
4. Cairan atas dibuang, sisakan 0,5 ml kocok (bila
dengan metode sternheimer malbin tambahkan 3 tetes
cat sternheimer malbin )
5. Letakkan setetes sedimen pd objek glass tutup dengan
deck glass
6. Lihat di mikroskop pembesaran 10 x atau 40 x
Nilai normal :
Eritrosit 0-3/ LPB
Leukosit pria 0-5/ LPB wanita 0-15/ LPB
Sel epitel -
Silinder 0-1/ LPK
Kristal -

Keterangan :
LPB (lapang pandang besar) : 40x
LPK (lapang pandang kecil) : 10x
URINALISA KHUSUS
Pemeriksaan urin khusus adalah pemeriksaan
urin yang dilakukan dengan suatu indikasi
dan maksud tertentu

Pada pemeriksaan urinalisa khusus yang


dikerjakan adalah :
1. Px. Zat Keton
2. Px. Bilirubin
3. Px. Urobilinogen
4. Px. Urobilin
5. Px. Darah samar
6. Px. Calcium
7. Px. Chlorida
8. Px. Protein Kuantitatif
9. Px. Batu Ginjal
Pemeriksaan Zat Keton
Metode Pemeriksaan :
Metode Rothera
Prinsip Kerja
- Visual
- Sodium Nitroprusid dalam suasana alkalis dapat mereduksi aceton dan
asam acetate menghasilkan menghasilkan warna ungu.
Penilaian
- Penilaian
Negative : tidak terbentuk warna ungu
Positif : terbentuk warna ungu

Harga Normal
- Negatif
Faktor yang mempengaruhi
- Urin yang tidak segar menyebabkan asam aceto acetat menjadi aceton
dan
- menguapnya aceton dari urin mengurangi kemungkinan hasil positif
dalam urin yang mengandung zat-zat keton.
- Makin cepat cincin terbentuk makin tinggi kadar aceton.
Metode Gerhard
Prinsip Kerja
Ion-ion ferri dari ferri chloride akan bereaisi dengan asam aceto
acetate membentuk zat warna merah anggur/merah coklat.
Visual
Negatif (-) : Tidak terbentuk warna merah anggur/merah
coklat
Positif (+) : Terbentuk warna merah anggur/merah coklat

Penilaian
Negatif (-) : Tidak terbentuk warna merah anggur/merah
coklat
Positif (+) : Terbentuk warna merah anggur/merah cokiat

Harga Normal
Negatif (-)

Faktor yang mempengaruhi


Adanya salisilat, antipyrin dan natrium bikarbonat dapat
memberikan hasil positif palsu. Untuk membedakan hasil positif
palsu dengan positif sejati, sampel urin diasamkan dengan asam
acetat dan dipanaskan sehingga asam aceto acetat menguap.
Catatan : Tes Gerhardt (+) harus disertai test Rothera (+),karena
tes Rothera jauh lebih peka.
Metode Acetest Tablet
Prinsip Kerja
Visual
Asam aceto acetat dan aceton dalarn urin akan
membentuk suatu kompleks yang berwarna
dengan nitroprusid dengan adanya asam
aminoasetat. Natrium phosphate diperlukan untuk
memberi pH yang optimal.
Penilaian Hasil
Negatif (-) : tidak terbentuk warna ungu muda
sampai biru
Positif (+) : terbentuk warna ungu rnuda
sampai ungu biru
Harga Normal
Negatif
Metode Ketostix
Prinsip Kerja
Visual
Asam aceto acetat dan acetone dalarn urin akan
membentuk suatu kompleks yang berwarna
dengan nitroprusid dengan adanya asam
arninoasetat. Natrium fosfat diperlukan untuk
memberi pH yang optimai
Penilaian Hasil
Negative : tidak terbentuk warna ungu
muda sampai ungu biru
Positive : terbentuk warna ungu muda sampai
ungu biru
Harga Normal
Negatif
Pemeriksaan Darah Samar
Prinsip Kerja
Visual
Peroksida dari haemoglobin akan memecah H202 menjadi H20 dan
0, yang akan mengoksidasi benzidin dalam suasana asam menjadi
suatu senyawa yang berwarna hijau sampai biru tua.
Penilaian
Negatif (-) : tidak ada perubahan warna atau warna hijau
samar-samar
Positif 1 (+) : hijau
Positif 2 (++) : hijau biru
Positif 3 (+++) : biru
Positif 4 (++++) : biru tua
Harga normal : negatif (-)
Harga Normal
Negatif
Faktor yang mempengaruhi
Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh : sisa-sisa Cupri oksida
(benedict), bromid, iodida, asam nitrat, formalin, zat besi,
bismuth
Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh Vitamin C, H202 yang
tidak baru lagi

Anda mungkin juga menyukai