Anda di halaman 1dari 19

Oleh :

Nila Santia Dewi

DEPARTEMEN IKTHT-KL FK UNDIP/SMF IK THT-KL


RSUP DR. KARIADI SEMARANG
Menjelaskan fisiologi pendengaran
Menjelaskan penyakit- penyakit yang
menyebabkan gangguan pendengaran
Menjelaskan jenis dan derajat gangguan
pendengaran
Melakukan pemeriksaan pendengaran dengan tes
bisik, tes penala, audiometri nada murni,
audiometri tutur, audiometri impedans.
Menjelaskan pemeriksaan yang dilakukan untuk
deteksi dini ketulian pada bayi dengan OAE (Oto
Acustic Emission) dan atau BERA ( Brainstem
Evoked Response Audiometry).
Menentukan diagnosis klinis penyebab gangguan
pendengaran .
Melakukan terapi konservatif, melakukan
tindakan rehabilitatif dan habilitatif terhadap
gangguan pendengaran serta penggunaan alat
bantu dengar.
Menjelaskan dampak sosial akibat gangguan
pendengaran yaitu penurunan prestasi belajar,
produktivitas kerja menurun, hambatan dalam
berkomunikasi dan menarik diri dalam pergaulan.
Pendengaran merupakan suatu peristiwa psikoakustik
yaitu persepsi terhadap rangsang bunyi.
Ketulian adalah menurunnya intensitas pendengaran
seseorang dibanding orang normal.
Dalam bidang audiologi suatu jenis ketulian masih
harus dibedakan antara keulian konduktif,
sensorineural, atau campuran.
Audiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
seluk-beluk fungsi pendengaran yang erat
hubungannya dengan habilitasi dan rehabilitasinya.
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan
fungsi pendengaran yang pernah dimiliki, sedangkan
habilitasi ialah usaha untuk memberikan fungsi yang
seharusnya dimiliki.
Alat Komunikasi
Alat Proteksi
Alat Pendidikan
Alat Mendapatkan Kepuasan
Kurang Tinitus
dengar

Tuli

Gangguan Pendengaran
Sensorineural
Konduktif

Campuran

Kurang dengar
Conductive Hearing Loss
Telinga Luar- Telinga Tengah
CHL
Derajat ringan - sedang
Dapat dikoreksi
Sensorineural Hearing Loss
Telinga Tengah Telinga Dalam
SNHL
Derajat ringan berat sekali
Tidak dapat/ sulit dikoreksi

Mixed Hearing Loss


MHL Telinga Tengah Telinga Dalam
Derajat ringan - berat
Dapat dikoreksi
Derajat pendengaran ISO
(International standard organitasion) :
- Normal : 0 25 dB
- Tuli ringan : 26 40 dB
- Tuli sedang : 41 60 dB
- Tuli berat : 61 90 dB
- Tuli sangat berat : > 90dB : 26
40 dB
- Tuli sedang : 41 60 dB
- Tuli berat : 61 90 dB
- Tuli sangat berat : > 90 d
Tuli Kongenital
Otitis Media Supuratif
Kronik (OMSK)
Gangguan pendengaran
akibat bising (NIHL)
Presbikusis
Definisi
Gangguan pendengaran yang timbul saat lahir
Faktor Risiko
Riwayat keluarga kurang pendengaran
Infeksi TORCH
Berat badan lahir rendah, premature, persalinan sulit
& fetal distress
Ikterus
Mengkonsumsi obat-obatan
Gejala
Usia 3-4 bulan tidak dapat merespon suara keras
Tidak dapat mengetahui asal sumber bunyi
Tidak merespon ketika dipanggil
Anak terlambat bicara
Pemeriksaan sederhana
Reflex moro
Kedipan
Perubahan ekspresi wajah
Mudah terjaga
Pemeriksaan Lanjutan
OAE
Timpanometri
Audiometri
BERA/ASSR
Penatalaksanaan
ABD
Implan
Radang kronik telinga tengah
Telinga keluar cairan kental berbau
Kurang pendengaran konduktif/ campuran
Gendang telinga perforasi
Rusaknya tulang pendengaran
Kurang pendengaran: CHL/MHL
Pengobatan operasi
Kurang pendengaran akibat
bising
Bising dapat dibagi
berdasarkan: intensitasnya,
frekuensi, lama atau durasi
paparannya, pemunculannya
(kontinyu, intermiten,
impulsive/ expulsive) dsb
Suara mesin, Mall, Pasar, Alat
rumah tangga
Nilai ambang menurun:
Sementara- Menetap
Pencegahan
Kurang pendengaran akibat usia tua
Penurunan fungsi organ
Faktor resiko:
Hipertensi
Dmpenyakit jantung
Penyakit metabolic, dll
Gejala
Gangguan komunikasi
Pemeriksaan
Tes pendengaran
Penatalaksannan
ABD

Anda mungkin juga menyukai