penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit plasmodium di dalam eritrosit dan biasanya disertai dengan gejala demam.
infeksi malaria dapat memberikan gejala
berupa demam, menggigil, anemia dan splenomegali. Pada individu yang imun dapat berlangsung tanpa gejala (asimtomatis). EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI Empat plasmodium yang dapat menginfeksi manusia, yang sering dijumpai ialah plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana dan plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika. Plasmodium malariae pernah juga dijumpai pada kasus di Indonesi tetapi sangat jarang. Plasmodium ovale pernah dilaporkan di jumpai di Irian Jaya, pulau Timor, dan pulau Owi (utara Irian Jaya). DIAGNOSIS MALARIA Diagnosis malaria ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan mikroskopik. Adanya riwayat/anamnesa penderita tentang asal apakah dari daerah endemik malaria, riwayat bepergian ke daerah malaria sangat membantu dalam memperkirakan adanya infeksi malaria. WHO merekomendasikan diagnosis berdasar gejala klinis dengan 2 petunjuk: 1. Bila risiko infeksi malaria rendah, kemungkinan transmisi malaria minimal, diagnosa berdasar adanya demam 3 hari dan tidak ada penyebab infeksi lainnya 2. Bila penderita risiko malaria tinggi, dan transmisi tinggi, diagnosa berdasar demam 1 hari disertai anemia, pada anak ditandai pucat telapak tangan. Diagnosa pasti dengan menemukan parasit pada pemeriksaan mikroskopik Pemeriksaan Mikroskopik Pemeriksaan tetes darah untuk malaria Pemeriksaan preparat darah tebal Hapusan darah tipis Tes antigen Tes serologi Tes diagnosis molekuler KLASIFIKASI MALARIA Malaria Asimptomatik Penderita malaria dengan ditemukan parasit malaria pada pemeriksaan darah dan penderita tidak ada gejala Malaria tanpa komplikasi Ditemukan parasit bentuk aseksual dari penderita dengan gejala klinis malaria. Penderita tidak ditemukan tanda-tanda komplikasi Malaria Berat Komplikasi malaria paling sering disebabkan karena P. Falciparum dan sering disebut pernicous manifestations. Malaria kondisi khusus - Malaria pada kehamilan malaria sering dijumpai pada kehamilan trimester 1 dan 2. Beberapa faktor yang menyebabkan turunnya respon imun pada kehamilan seperti: peningkatan dari hormon steroid dan gonodotropin, a fetoprotein dan penurunan dari Imfosit menyebabkan kemudahan terjadinya infeksi malaria Komplikasi pada kehamilan karena infeksi malaria ialah abortus, penyulit pada partus (anemia, hepatosplenomegali), bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia, gangguan fungsi ginjal, edema paru, hipoglikemia dan malaria kongenital. Oleh karenanya perlu pemberian obat pencegahan terhadap malaria pada wanita hamil di daerah endemik. Pencegahan terhadap malaria pada ibu hamil dengan pemberian klorokuin 250 mg tiap minggu mulai dari kehamilan trimester III sampai satu bulan post partum. Prinsip Pengobatan Malaria - Penderita malaria tanpa komplikasi diobati dengan ACT - Penderita malaria berat diobati dengan artesunate IV - Pengobatan dengan ACT harus berdasarkan pemeriksaan darah mikroskopik + atau RDT + - Pengobatan harus radikal dengan penambahan primakuin