Anda di halaman 1dari 16

Transudatadalah kumpulan cairan dalam

rungga tubuh yang bukan disebabkan


oleh proses radang, biasanya oleh karena
gangguan keseimbangan cairan badan.
Eksudatadalah kumpulan cairan dalam
rongga tubuh yang disebabkan proses
radang/ iritasi.
Peningkatan tek. osmotik plasma karena
hipoalbuminemi ( Sindr. Nefrotik, Sirosis
hepatis)
Peningkatan retensi Na & air; Gagal
ginjal
Meningkatnya tekanan kapiler/vena;
gagal jantung, obstruksi vena porta,
perikarditis konstriktiva
Obstruksi limfe; hidrothorax, elefantiasis,
pasca mastektomi radikal
Jernih
BJ < 1,018 (1,006-1,018)
Tak ada bekuan/ encer/ membeku lambat
Bau tdk khas
Jumlah lekosit <1000/mmk (pleural), <500/mmk
(peritoneal)
Mononuklear

Protein < 3 gr% (tes Rivalta negatif)


Kadar Glukosa transudat = kadar Glukosa plasma
Lemak ()
Rasio prot cairan:serum <0,5
Bakteri (-)/ jarang (+)
Warna: Putih-kuning (purulen), abu2, merah muda, merah
(hemorrhagis)
Keruh
BJ >1,018 (1,018-1,030)
Bekuan (+)/ cepat membeku
Bau tdk khas (infeksi kuman anaerob/E.coli: bau busuk)
Jumlah lekosit > 1000/mmk (pleural), <500/mmk
(peritoneal)
Polinuklear (awal), makrofag (lanjut
Protein >3 gr% (Tes Rivalta positif)
Kadar Glukosa eksudat << kadar Glukosa plasma
Rasio protein cairan:serum >0,5
Lemak bisa positif (infx. Tbc)
Bakteri sering (+)
Pemeriksaan Makroskopis
Jumlah. Ukurlah dan catatlah volume yang didapat dengan pungsi.
Jika semua cairan dikeluarkan maka jumlah itu memberi petunjuk
tentang luasnya kelainan.
Warna. Bervariasi: Agak kuning, kuning kehijauan, mnerah jambu,
merah, putih seperti susu, dll. Bilirubin memberi warna kuning
pada transudat, darah memberi warna merah atau coklat, pus
memberi warna warna putih-kuning, chylus putih serupa susu,
B.pyogenous memberi warna biru-hijau. Warna transudat biasanya
kekuningan sedangkan eksudat bervariasi sesuai causa dan
beratnya peradangan. Warna eksudat karena proses radang
ringan tidak banyak berbeda dari transudat.
Kejernihan. Bervariasi dari jernih, agak keruh sampai sangat
keruh. Kekeruhan terutama disebabkan oleh adanya dan
banyaknya sel, leukosit (ringan sampai berat meyerupai bubur),
eritrosit menyebabkan kekeruhan yang kemerah-merahan.
Bau. Baik transuda6t maupun eksudat tidak mempunyai bau
bermakna kecuali terjadi pembusukan protein. Infeksi
kuman anaerob dan oleh E.coli mungkin menimbulkan bau
busuk. Adanya bau ini mengarahkan pikiran kita bahwa
cxairan tersebut adalah eksudat.
Berat Jenis. Harus segera ditentukan sebelum terjadi
bekuan. Penetapan ini penting untuk menentukan jenis
cairan. Kalau jumlah cairan yang tersedioa cukup maka
dilakukan dengan urinometer, jika jumlah cairan <25 cc
maka dilakukan dengan refraktometer.
Bekuan. Jika ada bekuan perhatikan dan terangkan sifatnya
(renggang, berkeping, sangat halus, dll). Bekuan tersusun
dari fibrin dan hanya didapat pada eksudat.
kadar glukosa dan protein
- Transudat mempunyai kadar glukosa
sama seperti plasma sedangkan eksudat
kadar glukosanya lebih rendah dari
kadar glukosa plasma.
- Transudat mempunyai kadar glukosa
sama seperti plasma sedangkan eksudat
kadar glukosanya lebih rendah dari
kadar glukosa plasma.
Kualitatif (RIVALTA)
100ml akuades dalam tabung diberi 1 tetes asam asetat
glacial, campur
Teteskan 1 tetes cairan yg akan diperiksa 1 cm di atas
permukaan
Perhatikan tetesan tersebut bercampur dan bereaksi
dengan cairan yang mengandung asam asetat glacial.
Ada 3 kemungkinan:
Tetesan tersebut bercampur dengan larutan asam asetat
glacial tanpa menimbulkan kekeruhan sama sekali< hasil tes
adalah negatif
Tetesan tersebut memberikan kekeruhan yang sangat ringan
serupa kabut halus, hasil tes positif lemah
Tetesan tersebut memberi kekeruhan yang nyata seperti
kabut tebal tau presipitat putih, hasil tes positif.
Kuantitatif:
Tetapkan BJ nya dulu ( tes esbach). Bila
BJ<= 1,010 diencerkan 5-10x, BJ> 1,010
encerkan 20x. Penetapan menurut
Esbach
Perhitungan [Prot]={BJ-1,007}x343= gr
protein/100ml
Cara pemeriksaan kadar glukosa cairan tubuh sama dengan
cara pemeriksaan kadar glukosa serum.
Pemeriksaan Lemak
Transudat tidak mengandung lemak kecuali kalau
tercampur chylus. Dalam eksudat mungkin mengandung
lemak oleh karena dinding kapiler dapat ditembus oleh
lemak. Hal ini biasa dijumpai pada infeksi oleh M.tbc.
Kadang terlihat cairan seperti susu. Kita perlu mengetahui
apakah putihnya karena chylus atau zat lain.
Cara:
Cairan dibuat alkalis dengan menambahkan NaOH 0,1N,
kemudian ditambahkan ether maka lemak akan larut.
Apabila menjadi jernih berarti lemak dan warna putih
adalah chylus. Bila tdk menjadi jernih, warna putih mungkin
Lechitin dalam keadaan emulsi. Untuk membuktikan bahwa
Hitung Jumlah Leukosit
Dilakukan pada cairan jernih/ agak keruh.
Yang dihitung sel darah putih, karena sel darah merah tidak bermakna.
Digunakan pengencer NaCl 0,9% (Turk: bekuan)
Pada transudat; < 500/mm3, sedangkan eksudat mengandung > 500/mm3
Cara:
Isap cairan tubuh dengan pipet leukosit sampai angka 1 tepat, pertahankan.
Isap NaCl 0,9% dengan pipet yang sudah berisi cairan tubuh tadi sampai angka 11, hati-
hati, jangan sampai ada gelembung.
Kocok pipet selama 3 menit secara horizontal dengan jalan ujung-ujung pipet ditutup
dengan ibu jari dan jari tengah.
Letakkan bilik hitung yang bersih dengan kaca penutup dibawah mikroskop, carilah
bilik hitung
Buang 4 tetes cairan yang ada di dalam pipet, sedangkan tetesan ke 5 diteteskan
dengan cara mrnyentuhkan ujung pipet dengan sudut 30 derajat pada permukaan
kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan bilik hitung terisi
cairan pelan-pelan dengan daya kapilaritasnya.
Tunggu selama 2-3 menit supaya leukosit mengendap
Pakailah lensa obyektif kecil (pembesaran 10x). kemudian pindah ke lensa obyektif
yang lebih besar (pembesaran 40x).
hitung semua leukosit yang terdapat dalam keempat bidang besar.
Perhitungan: Jml leukosit = (Jumlah leukosit terhitung x 10) : 0,4 = ../mmk
Cara:
Dibuat sediaan apus. Jika cairan jernih maka 10-15 ml cairan
dipusingkan, supernatan dibuang dan sedimendikocok
supaya homogen kemudian dibuat sediaan apus. Jika cairan
keruh sekali maka sediaan apus dibuat langsung dari cairan
tersebut. Jika terdapat bekuan, maka sediaan apus dibuat
dari bekuan itu.
Sediaan dikeringkan dan difiksasi menggunakan methanol
90% selama 3-4 menit selanjutnya digenangi dengan cat
giemsa selama 20 menit. Setelah itu genangan cat dibuang
dan preprata dicuci dari sisa cat dengan jalan mengaliri air
pelan-pelan. Sediaan apus dikeringkan dan diperiksa di
bawah mikroskop.
Lakukan hitung jenis dalam 100 leukosit dengan
mengelompokkan antara sel leukosit mononuclear dan
polinuklear kemudian dibuat prosentase.
Hasilhitung jenis dapat memberi
keterangan tentang jenis radang yang
menyertai proses radang akut hampir
semua sel polimorfonuklear (pmn).
Radang dan rangsang menahun
menghasilkan hanya sel mononuclear
saja.

Anda mungkin juga menyukai