Anda di halaman 1dari 14

FAKTA ARTISTIK DAN

FAKTA OBJEKTIF
Bahasa dalam sastra seperti cat dalam
seni lukis
Bahasa merupakan sarana pengungkapan
sastra
Bahasa dalam sastra mengemban fungsi
komunikatif
Apapun yang akan dikatakan pengarang
atau ditafsirkan pembaca selalu
bersangkut-paut dengan bahasa
Untuk memperoleh efektivitas
pengungkapan, bahasa dalam sastra
disiasati, dimanipulasi, dan didayagunakan
secermat mungkin sehingga tampil dengan
sosok yang berbeda dengan bahasa
nonsastra
Bahasa nonsastra biasanya ditampilkan
lugas, apa adanya dan tidak menyuguhkan
rasa.
Bahasa Sastra: Sebuah
Fenomena
Bahasa sastra mengandung unsur emotif
dan bersifat konotatif, sebagai kebalikan
bahasa nonsastra yang rasional dan
denotatif.
Namun tidak mutlak demikian karena dalam
bahasa sastra tidak selamanya konotatif.
Pemahaman pembaca akan mengacu pada
pemahaman denotatif.
Rasional juga bukan hanya monopoli
nonsastra, tapi bahasa sastra pun ada.
Unsur emotif juga bukan monopoli bahasa
sastra karena dalam bahasa nonsastra
pun ada.
Yang membedakan adalah KADAR
Kadar emosi dan makna konotasi lebih
dominan dalam bahasa sastra.
Sastra dan Kenyataan

Menurut Plato, mimesis (tiruan) tidak


menghasilkan kopi yang sungguh-
sungguh
Seni hanya dapat meniru dan
membayangkan hal-hal yang ada dalam
kenyataan yang nampak
Wujud yang ideal tidak terjelma langsung
dalam karya seni
Aristoteles menyanggah Plato

Aristoteles berpandangan bahwa seni justru


bisa menyucikan jiwa manusia lewat proses
yang disebut khatarsis.
Aristoteles justru menonjolkan aspek positif
dari mimesis.
Karya seni menjadi sarana yang khas dan
unik untuk membayangkan pemahaman
sesuatu yang tidak bisa dikomunikasikan
dengan jalan lain
Antara Mimesis dan Creatio
Menurut penganut teori creatio, karya seni
adalah sesuatu yang pada hakikatnya baru,
asli, ciptaan dalam arti sungguh-sungguh
(banyak dianut kaum strukturalis yang
menganggap karya sastra sebagai dunia
dalam kata atau heterokosmos, sesuatu yang
otonom terhadap kenyataan)
Sedang penganut mimesis menganggap
bahwa karya seni sebagai pencerminan,
peniruan, ataupun pembayangan realitas.
Banyak dianut kebanyakan peneliti sastra
beraliran Marxis, dan peneliti yang
menganggap karya sastra sebagai
dokumen sosial.
Bahasa sebagai alat komunikasi (sistem
tanda) tapi bahasa juga membatasi kita
untuk mengetahui kenyataan
Karya sastra dan bahasanya
Gramatika: ilmu untuk berbicara secara tepat
Retorika: kepandaian mengatakan sesuatu
secara baik
Licentia Poetica: keleluasaan penyair untuk
memaksimalkan keindahan bahasa
Penyair harus mengusahakan persuasi yang
di dalamnya dibedakan tiga aspek: docere
(mengajar), delectare (memberi nikmat) dan
movere (menggerakkan)
Tugas Kuis
Mencari teks yang mengandung kenyataan
objektif dan kenyataan artistik dan
menganalisisnya
Misalnya: berita di koran tentang banjir yang
melanda Jakarta, disandingkan dengan
cerpen yang mengangkat tema yang sama.
Dari dua teks tersebut, dianalisis kenyataan
objektif dan artistiknya. Apa kira-kira yang
ingin disampaikan penulis cerpen melalui
cerpennya?
Format penulisan tugas
Judul
Pendahuluan (mengapa mengambil teks tsb, dmn letak
menariknya)
Teks kenyataan objektif (berita, artikel, opini, dll)
cantumkan atau ketik ulang. Jangan lupa sebutkan
sumber dan tanggalnya.
Teks sinopsis cerpen (lampirkan cerpennya di belakang)
Jangan lupa sebutkan sumber dan tanggalnya.
Analisis
Penutup (simpulan)
Daftar pustaka
Ketentuan lain
Minimal 10 halaman (belum termasuk
lampiran artikel dan cerpen)
Kertas kuarto, jarak baris 1,5
Font times new roman 12
Margin 3,5 3 3,5 3
Tidak usah bersampul dan tidak perlu dijilid,
cukup menuliskan nama dan NIM di atas
sebelum judul
Dikumpulkan pekan depan
Terima Kasih

Sampai jumpa pada


pertemuan berikutnya

Anda mungkin juga menyukai