Aku ungkapkan maksud dan tujuan perasaanku seperti Izhar jelas dan terang...
Jika Mim Mati bertemu Ba disebut Ikhfa Syafawi, maka jika aku bertemu dirimu
itu disebut cinta...
Sejenak pandangan kita bertemu, lalu tiba - tiba semua itu seperti Idghom
Mutamatsilain melebur jadi satu...
Dan akhirnya setelah lama kita bersama, cinta kita seperti Iklab di tandai
dengan dua hati yang menyatu...
Semoga dalam hubungan kita ini kayak Idghom Bilaghunnah...ia cuma berdua
Lam dan Ro'
Layaknya Waqof Mu "annaqoh, engkau boleh berhenti di salah satunya...dia
atau aku ? ?
De'...kau dan aku seperti Idghom Mutajanisain perjumpaan dua huruf yang sama
makhrojnya tetapi berlainan sifatnya...
Aku harap cinta kita seperti Waqof Lazim, terhenti sempurna di akhir hayat...
Seperti hukum Imalah yang di khususkan untuk Ro' saja...begitu juga aku yang
hanya untukmu...
Semoga aku jadi yang terakhir untuk kamu seperti Mad Aridhlissukun.....
Aku bukanlah
seroang pujangga yang pandai merangkai
kata. Bukanlah filosofis yang mampu
berpikir logis. Namun, apa yang setiap
orang rasakan dan yang mereka sebut cinta,
masing-masing punya definisi tersendiri
akan cinta, tak ada rumusan dan tak ada
batasan akan definisi cinta. Biarkan sang
pecinta menyelami sedalam-dalamnya lautan
cinta yang mereka rasakan. .
Aku ingin tau
beberapa pandangan para ulama salaf
maupun kholaf tentang cinta. Dan jelas bukan
masalah cinta anak muda yang bikin galau
itu saja, tapi mana cinta yang lebih luas,
antara sesama makhluq maupun Tuhannya.
.
.
.
.
Saat itu.. aku isim mufrod, tunggal sendiri
saja...
Seperti huruf, sendiri tak bermakna..
Seperti fiil lazim, mencinta tak ada yang
dicinta...
.
Tak mau terpuruk dan terdiam, aku harus
jadi mubtada, memulai sesuatu.
Menjadi
seorang fail, yang berawal dari fiil...
.
Tapi aku seperti fiil mudhori alladzi lam
yattashil bi-akhirihi syai'un mencari sesuatu,
tapi tak bertemu sesuatupun di akhir. ..
.
Bertemu denganmu adalah khobar
muqoddam, sebuah kabar yang tak
disangka..
Aku pun jadi mubtada muakhkhor, perintis
yang kesiangan..
.
Aku mulai dengan sebuah kalam, dari
susunan beberapa lafadz yang mufid,
terkhusus untuk dirimu dengan penuh
makna. .
.
Dari sini semua bermula. Aku dan kamu,
bagaikan idhofah. Aku mudhof, kamu
mudhof ilaih. Tak bisa dipisahkan. ..
.
Cintaku padamu ber-irob rofa, tinggi.
Bertanda dhommah, bersatu. Cinta kita
bersatu, mencapai derajat yang tinggi. . .
.
Saat mengejar cintamu, aku cuma isim ber-
irob nashob, susah payah. Bertanda fathah,
terbuka. Hanya dengan bersusah-payah
maka jalan itu kan terbuka.
.
Setelah
mendapatkan cintamu,.
tak mau aku seperti isim yang khofdh, hina
dan rendah. Bertanda kasroh, terpecah-
belah. Jika kita berpecah-belah tak bersatu,
rendahlah derajat cinta kita..
.
Karenanya, kan kujaga cinta kita, layaknya
isim yang ber-irob jazm, penuh kepastian.
Bertanda dengan sukun, ketenangan. Kan
kita gapai cinta yang penuh damai saat
semua terikat dengan kepastian tanpa ragu.
.
.
Dan Jika cinta itu Pesantren, maka, akanku
penuhi fikiranku dengan ilmu-ilmu cinta,
agar aku bisa memahami luasnya cinta
sebagaimana luasnya ilmu dalam kitab-kitab Ulama ...
.
Sehingga Jika cinta itu Nahwu, maka, cintaku padamu
akan jazm [mantab], sehingga aku akan
sukun [tenang] di sampingmu selamanya,
seperti halnya i'rob jazm yang salah satu
alamatnya adalah sukun... Yang membuat Cintaku Padamu jelas, tentu dan terarah !!!
... Engkaulah Bidadariku... Yang membuat hatiku Lumpuh...! Aku Jatuh Cinta padamu bagaikan
sedang memulai Kitab Al-Jurumiyyah... Kaku dan terbata-bata...
... !
Aku tak pernah mengerti akan Cintaku padamu... Tapi percintaan kita lah yang
mendefinisikannya...! ...
::::
( Gombal Ala Santri Salafy [ Ayat-Ayat Cinta ]
Sastra Santri : Jika Cinta Itu Nahwu, Shorof,
Jika cinta itu Nahwu, maka, cintaku padamu akan jazm [mantab], sehingga
aku akan sukun [tenang] di sampingmu selamanya, seperti halnya i'rob jazm
yang salah satu alamatnya adalah sukun
Jika cinta itu Shorof, maka, kita berdua adalah wazan tafaa'ala yang
berfaidah musyarokah, yang kapanpun dan di mana pun akan mengarungi
dan menjalani apapun berdua
Jika cinta itu Fiqh, maka, aku akan memfatwakan pada diriku sendiri bahwa
mencintai keindahan ciptaan Tuhan sepertimu, hukumnya adalah wajib
Jika cinta itu I'lal, maka, aku akan menyembunyikan dan menutup mata
terhadap semua kekurangan-kekurangan mu, seperti halnya binak Naqish
yang meletakkan huruf 'Illat nya di belakang [Lam Fi'il]
Jika cinta itu Ilmu al-Quran, maka, keabadian cinta kita tak kan lekang oleh
waktu dan tak kan berubah sedikitpun oleh perubahan zaman, layaknya
keontektikan dan keabadian isi al-Quran
Jika cinta itu Ilmu Hadith, maka, kualitas dan kekuatan cinta kita adalah
hadith shohih yang sudah teruji dan terverifikasi oleh berbagai tempaan dan
ujian
Jika cinta itu Ushul Fiqh, maka, kita berdua adalah pasangan paling ideal
dan serasi, seperti halnya syarat dan rukun yang saling membutuhkan dan
melengkapi untuk sahnya suatu ibadah
Jika cinta itu Ilmu 'Arudl, maka, kisah cinta kita berdua adalah simfoni
terindah yang menghasilkan harmoni tak tertandingi di muka bumi ini, seindah
dan semerdu harmoni syair berbahar Rojaz
Jika cinta itu Ilmu Faroidl, maka, kita berdua adalah dua sejoli yang akan
selalu berbagi atas apa yang kita miliki, seperti halnya 'Ashbah ma'a al-ghoyr
Jika cinta itu Ilmu Tauhid, maka, value cintaku padamu adalah kemurnian
emas 24 karat, semurni itiqodnya ahli tauhid Rubbiyyah
Jika cinta itu Ilmu Tarikh, maka, romantisme kisah cinta kita berdua adalah
kenangan terindah tak terlupakan yang terukir oleh tinta emas sejarah, seperti
halnya masa keemasan dan kejayaan peradaban islam tempo dulu
Jika cinta itu Diba-an, maka, aku adalah seorang pendaki yang telah sampai
di puncak rindu untuk menantikan detik-detik pertemuan denganmu, seperti
halnya para perindu Rasulullah SAAW yang telah sampai pada adegan mahal
al-qiym
Jika cinta itu Manaqiban, aka, hanya dirimulah yang mampu menghapus
duka-lara ku dan menentramkan gundah hati ku dengan kata-kata indah dan
janji pastimu, seperti halnya jaminan kanjeng syekh Ra., yang menentramkan
hati murid-muridnya:
"wa-an likulli man 'atsaro markbuHh min jam'i murdy wa muhibby il
yawmi al qiymaHh, khudzu biyadiH kullam hayyan wa maytan, fainna
farosy musroj, wa rumhy manshb, wa sayfy masyhr wa qouwsy mawtr,
LIHIFDZI MURDY WAHUWA GHFIL"
ela el~jidar
Redaktur : AR
Sumber : http://pesantren-balikpapan.blogspot.com