PANGAN (Food Security and Vulnerability Atlas-FSVA) KABUPATEN 1. Meningkatkan kemampuan SIGI rumah tangga sesuai akses pangan kebutuhan jumlah, mutu, keamanan dan gizi seimbang. 2. Mendorong, mengembangkan dan memfailitasi peran serta masyarakat (LSM, organisasi profesi, koperasi, organisasi massa) dalam pemenuhan hak atas pangan khususnya bagi kelompok kurang mampu. 3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas intervensi bantuan pangan dan pangan bersubsidi kepada golongan masyarakat rawan pangan termasuk kelompok lanjut usia dan penyandang cacat ganda. 4. Mempercepat proses diversifikasi pangan ke arah konsumsi yang beragam dan bergizi seimbang, dengan mengutamakan sumber pangan lokal (Sesuai kesepakatan bersama Gubernur/Ketua DKP propinsi dalam konferensi Dewan Ketahanan Pangan 2004). 5. Meningkatkan kerjasama dengan Aliansi Melawan Kelaparan (Seluruh stakehoders, antara lain LSM, Perguruan Tinggi, Ormas, dan Swasta). Sigi, November 2015 Pemahaman tentang ketahanan pangan didefinisikan Ketahanan Pangan terjadi apabila semua orang secara terus menerus, baik secara fisik, sosial, dan ekonomi mempunyai akses untuk pangan yang memadai/cukup, bergizi dan aman, yang memenuhi kebutuhan pangan mereka dan pilihan makanan untuk hidup secara aktif dan sehat. Konsep ketahanan pangan mempertimbangkan ketersediaan pangan, akses terhadap pangan dan pemanfaatan pangan sebagai aspek-aspek utama penopang ketahanan pangan serta menghubungkan aspek-aspek tersebut dengan kepemilikan aset rumah tangga, strategi penghidupan, dan lingkungan politik, sosial, kelembagaan dan ekonomi. Kerawanan pangan merupakan isu multi- dimensional yang memerlukan analisis dari berbagai parameter tidak hanya produksi dan ketersediaan pangan saja. Meskipun tidak secara spesifik untuk mengukur ketahanan pangan, kompleksitas ketahanan pangan dapat disederhanakan dengan menitikberatkan pada tiga dimensi yang berbeda namun saling berkaitan yaitu ketersediaan pangan, akses pangan oleh rumah tangga dan pemanfatan pangan oleh individu. Hal tersebut juga didukung dengan 3 aspek dan 7 indikator. A.Ketersediaan Pangan
1.Jumlah warung atau toko kelontong
Jumlah warung atau toko kelontong adalah tempat
usaha untuk menjual barang keperluan sehari-hari termasuk pangan di dalamnya secara eceran tanpa ada sistem pelayanan mandiri. Jumlah warung atau toko kelontong diasumsikan sebagai tempat penyimpan atau penyedia pangan (stok pangan), semakin banyak jumlah warung atau toko kelontong semakin banyak ketersediaan pangannya. Kecamatan yang paling sedikit jumlah warung atau toko kelontong terdapat di kecamatan Marawola Barat berjumlah 34 Toko atau masuk dalam prioritas 1. Desa yang masuk dalam Periotas 1 pada Indikator Jumlah Warung atau Toko Kelontong yakni : - Kecamatan Pipikoro : Desa Kalamanta, Desa Mamu, Desa Banasu, Desa Mapahi, Desa Morui, Desa Kantewu, Desa Lawe, Desa Lone Basa, Desa Onu, Desa Koja, Desa Kantewu II dan Desa Porelea. - Kecamatan Kulawi Selatan : Desa Moa, Desa Pili Makujawa, Desa Gimpu, Desa Tompi Bugis, Desa Watukilo, Desa Palamaki dan Desa Wangka. - Kecamatan Kulawi : Desa Siwongi, Desa Banggaiba, Desa Rantewulu, Desa Boladangko, Desa Towulu, Desa Winatu, Desa Mataue, Desa Lonca, Desa Tangkulowi, Desa Sungku dan Desa Toro. - Kecamatan Lindu : Desa Anca dan Puroo - Kecamatan Nokilalaki : Desa Kamarora A, Desa Kamarora B dan Desa Sopu. - Kecamatan Sigi Biromaru : Desa Sidondo II, Desa Maranata, Desa Watunonju, Desa Oloboju, Desa Soulowe, Desa Loru, Desa Ngatabaru, Desa Sidondo IV dan UPT. Lembah Palu. - Kecamatan Palolo : Desa Bahagia, Desa Sejahtera, Desa Tanah Harapan, Desa Berdikari, Desa Rejeki, Desa Petimbe, Desa Kapiroe, Desa Bunga, Desa Baku-bakulu dan Desa Sigimpu. - Kecamatan Gumbasa : Desa Pandere. - Kecamatan Tanambulava : Desa Sibalaya Selatan. - Kecamatan Dolo Selatan : Desa Wisolo, Desa Jono dan Desa Poi. - Kecamatan Dolo Barat : Desa Mantikole, Desa Balumpewa, Desa Kalukutinggu dan Desa Sibonu. - Kecamatan Dolo : Desa Waturalele. - Kecamatan Kinovaro : Desa Uwemanje, Desa Porame, DesaDaenggune, Desa Kanuna, Desa Kalora, Desa Rondingo dan Desa Pobolobia. - Desa Marawola : Desa Lebanu, Desa Bomba, Desa Sibedi, Desa Binangga, Desa Tinggede dan Desa Boyabaliase. - Desa Marawola Barat : Desa Panesi Baja, Desa Wimpore, Desa Soi, Desa Dombu, Desa Taipanggabe, Desa Wayu, Desa Matantimali, Desa Wawugaga, Desa Lewara dan Desa Ongulero. Diharapkan kepada Dinas Koperasi dan Perdagangan dapat memotifasi masyarakat untuk membuka toko kecil di wilayah Desa masing-masing. B. Akses Pangan 1. Persentase penduduk hidup dibawah garis kemiskinan Persentase Penduduk hidup di bawah garis kemiskinan terendah terdapat di kecamatan gumbasa yakni 0,98 % dan persentase penduduk hidup dibawah garis kemiskinan tertinggi terdapat di kecamatan marawola barat. Desa yang masuk Prioritas 1 Indikator Persentase Penduduk di Bawah Garis Kemiskinan Yakni : -Kecamatan Pipikoro : Desa Kalamanta,Desa Mamu, Desa Banasu, Desa Mapahi, Desa Peana, Desa Kantewu, Desa Lawe, Desa Lone Basa, Desa Onu, Desa Koja, Desa Kantewu II dan Desa Porelea. -Kecamatan Kulawi Selatan : Desa Moa, Desa Pili Makujawa, DesaLempelero, DesaPalamaki dan Desa Wangka. -Kecamatan Kulawi : Desa Siwongi, Desa Banggaiba, Desa Rantewulu, Desa Towulu dan Desa Namo. -Kecamatan Palolo : Desa Tongoa, Desa Sejahtera, Desa Ranteleda, Desa Petimbe, Desa Bunga, Desa Bakubakulu dan Desa Sigimpu. -Kecamatan Dolo Selatan : Wisolo dan Jono. -Kecamatan Dolo Barat : Desa Mantikole - Kecamatan Marawola Barat : Desa Panesi Baja, Desa Wiampore, Ongulero, Desa Soi, Desa Wawugaga, Desa Dombu, Desa Taipanggabe, Desa Wayu, Desa Mantantimali dan Desa Lewara. - Kecamatan Kinovaro : Desa Rondingo, Desa Pobolobia, Desa Uwemanje, Desa Dodadan Desa Kalora. Diharapkan kepada Dinas Sosial dan Transmigrasi dapat mencarikan solusi bagi masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. 2. Akses Jalan Kurangnya akses terhadap infrastrukrur menyebabkan kemiskinan local, dimana masyarakat yang tinggal di daerah terisolir atau terpencil dengan kondisi geografis yang sulit dan ketersediaan pasar yang buruk, sehingga kurang memiliki kesempatan ekonomi dan pelayanan jasa yang memadai. Berdasarkan analisis peta ketahanan dan kerawanan pangan tahun 2014 prioritas untuk indikator akses jalan dibagi 4 prioritas yaitu untuk prioritas 1 sebanyak sebesar 18,47 % (29 Desa), Prioritas 2 sebanyak 0,64% (1 desa), Prioritas 3 sebanyak 3,18% (5 Desa) dan Prioritas 4 sebanyak 77,71 % (122 Desa). Desa-desa yang masuk diprioritas 1 tersebar di 6 kecamatan yang pada umumnya keadaan wilayah pegunungan sehingga sulit untuk membuka akses jalan pada wilayah tersebut. Kecamatan yang memiliki persentase tertinggi terdapat di kecamatan pipikoro. Desa yang masuk dalam prioritas 1 yakni : - Kecamatan Pipikoro : Desa Kamalanta, Desa Mamu, Desa Banasu, Desa Mapahi, Desa Peana, Desa Morui, Desa Kantewu, Desa Lawe, Desa Lone Basa,Desa Onu, Desa Koja, Desa Kantewu II dan Desa Porelea. - Kecamatan Kulawi Selatan : Desa Moa, Desa Pili Makujawa dan Desa Salutome. - Kecamatan Kulawi : Desa Siwongi, Desa Banggaiba, Desa Rantewulu,Desa Winatu dan Mataue. - Kecamatan Lindu : Desa Puro,o, Desa Langko dan Tomado. - Kecamatan Kinovaro : Desa Rondingo dan Desa Pobolobia. - Kecamatan Marawola Barat : Desa Wawugaga dan Desa Lewara.
Diharapkan Kepada Dinas Pekerjaan Umum untuk dapat
memperbaiki sarana jalan pada daerah-daerah yang terisolir. 3. Indikator Rumah Tangga yang Tidak Memiliki Akses Listrik Tersedianya fasilitas listrik di suatu wilayah akan membuka peluang yang lebih besar untuk aksespekerjaan yang merupakan indikasi kesejahteraan auatu wilayah atau rumah tangga. Semakin tinggi persentase rumah tangga tanpa akses listrik, makasemakin besar peluang desa/wilayah tersebut mengalami kerentanan pangan. Persentase rumah tangga yang tidak memiliki akses listrik di Kabupaten Sigi tertinggidi Kecamatan Marawola Barat. Desa yang masuk dalam Prioritas 1 pada Indikator Persentase Rumah Tangga Tanpa Akses Listrik yakni : - Kecamatan Pipikoro : Desa Kalamanta, Desa Mamu, Desa Banasu, Desa Mapali,Desa Lawe, Desa Lone Basa, Desa Desa Onu, Desa Koja dan Desa Porelea. Kecamatan Kulawi : Desa Sibowi dan DesaRantewulu - Kecamatan Dolo Selatan : Desa Bulubete, Desa Wisolo dan Desa Jono - Kecamatan Dolo Barat : Desa Balamoa, Desa Balumpewa dan Desa Kaluku Tinggu. - Kecamatan Sigi Biromaru : Desa Sidondo II, Desa Ngatabaru dan Sidondo III. - Kecamatan Marawola Barat : Desa Panesi Baja, Desa Wiampore, Desa Ongulero, Desa Soi, Desa Wawugaga, Desa Dombu dan Desa Lewara. - Kecamatan Kinovaro : Desa Rondingo, Pobolobia, Desa Uwemanje, Desa Balane, Desa Doda, Desa Daenggune, Desa Kanuna dan Desa Kalora. Diharapkan Pemerintah Daerah dapat menghimbau Badan Usaha Milik Negara (PLN) untuk membantu masyarakat agar mendapat akses listrik. C.Aspek Pemanfaatan Pangan
1. Jumlah Kematian Balita dan Ibu Saat Melahirkan
Jumlah kematian balita dan ibu saat melahirkan adalah jumlah kematian balita (usia dibawah 5 tahun) dan ibu pada masa kehamilan, persalinan atau nifas (40 hari setelah persalinan). Semakin tinggi jumlah kematian dan ibu saat melahirkan, maka semakin tinggi tingkat kerentanan pangan. Jumlah kematian balita dan ibu saat melahirkan dikabupaten sigi tertinggi di Kecamatan kulawi sebanyak 19 mortalitas terdapat di desa Towulu, Salua, Namo, Bolapapu dan Desa Toro. Kecamatan kulawi masuk dalam prioritas 2 karena tidak ada desa yang masuk prioritas 1. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dalam proses melahirkan dan pramelahirkan serta memberikan penyuluhan cara merawat balita dengan benar agar terjaga kesehatannya.
2. Jumlah Penderita Gizi Buruk
Tingginya persentase Desa Prioritas 1 dan Prioritas 2 tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap status gizi balita. Persentase Desa prioritas 1 sangat kecil yaitu sebesar 0,64% hanya di Desa Palamaki Kecamatan Kulawi Selatan. Diharapkan Kepada Dinas Kesehatan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pola makan yang bergizi dan seimbang. 3. Jumlah Sarana/Fasilitas Kesehatan Pada indikator fasilitas kesehatan hanya terbagi atas 2 prioritas yaitu prioritas 1 dan prioritas 2. Hal ini menjelaskan bahwa masih perlu dilakukan pembenahan, perbaikan dan pembangunan fasilitas kesehatan guna mengoptimalkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Sigi. Kurangnya fasilitas kesehatan di wilayah terpencil menyebabkan banyaknya kasus-kasus kesehatan yang terjadi dimasyarakat.
Desa Prioritas 1 pada Indikator Jumlah
Sarana/Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Sigi yakni : - Kecamatan Pipikoro : Desa Kalamanta, Desa Mamu, Desa Banasu, Desa Mapahi, Desa Morui, Desa Kantewu, Desa Lawe, Desa Lone Basa, Desa Onu, Desa Koja, Desa Kantewu II dan Desa Porelea. - Kecamatan Kulawi Selatan : Desa Moa, Desa Pilimakujawa, Desa Lempero, Desa Gimpu, Desa Tomua, Desa Tompi Bugis, Desa Lawua, Desa Watukilo, Desa Salutome Desa Palamaki, dan Desa Wangka. - Kecamatan Kulawi : Desa Siwongi, Desa Banggaiba, Desa Rantewulu, Desa Lonca, Desa Boladangko, Desa Tangkulowi dan Desa Matauwe. - Kecamatan Lindu : Desa Puroo, Desa Langko dan Desa Anca - Kecamatan Nokilalaki : Desa Kadidia dan Desa Sopu. - Kecamatan Sigi Biromaru : Desa Sidondo II, Desa Bora, Desa Watunonju, Desa Oloboju, Desa Soulowe, Desa Loru, Desa Ngatabaru, Desa Sidondo III, Desa Sidondo IV, UPT. Lembah. - Kecamatan Palolo : Desa Uenuni, Desa Bahagia, Desa Ranteleda, Desa Tanah Harapan, Desa Berdikari, Desa Rejeki, Desa Petimbe, Desa Kapiroe, Desa Bunga, Desa Bobo, Desa Baku-Bakulu dan Desa Sigimpu. - Kecamatan Gumbasa : Desa Tuwa, Desa Omu dan Desa Simoro. - Kecamatan Tanambulava : Desa Sibalaya Selatan - Kecamatan Dolo Selatan : Desa Walatana, Desa Bulubete, Desa Pulu, Desa Balongga, Desa Wisolo, Desa Sambo, Desa Jono dan Desa Poi. - Kecamatan Dolo Barat : Desa Balamoa, Desa Rarampadende, Desa Balumpewa, Desa Kaleke, Desa Pewunu, Desa Kalukutinggu, dan Desa Sibonu. - Kecamatan Dolo : Desa Waturalele, Desa Watubula, DesaKarawana, Desa Maku, Desa Potoya dan Desa Kabobona. - Kecamatan Kinovaro : Desa Rondingo, Desa Pobolobia, Desa Uwemanje, Desa Porame, dan Desa Balane. - Kecamatan Marawola : Desa Lebanu, Desa Bomba, Desa Sibedi, Desa Padende, Desa Binangga, Desa Sunju dan Desa Boyabaliase. - Kecamatan Marawola Barat : Desa Panesi Baja, Desa Wiampore, Desa Ongulero, Desa Soi, Desa Wawugaga, Desa Dombu, Desa Taipanggabe, Desa Wayu, Desa Matantimali dan Desa Lewara.
Diharapakan Kepada Dinas Kesehatan agar dapat
membangun dan memperbaiki sarana kesehatan yang ada di wilayah desa tersebut.