Anda di halaman 1dari 10

Hukum Berpacaran Menurut Islam

Directed by: Kelompok 1


Mega Kurniawati Putri
Taufik Nur Rohman
Jamil Baihaqi
Ismail Nur
Kartika Bulan Harum
Imadudin
C.I.N.T.A
Cinta kepada lawan jenis merupakan hal yang fitrah bagi
manusia. Karena sebab cintalah, keberlangsungan hidup manusia bisa
terjaga.
Allah Taala menjadikan wanita sebagai perhiasan dunia dan
kenikmatan bagi penghuni surga. Islam sebagai agama yang sempurna
juga telah mengatur bagaimana menyalurkan fitrah cinta tersebut
dalam syariatnya yang rahmatan lil alamin.

Namun, bagaimanakah jika cinta itu disalurkan melalui cara yang tidak
syar`i? Fenomena itulah yang melanda hampir sebagian besar anak muda saat ini.
Ber-Pacaran....!!!
Tak kenal maka tak sayang! Itulah sebuah ungkapan yang telah populer di kehidupan kita.
Bahkan, ungkapan itu memang berlaku umum, yaitu sejak seseorang mulai mengenal lingkungan
hidupnya. Dalam konteks hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya.

Istilah "tak kenal maka tak sayang" adalah awal dari terjalinnya hubungan saling mencintai.
Apa lagi, di zaman sekarang ini hubungan seperti itu sudah umum terjadi di masyarakat. Yaitu, suatu
hubungan yang tidak hanya sekadar kenal, tetapi sudah berhubungan erat dan saling menyayangi.
Hubungan seperti ini oleh masyarakat dikenal dengan istilah "pacaran".

Istilah pacaran berasal dari kata dasar pacar yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Istilah pacaran
dalam bahasa Arab disebut tahabbub. Pacaran berarti bercintaan; berkasih-kasihan, yaitu dari sebuah
pasangan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram.
Hukum Pacaran dalam Islam
Asy Syaukani dalam Fathul Qodir mengatakan, Apabila perantara
kepada sesuatu saja dilarang, tentu saja tujuannya juga haram dilihat
dari maksud pembicaraan.

Setiap jalan (perantara) menuju zina adalah suatu yang terlarang. Ini
berarti memandang, berjabat tangan, berduaan dan bentuk perbuatan lain
yang dilakukan dengan lawan jenis karena hal itu sebagai perantara
kepada zina adalah suatu hal yang terlarang
Salah seorang Dai terkemuka pernah ditanya, Ngomong-
ngomong, dulu bapak dengan ibu, maksudnya sebelum nikah,
apa sempat berpacaran?

Dengan diplomatis, si Dai menjawab, Pacaran seperti apa


dulu? Kami dulu juga berpacaran, tapi berpacaran secara
Islami. Lho, gimana caranya? Kami juga sering berjalan-
jalan ke tempat rekreasi, tapi tak pernah ngumpet
berduaan. Kami juga gak pernah melakukan yang enggak-
enggak, ciuman, pelukan, apalagi wal iyyadzubillah-
berzina.
Terus Pacaran yang Bagaimanakah yang Baik
dalam Islam ?????
Hadits Mengenai Pacaran
Al-Isra`: 32




Dan janganlah kalian mendekati perbuatan zina, sesungguhnya itu adalah
perbuatan nista dan sejelek-jelek jalan.

Al-Ahzab: 32











Maka janganlah kalian (para istri Nabi Shallallahu alaihi wa sallam)
berbicara dengan suara yang lembut, sehingga lelaki yang memiliki
penyakit dalam kalbunya menjadi tergoda dan ucapkanlah perkataan yang
maruf (baik).
POTRET REMAJA SAAT
INI
Pacaran yang Baik adalah Pacaran Setelah Menikah

LIKE THIS

Anda mungkin juga menyukai