Ernawati AKX.15.109 Mia Puspa Gandana AKX.15.116 Neng Fitri Fitriani AKX.15.120 Ronal Faizal AKX.15.128 Siti Aminah AKX.15.129 Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik dimana terjadi kerusakan sel darah merah didalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek (kurang dari 120 hari). Penyebab kerusakan tersebut adalah Hb yang tidak normal sebagai akibat dari gangguan dalam pembentukan jumlah rantai globin atau struktur Hb (Nursalam,2005). Patofisiologi Hemoglobim tidak terbentuk dengan sempurna sehingga sel darah merah menjadi mudah rusak dan penderita mengalami kekurangan darah. Akibatnya penderita harus menerima transfusi darah faktanya setiap 250 ml darah yang di transfusikan akan membawa 250 mg zat besi sedangkan untuk kebutuhan normal 1-2Mg/hari akibatnya terjadi penumpukan zat besi dalam tubuh,gagal jantung,pembengkakan hati dan limfa Thalassemia bukan penyakit menular melainkan penyakit yang diturunkan secara genetik dan resesif. Klasifikasi seorang penderita thalasemia dapat dibedakan menjadi dua macam; thalasemia carrier (pembawa sifat) dan thalasemia mayor. Sedangkan thalasemia mayor dapat dibedakan menjadi dua jenis; Thalesemia alpha yaitu penderita yang tidak mampu memproduksi protein/gen globin alpha dalam jumlah yang cukup, thalasemia alpha mencakup 4 jenis berdasarkan gen yang diganggu yaitu;
Delegasi 1 gen (silent carrier) : kelainan hemoglobinnya minimal dan
tidak menunjukkan gejala, hanya dapat diketahui pada saat pemeriksaan di laboratorium. Delegasi 2 gen (thalasemia trait):ditemukan adanya gejala anemia atau anemia ringan. Delegasi 3 gen (penyakit HbH): dapat setelah kelahiran, adanya anemia berat dan pembesaran limpa Delegasi 4 gen (hydrops fetalis):biasanya terjadi kematian sebelum kelahiran (letal) ataupun bayi meninggal setelah dilahirkan karena kadar hemoglobin tidak mungkin terbentuk. Sedangkan thalasemia beta adalah sebutan bagi mereka yang kekurangan produksi protein/gen globin beta. thalasemia beta sendiri terdapat tiga jenis, masing-masing diantaranya adalah;
Thalasemia mayor: memerlukan tranfusi darah secara berkala,
dimana pada fase ini penderita mengalami pembengkakan limpa sehingga diperlukan operasi pengangkatan limpa yang disebut splenektomi. Di fase ini juga, terjadi penumpukan zat besi di tubuh pasien, sehingga diperlukan pembuangan zat besi yang berlebihan (kelasi)
Thalasemia minor : pada fase ini pasien akan mengalami anemia
ringan dan tidak memerlukan perawatan klinik.
Thalasemia intermediate: fase ini adalah fase diantara
thalasemia mayor dan thalasemia minor dimana penderita umumnya dapat hidup normal namun apabila penderita terkena infeksi berat ataupun kehamilan, penderita membutuhkan tranfusi darah. Thalasemia Mayor Pucat Lemah Anoreksia Sesak napas Peka rangsang Tebalnya tulang kranial Pembesaran hati dan limpa / hepatosplenomegali Menipisnya tulang kartilago, nyeri tulang Disritmia Epistaksis Sel darah merah mikrositik dan hipokromik Kadar Hb kurang dari 5gram/100 ml Kadar besi serum tinggi Ikterik Peningkatan pertumbuhan fasial mandibular; mata sipit, dasar hidung lebar dan datar. Thalasemia Minor Pucat Hitung sel darah merah normal Kadar konsentrasi hemoglobin menurun 2 sampai 3 gram/ 100ml di bawah kadar normal Sel darah merah mikrositik dan hipokromik sedang PEMERIKSAAN PENUNJANG
Screening test Definitive test PENATALAKSANAAN MEDIS Medikamentosa Pemberian iron chelating agent (desferoxamine) Bedah Splenektomi Transplantasi sumsum tulang Suportif Tranfusi Darah askep