Namun, bagaimanakah jika cinta itu disalurkan melalui cara yang tidak
syar`i? Fenomena itulah yang melanda hampir sebagian besar anak muda saat ini.
Ber-Pacaran....!!!
Tak kenal maka tak sayang! Itulah sebuah ungkapan yang telah populer di kehidupan kita.
Bahkan, ungkapan itu memang berlaku umum, yaitu sejak seseorang mulai mengenal lingkungan
hidupnya. Dalam konteks hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya.
Istilah "tak kenal maka tak sayang" adalah awal dari terjalinnya hubungan saling mencintai.
Apa lagi, di zaman sekarang ini hubungan seperti itu sudah umum terjadi di masyarakat. Yaitu, suatu
hubungan yang tidak hanya sekadar kenal, tetapi sudah berhubungan erat dan saling menyayangi.
Hubungan seperti ini oleh masyarakat dikenal dengan istilah "pacaran".
Istilah pacaran berasal dari kata dasar pacar yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Istilah pacaran
dalam bahasa Arab disebut tahabbub. Pacaran berarti bercintaan; berkasih-kasihan, yaitu dari sebuah
pasangan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram.
Hukum Pacaran dalam Islam
Asy Syaukani dalam Fathul Qodir mengatakan, Apabila perantara
kepada sesuatu saja dilarang, tentu saja tujuannya juga haram dilihat
dari maksud pembicaraan.
Setiap jalan (perantara) menuju zina adalah suatu yang terlarang. Ini
berarti memandang, berjabat tangan, berduaan dan bentuk perbuatan lain
yang dilakukan dengan lawan jenis karena hal itu sebagai perantara
kepada zina adalah suatu hal yang terlarang
Salah seorang Dai terkemuka pernah ditanya, Ngomong-
ngomong, dulu bapak dengan ibu, maksudnya sebelum nikah,
apa sempat berpacaran?
Al-Ahzab: 32
Maka janganlah kalian (para istri Nabi Shallallahu alaihi wa sallam)
berbicara dengan suara yang lembut, sehingga lelaki yang memiliki
penyakit dalam kalbunya menjadi tergoda dan ucapkanlah perkataan yang
maruf (baik).
POTRET REMAJA SAAT
INI
Pacaran yang Baik adalah Pacaran Setelah Menikah
LIKE THIS