Anda di halaman 1dari 68

SISTEM AKUNTANSI INSTANSI

BERBASIS AKRUAL
GAMBARAN UMUM
Oleh:
Fitra Riadian
Kasi Bimbingan Akuntansi Instansi I
HP.0812-1919-571
E-mail fitrariadian@gmail.com

Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan


Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan RI
Versi, 07 April 2016
1
Seri Ilmu SAIBA
2
Basis Akuntansi

2015

Kas Menuju
Akrual
Akrual
3
KAS MENUJU AKRUAL
VS
AKRUAL

Kas Menuju Akrual Akrual

Pendapatan dan Belanja Pendapatan dan Beban dicatat


dicatat pada saat Kas diterima pada saat terjadinya
atau dikeluarkan dari Kas (timbulnya hak/kewajiban)
Negara/Entitas LAPORAN tanpa memperhatikan apakah
kas-nya sudah diterima atau
REALISASI ANGGARAN (LRA) dikeluarkan dari Kas Negara
Aset dan Kewajiban dicatat LAPORAN OPERASIONAL (LO)
pada saat terjadinya transaksi Aset dan Kewajiban dicatat
NERACA pada saat terjadinya transaksi
NERACA

4
LAPORAN YANG DISUSUN

KAS MENUJU AKRUAL AKRUAL

1. LAPORAN REALISASI 1. LAPORAN REALISASI


ANGGARAN (LRA) ANGGARAN (LRA)
2. LAPORAN OPERASIONAL
2. NERACA (LO)
3. CATATAN ATAS 3. LAPORAN PERUBAHAN
LAPORAN KEUANGAN EKUITAS (LPE)
(CALK) 4. NERACA
5. CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN (CALK)
5
Laporan Realisasi Anggaran

LRA merupakan salah satu komponen laporan


Pengertian keuangan yang menyajikan ikhtisar sumber,
dan Tujuan alokasi dan pemakaian sumber daya keuangan
yang dikelola oleh pemerintah, yang
menggambarkan perbandingan antara anggaran
dan realisasinya dalam suatu periode tertentu.

Manfaat
Menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan-LRA dan belanja
dari suatu entitas pelaporan yang diperbandingkan dengan anggarannya
Menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi sumber daya
ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah dalam
periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komparatif

1. Pendapatan-LRA
Struktur dan Isi 2. Belanja
6
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Illustrasi Sampai Dengan 31 Desember 2015
Format
LRA No Uraian Angg. Real. Realisasi
di Atas
% Real.
Angg.
(bawah)
Anggaran
A PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH
A.1 PENERIMAAN NEGARA
A.1. Penerimaan Negara Bukan Pajak
JUMLAH PENDAPATAN DAN HIBAH

Dalam LRA B BELANJA NEGARA


Akrual B.1 Belanja Pegawai
tidak ada B.2 Belanja Barang
lagi Akun B.3 Belanja Modal
Transaksi B.7 Bantuan Sosial
Non JUMLAH BELANJA NEGARA
Kas

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


8
Laporan Operasional
Menyediakan informasi ttg seluruh kegiatan
operasional keuangan yg mencakup
Pengertian dan pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit
Tujuan operasional, yang penyajiannya
disandingkan dengan periode sebelumnya.

Manfaat
melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual sehingga
penyusunan LO, LPE dan Neraca mempunyai keterkaitan yang jelas

1. Pendapatan-LO
Struktur dan Isi 2. Beban
3. Surplus/Defisit dari operasi
4. Kegiatan non operasional
5. Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa
6. Pos Luar
9
Biasa
7. Surplus/Defisit-LO
SATUAN KERJA
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
Kenaikan/
URAIAN 20X1 20X0 (%)
Penurunan
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN
Pendapatan Perpajakan XXX XXX XXX XXX
Pendapatan Negara Bukan Pajak XXX XXX XXX XXX
Pendapatan Hibah XXX XXX XXX XXX
Jumlah Pendapatan XXX XXX XXX XXX
BEBAN
Beban Pegawai XXX XXX XXX XXX
Beban Persediaan XXX XXX XXX XXX
Beban Barang dan Jasa XXX XXX XXX XXX
Beban Pemeliharaan XXX XXX XXX XXX
Beban Perjalanan Dinas XXX XXX XXX XXX
Beban Bantuan Sosial XXX XXX XXX XXX
Beban Penyusutan dan Amortisasi XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX
Illustrasi Beban Barang Diserahkan kepada Masyarakat
Beban Penyisihan Piutang Tak tertagih XXX XXX XXX XXX
Beban Penyusutan dan Amortisasi XXX XXX XXX XXX
Format LO Jumlah Beban XXX XXX XXX XXX
SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN OPERASIONAL XXX XXX XXX XXX
KEGIATAN NON OPERASIONAL
Surplus (defisit) Penjualan Aset Lancar XXX XXX XXX XXX
Surplus (defisit) Penjualan Aset Non Lancar XXX XXX XXX XXX
Surplus (defisit) Penyelesaian Utang XXX XXX XXX XXX
Surplus (defisit) Nilai Tukar XXX XXX XXX XXX
Surplus/ Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya XXX XXX XXX XXX
Jumlah Surplus/ Defisit Dari Kegiatan Non Operasional XXX XXX XXX XXX
SURPLUS/ DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA XXX XXX XXX XXX
POS LUAR BIASA
Pendapatan Luar Biasa XXX XXX XXX XXX
Beban Luar Biasa XXX XXX XXX XXX
10 Jumlah Pos Luar Biasa XXX XXX XXX XXX
SURPLUS/ DEFISIT- LO XXX XXX XXX XXX
INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
11
Pendapatan Negara Bukan Pajak
Adalah Pendapatan Basis Akrual. Misal:
Pendapatan yang merupakan Hak/telah
PNBP Sewa Gedung berdasar LRA
terjadi pada tahun berjalan
Rp.100,-
Yaitu:
Pendapatan PNBP basis Kas (LRA)
Ada sewa yang belum diterima
Ditambah Pendapatan Hak tahun berjalan
pembayarannya Rp.25,- Piutang
yang belum diterima Kas-nya Rp.25
Dikurangi Pendapatan yang merupakan Pendapatan Sewa LO:
pembayaran Piutang tahun lalu
Rp.100 + Rp.25 = Rp.125,
Dikurangi PNBP yang bukan Pendapatan
PNBP (Pendptn Non Operasional) 42312x Ternyata dari LRA yg 100,- Rp.30
Pendptn dr Penjualan Aset, 423912, 423951- merupakan pembayaran piutang
9 (Pengemb. Bel TAYL), 423921 (Pendptn
tahun lalu
Penyelesaian TGR Non Bendahara), 423922
(Pendptn Penyelesaian TP) Jadi Pendapatan LO Sewa tahun
2015 = 100 (LRA) + 25 (Piutang)
Akun PNBP: 423, 424 (Khusus BLU) 30 (Pembayaran Piutang) = Rp.95
12
Beban Pegawai
Adalah Beban Pegawai Basis Misal:
Akrual. Beban pegawai yang
merupakan Kewajiban/telah Berdasar LRA, Belanja
Terjadi pada tahun berjalan Pegawai (akun 51) Rp.100,-
Yaitu:
Belanja Pegawai basis Kas Untuk Beban Pegawai, maka
(LRA)
Ditambah Kekurangan ditambah Kekurangan Gaji
Gaji/Gaji Susulan tahun yang telah dibuat SPMnya
berjalan yang belum namun belum terbit SP2D
dibayarkan
s.d akhir tahun
Dikurangi Belanja
Kekurangan Gaji/Gaji Susulan
tahun lalu
Akun: 51xxxx, 525111 (BLU)
13
Perbedaan Belanja Barang (LRA), Beban
Persediaan/Pemeliharaan (LO), Penyesuaian Nilai (LPE)
dan Saldo Persediaan (Neraca)
Saldo Awal Persediaan Rp. 50 juta
Belanja Persediaan pada
Pembelian Rp.100 juta LRA dan Persed Blum
Direg pada Neraca
Jumlah Persediaan Rp.150 juta
Beban Persediaan/
Penggunaan/pemakaian Rp.120 juta Pemeliharaan/ Brg Diserahkan
ke Masy/ Bansos pada LO
Jmlh Sbelum Penyesuaian Rp. 30 juta
Penyesuaian Nilai
Penyesuaian Nilai Rp. 10 juta Persediaan pada LPE

Saldo Akhir Rp. 40 juta Saldo Persediaan


pada NERACA

14
Beban Barang dan Jasa
Adalah Beban Penggunaan Misal:
Barang dan Jasa yang
merupakan Kewajiban/telah Belanja sewa LRA: Rp.100
terjadi pada tahun berjalan Ada gedung yang sudah disewa
Yaitu: namun belum dibayar Rp.25,-
Belanja Barang dan Jasa basis
Kas (LRA) akun 521 kecuali Beban Barang dan Jasa: 100 + 25 =
belanja persediaan (5218) dan 125 Belanja YMHD 25
522. Diantara Rp.100 ada yg
Ditambah belanja barang/jasa merupakan pembayaran sewa
yang belum dibayarkan
Dikurangi Belanja barang/jasa Tahun 2014 Rp.30
atas barang/jasa yang Beban Barang dan Jasa = 100 + 25
merupakan kewajiban tahun 30 = 95
lalu
Akun: 521, 522, 525 (BLU), 5951
(Aset Extrakomptable)
15
Beban Pemeliharaan
Adalah Belanja Pemeliharaan Langsung tahun berjalan, ditambah
Nilai Persediaan berupa Barang Pemeliharaan yang TELAH
digunakan/dipakai pada tahun berjalan
Akun: 523, 525114 (BLU)

Saldo Awal Persediaan Rp. 50 juta


Belanja Persediaan pada
Pembelian Rp.100 juta LRA dan Persed Blum
Direg pada Neraca
Jumlah Persediaan Rp.150 juta
Beban Persediaan/
Penggunaan/pemakaian Rp.120 juta Pemeliharaan/ Brg Diserahkan
ke Masy/ Bansos pada LO
Jmlh Sbelum Penyesuaian Rp. 30 juta
Penyesuaian Nilai
Penyesuaian Nilai Rp. 10 juta Persediaan pada LPE

Saldo Akhir Rp. 40 juta Saldo Persediaan


pada NERACA
16
Beban Perjalanan Dinas
Adalah Beban Perjalanan Misal:
Dinas yang merupakan Belanja Perjalanan Dinas LRA:
Kewajiban/telah terjadi pada Rp.100
tahun berjalan Ada Perjadin yang sudah
Yaitu: dilaksanakan namun belum
Belanja Perjalanan Dinas dibayar Rp.25,-
basis Kas (LRA) akun Beban Perjadin: 100 + 25 = 125
524xxx,
Belanja YMHD 25
Ditambah belanja Perjalanan
Dinas yang belum
dibayarkan Diantara Rp.100 ada yg
Dikurangi Belanja Perjalanan merupakan pembayaran
Dinas atas Perjalanan Dinas Perjadin Tahun 2014 Rp.30
yang merupakan kewajiban
tahun lalu
Beban Barang dan Jasa = 100 +
Akun: 524, 525115 (BLU) 25 30 = 95
17
Beban Barang utk Diserahkan kpd
Masyarakat
Adalah Nilai Barang yang TELAH diserahkan kpd masy
pada tahun berjalan saja
Akun: 526, 5271, 5931

Saldo Awal Persediaan Rp. 50 juta


Belanja Persediaan pada
Pembelian Rp.100 juta LRA dan Persed Blum
Direg pada Neraca
Jumlah Persediaan Rp.150 juta
Beban Persediaan/
Penggunaan/pemakaian Rp.120 juta Pemeliharaan/ Brg Diserahkan
ke Masy/ Bansos pada LO
Jmlh Sbelum Penyesuaian Rp. 30 juta
Penyesuaian Nilai
Penyesuaian Nilai Rp. 10 juta Persediaan pada LPE

Saldo Akhir
18
Saldo Persediaan
Rp. 40 juta pada NERACA
18
Beban Bantuan sosial
Adalah Belanja Bansos berupa Uang tahun berjalan, ditambah
Nilai Bansos berupa Barang yang TELAH diserahkan kpd
penerima Bansos pada tahun berjalan saja
Akun: 571 s.d. 576

Saldo Awal Persediaan Rp. 50 juta


Belanja Persediaan pada
Pembelian Rp.100 juta LRA dan Persed Blum
Direg pada Neraca
Jumlah Persediaan Rp.150 juta
Beban Persediaan/
Penggunaan/pemakaian Rp.120 juta Pemeliharaan/ Brg Diserahkan
ke Masy/ Bansos pada LO
Jmlh Sbelum Penyesuaian Rp. 30 juta
Penyesuaian Nilai
Penyesuaian Nilai Rp. 10 juta Persediaan pada LPE

Saldo Akhir Rp. 40 juta Saldo Persediaan


pada NERACA
19
Beban Penyusutan dan Amortisasi
Nilainya
Berubah

Uraian 2015 2016 2017 2018 2019


NERACA
Peralatan & Mesin 4 juta 4 juta 4 juta 4 juta 4 juta
Akumulasi Penyusutan (1 juta) (2 juta) (3 juta) (4 juta) (4 juta)
Peralatan & Mesin
P & M Netto 3 juta 2 juta 1 juta 0 0

LAPORAN OPERASIONAL
Beban Penyusutan 1 juta 1 juta 1 juta 1 juta 0

Nilainya Adalah penurunan Nilai Aset


Akun: 591-592 Tetap tahun berjalan akibat penyesuaian
20
Nilai Aset (Akumulasi Penyusutan)
21
Penyajian Penyusutan
Nilainya dalam LO dan Neraca
Berubah

Uraian 2015 2016 2017 2018 2019


NERACA
Peralatan & Mesin 4 juta 4 juta 4 juta 4 juta 4 juta
Akumulasi Penyusutan (1 juta) (2 juta) (3 juta) (4 juta) (4 juta)
Peralatan & Mesin
P & M Netto 3 juta 2 juta 1 juta 0 0

LAPORAN OPERASIONAL
Beban Penyusutan 1 juta 1 juta 1 juta 1 juta 0

Aplikasi SIMAK akan mengirim Jurnal:


Nilainya (D) 5911xx Beban Penyusutan di LO
Tetap (K) 1371xx Akumulasi Penyusutan di Neraca
Jenis Penyusutan
Penyusutan Reguler
Penyusutan yang dilakukan di Semesteran dan Tahunan
Jurnal: Beban Penyusutan pada Akumulasi Penyusutan

Penyusutan Transaksional:
Penyusutan yang dilakukan pada saat terjadi transaksi, antara lain:
Saldo Awal
Transfer Masuk dan Transfer Keluar
Reklas Keluar/Reklas Masuk Selisih Ak.Penyusutan
Penghapusan TAB dengan TAYL
Hibah Keluar DAPAT BERBEDA
dengan Beban
Jurnal: Jenis Transaksi pada Akumulasi Penyusutan Penyusutan
23
Penyusutan Transaksional
Saldo Awal
Input di Semester 1 tahun 2016, atas:
Jenis: Peralatan dan Mesin Mobil
Harga: Rp.140 juta
Pembelian: Semester 1 Tahun 2014 (2 tahun yang lalu)
Masa Manfaat: 7 Tahun (Rp.20 Juta/Tahun, Rp.10 Juta/Semester)

Jurnal saat input Saldo Awal diatas:


(D) Peralatan dan Mesin Rp.140 juta
(K) Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi Rp.140 juta
(D) Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi Rp.40 juta
(K) Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Rp.40 juta
24
Penyusutan Transaksional
Saldo Awal
Input di Semester 1 tahun 2016, atas:
Jenis: Peralatan dan Mesin Mobil
Harga: Rp.140 juta
Pembelian: Semester 1 Tahun 2014 (2 tahun yang lalu)
Masa Manfaat: 7 Tahun (Rp.20 Juta/Tahun, Rp.10 Juta/Semester)

Jurnal saat Penyusutan Reguler Semester 1 Tahun 2016:


(D) Beban Penyusutan Rp.10 juta
(K) Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Rp.10 juta

25
Penyusutan Transaksional
Saldo Awal
Penyajian pada LK Semester 1:
Beban Penyusutan (LO) Rp. 10 Juta
Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi (LPE) Rp.100 Juta
Neraca:
Peralatan dan Mesin Rp.140 juta
Akumulasi Penyusutan Rp. 50 juta

Penyajian pada Laporan Penyusutan Intrakomptabel:


Nama Jum Nilai Ak.Penyusu Beban Ak. Penyu Total Ak. Nilai
lah tan sd Penyusutan sutan Penyusutan Buku
periode ini Periode Ini Periode Ini sd periode ini
Mobil 1 140 juta 0 10 juta 40 juta 50 juta 90 juta

Ak.Peny Akhir (Rp. 50 juta) Ak. Peny Awal (Rp.0)


26 = Rp.50 juta
tidak sama dengan Beban Penyusutan Rp.10 juta
27
Beban Penyisihan Piutang Tak
Tertagih
Adalah Beban karena penambahan/pengurangan
penyisihan Piutang

Uraian 2015 2016 2017 2018


NERACA
Piutang 4 juta 7 juta 11 juta 8 juta
Penyisihan Piutang (1 juta) (3 juta) (4 juta) (1 juta)
Piutang Netto 3 juta 4 juta 7 juta 7 juta
LAPORAN OPERASIONAL
Beban Penyisihan Piutang 1 juta 2 juta 1 juta (3 juta)

Akun: 5942-5945, 5948-5949, 5946-5947


28
(BLU)
Contoh Soal

NERACA AWAL SEMULA

PIUTANG 1.000
PENYISIHAN PIUTANG 300
PIUTANG NETTO 700
BALANCE

EKUITAS 700

29
Pembentukan Piutang Rp.400
(D) Piutang 400
(K) Pendapatan PNBP 400

LAPORAN SEMULA MENJADI


NERACA SEMULA MENJADI
OPERASIONAL
PENDAPATAN 0 400 PIUTANG 1.000 1.400
BEBAN 0 0 PENYISIHAN PIUTANG 300 300
SURPLUS 0 400 PIUTANG NETTO 700 1.100

LPE SEMULA MENJADI EKUITAS 700 1.100


EKUITAS AWAL 700 700
SURPLUS LO 0 400
EKUITAS AKHIR 700 1.100
30
PEMBAYARAN PIUTANG RP.500 (SSBP)
(D) DDEL 500
(K) Pendapatan PNBP 500

LAPORAN SEMULA MENJADI


OPERASIONAL SEMULA MENJADI
NERACA
PENDAPATAN 400 900
PIUTANG 1.000 1.400
BEBAN 0 0
PENYISIHAN PIUTANG 300 300
SURPLUS 400 900
PIUTANG NETTO 700 1.100
LPE SEMULA MENJADI
EKUITAS AWAL 700 700 EKUITAS 700 1.100
SURPLUS LO 400 900
DDEL 0 (500)
EKUITAS AKHIR 1.100 1.100
31
PEMBAYARAN PIUTANG RP.500
(PENYESUAIAN)
(D) PENDAPATAN PNBP 500
(K) PIUTANG 500

LAPORAN SEMULA MENJADI


OPERASIONAL SEMULA MENJADI
NERACA
PENDAPATAN 900 400
PIUTANG 1.400 900
BEBAN 0 0
PENYISIHAN PIUTANG 300 300
SURPLUS 900 400
PIUTANG NETTO 1.100 600
LPE SEMULA MENJADI
EKUITAS AWAL 700 700 EKUITAS 1.100 600
SURPLUS LO 900 400
DDEL (500) (500)
EKUITAS AKHIR 1.100 600
32
PENGHAPUSAN PIUTANG RP.200

(D) PENYISIHAN PIUTANG 200


(K) PIUTANG 200

LAPORAN SEMULA MENJADI


OPERASIONAL SEMULA MENJADI
NERACA
PENDAPATAN 400 400
PIUTANG 900 700
BEBAN 0 0
PENYISIHAN PIUTANG 300 100
SURPLUS 400 400
PIUTANG NETTO 600 600
LPE SEMULA MENJADI
EKUITAS AWAL 700 700 EKUITAS 600 600
SURPLUS LO 400 400
DDEL (500) (500)
PIUTANG
EKUITAS AKHIR 600 600 NETTO TETAP
33
Pembentukan Penyisihan Piutang
TAHAPANNYA:
HITUNG PENYISIHAN PIUTANG
Dari Saldo Piutang Rp.700,- ternyata:
Rp.500 Kurang lancar = 500 x 10% = 50
Rp.200 Diragukan = 200 x 50 % = 100
Total penyisihan piutang = Rp.150
BANDINGKAN DENGAN SALDO PIUTANG DI NERACA
Saldo penyisihan piutang di Neraca Rp.100
Saldo penyisihan hasil perhitungan Rp.150
Selisih kurang penyisihan piutang Rp.50
JURNAL:
(D) BEBAN PENYISIHAN PIUTANG Rp.50
(K) PENYISIHAN PIUTANG Rp.50

34
PENYISIHAN PIUTANG RP.150

(D) BEBAN PENYISIHAN PIUTANG 50


(K) PENYISIHAN PIUTANG 50

LAPORAN SEMULA MENJADI


OPERASIONAL SEMULA MENJADI
NERACA
PENDAPATAN 400 400
PIUTANG 700 700
BEBAN 0 50
PENYISIHAN PIUTANG 100 150
SURPLUS 400 350
PIUTANG NETTO 600 550
LPE SEMULA MENJADI
EKUITAS AWAL 700 700 EKUITAS 600 550
SURPLUS LO 400 350
DDEL (500) (500) PENYISIHAN PIUTANG
EKUITAS AKHIR 600 550 TELAH SESUAI
PERHITUNGAN 35
Resume
Penyisihan Piutang akhir Tahun Rp. 150
Penyisihan piutang awal tahun Rp. 300
Dikurangi (Rp. -150)
Penghapusan piutang Rp. 200
Beban Penyisihan Piutang Rp. 50

Penyisihan Piutang akhir dikurangi penyisihan piutang awal


tidak sama dengan beban penyisihan piutang (jika ada
penghapusan piutang)

36
37
Kegiatan Non Operasional
(Surplus/(Defisit) Pelepasan Aset Non Lancar)
Merupakan penjumlahan atas Misal:
akun-akun:
Pendapatan Pelepasan Aset Misal jual Mobil
Non Lancar: Harga beli mobil 100
SSBP atas penjualan aset
Akun: Akum. Penyus. 70
42312x Pendptn dr Hasil lelang: 40
Penjualan Aset
491411 Pendptn Pelepasan
Aset
Beban Pelepasan Aset Non
Pendapatan pelepasan Aset
Lancar: = 40
Nilai Buku aset yang dijual Beban Pelepasan Aset = 30
Akun:
596111 beban kerugian Surplus: 10
Pelepasan Aset
38
Kegiatan Non Operasional
(Surplus/(Defisit) dari kegiatan Non operasional lainnya)
Merupakan:
Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya, a.l:
Pengembalian Bel TAYL (Akun 423912, 423951-9),
Pendapatan Penyelesaian TGR Non Bendahara (Akun 423921)
Pendapatan Penyelesaian TP (Akun 423922)
Pendapatan Selisih Kurs Belum Terealisasi (Akun 49111)
Pendapatan Sitaan/Rampasan (Akun 491421
Pendapatan Perolehan Aset Lainnya (Akun 491429

Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya a.l.:


Nilai Buku Aset yang di-TGR-kan: (Akun 596112: Beban Kerugian
TGR)
Beban Selisih Kurs (Akun 521214-15, 596211)
Beban Persediaan Rusak/Usang (Akun 596121)
39
40
Laporan Perubahan Ekuitas
menyajikan informasi kenaikan atau
Pengertian dan
penurunan ekuitas tahun pelaporan
Tujuan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Manfaat
Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas
pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

1. Ekuitas awal
2. Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan
3. Koreksi-koreksi yang langsung
Struktur dan Isi menambah/mengurangi ekuitas.
4. Transaksi Antar Entitas
5. Ekuitas akhir
41
URAIAN JUMLAH

EKUITAS AWAL XXXX


SURPLUS/DEFISIT LO XXXX
PENYESUAIAN NILAI TAHUN BERJALAN XXX
Penyesuaian Nilai Aset XXX
Penyesuaian Nilai Kewajiban XXX
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN XXXX
AKUNTANSI/KESALAHAN MENDASAR
Koreksi Nilai Persediaan XXX
Selisih Revaluasi Aset Tetap XXX
Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi XXX
Lain-lain XXX
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS XXXX
KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS XXXX
EKUITAS AKHIR XXXXX

42

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


43
Penyesuaian Nilai Aset
Adalah untuk mencatat Misal:
15 Jan: Beli 2 rim kertas @ Rp.10.000,-
penyesuaian Nilai aset 15 Maret: Beli 2 rim kertas @Rp.15.000
karena: Atas kedua transaksi diatas dijurnal:
Kebijakan Akuntansi (D) Persediaan Rp.50.000,-
Nilai Persediaan adalah (K) Ditagihkan ke EL Rp.50.000,-
berdasarkan harga 15 April: Dipakai 3 rim kertas, sisa 1 rim.
perolehan terakhir (D) Beban Persediaan 45.000,-
Koreksi Tahun Berjalan (K) Persediaan 45.000
Selisih Pembulatan Nilai persediaan: 1 x 15.000 =15.000
Nilai persediaan di Neraca Percobaan:
BUKAN UNTUK 50.000 45.000 = 5.000
MENGHILANGKAN Selisih: 10.000
Persediaan Belum Maka selisihnya dijurnal:
(D) Persediaan 10.000
Diregister (K) Penyesuaian
44 Nilai Aset 10.000
Koreksi Nilai Persediaan
Adalah Transaksi yang Misal:
mengkoreksi Nilai Semula persediaan dicatat
Persediaan Tahun Lalu Rp.100,- ternyata seharusnya
Yaitu: Rp.1.000,-
Pencatatan Saldo Awal
BUKAN UNTUK Maka selisihnya dijurnal:
MENGHILANGKAN (D) Persediaan 900
Persediaan Belum
(K) Koreksi Nilai Persediaan 900
Diregister
Akun: 391113 (Koreksi Nilai
Persediaan)

45
Selisih Revaluasi Aset tetap
Adalah semua Selisih Aset Misal:
Tetap karena adanya IP Berdasarkan Hasil IP, nilai
(Inventarisasi dan Gedung yang semula
Penilaian) yang dilakukan sebesar Rp.1 Miliar, dinilai
oleh Kemkeu (DJKN) menjadi Rp.4 Miliar.
Akun: 391114 (Revaluasi
Aset Tetap) Maka jurnalnya:
(D) Gedung Rp.3 Miliar
(K) Revaluasi Aset tetap Rp.3 Miliar

46
Koreksi Nilai Aset tetap Non
Revaluasi
Adalah semua Transaksi BUKAN CONTOH:
yang mengkoreksi Nilai Nilai Aset semula Rp.1000
Aset tetap selain karena IP Dikoreksi BPK Rp.800
Yaitu: karena Spek tidak sesuai,
Pencatatan Saldo Awal sehingga harus setor 200
Perubahan/koreksi Nilai
Aset tetap
Mengurangi Nilai AT 200
BUKAN UNTUK
MENGHILANGKAN Aset Menambah piutang 200
Tetap Belum Diregister
Akun: 391116 (Koreksi Nilai
Aset Tetap Non Revaluasi)
47
Lain-lain
Adalah semua Transaksi Misal:
yang mengkoreksi Telah tercatat utang di
transaksi tahun lalu:
Neraca awal Rp.100,- setelah
Selain Persediaan dan
Aset, yaitu diteliti ulang, ternyata
Kas seharusnya hanya Rp.80,-
Piutang
Utang Jurnal:
Akun: 391119 Koreksi
Lainnya (D) Utang Rp.20
Akun 391121 (Ekuitas (K) Koreksi Lainnya Rp.20
Transaksi Lainnya)
digunakan untuk KL
tertentu saja
48
Transaksi Antar entitas
Adalah Transaksi timbal-balik beberapa Misal:
entitas, a.l.:
Diterima dari Entitas Lain Dilakukan transfer
(313121)/Ditagihkan ke Entitas Lain keluar Peralatan dan
(313111):
Melibatkan Satker dgn KPPN/Bank Mesin dari Satker Pusat
Persepsi di jakarta ke Satker di
Transfer Masuk (313221) /Transfer
keluar (313211) daerah Rp.100
Melibatkan Satker yg menerima
dengan yang mengeluarkan
Pengesahan Hibah Langsung Jurnal:
Melibatkan Satker dengan BA.BUN (D) Transfer Keluar Rp.100
999.02
Akun: (K) Peralatan & Mesin Rp.100
391131 Pengesahan Hibah Langsung
391132 Pengesahan Pengembalian
Hibah Langsung 49
NERACA
Laporan keuangan yang menggambarkan
posisi keuangan suatu entitas pelaporan
Pengertian dan
mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas
Tujuan
pada tanggal tertentu

Manfaat
Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi,
kewajiban dan ekuitas pemerintah pada tanggal tertentu.

1. Kas dan setara kas


2. Investasi jangka pendek
3. Piutang pajak dan bukan pajak
Struktur dan Isi 4. Persediaan
5. Investasi jangka panjang
6. Aset tetap
7. Kewajiban jangka pendek
8. Kewajiban
50
jangka panjang
9. Ekuitas.
Uraian 20X2 20X3
ASET
ASET LANCAR XXX XXX
Kas di Bendahara Pengeluaran XXX XXX
Kas Lainnya dan Setara Kas XXX XXX
Kas di Bendahara Penerimaan XXX XXX
Kas pada Badan Layanan Umum XXX XXX
Piutang PNBP/TPA/TGR/BLU/Lainnya XXX XXX
Penyisihan Piutang PNBP/TPA/TGR/BLU/Lainnya (XXX) (XXX)
Investasi Jangka Pendek BLU XXX XXX
Belanja Dibayar dimuka XXX XXX
Uang Muka Belanja XXX XXX
Persediaan, Persediaan BLU XXX XXX
Jumlah Aset Lancar XXX XXX
INVESTASI JANGKA PANJANG XXX XXX
Illustrasi Investasi non permanen BLU Dana Bergulir XXX XXX
Format Investasi permanen BLU XXX XXX
Jumlah Investasi Permanen XXX XXX
NERACA ASET TETAP XXX XXX
Tanah, Tanah BLU XXX XXX
Peralatan dan Mesin, Peralatan dan Mesin BLU XXX XXX
Gedung dan Bangunan, Gedung dan Bangunan BLU XXX XXX
Pos Aset Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Jalan, Irigasi, dan Jaringan BLU XXX XXX
Aset Tetap Lainnya, Aset Tetap Lainnya BLU XXX XXX
KDP, KDP BLU XXX XXX
Akumulasi Penyusutan (XXX) (XXX)
Jumlah Aset Tetap XXX XXX
PIUTANG JANGKA PANJANG XXX XXX
TPA/TGR XXX XXX
Penyisihan Piutang Jangka Panjang (XXX) (XXX)
ASET LAINNYA XXX XXX
Aset Tak Berwujud/Lain-lain51 XXX XXX
JUMLAH ASET XXXX XXXX
Illustrasi
Format
NERACA

KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Uang Muka dari KPPN XXX XXX
Pendapatan Diterima Dimuka XXX XXX
Utang Kepada Pihak Ketiga XXX XXX
Utang Jangka Pendek Lainnya XXX XXX
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek XXX XXX
JUMLAH KEWAJIBAN XXX XXX
EKUITAS XXX XXX

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA XXXX XXXX

Dalam Neraca Akrual,


Akun Ekuitas Hanya 1 (satu)
52

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Catatan Atas Laporan Keuangan

CaLK merupakan bagian yang tak terpisahkan


Pengertian dari Laporan Keuangan dan oleh karenanya
setiap entitas pelaporan diharuskan untuk
menyajikan CaLK.
Meliputi penjelasan atau daftar terinci atau
analisis atas nilai suatu pos yang disajikan
dalam LRA, Neraca, Laporan Operasional, dan
Laporan Perubahan Ekuitas

Untuk meningkatkan transparansi laporan


Tujuan keuangan dan penyediaan pemahaman yang
lebih baik atas informasi keuangan pemerintah

Manfaat
Memudahkan pengguna dalam memahami laporan keuangan
53
Struktur dan Isi pada CaLK
Informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi

Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro

Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut


kendala dan hambatannya

Informasi tentang dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakan-


kebijakan akuntansi yang dipilih

Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar


muka laporan keuangan

Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi


Pemerintahan yang belum disajikan

Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar


LAPORAN OPERASIONAL (LO)
Hubungan Antara
PENDAPATAN 600 LO, LPE & Neraca
BEBAN 1.000
SURPLUS (DEFISIT) KEG.OPERASIONAL (400)
KEUNTUNGAN (KERUGIAN) KEG.NON OPR 100 Harus BALANCED:
Total ASET =
SURPLUS SEBELUM POS LUAR BIASA (300)
Kewajiban + Ekuitas
POS LUAR BIASA (0)
SURPLUS (DEFISIT) LO (300) NERACA
TOTAL ASET 5.200

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (LPE)


TOTAL KEWAJIBAN 2.000
EKUITAS AWAL 2.000
EKUITAS 3.200
DEFISIT LO (300)
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS 1.500
EKUITAS AKHIR 3.200
56
Hubungan Antar Aplikasi

Persediaan Simak SAIBA

Kirim Terima Terima


Data Data Jurnal
dan dan
Jurnal Jurnal
Kirim
Jurnal

57
Transaksi Keuangan
dan Transaksi Aset

Transaksi Keuangan:
dilakukan di Aplikasi SAIBA

Transaksi Aset:
dilakukan di Aplikasi PERSEDIAAN dan
SIMAK-BMN

58
Transaksi Keuangan
Transaksi Keuangan terdiri dari:
Neraca:
Kas,
Piutang (Penyisihan Piutang, Beban Dibayar Dimuka,dll)
Utang (Utang P-III, Pendapatan Diterima Dimuka, dll)
LO:
Pendapatan PNBP
Beban Pegawai, beban barang dan Jasa, Beban
Pemeliharaan, Beban Perjalanan Dinas, Beban Penyisihan
Piutang, dll
LPE:
Koreksi Lain-lain
Transaksi Antar Entitas
59
Transaksi Aset
Persediaan:
Neraca: Persediaan
LO: Beban Persediaan
LPE: Koreksi Nilai Persediaan, transfer masuk, transfer keluar
Aset Tetap dan Aset Lainnya
Neraca: Aset Tetap, Aset Lainnya, Akumulasi Penyusutan
LO: Pendapatan Perolehan Aset Lainnya, Beban Penyusutan,
Beban Pelepasan Aset, Beban barang diserahkan ke
Masyarakat
LPE: Selisih Revaluasi Aset Tetap, Koreksi Nilai Aset Tetap Non
Revaluasi
60
Illustrasi
Format
LRA No Uraian Angg. Real. Realisasi
di Atas
% Real.
Angg.
(bawah)
Anggaran
A PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH
A.1 PENERIMAAN NEGARA
A.1. Penerimaan Negara Bukan Pajak
JUMLAH PENDAPATAN DAN HIBAH

B BELANJA NEGARA Seluruhnya dilakukan


B.1 Belanja Pegawai oleh Aplikasi SAIBA
B.2 Belanja Barang
B.3 Belanja Modal
B.7 Bantuan Sosial
JUMLAH BELANJA NEGARA

Jurnal Yang Dilakukan SAIBA


TIDAK MEMPENGARUHI nilai LRA
61

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


LAPORAN OPERASIONAL
TINGKAT SATUAN KERJA
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1
Ilustrasi Laporan URAIAN JUMLAH
Operasional KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN OPERASIOANAL
PENDAPATAN PERPAJAKAN XXXXX
PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK XXXXX
PENDAPATAN HIBAH XXXXX
Jumlah Pendapatan Operasional XXXXX
BEBAN OPERASIONAL
Beban Pegawai XXXXX
Beban Persediaan XXXXX
Beban Barang dan Jasa XXXXX
Beban Pemeliharaan XXXXX
Beban Perjalanan Dinas XXXXX
Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat XXXXX
Beban Bantuan Sosial Saiba dan Persediaan XXXXX
Beban Penyusutan dan Amortisasi XXXXX
Saiba Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih XXXXX
Beban Lain-lain XXXXX
Jumlah Beban Operasional XXXXX
Surplus/Defisit dari Kegiatan Operasional XXXXX
LAPORAN OPERASIONAL
TINGKAT SATUAN KERJA
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1

URAIAN JUMLAH
.(lanjutan) .
KEGIATAN NON OPERASIONAL
Surplus/Defisit Pelepasan Aset Non Lancar
Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar XXXXX
Beban Pelepasan Aset Non Lancar XXXXX
Jumlah Surplus/Defisit Pelepasan Aset Non Lancar XXXXX
Ilustrasi
Laporan Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
Operasional Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya XXXXX
(lanjutan) Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya XXXXX
Jumlah Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional XXXXX
Lainnya
Jumlah Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional XXXXX

POS LUAR BIASA


Pendapatan Luar Biasa XXXXX
Beban Luar Biasa XXXXX
Jumlah Surplus/Defisit dari Pos Luar Biasa XXXXX
SURPLUS/DEFISIT LO XXXXX
URAIAN JUMLAH

EKUITAS AWAL XXXX


SURPLUS/DEFISIT LO XXXX
PENYESUAIAN NILAI TAHUN BERJALAN XXXX
Penyesuaian Nilai Aset XXX
Penyesuaian Nilai Kewajiban XXX
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN XXXX
AKUNTANSI/KESALAHAN MENDASAR
Koreksi Nilai Persediaan XXX
Selisih Revaluasi Aset Tetap XXX
Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi XXX
Lain-lain XXX
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS XXXX
KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS XXXX
EKUITAS AKHIR XXXXX
Transaksi Antar Entitas antara lain:
- Diterima Dari Entitas Lain/Ditagihkan Ke Entitas Lain,
64 - Transfer Masuk/Transfer keluar, - Hibah
Langsung INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN
Uraian 20X2 20X3
ASET
ASET LANCAR XXX XXX
Kas di Bendahara Pengeluaran XXX XXX
Kas Lainnya dan Setara Kas XXX XXX
Kas di Bendahara Penerimaan XXX XXX
Kas pada Badan Layanan Umum XXX XXX
Piutang PNBP/TPA/TGR/BLU/Lainnya XXX XXX
Penyisihan Piutang PNBP/TPA/TGR/BLU/Lainnya (XXX) (XXX)
Investasi Jangka Pendek BLU XXX XXX
Belanja Dibayar dimuka XXX XXX
Uang Muka Belanja XXX XXX
Persediaan, Persediaan BLU XXX XXX
Jumlah Aset Lancar XXX XXX
INVESTASI JANGKA PANJANG XXX XXX
Illustrasi Investasi non permanen BLU Dana Bergulir XXX XXX
Format Investasi permanen BLU XXX XXX
Jumlah Investasi Permanen XXX XXX
NERACA ASET TETAP XXX XXX
Tanah, Tanah BLU XXX XXX
Peralatan dan Mesin, Peralatan dan Mesin BLU XXX XXX
Gedung dan Bangunan, Gedung dan Bangunan BLU XXX XXX
Pos Aset Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Jalan, Irigasi, dan Jaringan BLU XXX XXX
Aset Tetap Lainnya, Aset Tetap Lainnya BLU XXX XXX
KDP, KDP BLU XXX XXX
Akumulasi Penyusutan (XXX) (XXX)
Jumlah Aset Tetap XXX XXX
PIUTANG JANGKA PANJANG XXX XXX
TPA/TGR XXX XXX
Penyisihan Piutang Jangka Panjang (XXX) (XXX)
ASET LAINNYA XXX XXX
Aset Tak Berwujud/Lain-lain65 XXX XXX
JUMLAH ASET XXXX XXXX
Illustrasi
Format
NERACA

KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Uang Muka dari KPPN XXX XXX
Pendapatan Diterima Dimuka XXX XXX
Utang Kepada Pihak Ketiga XXX XXX
Utang Jangka Pendek Lainnya XXX XXX
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek XXX XXX
JUMLAH KEWAJIBAN XXX XXX
EKUITAS XXX XXX

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA XXXX XXXX

Dalam Neraca Akrual,


Akun Ekuitas Hanya 1 (satu)
66

INTEGRITAS | PROFESIONALISME | SINERGI | PELAYANAN | KESEMPURNAAN


Secara umum, Pemerintah Indonesia menerapkan basis
akuntansi akrual karena basis akrual memiliki manfaat sebagai
berikut:

Memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan


pemerintah
Menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan
kewajiban pemerintah
Bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah terkait
biaya jasa layanan, efisiensi, dan pencapaian tujuan

67
Kementerian Keuangan Republik Indonesia68
Seri Ilmu SAIBA

Anda mungkin juga menyukai